TAMPAN

gedung KIM'S imperial group

  Dari banyaknya orang yang berlalu-lalang di dalam perusahaan raksasa ini, tak ada satupun yang sedari tadi di carinya. Atensinya mengedar ke penjuru ruangan tetapi nihil, Seokjin tak ada di kantornya.

HoSeok mengusak rambutnya acak, sebab dirinya geram akan menghilangnya Seokjin yang menurutnya sok misterius itu.

"gue ini Manager lo buset jin, kalau pergi tuh ngomong biar gue ngga kecarian gini"

HoSeok menggerutu kesal, tak biasanya Seokjin meninggalkan kantor tanpa sepengetahuannya kecuali jika HoSeok memang sedang bertugas ke luar kota.

Ia tak sengaja bertemu dengan Rosé yang sedang berjalan di koridor ketika dirinya baru saja melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Kim Seokjin. Dirinya berniat untuk menanyakan apakah karyawan nya itu melihat seseorang yang sedang di carinya atau tidak.

"Ojé"

"iya Pak? ada yang bisa saya bantu?"

"kamu ada lihat Seokjin ngga? saya baru saja ke ruangannya tapi dianya ngga ada"

"emm..tadi siang saya lihat Bos tampan keluar sama bu Joena pak, kayaknya mereka makan siang di luar deh pak, memangnya pak HoSeok nggak ada reservasi apapun untuk bos tampan?"

"makan siang dengan Joena?"

Pemuda itu sedikit kaget dengan jawaban karyawan nya itu, sejak kapan hubungan Seokjin dan Joena sedekat itu batinnya. Perasaan baru satu minggu dirinya pergi meninggalkan perusahaan Seokjin, mengapa perkembangannya bisa secepat ini?.

"saya ngga ada reservasi apapun untuk Seokjin, jé. padahal saya di Jepang cuma satu minggu, tapi mereka sudah sedekat ini hahaha"

"beehh, pak HoSeok sih lama banget di Jepang. pasti bapak ngga tau gosip di kantor kan?"

"gosip apaan ojeee, kamu tuh ya sukanya gibahin orang"

"sini pak saya bisikin"

HoSeok tanpa sadar menuruti perkataan Rosé dan dengan reflek mendekatkan tubuhnya ke samping pemuda berambut pirang itu, ia juga penasaran hal apa yang akan di bisikkan Rosé kepadanya.

"tempo hari lalu sebelum pak Hos pergi ke Jepang saya ngga sengaja melihat mereka kissing lagi pak, Jangan-jangan mereka sudah pacaran hihihi"

Rosé atau gadis yang sering di panggil oje itu terkikih geli ketika dirinya membisikkan hal yang ia lihat tempo hari lalu. Rosé masih dengan jelas mengingat kejadian yang tak sengaja terjadi di hadapannya kala itu, baginya hal itu adalah momen yang sangat penting untuk di ingat. Jika bisa, ia tak ingin melupakannya seumur hidup.

"beritamu sudah basi ojee, saya sudah tau"

"hah? ko pak HoSeok bisa tau? terus kenapa ngga bilang-bilang?"

"ya kamu siapa je, sampai saya harus laporan ke kamu hahaha"

Keduanya tertawa terbahak-bahak ketika HoSeok dengan spontan mengatakan hal tersebut. Hingga HoSeok lupa tujuan utamanya mencari Seokjin itu untuk apa. Kemudian ia dengan reflek menepuk jidatnya sendiri.

"aduhh, tuhkan saya sampai lupa saya kesini mau ngapain, gara-gara lo nih je" HoSeok menyalahkan Rosé yang sedari tadi asik ngerumpi.

"loh ko saya? bapak juga seneng dengerin saya ngerumpi kan? emang pak hos nyari bos tampan mau ngapain?" Rosé membantah, ia tak mau di salahkan atas lupa-nya sang manager itu, padahal ia juga sama rumpinya dengan Rosé.

"laporan berkas, ada yang perlu di tanda tangani juga"

"telpon saja pak"

"ngga usah lah, nanti saya temui dia lagi"

...----------------...

"Joena, ini papa saya"

"papa, ini Joena partner bisnis Tama"

Seokjin mengenalkan satu sama lain kepada dua orang yang asik bercengkrama dari sebelum dirinya datang.

NamJoon tak terlalu kaget karena sudah menebaknya sejak Joena memperkenalkan namanya. Namun Joena tetaplah Joena, gadis rebel dengan segala overreacted nya. Ia bereaksi terlalu berlebihan, untungnya Namjoon justru tergelak dengan tingkah Joena.

