Bab 20. Hal hal yang merepotkan.

Masih di tempat yang sama. Setelah berjam-jam mengobrol dan menenggak alkohol, Raka dan Geo akhirnya tidak sadarkan diri. Mereka terduduk di bangku kayu dengan kepala mereka bersandar pada dinding toko klontong, tertidur pulas.

Sementara itu, Dr. Mila, yang baru saja selesai dengan jadwal shift malamnya di rumah sakit, kebetulan lewat di dekat toko klontong tersebut. Dia melihat dua sosok yang duduk di bangku kayu, dan saat dia mendekat, dia mengenali wajah Raka.

Mila merasa penasaran dan mendekatinya. "Bukankah ini detektif Raka? Apa yang dia lakukan di sini dan dengan keadaan mabuk, lagi?" Mila bertanya-tanya.

Dr. Mila melihat botol alkohol dan gelas kosong di meja kecil di antara Raka dan pria asing di depannya, yang belum ia kenal. Dia mengerti bahwa mereka berdua telah mabuk berat.

Ketika Mila merasa bingung dengan apa yang harus ia lakukan, dia mendengar suara ponsel bergetar dari saku Geo. Dia melirik dan melihat nama "Nadia" muncul di layar. Dia ragu sejenak, lalu memutuskan untuk menerima telepon tersebut.

"Halo, apa mungkin kau teman dari pemilik ponsel?" tanya Mila.

Nadia yang ada di sebrang sana tentu merasa bingung "Geo ada dimana? Dan siapa kau? Kenapa Geo tidak menerima teleponku?"

Mila menghela napas karena tidak mendapat jawaban yang sesuai, "pemilik ponsel dan Raka sedang... erm, kurasa mereka sedikit mabuk. Bisakah kamu mengirimkan rumah mereka dan membantu saya untuk mengantarnya pulang?" tanya Mila.

"Oh, tentu saja! Saya akan segera kesana dan membantu, kirim saja alamat kalian sekarang."

Mila mengakhiri telepon lebih dulu, "Sampai jumpa di sana, Nadia."

Mila merasa lega bahwa dia akan mendapatkan bantuan untuk menangani situasi ini.

Saat Nadia melihat Raka dan Geo dari kejauhan, ia melambaikan tangan ke arah Mila dan segera mendekati mereka. Mereka berdua kemudian berusaha sekuat tenaga untuk menopang tubuh Geo dan Raka yang berat.

Mila menghela napas lega, "Nadia, bisakah kamu menopang Geo? Aku akan menopang Raka."

"Tentu saja, Mila. Ayo kita bawa mereka masuk," ucap Nadia sembari mengangguk lalu merai Geo yang tidak sadarkan diri

Mila dan Nadia berusaha sekuat tenaga menopang tubuh Geo dan Raka. Mereka dengan hati-hati, berusaha menjaga keseimbangan agar tidak jatuh. Mereka berjalan perlahan sampaj menuju depan pintu apartemen Geo dan Raka.

Arah apartemen Raka dan Warung klontong tadi memang tidak sejauh itu, sangat dekat bahkan hanya beberapa menit saja. Namun, yang begitu membuat mereka kesulitan adalah berat badan kedua pria yang tidak biasa.

Dengan bertatih tatih, Mila berkata, "Nadia, bisakah kamu membuka pintu? Tanganku penuh."

"Hei, tanganku juga penuh. Tunggu sebentar." Nadia mengeluh namun tetap mencoba membuka pintu apartemen Raka dengan kunci yang sudah ia ambil sebelum menopang Geo.

Nadia berhasil membuka pintu dan mereka berdua membawa Geo dan Raka masuk ke dalam unit. Mereka meletakkan Geo di sofa, sementara Raka diletakkan di kursi yang berdekatan.

Mila menyeka keringatnya seraya terhuyung-huyung karena lelah.

"Nadia, terima kasih sudah membantu. Aku tidak tahu bagaimana caranya mengatasi situasi ini tanpa kamu." ucap Mila.

"Tidak masalah." ucap Nadia seraya tersenyum meskipun merasa lelah.

Setelah memastikan Geo dan Raka beristirahat dengan aman, Mila dan Nadia duduk di kursi di ruang tamu, mengambil napas dalam-dalam dan merasa lega bahwa mereka berhasil menangani situasi tersebut.

"Kita harus keluar dari sini. Mereka pasti akan terkejut saat membuka mata dan melihat kita." ucap Mila.

Nadia mengangguk, "Aku setuju." ucap Nadia, namun ia dengan pelan menutup matanya dan tertidur karena lelah, begitu juga dengan Mila yang sudah terlelap setelah berkata "harus pergi."

Tidak lama kemudian, rumah tersebut dipenuhi dengan suara dengkuran lembut dari keempat orang yang tertidur lelap setelah malam yang panjang dan melelahkan. Mereka semua beristirahat dengan tenang, tidak menyadari bahwa malam itu mereka berempat akan tidur di satu rumah yang sama.

Pagi harinya ...

Matahari pagi mulai menyinari jendela rumah Geo, memberikan cahaya hangat yang menerangi wajah keempat orang yang masih tertidur lelap. Setelah beberapa saat, Raka mulai terbangun, menggosok matanya yang masih mengantuk dan mencoba mengingat apa yang terjadi semalam.

"Aduh, kepala ini rasanya berat sekali..." keluh Raka seraya memegangi kepalanya yang sakit.

Tiba-tiba, Raka menyadari ada dua wanita di ruang tamu bersama Geo. Dia langsung terkejut dan membangunkan Geo yang masih tertidur di sofa.

"Geo! Bangun! Ada dua wanita di rumahmu!" pekiknya seraya menendang Geo yang masih tertidur.

"Aku tidak menerima wanita manapun selain Jia." gumam Geo yang tidak menyadari situasi.

Sementara itu, Mila dan Nadia terbangun karena keributan yang dibuat Raka dan Geo. Mereka melihat kebingungan di wajah kedua pria itu dan Mila juga merasa sangat terkejut. Ia berpikir kalau dirinya sudah pulang ke rumahnya.

"Kenapa aku disini dan tidak pulang? Apa yang aku lakukan disini?" Mila merasa bingung dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Setelahnya ia menoleh dan menatap Geo dan Raka lagi, "Ah, maaf. Semalam aku hendak pulang setelah mengantar kalian. Tapi, sepertinya aku tertidur karena lelah. Maaf ya," ucap Mila dengan nada suara rendah.

Raka menunjuk Mila dan mulai menebak siapa Mila, "bukankah kau dokter Mila?" tanya Raka.

Mila mengangguk, namun sebelum bisa menjawab, Nadia terbangun dan merasa terkejut karena baru menyadari ia ada di rumah Geo dan Raka.

"Apa ini, aku pikir aku sudah pulang semalam." gumam Nadia. Sama seperti Mila yang bingung, Nadia juga merasakan hal yang sama.

"Karena kalian sudah ada di sini, bagaimana jika sarapan bersama? Aku akan memanggang roti untuk kalian." ucap Raka menawarkan, sembari menendang Geo yang masih tertidur lelap.

Pria itu sangatlah sulit dibangunkan, apalagi setelah minum alkohol. Raka berharap bisa membangunkan pria bangkong itu agar bisa membantunya membuatkan sarapan yang lain. Namun usahanya sangatlah sia sia.

Geo bahkan tidak bergerak sedikitpun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!