Bab 2 : Rencana masa depan

Satu bulan berlalu setelah kematian Jia. Geo duduk di ruang tamu, memandangi foto-foto Jia yang tersenyum ceria. Dia merasa seolah-olah hidupnya telah berubah selamanya, dan dia tidak tahu bagaimana melanjutkan tanpa istrinya di sisinya. Dika, yang merupakan adik Geo, yang juga merasa kehilangan, duduk di sebelahnya, mencoba menemukan kata-kata yang tepat untuk menghibur Geo.

"Kita harus pindah dari kota ini, Dika. Terlalu banyak kenangan buruk di sini. Kita perlu memulai kembali di tempat yang baru," ucap Geo dengan wajahnya yang datar dengan pandangannya yang tetap mengarah ke foto foto Jia.

Dika menatap Geo dengan ekspresi campur aduk. Dia bisa merasakan rasa putus asa dan kebingungan yang dialami Geo, tetapi dia juga merasa tidak yakin apakah pindah adalah solusi terbaik.

"Kau tidak bisa terus melarikan diri dari masalahmu, Geo. Kita harus menghadapinya dan mencari tahu bagaimana melanjutkan hidup." tegas Dika.

Geo menghela nafas, frustrasi. Dia merasa seolah-olah Dika tidak mengerti apa yang dia rasakan, dan dia tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaannya.

"Aku tidak melarikan diri. Aku hanya ingin melindungi kita. Apakah itu salah?" jelas Geo.

Dika menggigit bibirnya, mencoba memilih kata-kata dengan hati-hati. Dia tahu bahwa Geo sedang berjuang, tetapi dia juga merasa bahwa mereka tidak bisa terus menghindari masalah mereka.

"Geo, aku mengerti bahwa kau ingin melindungi kita, tetapi kita harus belajar bagaimana menghadapi kenyataan ini. Kita tidak bisa terus melarikan diri dari masalah kita. Kita harus belajar bagaimana melanjutkan hidup tanpa Jia," ucap Dika dengan hati hati.

Geo merasa seolah-olah hatinya akan pecah. Dia tahu bahwa Dika berbicara dengan niat baik, tetapi dia tidak bisa membantu tetapi merasa marah dan terluka.

"Bagaimana kau bisa mengatakan itu, Dika? Bagaimana kau bisa mengatakan bahwa kita harus melanjutkan hidup tanpa Jia? Dia adalah segalanya bagiku, dan aku tidak bisa membayangkan hidup tanpanya." sentak Geo.

Dika menghela nafas, merasa sedih karena melihat penderitaan Geo. Dia merasa bersalah karena menyakiti perasaannya, tetapi dia tahu bahwa mereka harus menghadapi kenyataan.

"Aku tahu betapa sulitnya ini, Geo. Aku juga merasa kehilangan. Tapi kita harus belajar bagaimana menghadapi kenyataan ini, dan kita harus melanjutkan hidup demi diri kita sendiri dan orang-orang yang kita cintai." ungkap Dika.

Geo menundukkan kepalanya, menangis. Dia tahu bahwa Dika benar, tetapi dia tidak tahu bagaimana melanjutkan hidup tanpa Jia. Dia merasa seolah-olah dunianya telah runtuh, dan dia tidak tahu bagaimana membangunnya kembali.

Dika meraih tangan Geo, mencoba memberinya dukungan. Dia tahu bahwa mereka harus menghadapi kenyataan ini bersama, dan dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan berada di samping Geo, tidak peduli seberapa sulitnya.

"Kita akan melalui ini bersama, Geo. Kita akan menemukan cara untuk melanjutkan hidup dan menghormati ingatan Jia. Tapi kita harus melakukannya bersama, sebagai keluarga."

Geo mengangguk perlahan, menyeka air mata dari matanya. Dia tahu bahwa Dika benar, dan dia tahu bahwa mereka harus melanjutkan hidup. Tetapi dia juga tahu bahwa itu tidak akan mudah, dan mereka akan menghadapi banyak rintangan di sepanjang jalan.

Sementara di atas tangga, Sua mendengar semua percakapan mereka. Sua mendekati Geo dan memeluk pria bertubuh besar itu sebagai sandarannya untuk menangis.