"ternyata benar dugaanku, ini Joena yang bersama Tama" NamJoon bergumam dalam hati.

"ohh, o-om papanya Seokjin Oppa? ya ampun kenapa bisa kebetulan gini ya om hehe"

Joena tak henti memandangi lelaki yang ada di sampingnya itu, dirinya kagum sekagum-kagumnya dengan ayahnya Seokjin. bagaimana bisa seseorang yang sudah punya dua anak tetapi pesonanya tak berkurang sedikitpun, bahkan bisa di bilang sangat berkharisma.

"pantesan anak-anaknya ganteng, orang bapaknya aja ganteng banget buset" Joena lagi-lagi memuji pria matang itu.

"om bisa ganteng gini makannya apa ya om? m-maaf om hehe Joena ngga sopan"

Joena sangat membenci mulutnya yang tak punya rem itu, ia dengan cepat menutup mulutnya setelah mengucapkan pertanyaan yang membuat dirinya tak tahu malu. Ia bisa merasakan hawa panas menyelimuti ruangan tersebut ketika tatapan Seokjin dengan tajam mengarah ke dirinya. Namun Kim Namjoon menjawabnya dengan sangat santai akan pertanyaan gadis rebel itu.

"haha kamu bisa saja Joena, rajin olahraga dan makan yang sehat ya biar awet muda kaya saya" NamJoon menjawabnya santai di iringi kekehan kecil yang tercipta dari bibirnya. Ternyata sifat percaya diri yang Seokjin punya tercipta dari ayahnya.

"saya juga tampan bahkan lebih tampan dari papa, kenapa kamu ngga pernah muji saya?"

Joena menatap sengit ke arah Seokjin, ia melototkan matanya kepada laki-laki yang dengan sengaja menanyakan hal seperti itu kepadanya. "dasar ngga tahu malu, mana mungkin gue muji lo? yang ada tingkat kePD-an lo meningkat 100x lipat" Joena hanya bisa mencibir Kim Seokjin dalam hati, Ia tak mungkin terang-terangan akan memuji lelaki itu di depannya.

"ngga, gantengan om Namjoon wlee"

Seokjin hanya mendecih lirih dan hanya terdengar oleh telinganya sendiri. Ia tak ingin berlama-lama di sana, kemudian ia melangkahkan kakinya menjauh dari tempat itu.

"pa, Joena, ayo kita pulang"

"kita ke mall dulu ya bang, papa mau beli sesuatu buat taetae"

"ngga bisa kita masih ada kerjaan pa, lagian papa kan capek baru pulang"

"sebentar aja bang, kamu mau nemenin om kan Joena?"

"boleh om, ada yang mau Joena beli juga"

"terus kerjaan kamu gimana Joena? pulang aja ya saya anter, kamu ngga usah nemenin papa saya"

"ishh ngga baik kaya gitu, ngga apa-apa kerjaan Joena ada lisa yang handle"

"papa minta anterin candy aja sih, kan papa mau beli barangnya buat taetae"

"kan sekalian kita jalan pulang bang, perhitungan banget sama papa"

Seokjin tak mau mendebatkan hal itu lebih lama dengan ayah dan gadis rebel-nya, ia terpaksa harus menuruti perintah ayahnya yang memintanya untuk pergi ke mall terlebih dahulu sebelum pulang.

Ketiganya melenggang pergi dan semakin menjauh dari bandara. Mereka asik dengan kegiatannya masing-masing. Seokjin yang di tugaskan ayahnya untuk mengemudi, Joena yang duduk di kursi penumpang belakang dengan ponselnya yang menjadi teman boring nya, dan ayahnya yang duduk di samping pengemudi.

ternyata sikap Joena terhadap NamJoon jauh berbeda dengan apa yang di bayangkan oleh Seokjin. Gadis itu justru terlihat sangat menikmati obrolan santai dengan seseorang yang baru saja di temuinya. Dirinya tak pernah merasa sedekat ini dengan orang lain, apalagi yang Joena tak tau asal usulnya. Bisa dekat dengan dua sahabat nya itupun mereka yang duluan mendekati Joena.

Kini Joena asik memainkan ponselnya di bangku belakang, serta NamJoon yang kerap kali menggoda Seokjin dengan candaan yang menurut Seokjin tak lucu sama sekali.

"menantu papa cantik ya bang? pantes aja anak papa bisa naksir" dirinya menggoda Seokjin dan terkekeh kecil.

"iya pa, kalo ngga cantik ngga bakal jadi model terkenal"

Seokjin tanpa basa basi menjawab pertanyaan ayahnya yang di rasa sedang memuji pacar dari adiknya itu.

