Hening. Lagi lagi rasa canggung muncul begitu saja menambah heningnya suasana. Keduanya hanya diam dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Lee Joena yang sibuk bermain laptop serta Kim Seokjin yang sibuk membaca laporan-laporan berkas yang tertata apik di atas meja kerjanya.
Hanya degup jantung mereka berdua yang saling bersahutan. Lee Joena dan Kim Seokjin sama-sama merasakan perasaan aneh yang secara tiba-tiba muncul di dalam dirinya. Entah apa sebabnya, namun keduanya tidak mengelak akan perasaannya saat ini.
Hingga satu suara menyeruak memecah keheningan keduanya. Itu Joena, gadis yang sedari tadi di sibukkan dengan laptop di atas mejanya pun akhirnya membuka suara dan berhasil membuka topik obrolan dengan pemuda yang sama sibuknya sedari tadi.
Joena: emm.. Oppa, can I ask you something?
Seokjin: silahkan..
Kim Seokjin menjawabnya dengan singkat serta netranya yang tetap ia pusatkan pada laporan kerja yang menumpuk di hadapannya.
Setelah mendapat jawaban dari Kim Seokjin, Joena justru hanya berdiam diri dan ragu dengan pertanyaan yang akan ia tanyakan kepada lelaki yang lebih tua itu. Ia memikirkan akankah pertanyaannya bisa di terima baik oleh Kim Seokjin atau malah justru sebaliknya.
Kim Seokjin yang menyadari akan keterdiaman Joena itu pun langsung menatap tajam ke arah gadis muda yang sedang merancang kata-katanya untuk sekedar bertanya. Kim Seokjin sungguh menanti pertanyaan apa yang akan Joena katakan padanya. Mengapa gadis itu malah terdiam dan tak memberikan respon apapun fikirnya.
Joena: L-lo... kenapa bisa tau nama pacar gue? apa daddy yang ngasih tau ke lo?
Dengan sedikit gugup, Joena memberanikan diri bertanya pertanyaan yang sama sekali tidak penting itu. Namun ia penasaran mengapa partner bisnisnya itu bisa mengetahui nama sang kekasih sedangkan dirinya saja baru pertama kali bertemu dengan Kim Seokjin.
Seokjin: ck.. tidak ada yang lebih penting pertanyaannya hm?
Seharusnya Joena sudah mengetahui akan mendapat jawaban seperti ini dari lawan bicaranya, namun ia tetap nekat ingin menanyakan pertanyaan yang sudah lama mengganjal di fikirannya.
Joena : //"huft bego banget gue ngapain nanya sih? harusnya udah tau bakal di jawab kaya gini. Lagian tuh om-om tinggal jawab aja apa susahnya coba? "
Joena hanya bergumam dalam hati, ia akan tetap menantikan jawaban dari Kim Seokjin dengan sabar meskipun ia tak memiliki sifat itu.
Joena: Okay then you no need to answer
Seokjin: kamu kenapa mau pacaran dengan nya Joena? I think he's not good enough for you
Joena: really? kalau dia nggak cukup baik buat gue bukan berarti lo lebih baik dari dia. Mau gue pacaran sama siapapun juga terserah gue Oppa, you don't even know his life.
Jawaban dari mulut Joena membuat Kim Seokjin semakin ingin membongkar semua kebusukan Jason selama ini. Lelaki yang tak hanya mengkhianati Joena, namun juga yang selalu mengganggu Nalendra dan keluarganya.
Seokjin: oh ya? kalau saya bilang, saya lebih tau tentang dia apakah kamu akan percaya Joena?
Apa maksud dari perkataan Kim Seokjin barusan? mengapa dirinya mengatakan seolah ia mengetahui tentang kehidupan kekasihnya?
Seokjin: "he's such a player, isn't it? "
"Ayah dia adalah adik kandung dari papa saya asal kamu tahu Joena"
Keheningan kembali menyelimuti keduanya. Joena tak lagi penasaran akan berbagai pertanyaan yang kerap kali mengganggu fikirannya.
