CEMBURU

  Kini hanya tersisa Lee Joena yang berada di dalam ruang kerja milik Kim Seokjin, setelah beberapa menit yang lalu Irene pergi meninggalkannya sendirian. Irene meninggalkan Joena yang masih di selimuti rasa bingung akan perkataan sang karyawan tersebut sebelum dirinya pergi.

Joena: kenapa karyawan Kim Seokjin tadi ngomong gitu ke gue ya? lagian siapa juga yang mau deket-deket sama boss nya yang sinting itu kalau bukan karena pekerjaan? nggak jelas banget heran..

Joena menggerutu kesal akibat perkataan dari sang karyawan tadi. Perkataan Irene membuat gadis rebel itu bertanya-tanya apa maksud dari ucapannya yang mengatakan bahwa Joena tak bisa mendapatkan Kim Seokjin dengan mudah?

Joena adalah Joena, gadis yang semakin di tentang akan semakin penasaran dengan hal apapun yang membuatnya merasa tertantang. Ia semakin memikirkan ucapan yang keluar dari mulut Irene meskipun sebenarnya ucapan itu sama sekali tidak penting. Dirinya justru semakin ingin mendekati pemuda yang namanya sudah terukir sebagai manusia sinting di hatinya.

Selang beberapa waktu akhirnya Kim Seokjin kembali ke dalam ruangannya setelah dirinya selesai mengganti pakaiannya yang kotor. Ia berjalan menghampiri Lee Joena yang tengah sibuk membaca beberapa laporan dan menikmati secangkir mocca latte di hadapannya.

Joena menyadari akan kehadiran Kim Seokjin di sampingnya lalu ia pun menoleh ke arah pemuda tersebut berada. Joena ingin bertanya mengenai karyawannya tadi namun hatinya ragu, untuk apa dirinya menanyakan hal semacam itu? bisa-bisa dirinya hanya akan menjadi bahan ejekan pemuda yang saat ini sedang merapikan bajunya itu fikirnya. Namun Joena tetap mementingkan rasa penasaran yang ia punya daripada rasa gengsinya, ia tetap memilih bertanya tentang karyawan tadi kepada Kim Seokjin.

Joena: udah selesai?

Seokjin: iya Joena..

Seokjin yang sedang menggulung lengan kemejanya itu pun tentu menoleh kearah Joena, dirinya memandang sekilas dan menjawab sedikit singkat pertanyaan gadis di depannya itu.

Joena menggigit bibir bawahnya tanda ia menahan rasa ragu, lidahnya seketika kelu untuk sekedar mengucap sepatah katapun rasanya ia tak mampu. Padahal dirinya sudah menyiapkan kata-kata untuk di utarakan kepada Kim Seokjin, namun kini dirinya malah terlihat kebingungan. Hal itu tentu di sadari oleh pemuda di hadapannya.

Seokjin: mau nanya apa?

Bagaimana Kim Seokjin bisa menebak apa yang sedang Joena pikirkan? mengapa ia seperti seorang peramal yang seolah mengetahui segala nya? hal itu membuat Joena total bergidik di buatnya.

Seokjin: is there something you want to ask?

Joena: yang tadi itu siapa?

Kim Seokjin mengernyitkan dahinya bingung, yang tadi yang mana maksud Joena? seseorang yang masuk kedalam ruangannya hanya sang karyawan, mungkin kah Irene yang di maksud dengan Joena?

Seokjin: Irene maksud kamu?

Joena: I don't care her name, itu siapa lo?

Seokjin: sekretaris saya, kenapa Joena?

mengapa dirinya seperti itu? apakah Joenanya cemburu dengan Irene sang sekretaris yang baru saja mencari perhatian kepada partner bisnisnya itu? dirinya mendadak tersadar dengan pertanyaan yang baru saja ia tanyakan kepada Kim Seokjin.

Seokjin: Kamu cemburu hm?

Joena mendadak membeku mendengar pertanyaan dari Kim Seokjin yang terdengar seakan memojokannya. Bagaimana bisa Kim Seokjin berbicara begitu percaya diri kepada gadis yang bahkan tak memiliki hubungan khusus dengan dirinya selain kerjasama antar perusahaan?

Joena: ck.. cemburu? ngapain juga gue cemburuin lo? nggak penting. Mau lo suka sama siapapun juga bukan urusan gue.

Perkataannya seakan acuh dan terdengar sengak terhadap Kim Seokjin, namun apakah hatinya mengatakan hal yang sama? tentu saja tidak.