"model? Loh siapa yang abang maksud?"

NamJoon kebingungan dengan jawaban Seokjin, ia berfikir bahwa Joena hanya bekerja di perusahaan bukan di bidang modeling.

"candy kan? siapa lagi menantu papa? Memangnya Taetae punya wanita lain selain candy ?"

"papa ngga lagi ngomongin candy, abang"

"terus?"

NamJoon mendekat ke arah Seokjin dan berbisik pelan tepat di samping telinga anaknya"menantu papa yang lagi duduk di belakang"

"uhuk.. uhuk.."

Seokjin terbatuk mendengar penuturan NamJoon yang dengan kurang ajar menyebut Joena sebagai menantunya. Apa-apan ayahnya ini? bahkan Seokjin tak merasa memiliki hubungan khusus dengan Joena, tapi ayahnya malah meng Klaim kepemilikan sendiri.

Joena yang awalnya tak menghiraukan obrolan mereka dan sama sekali tak mendengar pembicaraan-nya, berubah memusatkan perhatiannya penuh pada lelaki yang terbatuk. "Oppa are you okay? minum dulu" Joena menyodorkan sebotol air putih yang tadi Seokjin beli di bandara. Ia tak lupa membuka tutup botolnya untuk memudahkan Seokjin meminumnya.

..."thanks Joena" Seokjin tak menunggu lama untuk mengambil alih botol mineral dari tangan Joena. Ia menenggak air minum hampir setengahnya dari botol tersebut. Dan NamJoon yang melihat hal itu tersenyum sangat lebar sambil berkata dalam hati "memang anakku ngga pernah salah pilih"...

...----------------...

Gedung John's Lee company

"Lisa, Kenapa jam segini Joena belum kembali ke kantor ya? apa ada masalah di kantor Seokjin?"

Itu Jhonatan yang menanyakan keberadaan anaknya kepada assisten pribadinya. Tidak biasanya Joena terlambat untuk pulang ke kantor. Meskipun ada kendala di jalan, Joena selalu memberi kabar kepada ayahnya terlebih dahulu agar tak mengkhawatirkan dirinya, namun jam dinding sudah menunjukkan pukul lima sore tetapi Joena masih belum terlihat di kantor ayahnya.

"saya coba tanyakan ke manager pak Seokjin dulu ya pak?"

Lisa dengan cepat menelpon JHope selaku manager di perusahaan KIM'S imperial group, ia takut terjadi sesuatu kepada Joena. Namun jawaban JHope dari seberang sana justru membuat ekspresi Lisa mendadak berubah dari yang tadinya khawatir menjadi sumringah.

"ada apa Lisa? kenapa ekspresi mu seperti itu?

Jhonatan penasaran dengan obrolan apa yang mereka bicarakan sehingga asistennya itu merubah wajahnya dengan cepat.

" kata pak HoSeok, mereka makan siang di luar dengan pak Seokjin, pak"

"sampai sekarang belum kembali?"

"saya rasa begitu, tapi sepertinya mereka sedang di jalan pulang pak, bapak tidak perlu khawatir"

"Joena ini gimana sih? saya suruh kerja kok malah pacaran hahaha"

"ngga apa-apa pak, kan bapak juga ngga setuju kalau Joena dengan Jason. Bukan begitu pak?"

"hahaha iya betul sekali Lisa"

Asistennya itu malah mengompori Jonathan agar dirinya ikut menjodohkan Joena dengan rekan bisnis nya. Dan tentu saja Jonathan sama sekali tidak keberatan akan hal itu, dirinya justru berharap kelak Seokjin lah yang akan menemani anaknya sampai tua.

...----------------...

Seokjin kembali ke kantor setelah dirinya mengantarkan Joena dan ayahnya pulang. Belum sempat ia mendudukkan bokongnya pada bantalan empuk yang berwarna hitam legam itu tiba-tiba JHope nyelonong masuk dan sama sekali tak mengetuk pintu terlebih dahulu.

"wah wah wah, enak banget lo jam segini baru pulang? minggat kemana lo? laporan ngga keurus, tanda tangan juga ngga di kerjain malah main ngga inget waktu, makan gaji buta lo?"

JHope dengan mulutnya yang nyerocos itu tak henti-hentinya menghujam perkataan yang menyakiti gendang telinga Seokjin. bisa-bisanya ia berkata seperti itu kepada atasannya. Ia benar-benar geram akan Boss nya yang tak tahu aturan itu, dari siang sampai sore hari dirinya di tinggal dengan tumpukan pekerjaan yang seharusnya Seokjin tangani. Namun bosnya itu justru tak ingat waktu sampai jam segini baru kembali ke kantor.