Joena terdiam mendengar semua cerita tentang kekasihnya yang keluar dari mulut Kim Seokjin. Berbagai macam cerita ia tangkap dalam-dalam di fikirannya, Joenanya termenung. Ia ragu akan kesetiaan yang Jason kasih untuk dirinya selama ini ketika mendengar semua penjelasan dari Seokjin.
Joena sungguh mengira dirinya sudah begitu banyak mengetahui tentang Jason. Namun setelah mendengar semua cerita dari Kim Seokjin ia kembali berfikir bahwa Jason tak benar-benar mencintai nya. Bagaimana tidak? banyak sekali hal yang Jason sembunyikan dari dirinya termasuk hubungannya dengan Nalen yang Joena kenal sebagai kekasih dari sahabatnya.
Mungkin hal itu sangat sepele untuk seorang ketua geng motor seperti Jason. Namun apakah bagi Joena itu semua tidak penting? Joena tak suka jika dirinya di bohongi apalagi yang membohongi nya adalah Jason, kekasihnya sendiri. Sekecil apapun itu Joena ingin tau tentang Jasonnya, namun Jason tak pernah memberikan hal-hal seperti yang Joena inginkan, misalnya kejujuran.
Seokjin memandang lekat pemuda yang mempunyai pipi gembul itu, ia sangat merasakan perubahan suasana hati yang begitu di nampakkan oleh Joena melalui ekpresinya.
ingin sekali rasanya Kim Seokjin berinisiatif untuk menghibur gadis yang lebih muda enam tahun darinya itu, namun hal apa yang bisa membuat Joena bahagia? sedangkan sejak awal pertemuannya hanyalah pertengkaran dan beradu mulut yang mereka lakukan.
Kim Seokjin memberanikan diri untuk menggenggam tangan mungil milik Joena berharap gadis itu tak memberikan respon yang tak di inginkan. Hal itu tentu membuat sang empunya sedikit kaget merasakan benda hangat yang secara tiba-tiba menggenggam tangannya.
Dan benar saja, gadis yang bermarga Lee itu mencoba tetap tenang dan tak bergeming saat Kim Seokjin dengan lancangnya menyentuh tangannya.
Ia sangat gugup, namun Joena sama sekali tak menunjukkan bahwa dirinya tengah gerogi setengah mati. Entah mengapa dirinya justru membiarkan tangan mungilnya di genggam oleh partner bisnisnya itu.
Lee Joena merasakan hangatnya perasaan yang tersalur dari tangan kekar milik Kim Seokjin yang sedari tadi menggenggam nya.
Seokjin: Kamu tidak perlu memikirkan hal yang tidak penting Joena, jangan membebani dirimu sendiri.
satu kalimat yang lolos dari mulut Kim Seokjin itu mampu membuat Joena melupakan tentang betapa buruknya lelaki yang selalu membuatnya sial itu. Dirinya berfikir kembali akan semua perlakuan Kim Seokjin kepadanya.
Ia tak ingin hatinya lemah hanya karena perlakuan manis seorang pemilik group Kim's ini namun tak bisa di pungkiri, Joenanya selalu menginginkan perlakuan seperti ini yang tak pernah ia dapat dari kekasihnya.
Jantungnya berpacu dengan cepat dan membuat Joena dengan tak sadar mengeratkan genggaman tangan lelaki di depannya.
Joena: //"oh Tuhan, perasaan macam apa ini? kenapa jantung gue mendadak seperti mau copot begini?
entah sejak kapan pula mereka merasakan kenyamanan diantara keduanya. Mungkin Kim Seokjin memang sudah tertarik dengan gadis yang menurutnya cerewet dan sedikit rebel itu sejak awal pertemuan nya, sedangkan Joena? dirinya bahkan selalu naik pitam jika berdekatan dengan anak sulung dari keluarga Kim. Mengapa saat ini perasaannya mendadak berubah dengan secepat itu?
...----------------...
Room chat Seokjin & HoSeok
Jin: Hos
Jin: she's back😞
JHope: siapa woy?
Jin: Joena reminds me of her, mereka sangat mirip hos.
JHope:Jin.. are you.. okay with that? gue nggak mau lo kepikiran dia lagi Jin. Mereka orang yang berbeda jangan samakan Joena dengan dia Jin. kalau lo kaya gini terus yang ada bisa memicu trauma lo kambuh please stop.
