Bab 12 : Pelaku yang sama dan DNA

Nadia dan Geo duduk berhadapan di sebuah kafe kecil yang tenang. Geo menyeruput kopinya, matanya memandang ke luar jendela, sementara Nadia menatapnya dengan rasa penasaran.

"Geo," Nadia mulai, "Aku tahu kamu sedang mengerjakan kasus besar. Sebagai novelis, aku sangat tertarik dengan detail dan prosesnya. Bisakah kamu berbagi sedikit tentang kasusmu?"

Geo menaruh kopinya dan menatap Nadia, " Tapi sebagai jurnalis investigasi, ada batasan-batasan yang harus aku patuhi." ucap Geo mengingati.

Nadia mengangguk, "Aku mengerti. Tapi, apa salahnya mencoba? Mungkin ada beberapa hal yang bisa kamu ceritakan tanpa melanggar aturan?"

Geo merenung sejenak, "Baiklah, tapi sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu kamu pahami. Informasi yang diperoleh selama investigasi biasanya dianggap rahasia dan tidak boleh dibagikan dengan sembarang orang. Aku harus memastikan bahwa informasi yang aku bagikan tidak mengganggu proses hukum atau menyebabkan bahaya bagi orang lain."

Nadia tampak memahami, "Tentu, Geo. Aku tidak ingin kamu melanggar etika atau peraturan profesi kamu."

Geo tersenyum, ".Aku tahu kamu mengerti. Jadi, jika informasi tersebut akan digunakan dalam karya fiksi, penting untuk mempertimbangkan bagaimana informasi tersebut digunakan dan apakah ada potensi untuk merusak reputasi atau privasi individu yang terlibat. Dalam banyak kasus, detail mungkin perlu diubah atau disamarkan untuk melindungi orang yang terlibat."

Nadia tersenyum, "Aku sepenuhnya setuju, Geo. Aku selalu berusaha untuk menghormati privasi dan reputasi orang yang terlibat dalam cerita-cerita yang aku tulis."

Di sisi lain, Raka, sang detektif, memutuskan mengunjungi laboratorium forensik untuk membahas temuan terbaru dalam penyelidikan kasus Dika. Dia bertemu dengan ahli forensik, Dr. Nita, yang telah bekerja keras menganalisis bukti yang ditemukan di tempat kejadian.

"Hai, Dr. Nita. Apakah ada kemajuan dalam analisis bukti yang kita temukan di lokasi kematian Dika?"

"Hai, Raka. Ya, saya punya kabar menarik untukmu. Setelah memeriksa kembali barang bukti, kami menemukan sidik jari yang cocok dengan sidik jari yang ditemukan dikasus Jia."

Raka, tampak terkejut, "Benarkah? Ini berarti kita mungkin benar-benar berurusan dengan pembunuh yang sama dalam kedua kasus."

"Tepat sekali. Sidik jari ini ditemukan di beberapa benda di lokasi kematian Dika, termasuk di gagang pisau yang digunakan untuk membunuhnya. Kami telah membandingkan sidik jari ini dengan yang ditemukan di gudang tempat Jia dibunuh, dan hasilnya cocok."

"Ini sangat membantu, Dr. Nita. Apakah kita sudah mengidentifikasi siapa pemilik sidik jari ini?"

"Belum, Raka. Kami masih bekerja untuk mencocokkan sidik jari ini dengan basis data sidik jari yang ada. Tapi, setidaknya kita tahu bahwa kita mencari satu pelaku dalam kedua kasus ini, dan ini akan membantu kita mempersempit daftar tersangka."

"Terima kasih atas kerja keras Anda, Dr. Nita. Saya akan membawa informasi ini kembali ke tim investigasi dan kami akan melanjutkan penyelidikan kami dengan informasi baru ini."

"Sama-sama, Detektif Raka. Semoga berhasil dalam penyelidikanmu. Jika ada informasi lebih lanjut yang kami temukan, kami akan segera menghubungimu."

Mengingat bagaimana Jia dan Dika tewas dalam keadaan tragis, Raka menjadi penarasan dengan kasus Sua, apakah pelaku yang menewaskan Sua juga pelaku yang sama dengan pelaku pembunuhan Jia dan Dika.

Untuk itu, Raka teringat dengan barang bukti yang ia temukan di TKP kasus Sua. Raka merasa sangat bersalah kala itu karena tak dapat menyelamatkan Sua. Dengan itu ia selalu membawa barang bukti yang ia temukan di tempat kejadian perkara.

Raka, dengan wajah serius memandangi kalung yang ditemukan di tempat kejadian pembunuhan Sua. Dia merasa ada sesuatu yang penting tentang kalung itu, sesuatu yang mungkin bisa membantu mereka menyelesaikan kasus ini.

"Dr. Nita, saya punya sesuatu yang mungkin bisa membantu kita. Ini kalung yang ditemukan di TKP kasus Sua. Saya merasa ada sesuatu di sini yang bisa membantu kita," ucap sara Seara memberikan kalung tersebut

Dr. Nita, dengan ekspresi penasaran, mengambil kalung tersebut dan memeriksanya dengan cermat

"Sebuah kalung, ya? Apa yang membuatmu merasa ini penting, Raka?" tanya Dr. Nita

"Saya merasa ada sesuatu di kalung ini. Mungkin keringat, atau sesuatu yang bisa kita gunakan untuk

mendapatkan DNA."

Dr. Nita, tampak tertarik, mengangguk dan mulai mempersiapkan alatnya untuk mengambil sampel dari kalung tersebut.

"Baiklah, Raka. Saya akan mencoba mengambil sampel dari kalung ini dan melihat apakah kita bisa

mendapatkan DNA dari sini. Ini mungkin akan memakan waktu, tapi saya akan melakukan yang terbaik."

"Terima kasih, Dr. Nita. Saya tahu kita bisa mengandalkan mu. Saya akan menunggu kabar baik dari kamu."

Setelah Raka pergi, Dr. Nita mulai bekerja dengan hati-hati untuk mengambil sampel dari kalung tersebut. Dia berharap bahwa dia bisa menemukan DNA yang cukup untuk analisis, dan mungkin, membantu menyelesaikan kasus pembunuhan Sua.

Raka meninggalkan laboratorium forensik dan menghubungi Geo untuk memberitahunya mengenai masalah kalung.

Di kantor, Geo menyiapkan diri untuk publikasi. Dia tahu bahwa berita ini akan mengejutkan banyak orang dan mungkin menimbulkan reaksi yang kuat, tapi dia bersiap untuk menghadapi konsekuensinya.

Sementara itu, ia juga membantu Nadia mengenai cerita novel yang dibuatnya. Di hari yang sama, setelah meminta izin dari Geo, Nadia langsung ke kantor Geo untuk melihat apa saja yang Geo dapatkan dari kasusnya.

Nadia begitu senang dan bahagia, ia mendapatkan ide untuk novel yang akan ia tulis. Sembari duduk dan mengetik laptop dengan jari cepatnya, Nadia sesekali memandangi Geo saat bekerja. Sebelumnya ia tak pernah menyadari bahwa Geo begitu tampan, apalagi saat bekerja.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***