BERTEMU

dua minggu kemudian..

Seokjin: kenapa jadwal meeting bisa sepadat ini? kamu mau saya cepat mati?

Ucapnya geram kepada HoSeok selaku manager sekaligus sahabatnya itu.

ia menghabiskan waktu selama dua minggu dengan jadwal meeting yang seakan tiada henti, Managernya itu tak memberikan Seokjin waktu untuk beristirahat sedetik pun.

HoSeok: cuan pak cuan, sayang banget kalau perusahaan segede ini tidak di manfaatkan dengan baik.

Seokjin: saya rasa saya sudah cukup kaya hos, tidak perlu bekerja sampai segitunya.

HoSeok: tapi saya belum, kalau begitu bagaimana jika bapak saja yang kerja, terus saya yang nikmatin uangnya? wkwkwk

JHope atau yang kerap di sapa HoSeok itu tergelak mendengar penuturannya sendiri sambil memukuli meja di depannya, menurutnya hal itu sangat lucu dan tanpa ia sadari, yang di ajak bicara sudah melayangkan tatapan tajam sedari tadi.

Seokjin: jelek ketawamu.

Seokjin melempar gulungan kertas ke arah pemuda yang tertawa seperti kuda itu.

dirinya sudah kalut dengan pekerjaan namun sang manager malah meledeknya penuh tawa.

HoSeok: iya iya kan yang ganteng cuma lo doang, ck..

...----------------...

 Sama seperti Seokjin, Joena pun sibuk dengan pekerjaan di kantor ayahnya sehingga dirinya tak terlalu peduli dengan Jason yang masih menjadi kekasihnya itu.

Banyak hal-hal baru yang Joena dapatkan ketika ia menginjak ke dalam dunia bisnis. Namun banyak juga hal yang Joena masih belum mengerti tentang bagaimana caranya untuk menangani client yang tak sedikit permintaan atau berbagai proyeksi yang sebagaimana seharusnya berkembang.

Joena: Seokjin lagi ngapain ya? udah lama gk ketemu, gw jadi kangen.

Joena bergumam dalam hati, entah angin apa yang membawa Joena hingga berani memikirkan pemuda itu dalam angan-nya.

padahal yang terus-terusan memberi kabar kepada dirinya adalah Jason, namun tak sedikitpun Joena lepas dari bayang-bayang partner bisnisnya itu.

Sudah banyak cara Jason menghubungi Joena, memintanya untuk bertemu dan menjelaskan sebuah kesalah pahaman di antara mereka namun Joena tetap saja beralasan tak memiliki waktu untuk bertemu. Entah dirinya yang memang sibuk atau memang sudah punya perasaan terhadap orang lain sehingga untuk menemui kekasihnya saja ia selalu punya cara untuk menolak.

 Belum selesai dengan angan-angan nya terhadap Kim Seokjin, Jason lagi-lagi mengirimkan pesan singkat kepada Joena.

"babe, let's meet up! I really miss u"

Joena tanpa sadar memutar bola matanya malas, ia sudah kegirangan akan notifikasi yang masuk di layar ponselnya namun yang mengiriminya pesan justru bukan seseorang yang ia tunggu.

Joena:huft.. Jason lagi? (gumamnya).

Joena: I miss u too babe, but I'm sorry I can't meet you.

Jason: babe, please! for a second. I have to tell you the truth.

Joena: I don't need any explanation, let's meet but don't discuss the problem because I already consider it finished.

Joena kalah, ia memutuskan untuk bertemu dengan Jason meskipun ia tak tau bagaimana caranya agar dirinya bisa bertemu kekasihnya itu. Ayahnya selalu melarang dirinya untuk bertemu dengan Jason tanpa alasan, dan Joena tak bisa melawan peraturan yang sudah di buat.

Ia memutar otak berfikir keras bagaimana caranya agar bisa bertemu kekasihnya tanpa ayahnya tahu,

dan hanya satu-satunya orang yang mungkin bisa Joena minta pertolongan yaitu Kim Seokjin.