...----------------...
//Sejak pertama kita bertemu, kamu selalu mengingatkan ku padanya. Wajahmu benar-benar mirip dengannya Joena. Perasaan yang telah ku kubur dalam-dalam kini menjadi sia-sia dengan hadirnya kamu di hidupku. Susah payah aku mencoba untuk melupakannya tapi kamu malah datang tanpa permisi dan merusak segalanya.
//tapi aku rasa kenapa kita sudah sedekat itu? bahkan aku selalu merasa bahwa kamu adalah orang yang sama dengan gadis yang ku temui 17 tahun yang lalu. sebenarnya kamu siapa Joena? kenapa setiap kita bertemu ada perasaan yang sangat akrab di hatiku?
Kim Seokjin berbicara dengan dirinya sendiri di dalam hati. Ia teringat kembali akan kenangan yang telah ia lalui bersama seseorang yang pernah ada di hidupnya. Kini tak hanya parasnya yang terlalu mirip dengan gadis tersebut namun ada perasaan yang sangat akrab ketika dirinya berada di dekat Lee Joena.
Salahkah jika Joena mempunyai paras yang begitu mirip dengan gadis yang Kim Seokjin maksud? apakah Joena telah membuka luka lama yang Seokjin punya sedangkan dirinya sama sekali tak mengetahui tentang kehidupan partner bisnisnya itu?
Joena: Oppa?
Joena sudah memanggil beberapa kali nama pemuda yang ada di depannya itu namun sama sekali tak mendapat jawaban dari sang empunya pemilik nama. Ia melambai-lambaikan tangannya di depan muka Kim Seokjin berharap Kim Seokjin segera tersadar dari lamunannya.
Joena: ihh lo melamun ya? dari tadi gue ngomong nggak di dengerin ngeselin banget.
Seokjin: sorry saya tidak fokus, kamu mau nanya apa?
Joena: nggak jadi.
Joena mempout-kan bibirnya lucu akibat dirinya yang merasa kesal karena pemuda itu tak mengindahkan panggilan dari Joena yang sedari tadi memanggilnya.
//astaga ini anak kenapa bibirnya lucu sekali?
Kim Seokjin hanya bergumam dalam hati ketika melihat Joena yang sedang mempout-kan bibirnya dan protes karena dirinya tak di hiraukan oleh Kim Seokjin sejak tadi.
...----------------...
tok.. tok.. tok..
Keduanya melirik sekilas kearah pintu yang di ketuk oleh seseorang dari luar. Menyadari akan hal itu Joena pun langsung melepaskan genggaman tangan Kim Seokjin yang sedari tadi menggenggam nya sebelum pemuda itu mempersilahkan seseorang yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam ruangannya.
Seokjin: masuk..
Tak membutuhkan waktu lama untuk seseorang yang berada di depan pintu itu masuk ke dalam setelah mendapat persetujuan oleh Kim Seokjin.
Itu Irene, salah satu karyawan Kim Seokjin di bagian devisi pemasaran yang baru saja mengetuk pintu. dirinya membawa laporan dan berbagai berkas yang di titipkan oleh HoSeok kepadanya untuk di tanda tangani oleh Kim Seokjin.
Irene berjalan semakin mendekat ke arah Kim Seokjin dan Lee Joena berada. Sesampainya di samping meja berwarna cokelat yang saat ini menjadi tempat dua insan tersebut mengerjakan pekerjaannya, tiba-tiba Irene dengan tak sengaja tersandung entah benda apa sehingga membuatnya menyenggol gelas kopi milik Kim Seokjin yang tadi ia bawa bersama Mocca latte milik Joena.
Gelas kopi Milik Kim Seokjin memang sudah tak berisi penuh, namun benturan dari tubuh Irene cukup kuat hingga mengakibatkan kopi milik pemuda yang ada di hadapan Joena itu tumpah mengotori kemeja dan celana yang Kim Seokjin pakai.
Entah apa tujuan Irene sengaja melakukan itu untuk mengotori pakaian milik atasannya, namun yang pasti dirinya hanya mencari perhatian semata.
