Trik rahasia

Afika dan Tata akhirnya kembali melajukan kendaraan mereka membelah kota yang saat itu sangat ramai. Tujuan mereka saat itu sudah sangat jelas yaitu kediaman Walikota.

"Walikota sungguh dibunuh oleh Joshua? Dia beneran sadis rupanya." Afika menggelengkan kepalanya seraya mengucapkan hal tersebut.

"Untuk ukuran Internasional itu masih kurang kejam, orang yang tinggal di rumah kita itu lebih kejam." Ucap Tata dengan santai hingga mereka sampai di sebuah kediaman mewah.

"Siapa? Maksudnya Ismi?" Tanya Afika sedikit bingung namun dia juga yakin identitas Ismi yang sesungguhnya pasti tidak segampang itu.

"Iya, dia adalah buronan Internasional." Bisik Tata, Afika menganga tak percaya namun melihat Tata yang kembali mengangguk membuatnya menggelengkan kepalanya, pantas dalam lorong waktu dia melihat Ismi tidak melakukan kesalahan ternyata dia sudah sangat terlatih.

"Ayo kita mulai." Sebuah senyum aneh terukir di bibir Tata sedangkan Afika mengangguk mengikuti langkahnya dari belang.

"IT non aktifkan seluruh cctv dan berikan hasil rekaman pembunuhan pada organisasi intelejen internasional atas nama ku." Afika bingung dengan ap yang di lakukan Tata hingga dia melihat mata Tata yang nampak berubah, ada sebuah layar yang nampak di dalam mata Tata.

"Kaget ya? Ini pertama kalinya aku memperlihatkan IT padamu." Afika mengangguk sebenarnya dia tidak begitu mengerti.

"IT adalah alat yang sangat canggih, kamu lihat saja bagaimana suami mu ini beraksi." Tata mengedipkan sebelah matanya.

"Tunggu apa katanya? Suami?" Afika tersadar dari lamunanya dan buru buru mengejar Tata yang tertawa, Afika juga terkekeh tidak keberatan dengan apa yang di ucapkan Tata.

Keduanya tidak mengendap endap mereka malah terang terangan berjalan di antara apa penjaga, para penjaga juga nampak tidak melihat mereka.

"Kok aneh si, mereka gak lihat kita atau gimana?" Tanya Afika bingung melihat para penjaga yang nampak tidak perduli dengan kehadiran mereka.

"Ini trik sayang, nanti aku ajarkan." Afika menangguk, Afika sadar kini ada sesuatu yang berbeda dengan Tata dia nampak lebih berani dan Afika lebih menyukai Tata yang seperti ini.

Mereka langsung ke sebuah ruangan rahasia nampak dua penjaga di sana, Tata berjalan santai seperti biasanya dia menjentikan jarinya saat kedua penjaga itu menatap manik mata Tata seketika itu juga keduanya nampak seperti robot tak bernyawa.

Afika tertegun melihat kemampuan aneh yang di miliki oleh Tata dia kagum cenderung bangga, dia tidak menyangka bila pria sepertinya akan mencintai dirinya yang biasa.

"Pegang ini sayang." Tata memberikan sebuah tali pada Afika sedangkan Tata langsung meretas kunci ruangan itu.

"Hmmm asyik ya di sini?" Ucap Tata saat pintu terbuka dan membuat dua orang manusia yang ada di dalamnya tertegun.

"Iyyyuuuu.." Afika menutup matanya saat melihat Ismi dan Joshua tengah melakukan hubungan badan.

"Ka..kalian.." Ismi gelagapan namun dia buru buru mengambil pakaiannya dan kabur melalui sebuah lorong udara di bagian samping ruangan membuat Joshua gelagapan karena apa yang di lakukan Ismi hanya sekitar 3 detik saja.

"Cih, dasar sampah!" Ucap Tata melihat Joshua yang nampak tak mengenakan apapun.

"Maya, jangan tinggalin aku sayang." Joshua berteriak memanggil sosok Ismi yang dikenalnya sebagai Maya.

"Ihhh itunya kecil." Afika menunjuk bagian bawah tubuh Joshua dan sontak Tata merasa masam dan menutup mata gadisnya.

"Di larang lihat punya siapapun." Afika tertawa saat mendengar nada posesif dari Tata. Sedangkan tangan yang satunya mengambil tali dari tangan Afika.

"Kamu sangat menyedihkan." Tata membalikkan tubuh Afika dengan segera Tata mengikat tangan dan kaki Joshua.

"Dasar semut gak ada akal, kau sangat menjijikan Joshua." Ucap Tata mengikat tubuh Joshua dan menggusurnya, tidak ada yang nampak perduli pada mereka hingga tubuh yang baru terbalut selimut seperti kepompong itu di bawa oleh Tata ke gudang rumah sakit dia mengikat asal tubuh Joshua dan membiarkannya begitu saja.

"Ayo katanya mau manjat tembok." Tata memberikan sebuah alat dan memeluk Afika dari bawah sana mobil mereka sudah di parkiran di tempat parkiran rumah sakit dan mereka sendiri sudah mulai menaiki gedung tersebut.