Hatinya sakit ketika mengatakan bahwa Kim Seokjin tidak penting di hidupnya. Dirinya tak mengerti mengapa hatinya tak terima dengan apa yang di ucapkannya. Padahal memang benar, seharusnya memang tidak penting cemburu kepada Kim Seokjin seseorang yang tak memiliki hubungan apapun dengannya.

Joena merasakan debaran jantungnya yang semakin cepat namun bukan perasaan senang yang ia rasa, melainkan perasaan aneh, perasaan ragu akan tindakannya terhadap Kim Seokjin. Dirinya tak mengerti, perasaannya saat ini apakah hanya emosi yang tak berdasar atau mungkinkah dirinya memang cemburu dengan karyawan tadi?

Dirinya kembali teringat perkataan Irene yang terdengar seakan mengejek dirinya "Jangan pernah berfikir lo bisa dapetin Kim Seokjin dengan mudah" kalimat itu selalu terngiang-ngiang di telinganya.

Seokjin: haha.. dia cuma sekretaris biasa Joena. emm saya rasa, nggak ada staff disini yang nggak suka sama saya jadi wajar saja dia seperti itu untuk mencari perhatian saya.

Joena: [dih kepedean banget anjir!! tapi wajar sih, siapa coba yang nggak mau sama Seokjin. Dia tampan, berwibawa, punya jabatan.. ihhh apaansih gue? kenapa jadi mikirin dia gini] batin Joena.

Seokjin: saya nggak tertarik sama wanita seperti itu Joena, kamu tenang saja. Saya tau kamu nggak nanya apapun tapi saya sendiri yang mau ngasih penjelasan ke kamu.

Hatinya menghangat kala mendengar penjelasan Kim Seokjin yang sederhana namun mampu membuat Joena merasa sedikit tenang akan penuturnya. Dirinya merasa puas dengan jawaban sang direktur yang mengatakan bahwa Kim Seokjin tak tertarik dengan wanita seperti itu.

Joena tak membalas perkataan dari Kim Seokjin,dirinya hanya mengulas senyum tipis di bibirnya namun tak dapat terlihat oleh siapapun. Dirinya kini merasa jauh lebih tenang di bandingkan dengan sebelum Kim Seokjin memberinya penjelasan.

Seokjin: nanti pulangnya saya antar kamu ya.

Joena: nggak usah oppa, gue pake taxi aja.

Seokjin: Saya nggak butuh persetujuan kamu, kita meeting sampai malam kalau kamu lupa.

Joena: ngrepotin nggak? gue nggak mau ya kalau nantinya di ungkit-ungkit sama lo?!

Seokjin: huusstt, patuh ya!?

Perkataannya bagaikan mantra yang mampu menyihir Joena hanya dengan satu kalimatnya. Joena ingin berteriak sekencang mungkin mendengar penuturan Kim Seokjin yang begitu lembut. Jantungnya mudah lemah hanya karena sepenggal kalimat yang Kim Seokjin lontarkan.

Mansion Kim's

  Sepasang suami istri sedang asik bercengkrama entah apa yang mereka perbincangkan, hanya di temani dua cangkir teh dan makanan kering sebagai pelengkap. Itu orang tua Kim Seokjin dan Kim Taehyung, mereka sedang membicarakan tentang anak-anaknya yang berada jauh dari sisi mereka.

Sohee: pa..? mama kangen deh sama Nalen dan Tama

Sohee menyeletuk kepada Kim Nanmjoon yang tengah di sibukkan oleh laptop di hadapannya. Ia tiba-tiba mengatakan rindu dengan kedua anaknya yang tinggal di negara berbeda dengannya.

NamJoon: papa juga kangen sama mereka ma.

Sohee: papa nggak mau pulang ketemu mereka hm?

NamJoon: papa ingin ma, tapi kan mama tau sendiri proyek kita disini lagi ada problem sama investor wang. Tunggu masalahnya selesai dulu ya, nanti kita pulang ketemu mereka.

Sohee: yaudah nanti selesai kerjaan papa kita langsung pulang ya.

NamJoon hanya mengangguk pelan dan mengulas senyum ke arah sang istri yang masih setia menatapnya penuh harap, ia harap masalah pekerjaan suaminya segera selesai agar keduanya bisa dengan cepat bertemu dengan anak-anaknya.

...----------------...