Joena:Oppa, Joena mau minta tolong sama Oppa.

Sekian lama mereka tak saling berkabar, sekarang justru Joena mengawali komunikasi keduanya dengan cara seperti itu. Namun tak butuh waktu lama ia mendapat jawaban dari seseorang di seberang sana yang sama-sama menunggu pesan masuk dari dirinya.

Joena berhasil membujuk Seokjin untuk mengantarkan dirinya bertemu dengan Jason. Seokjin yang sedari tadi diam membuat Joena berfikir keras "jika memang tidak mau menuruti nya mengapa tidak menolak nya saja daripada seperti ini yang hanya terdiam tak berbicara sepatah kata pun".

Sebenarnya bukan tak mau menuruti Joena untuk bertemu Jason namun entah mengapa hatinya sangat berisik, ia tak suka jika harus melihat Joena dengan orang lain selain dirinya. Sungguh Seokjin tak tahu diri, memangnya siapa yang pacarnya Joena? bukankah dia hanya sekedar rekan bisnis? lantas bolehkan dirinya cemburu kepada seseorang yang bahkan bukan siapa-siapa nya? sungguh ironis.

Seokjin geram, namun tak ada pilihan lain selain menuruti permintaan Joena. Gadis itu sangat pandai dalam berbicara sehingga tak butuh waktu lama untuk Seokjin meng-iya-kan permintaannya itu.

"Joena janji bakal ngelakuin apa aja asal Oppa anterin Joena ketemu sama Jason, please!"

Satu kalimat yang membuat Seokjin tak perlu berfikir dua kali untuk menemani gadis rebel-nya itu. Joena memberikan penawaran yang cukup menarik baginya maka mau tak mau ia juga harus memberi feedback yang baik untuk Joena.

... ----------------...

De Ochtend cafe menjadi salah satu pilihan Joena untuk sekedar berbincang dengan Jason. Ia tak punya banyak waktu untuk bertemu dengan kekasihnya itu karena Seokjin hanya memberinya waktu 15menit.

Joena:"aku gk punya banyak waktu Jay"

Jason:"kamu mau makan apa? apa mau aku yang pesan?"

Joena:"pesan minum aja ya, aku masih kenyang"

Jason sengaja mengulur waktu, namun jawaban Joena justru membuat hatinya sedikit tak senang. Ia merubah raut wajahnya suram tepat ketika Joena mengatakan tak ingin memesan apapun kecuali minuman. Ia tau Joena sibuk dengan pekerjaan nya maka dari itu inilah kesempatan untuk bisa berduaan dengan pacarnya itu.

Tangan mungil itu diraihnya dan di kecup sekilas, Joena kaget dan merasa risih dengan sikap Jason yang tanpa permisi mencium tangannya. Meskipun Ini bukan hal baru untuk Joena, namun entah mengapa perasaannya sudah tak sama seperti dulu ketika Jason memperlakukan nya dengan romantis.

"b a j i n g a n, memangnya mengobrol harus sambil cium tangan? apa-apaan dia ini?"

Itu Seokjin, ia tak sengaja melihatnya dari dalam mobil yang terparkir tak jauh dari cafe. Niat hati ingin menurunkan senderan Jok yang ia duduki dan mencari posisi ter-nyaman untuk bersandar, namun netranya dengan sial menangkap pemandangan yang luar biasa tak menyenangkan. Ia mengumpati lelaki yang bersama dengan Joena hingga tercipta guratan amarah yang terpatri di wajahnya.

Dirinya merasa jengkel melihat kejadian itu dan merasa jengah, hingga akhirnya dengan lancang ia menekan tombol panggilan di layar ponselnya untuk menghubungi pemuda rebel yang sedang berada di dalam cafe.