Sebuah alat yang terlihat seperti magnet itu menempel pada benda apapun hanya ada tiga tombol di sana untuk mengaktifkan, menonaktifkan dan mengecilkan.

"Alatnya canggih banget." Teriak Afika karena mereka kini berada di ketinggian, mereka sampai di atap dan menuruni tangga darurat.

"IT non aktifkan semua cctv di darah ini." IT otomatis mengacaukan seluruh cctv di tempat tersebut yang merekam keberadaan mereka.

Tata dengan santai berjalan sama seperti sebelumnya dia menjentikkan tangannya hingga penjaga di sana nampak tidak menyadari keberadaan mereka. Tata mengeluarkan benda di tasnya dan tersenyum pada Afika.

"Wah persiapannya matang." Ucap Afika mengacungkan jempolnya pada Tata, Tata yang mendengar itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Mereka masuk dan memberitakan barang itu pada mereka meski ada sedikit drama, (agar tidak gantung bacanya dan terasa gak nyambung bisa baca novel Pelacur tapi Perawan ya karya Author Nuah, di sana akan di jelaskan semua hal yang terjadi.)

Cuplikan dari novel Pelacur tapi Perawan adalah sebagai berikut biar kalian tidak penasaran ya pemirsa.

Tok.. Tok.. Tok..

Suara pintu membuyarkan ciuman romantis antara Alvin dan Kirana, mata mereka akhirnya tertuju ke arah pintu, dimana suara itu berasal saat ini.

"Masuk." Perintah Alvin hingga dua orang wanita cantik memasuki ruangan, yang satu membawa buah buahan dan yang satu membawa buket bunga dan sebuah kotak.

"Tata?" Alvin berbisik menatap seorang wanita bertubuh tinggi dengan penampilan sungguh mempesona dan gaya modis yang luar biasa keren dalam balutan pakaian yang dia gunakan.

"Siapa kak?" Kirana menatap Alvin yang nampak terpaku menatap Tata yang begitu sangat cantik bersama dengan seorang gadis imut dan tidak kalah cantik dari Atta.

"Hello beby, lama gak ke butik." Tata cupuka cipiki dengan Alvin yang sontak aroma lemon tercium dari mata Kirana.

"Hai cantik, in..." Belum selesai Tata menyapa Kirana gadis di sampingnya sudah menarik lengan Tata dan melingkarkan kedua tangannya di tangan kanan Tata.

"Jangan cemburu gitu dong sayang." Tata menangkup kedua pipi gadis itu dan mengecup bibirnya.

Sontak Alvin dan Kirana melotot menatap kejadian itu, hawa lemon dalam mata Kirana perlahan menghilang. Alvin menutup mata Kirana namun Kirana segera menepisnya dan ternganga menatap kejadian tersebut.

"Oh ya semuanya kenalin ini Afika, tunangan ku." Wajah Alvin tiba tiba serius dan langsung tergugu dengan pernyataan tersebut.

"Alvin, aku ucapkan terimakasih kepadamu karena saat aku datang kemari kau yang pertama kali menerima kemampuan ku. Kau juga tak sungkan memberi banyak modal pada ku. Aku mau pamit untuk melakukan sesuatu yang harus aku selesaikan." Tata menerangkan panjang lebar dan menyerahkan sebuah kotak pada Alvin.

"Itu hadiah dariku, dan sesuatu hal di butik sudah aku siapakan mungkin besok akan di kirimkan ke rumahmu. Malam ini kami akan berangkat." Tata tersenyum ke arah Kirana dan memeluk Afika agar gadis itu tidak cemburu.

"Aku pamit, semoga anaknya sehat ya bye bye.." Tata dan Afika kembali melangkahkan kakinya menuju luar dan mereka langsung melangkah pergi.

"Tunggu, bukankah lift di jaga ke arah sini dan siapapun tidak ada yang bisa masuk kecuali Jack." Alvin baru tersadar akan hal itu dan langsung menaruh kotak pemberian Tata dan belari ke arah pintu.

Di pintu lift nampak dua orang bertubuh besar tengah berjaga, Alvin celingukan nampak keduanya juga merasa bingung dengan kedatangan Alvin.

"Kenapa tadi kalian membiarkan dua orang wanita ke ruangan Kirana hah?" Alvin bertanya dengan sorot mata tajam.

"Tapi tuan, kami tidak pernah mengizinkan siapapun kemari dan sejak tadi belum ada siapapun yang naik melalui lift kemari tuan." Jawab penjaga tersebut dengan penuh keyakinan.

Alvin terdiam, dia menatap ke arah jendela dimana kaca besar berada dan lantas berlari ke arah kaca itu, dia menatap ke bawah gedung dan tampaklah dua orang wanita yang berjalan di trotoar sambil bersenda gurau dan tertawa.

"Tata masih sama seperti dulu." Alvin tersenyum dan kembali melangkahkan kaki memasuki ruangan dimana Kirana berada.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!