Seokjin yang sudah terbiasa dengan kehebohan managernya itu tak menghiraukan rentetan perkataan JHope yang sedari tadi menghujamnya. Ia memilih kembali duduk dan menyenderkan kepalanya pada sofa yang menjadi landasan duduknya. Kepalanya sudah terasa berat akibat terlalu lama mendengar celotehan Joena dengan ayahnya yang tak kunjung habis, kini Seokjin kembali ke kantor pun masih saja ada orang yang mengganggu ketenangannya.

JHope yang menyadari ucapannya tak di gubris sama sekali oleh Seokjin semakin tak sabar ingin mengacak-acak muka tampan bosnya yang kelewat songong itu.

"woy, gue lagi ngomong bangsat, sialan lo ya omongan gue cuma di anggap angin lewat"

"menurut perjanjian awal perusahaan KIM'S imperial group, mengucapkan perkataan kasar kepada atasan akan di kenakan denda, dan sudah di tetapkan oleh salah satu pemegang saham terbesar bahwa gaji bulanan siapapun yang melanggar akan di potong sebesar 5% dari gaji pokok"

Matanya tertuju pada ponsel genggamnya, namun mulutnya berbicara dan perkataannya sengaja ia tunjukan kepada pemuda yang berdiri bersedekap dada. Alih-alih menjawab pertanyaan JHope, Seokjin justru mengucapkan kata-kata yang membuat managernya tambah tersulut emosi, dirinya mengatakan hal yang sangat mendeskripsikan keangkuhannya.

"gue tonjok lo ya"

"mau apa sayang? kangen ya seharian ngga ketemu? "

"najis banget gue kangen sama lo"

Seokjin tertawa mendengar jawaban managernya, ia sengaja memancing emosi pria itu yang tipisnya sama seperti tisu di bagi tiga.

"lagian kenapa lo marah-marah? ini kan kantor gue, suka-suka gue lah"

"oohhh, mau gue aduin ke dewan direksi lo ya? kerja lo cuma kelayapan ngga becus"

"dewan direksinya bokap gue hos, ngga bakal di marahin juga gue nya hahaha"

Seokjin semakin terbahak ketika berhasil menggoda sang manager. dirinya sangat suka menjahili JHope bukan tanpa sebab, namun ia selalu suka ketika respon pemuda itu di luar batas kesabaran yang JHope punya.

"gue makan siang sama Joena-"

"tau gue tau" belum selesai berbicara, JHope langsung menjawab perkataan Seokjin dengan nada ketus.

"ya terus kenapa lo masih nanya?"

"makan apaan lo dari siang smpe sore baru pulang? makan batu hah?"

"gue bahkan belum selesai ngomong lo udah nyerocos duluan, makanya tuh mulut iket dulu pake karet"

"sialan lo"

"gue ke bandara jemput si dewan direksi lo itu yang kalau pulang ngga pernah ngomong"

"hahahaha anjir lo bokap sendiri di katain,tumben beliau pulang? ada hal urgent ya?"

"ngga ada, cuma waktu itu si tae telpon bokap nyuruh pulang, biasa lah kalau lagi manja kan gitu dia, jadinya bokap gue mentingin dia daripada bisnis barunya ini yang menurut gue lumayan banget pendapatannya"

"lo sama bokap lo sayang banget ya sama tae?"

"sayang hos, sayang banget.. ya walaupun dia bukan adik kandung gue tapi kasih sayang gue ngga akan pernah berubah sedikitpun ke dia"

Suasana berubah menjadi sunyi, entah mengapa keduanya merubah topik pembicaraan menjadi seperti sekarang ini. Keduanya membicarakan tentang Kim Taehyung Nalendra yang menjadi adik kesayangan kaka satu-satunya itu hingga tak terasa sudah satu jam berlalu mereka bertukar cerita satu sama lain.

"udah jam segini ternyata hos, lo pulang bareng gue aja pake mobil yang tadi gue pake"..

keduanya bergegas membereskan sisa berkas yang masih berserakan di atas meja kerja. Kemudian berlalu meninggalkan kantor tepat pada pukul tujuh malam, terlihat pada jam yang terbingkai apik di dinding ruangan itu.

.

.

.

Terpopuler

Comments

mb appi

mb appi

kirain marah tpi akhinya palah ketawa 😆

2024-09-21

0

mochiii

mochiii

lohhh jadi bukan kandung omo

2024-09-21

0

mochiii

mochiii

ngakak banget cuma hoseok yang berani ngatain bos

2024-09-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!