Jam menunjukkan pukul 20:00 . Sesuai dengan janjinya kini Kim Seokjin mengantarkan Joena pulang setelah keduanya menyelesaikan meeting dengan salah satu klien. Tak peduli dengan lelah yang seakan menghantam tubuh Kim Seokjin, pemuda itu bersikukuh untuk mengantarkan Joena meskipun gadis itu menolaknya berkali-kali.

setelah di perjalanan, Joena meminta Seokjin untuk berhenti di salah satu toko kue yang jaraknya lumayan dekat dengan kantor KIM'S imperial group, ia sengaja mampir untuk sekedar membeli beberapa makanan kering.

Joena memilih berbagai jenis kue kering yang tertata rapih di depannya, ia terlalu fokus kepada makanan yang menjadi pusat perhatian nya. Berbeda dengan Seokjin, ia justru memusatkan fokusnya pada gadis rebel yang beberapa hari ini mengganggu pikirannya.

indah, Joenanya sangat indah ketika sedang terdiam dan fokus akan sesuatu. Kim Seokjin tak henti untuk memandangi wahah imut gadis yang bermarga Lee itu. Merasa ada seseorang yang menatap nya, kini Joena menengok ke arah lelaki yang ada di sampingnya.

"kenapa nih orang sinting lihatin gue kaya gitu? "

Joena: lo mau yang mana? yang ini mau nggak?

alih-alih bertanya karena merasa canggung dengan tatapan Kim Seokjin, Joena justru semakin salah tingkah ketika Kim Seokjin tetap menatapnya dan tak bergeming dengan pertanyaan nya.

Seokjin: mau kamu.

Joena:hah?

Seokjin: m_maksud saya, emm saya ke toilet dulu.

tanpa menunggu persetujuan dari seseorang yang di ajak bicara, Seokjin pun bergegas keluar mencari toilet sebagai alasannya karena sungguh ia tak bisa menahan salah tingkahnya ketika tak sengaja berkata demikian.

Joena yang mengerutkan keningnya bingung akhirnya memilih untuk melanjutkan sesi acaranya yang sedang memilih kue kering.

disinilah Joena, duduk di ruangan yang tak cukup ramai di dalam sebuah bakery. Menghirup berbagai aroma seperti vanilla, kopi, hingga chocolate membuatnya sangat nyaman untuk berada di dalam toko tersebut sembari menunggu seseorang kembali dari acara buang air kecilnya.

waktu berlalu hampir 30 menit namun atensi Kim Seokjin tak kunjung datang, hal itu membuat Joena mulai merasa tak nyaman dalam waktu menunggunya. Ia mencoba untuk menghubungi pemuda itu lewat ponsel genggamnya namun tak ada jawaban dari sang empu. Joena memutuskan untuk pergi menemui Kim Seokjin ke toilet tempat dimana Kim Seokjin terakhir kali pamit kepadanya.

...----------------...

di dalam toilet

aaahhh... fvck me Jason.. Yess mmhh

I hate Joena so much.. ahh..

Why Jason? why won't you leave Joena?"

terdengar suara yang sangat mengganggu pendengaran pemuda yang sedang buang air kecilnya. ya, Kim Seokjin berada di dalam toilet yang bersebelahan tepat dengan sumber suara tersebut. Ia tak merasa familiar dengan suara gadis yang tengah merintih keenakan di sebelah toiletnya, namun ia dengar dengan Jelas nama yang di sebutkan oleh gadis itu, Joena? Jason?

sebenarnya siapa orang yang tak tahu malu melakukan hal yang tak senonoh di dalam toilet umum seperti ini? fikiran Kim Seokjin sudah tak berarah, ia tak mau menahan rasa penasarannya lebih lama. Ia pun menghampiri pintu toilet yang jaraknya hanya terkikis beberapa centi meter dari dirinya berdiri. Langkahnya semakin dekat dan tangannya hendak membuka pintu toilet tersebut, namun..

"Oppa..?"

"lo dimana sih? “

" woy Kim Seokjin!! "

Itu Joena, gadis yang sedari tadi menunggunya di dalam bakery. Joena memutuskan untuk menyusul Seokjin ke toilet, pasalnya pemuda itu sudah hampir 30 menit meninggalkannya.

Seokjin keluar dari toilet tersebut dengan terburu-buru, ia terlalu malas jika beradu mulut dengan gadis rebel itu, pasalnya Joena sungguh sangat cerewet menurut Kim Seokjin.

Seokjin:husstt!! nggak usah teriak-teriak Joena, kamu ngapain disini?

Joena:pake nanya lagi!! ya lo ngapain sih di toilet sampe 30 menit? lama banget? ayo pulang udah malem (rengeknya membuat Seokjin merutukinya dalam hati)

Joena menggerutu kesal karena Kim Seokjin yang tak punya rasa bersalah sama sekali bahkan dirinya malah menanyakan keberadaan Joena yang sedang melakukan apa disana? Jelas-jelas dirinya sedang mencari keberadaannya.