"waktu kamu tinggal 5 menit dari sekarang"

apa-apaan? bukankah dia bilang Joena punya 15menit untuk bertemu Jason? kenapa tiba-tiba dirinya mempersingkat waktunya?

Joena kelabakan ketika mendapat panggilan dari seseorang yang bertuliskan Kim Seokjin di layar ponselnya, ia langsung meraih benda pipih itu dan menggulirkan layarnya keatas guna untuk menerima panggilan itu. Ia meminta ijin terlebih dahulu kepada Jason untuk menerima telepon dari seseorang dan langsung mendapat persetujuan.

"jangan mempersulit ku, aku akan segera kembali dan jangan terus menerus menelpon"

Joena mematikan ponselnya dan kembali ke tempat duduknya semula, ia menelan ludahnya gusar seakan tenggorokan nya kering kerontang.

"siapa yang telpon babe?“

"itu daddy, he told me to go back faster"

Joena berbohong, tak mungkin Joena jujur bahwa yang menelponnya tadi adalah Seokjin. Beruntung respon Jason tak terlalu memperdulikan.

Jason hanya mengulum bibirnya sendiri dan mendengarkan Joena berbicara, ia gugup akan mengatakan sesuatu kepada Joena.

"babe, alasan aku mengajak kamu ketemu yang pertama adalah.. (pembicaraan terpotong sejenak sebelum ia melanjutkan kata-katanya)

aku mau minta maaf kalau misalkan aku ada salah sama kamu, aku benar-benar ngga tau salahku dimana but please, I'm sorry. aku akan perbaiki semuanya dan kembali seperti semula-"

"kamu bohong sama aku Jay, why don't you tell me the truth? kamu ketemu sama wanita lain tempo hari lalu tepat sebelum aku datang, isn't? itu alasan sekarang hubungan kita jadi jauh Jason"

"but I didn't meet someone else baby, I swear"

Persetan dengan sumpah yang Jason ucapkan, dia membohongi Joena untuk kedua kalinya dengan masalah yang sama. Jason tak tinggal diam ketika Joena memalingkan wajahnya dan memilih melepaskan genggaman tangannya. Jason berpindah tempat duduk menjadi di samping Joena dan dengan kurang ajarnya lagi ia merengkuh tubuh Joena, ia memeluk erat wanita yang sedang berada di hadapan nya itu.

"I miss you baby, really!! I don't want to lose you anymore please stay with me"

Joena mematung, ia tak menolak ataupun membalas pelukan Jason kepadanya. Ia tak bisa memproses kejadian yang begitu cepat ia terima. berbagai rentetan kata yang keluar dari mulut kelewat manis Jason itu sungguh memekakkan gendang telinga Joena, ia tak terlalu menanggapi dengan serius. tugasnya hanyalah pura-pura mendengarkan lelaki itu berbicara hingga waktu yang di berikan Seokjin habis dan ia bisa segera pulang.

"it's okay Jason, kamu ngga perlu minta maaf. Aku tetap sama kamu dan ngga bakal kemana-mana. Tapi waktu-ku udah habis Jay, aku pulang ya, sampai ketemu lain waktu"

"aku anterin kamu ya babe, I'll make sure you get home safely"

"no thanks Jason. kamu ngga usah khawatir, aku sama supirnya Daddy"

Saya rasa sudah ada kepulan asap yang menggumpal di atas kepala Kim Seokjin jika beliau mendengar kata-kata Joena yang mengatakan dirinya sebagai supir pribadinya.

Joena bergegas meninggalkan cafe dan netranya mencari atensi mobil hitam yang terparkir di seberang jalan. Ia buru-buru masuk kedalam mobil sebelum Jason melihat sosok yang berada di kursi pengemudi.

Joena menghela nafas panjang di iringi dirinya yang ikut serta menyenderkan kepalanya pada sandaran jok penumpang di sebelah kiri pengemudi. Ia merasa energinya terkuras habis hanya dengan berpura-pura manis di depan Jason.

"Thanks Oppa"

"untuk?"