Gadis itu masih belum sepenuhnya terima jika kakak iparnya yang lembut kini telah benar-benar meninggalkan dunia.

Dika menepuk punggung adik bungsunya itu sebagai dukungan agar dia menjadi lebih kuat dan menerima semua dengan lapang dada.

Begitu juga dengan Geo yang mengelus lembut rambut adiknya agar bisa merasa lebih tenang. Tak ada yang lebih menyakitkan dari pada kehilangan orang yang sangat kita cintai.

Menerima bahwa mereka tak bisa bertemu untuk selamanya menjadi pernyataan yang menusuk di hati. Tak ada lagi senyuman dan tak ada lagi suara yang biasa mereka dengarkan, membuat batu besar terasa terus menindih hati.

Dalam beberapa minggu berikutnya, Geo dan Dika mulai mencoba menjalani kehidupan normal mereka. Mereka kembali bekerja, berbicara dengan teman-teman, dan mencoba untuk menemukan kembali kebahagiaan yang telah mereka hilangkan. Tetapi mereka juga tidak melupakan Jia, dan mereka terus berbicara tentang kenangan indah bersama dia.

Suatu hari, ketika Geo dan Dika sedang duduk di taman, mengenang kenangan bersama Jia, mereka menyadari betapa pentingnya untuk menjalani hidup sepenuhnya dan menghargai setiap momen yang mereka miliki bersama orang yang mereka cintai.

"Dika, aku tahu kita harus melanjutkan hidup, tetapi aku juga ingin menghormati ingatan Jia. Aku ingin kita melakukan sesuatu yang spesial untuk mengenangnya."

Dika mengangguk, setuju dengan ide Geo.

"Aku pikir itu ide yang bagus, Geo. Apa yang kamu pikirkan? Mungkin kita bisa membuat monumen atau patung untuk mengenangnya?"

Geo tersenyum, merenung sejenak sebelum menjawab.

"Aku ingin kita membuat yayasan amal atas nama Jia. Kita bisa membantu orang-orang yang membutuhkan, seperti Jia selalu lakukan. Aku pikir itu adalah cara terbaik untuk menghormati ingatannya dan melanjutkan warisannya."

Dika tersenyum, terharu oleh ide Geo.

"Aku pikir itu ide yang luar biasa, Geo. Aku yakin Jia akan sangat bangga melihat kita melakukan sesuatu yang baik demi orang lain."

Mereka berdua menghabiskan waktu berikutnya untuk merencanakan yayasan amal tersebut, bekerja sama untuk mengumpulkan dana, menyusun program, dan membantu orang-orang yang membutuhkan. Selama proses ini, mereka mulai merasa lebih dekat satu sama lain dan merasa bahwa mereka menjalani hidup dengan tujuan yang lebih besar.

Seiring berjalannya waktu, Geo dan Dika mulai menemukan kembali kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup mereka. Mereka tidak pernah melupakan Jia, tetapi mereka belajar bagaimana melanjutkan hidup dengan menghormati ingatannya dan menjalani hidup sepenuhnya.

Meskipun mereka masih merasa sedih dan merindukan Jia, mereka tahu bahwa mereka telah melakukan yang terbaik untuk menghormati warisannya dan membantu orang lain. Dan dalam prosesnya, mereka belajar bagaimana menjadi lebih kuat dan lebih dekat sebagai saudara.

Dalam menjalani hidup yang baru ini, Geo dan Dika juga mulai memahami pentingnya menghadapi kenyataan dan menghargai setiap momen yang mereka miliki bersama orang yang mereka cintai. Mereka tahu bahwa kehidupan terlalu singkat untuk disia-siakan, dan mereka berjanji pada diri mereka sendiri untuk selalu menjalani hidup dengan penuh cinta, kebahagiaan, dan rasa syukur.

Tapi, sesuatu yang terus mengganjal di hati, tak ada seorangpun yang menyadarinya. Bagaimana ada apa yang terjadi pada Jia, Geo sadar ada sesuatu yang salah. Namun, Jika Jia adalah sasaran pertamanya. Saat di mana Geo telah menyadari semuanya, mungkin tak ada kesempatan bagi orang yang akan dicurigai nantinya.

Terpopuler

Comments

Nady Henio Usry

Nady Henio Usry

msh bingung dg ceritanya thor

2024-03-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!