Seokjin: apa dia tidak sadar jika bertingkah seperti itu akan membuat saya mati karena menahan gemas?

Seokjin: saya sakit perut.

Alasan macam apa itu? dirinya tak ingin Joena mengetahui akan hal apa yang di dengar olehnya di dalam toilet tadi sehingga ia terpaksa untuk membohongi Joena.

Joena mengernyitkan dahinya, seolah tak percaya kepada ucapan Seokjin. Seokjin yang mengetahui hal itu pun langsung mengajak gadis muda itu untuk pulang.

Seokjin: ada yang mau di beli lagi nggak? kalu tidak kita pulang sekarang.

Joena: gausah oppa, kita langsung pulang aja.

Seokjin: iya ayo pulang.

Joena: tunggu sebentar oppa!

Jantung Seokjin bak merosot ke lantai, ia takut Joena mendengar suara seseorang yang mungkin mereka kenal di dalam toilet tersebut, ia bergegas mengalihkan pembicaraan ketika gadis itu mencoba mendekatkan diri kepadanya.

Seokjin: duhh gawat, bagaimana kalau Joena mendengar suara Jason?

"sudah malam Joena, ayo katanya mau pulang"

Joena: kancing baju oppa kenapa kebuka? ngapain 30 mnt di toilet sampe berantakan gitu?

beruntung nya Seokjin karena Joena hanya memperhatikan kancing bajunya yang sedikit terbuka, ia bisa mencari seribu alasan untuk di lontarkan kepada gadis rebelnya daripada Joena harus menanyakan suara siapa yang berada di dalam toilet itu.

Keduanya melenggang pergi meninggalkan toko tersebut. tak ada pembahasan apapun selama beberapa menit di perjalanan, mungkin karena Joena yang terlalu lelah atau Seokjin yang terlalu fokus pada jalanan yang ia tempuh.

Seokjin ingin memastikannya terlebih dahulu kalau dugaannya benar tanpa Joena mengetahui terlebih dahulu, ia berniat untuk mengirimkan beberapa pesan singkat kepada Jason ketika ia sampai di rumahnya nanti.

...----------------...

room chat

Seokjin: masih aja sifat bajingan lo gk hilang dari dulu?

Jason: wow.. wow.. wow.. slow down man!! do we have a problem?

Seokjin:miskin banget ya lo? nggak punya uang buat sewa room sampai hs di toilet umum? dan lagi, lo pacaran sama anaknya Jonathan juga cuma numpang hidup kan? ck..don't be a loser

Jason: maksud lo apaan datang-datang ngatain gue?

Seokjin: jauhin Joena!

Jason: she's my girlfriend, urusannya sama lo apa sat? lo siapanya dia gua tanya?

Seokjin: bukan urusan lo.

gue ingetin sekali lagi, kalo lo masih nyakitin Joena gue pastikan keluarga lo nggak bakal dapat warisan sepeserpun dari kakek wira.

Jason:shole!! lo nggak ada bedanya sama bokap lo yang suka ambil kebahagiaan orang lain

Seokjin: yep, I am

Kim Seokjin tak ingin basa-basi kepada Jason, dia tau persis sifat Jason seperti apa. hubungan keduanya berselisih ketika mereka masih duduk di bangku sekolah menengah, masalahnya bermula ketika kakek Wira lebih memihak keluarga Namjoon di bandingkan keluarga sadawira.

bagaimana tidak? NamJoon selalu unggul dalam bidang apapun di bandingkan dengan sadawira, ia berhasil mengembangkan bisnis-bisnisnya yang di berikan ayahnya tanpa memiliki bantuan dari siapapun termasuk Wira sendiri.

berbeda dengan perwira, ia pun sama dengan NamJoon yang di modali beberapa perusahaan oleh Wira, namun kerap kali gagal dalam mengembangkan bisnisnya hingga aakhirnya Wira lebih mengutamakan NamJoon sehingga terjadi perselisihan antara kedua saudara tersebut.

Terpopuler

Comments

Kimmy_Chan

Kimmy_Chan

Aku menunggu putusnya Jeona dan Jason 😌 udah gedek bgt ama Jason. Dasar cwk mokondo!

2024-09-24

0

Kimmy_Chan

Kimmy_Chan

Bagus Kim seokjin! 👏🏻

2024-09-24

0

Kimmy_Chan

Kimmy_Chan

pikiran si joena 🤣🤣🤣

2024-09-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!