Joena dan Kim Seokjin di buat kaget dengan tumpahan kopi yang di sebabkan oleh Irene, karyawannya sendiri. Pasalnya karyawan nya itu bukan tak sengaja melakukan hal seperti itu, melainkan dirinya dengan sengaja menabrakkan diri ke meja yang menjadi tempat perbincangan Kim Seokjin dan Joena.
Irene: ahh maaf Pak saya tidak sengaja.
//Joena: cihh.. cari muka.
Lee Joena bergumam dan memutar bola matanya malas melihat tingkah karyawan Kim Seokjin yang dengan sengaja mencari perhatian pemuda yang duduk di depannya itu.
Dengan cepat Irene mengambil beberapa lembar tissue yang tersedia di atas nakas dan membantu Kim Seokjin untuk membersihkan bekas kopi yang tadi sengaja ia tumpahkan di stelan kemeja yang Kim Seokjin kenakan.
Joena yang melihat kejadian itu pun merasa sangat jengah dan muak akan perlakuan Irene terhadap Kim Seokjin. Entah mengapa ada perasaan aneh di dalam hatinya ketika melihat Irene dengan tidak sopannya menyentuh bagian kemeja Kim Seokjin yang kotor menggunakan tissue yang ada di genggaman nya.
Apa maksud karyawannya Kim Seokjin berbuat seperti itu di depan Lee Joena? apakah Irene dengan sengaja membuat Joena merasa kesal dengan perbuatannya?
Seokjin: Jangan sentuh saya!!
Satu ucapan lolos dari bibir Kim Seokjin. Hal itu tentu membuat pergerakan Irene yang sedang sibuk membersihkan kotoran di bajunya terhenti kala mendengar perkataannya yang terdengar sedikit mengintimidasi. Namun berbeda dengan seseorang di seberang sana yang justru tersenyum simpul ketika Kim Seokjin menegaskan perkataannya tersebut.
Irene: M_maaf Pak saya yang tidak berhati-hati.
Seokjin: sebentar ya Joena, saya bersihkan baju saya dulu.
Kenapa? kenapa harus Joena yang mendapat permintaan izin dari sang direktur? mengapa bukan Irene saja seseorang yang tadi dengan sengaja menumpahkan kopi di bajunya? Irene bergulat dengan fikirannya sendiri. Ia merasa kesal disaat seperti ini justru Joena dan bukan dirinya yang selalu di fikirkan oleh atasannya itu.
Joena:hah? I_iya silahkan Oppa.
Seokjin: dan kamu Irene, kamu boleh pergi biar nanti Rosé saja yang mengambil laporannya kesini.
Seokjin sudah tak ingin melihat Irene berada di ruangannya lagi, dirinya melenggang pergi ke ruangan pribadi yang di bangun khusus untuk dirinya dan ayahnya ketika ingin beristirahat saat berada di kantornya.
Irene di buat kesal setengah mati oleh sikap Kim Seokjin yang selalu dingin kepadanya. mengapa justru Rosé yang di perintahkan oleh atasannya untuk mengmbil laporan? sedangkan yang mengantarkannya kesini adalah dirinya sendiri.
Setelah Kim Seokjin benar-benar menghilang dari pandangan dua gadis yang berada di ruangan itu, Irene pun mendekati Joena untuk sekedar mengatakan sesuatu yang sudah sedari tadi ia siapkan untuk gadis yang dari pertama kedatangannya membuat dirinya merasa terganggu.
Irene: Lee Joena Aninditha.. jangan pernah berfikir lo bisa dapetin Kim Seokjin dengan mudah.
Lee Joena yang mendengar itupun langsung kebingungan di buatnya. Mengapa Irene harus mengatakan hal seperti itu kepada dirinya? ia bahkan tak merasa bahwa dirinya akan merebut Kim Seokjin dari siapapun. Kenapa Irene terlihat begitu membencinya? fikir Joena.
next....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Kimmy_Chan
kapok kau ren...😌
2024-09-23
0
Kimmy_Chan
irene ganggu aja deh..
2024-09-23
0
Kimmy_Chan
pemuda?
gadis mungkin min? 🤔
2024-09-23
0