"udah mau anterin Joena ketemu sama Jason"

"ya"

Singkat, Seokjin menjawab seadanya dan netranya tetap tertuju pada jalanan yang membentang. Ia tak menghiraukan Joena yang duduk di sebelahnya, walaupun ingin hati memarahinya karena bermesraan di depan mata. namun ia urung dan menunda keinginannya untuk bertanya sambil menunggu kalimat apa yang akan Joena ucapkan selanjutnya.

"did I do something wrong with you?“

setelah keheningan yang cukup lama, Joena akhirnya mengalah dan mengucapkan satu kalimat yang mungkin membuat Seokjin tak mengerti.

"sorry?" Seokjin mengangkat satu alisnya dan kerut di dahi yang menunjukkan bahwa dia bingung dengan pertanyaan Joena.

"kenapa diam dari tadi? ngga suka ya nunggu lama? kalau begitu kenapa ngga ngomong dari awal kalau ngga mau nolongin?"

"terus kamu bisa ketemu sama Jason dengan caramu sendiri tanpa saya?"

"I can ask someone else-"

"who? ngga ada yang bisa selain saya Joena" Seokjin menyambar kalimat Joena yang belum selesai di ucapkan. Joena tak mengerti mengapa Seokjin berubah menjadi dingin dan cuek walaupun biasanya juga memang seperti ini. lalu apa yang Joena harapkan dari seseorang yang memang tabiatnya tak suka basa basi?.

"are you- Jealous?" ucapnya ragu dan terbata, suaranya lebih pelan dari nada biasanya. ia dengan berani menanyakan hal yang dia sendiri tau bakal dapat jawaban seperti apa.

"did I ? "

"Then why have you been silent since I met Jason?"

"lelah, mungkin saya kurang istirahat, dan saya ngga ada hak untuk cemburu sama kamu Joena"

Persetan dengan lelah, itu hanya alibi Kim Seokjin semata untuk mengelabui Joena. Ia bergumam dalam hati bahwa dirinya tak lagi ingin berharap lebih pada gadis yang masih terjalin hubungan baik dengan kekasihnya.

sejak dirinya melihat Joena berpelukan dengan Jason, ia mengurungkan niatnya untuk berusaha mendekati gadis rebel itu. Seokjin merasa kalah sebelum bertanding, ia tak mau mengasihani hatinya sendiri jika suatu saat nanti akan terluka karena Joena.

Joena pun tak kalah berisik dalam hati, ia hanya bisa bergumam "dulu gue yang ogah-ogahan dekat manusia sinting ini, tapi sekarang dia cuek malah gue ngga suka" Joena tak menyukai Kim Seokjin yang seperti ini, namun ia tak tahu bagaimana caranya agar Seokjin mau berbicara kepadanya seperti semula. Mungkin sekarang bukan waktu yang tepat untuk sekedar berbasa-basi semata.

Keduanya kemudian melanjutkan keheningan di sepanjang jalan yang mereka tempuh hingga rasa kantuk mulai menghampiri gadis yang di sebut rebel oleh Kim Seokjin.

Hembusan angin dingin dari komponen AC yang membelai lembut permukaan kulit Joena, dan alunan musik yang berdengung dari radio dengan suara yang tak cukup kencang membuat wanita itu dengan cepat menjemput kantuknya. perlahan ia menutup mata hingga semuanya berubah menjadi gelap.

Kim Seokjin memandang lamat gadis yang terlelap di sebelahnya itu sambil berkata..

"kamu adalah perwujudan dari kata indah Joena.. "

-Kim Seokjin.

Terpopuler

Comments

Kimmy_Chan

Kimmy_Chan

makanya loh putus dong sama jason jo... 😌

2024-09-25

0

Kimmy_Chan

Kimmy_Chan

halah... 😄

2024-09-25

0

Kimmy_Chan

Kimmy_Chan

lah, joena aneh 😕

2024-09-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!