Beberapa waktu telah berlalu setelah pertarungan itu, dan sekarang, Qin Yun duduk dengan sedikit kelelahan pada tubuhnya saat harus membuang semua mayat perampok jauh dari kediaman mereka.
Qin Yun duduk di kursi panjang depan perapian. Dengan napas yang sedikit mulai diatur, Qin Yun kembali memulihkan dirinya dengan sedikit ketenangan.
Beberapa saat telah berlalu dalam ketenangan Qin Yun, namun tiba-tiba dia dikejutkan oleh sosok ibunya yang tampak sangat berbeda. Dia mengunakan pakaian yang diberikan Qin Yun, dan pada penampilannya sekarang, dia benar-benar berbeda jauh dari sebelumnya.

Sosok ini begitu indah, dia bagaikan bintang yang bersinar dengan senyum yang seperti menyisir. Lekukan tubuh yang indah tidak lepas dari pandangan orang lain di mana itu adalah wujud dari pesona Ibu Qin Yun.
Kecantikan yang begitu tenang dan damai ini, berjalan ke arah Qin Yun dengan aroma dedaunan bunga yang begitu indah terpancar melalui tubuhnya. Setiap langkah yang diambil, begitu mempesona dan tubuhnya akan selalu menari di setiap langkah.
Kecantikan yang hampir tidak tersentuh ini, dia perlahan telah mencapai keberadaan Qin Yun dan berdiri tepat dihadapannya dengan sedikit perasaan malu.
Qin Yun yang kagum dengan kecantikan ini, dia segera melihat ke arah ibunya, kemudian berkata dengan nada yang bercanda, "apa yang ibu lakukan? Pesona yang seperti itu tidak akan mempengaruhiku. Ibu harus hati-hati, terkadang iblis hati tidak dapat diprediksi."
Mendengar apa yang dikatakan putranya, dia segera tersenyum manis dengan tangannya yang menutup bibir halus dan merahnya. "Baguslah jika itu benar-benar nyata. Jika itu terjadi, mungkin kau akan menjadi orang yang gila dan yang pertama dalam hal 'itu'."
Setelah mengatakan itu, kedua sosok yang bahagia ini tertawa dengan manis seolah mereka tidak mengenal waktu. Mereka tertawa hingga beberapa saat kemudian, mereka sadar hari telah berganti malam dan telah begitu larut.
Setelah semua candaan yang mereka lontarkan, ibu Qin Yun yang tahu apa yang menjadi kesibukannya, dia segera mengajak Qin Yun untuk membantunya mempersiapkan makan malam mereka. Hal ini dilakukan dengan sangat cepat, karena satu alasan tertentu, jika tidak segera dilakukan, suasana akan menjadi canggung diantara mereka.
Waktu terus berlalu dan dua jam lebih telah terlewati. Dalam waktu yang seperti itu, mereka telah mempersiapkan segalanya tentang kenyamanan mereka. Mereka telah mempersiapkan makan malam, kemudian bersatu dimeja yang sama untuk menyantap hidangan yang ada.
Setelah semua itu, sekarang keluarga kecil ini berada di depan rumah dan menikmati langit malam. Mereka begitu bahagia dan tersenyum hangat satu untuk yang lain.
Di cela-cela tawa yang hangat itu, tiba-tiba ibu Qin Yun dikejutkan dengan Qin Yun yang tiba-tiba mengatakan jika dia ingin pergi ke Hutan Belantara untuk meningkatkan kultivasinya. Mendengar hal ini, tentu saja ibunya langsung menolak dan memberikan Qin Yun pengertian tentang seberapa berbahayanya tempat yang akan dia datangi.
"Qin Yun! Sebenarnya apa yang kamu pikirkan? Kenapa harus terburu-buru untuk menjadi kuat? Apa yang sebenarnya kamu kejar? Kenapa kamu selalu saja bertindak tidak sesuai aturan. Ibu sudah katakan, jika hutan itu sangat berbahaya. Jika kamu ingin pergi, maka bunuh saja ibu dan lakukan semua yang ingin kamu lakukan. Jangan pedulikan lagi tentang ibu!"
Ucapan ini terdengar nyaring dipikiran Qin Yun. Namun untuk beberapa alasan, Qin Yun menggelengkan Kepalanya, kemudian melihat ke kenyataan dan menyapu pandangannya ke arah ibunya yang masih tersenyum hangat saat melihat bulan di langit. Semua adegan dan kalimat barusan, adalah bayangan dari pikiran Qin Yun saat dia harus mengatakan itu. Namun Qin Yun kembali tersadar dan tahu, jika ibunya tidak akan pernah mengizinkan dirinya pergi ke tempat di mana keselamatan seorang penjelajah, masih samar-samar.
Di awal, Qin Yun ingin mengatakan niatnya, namun semua itu dilupakan saat melihat wajah bahagia ibunya. Dia tidak ingin melakukan sesuatu untuk mengacaukan kebahagiaan ini yang bersifat sementara, dan membuat ibunya sedih karena kepergian Qin Yun.
Waktu terus berjalan dan Qin Yun masih tetap bertahan dengan pendiriannya untuk tetap diam. Dia tidak ingin mengacaukan kebahagiaan ini, namun secara tiba-tiba, Qin Yun merasakan hawa keberadaan kuat dari jarak yang jauh melalui kepekaannya.
Kekuatan kuat ini berada Diranah Murid Bintang 7 dengan jumlah 37 orang. Dengan senyuman yang adalah bentuk kekesalannya, dia melihat ke arah ibunya kemudian dia meminta izin untuk pergi ke sungai terdekat.
Ibunya ingin mengikuti Qin Yun, namun secara cepat Qin Yun menggenggam tangan ibunya kemudian berkata jika dia hanya pergi untuk beberapa menit saja. Hal ini menjadi janji tersendiri Qin Yun kepada ibunya. Setelah mendapatkan izin dari ibunya, dan tidak membuat hal ini menjadi mencurigakan, Qin Yun segera kembali ke dalam rumah, dan mengambil pedang ibunya.
Ibunya bertanya apa yang dilakukan Qin Yun dengan pedang itu, namun Qin Yun dengan santai menjawab jika dia ingin ke sungai, karena sudah satu tujuan, Qin Yun juga ingin merendam pedang ini, untuk meruntuhkan aroma darah yang telah melekat.
Setelah mengatakan itu, Qin Yun segera melesat dengan kecepatannya, dan tiba dihadapan rombongan yang sedang mencari jalan itu. Sebelum sampai ke sini, dalam radius tertentu, Qin Yun telah mendengar semua percakapan mereka tentang Bos ketiga yang mati di wilayah ini. Dan dalam hal ini juga, Qin Yun dapat menebak jika mereka semua adalah orang yang diutus untuk mencari informasi dari kebenaran kematian orang yang mereka anggap Bos ketiga.
Karena semua sudah jelas, tanpa berbasa-basi, setelah Qin Yun mencapai garis batasan mereka, Qin Yun langsung menyerang mereka yang sedang melompat dari satu titik ke titik lain. Serangan Qin Yun ini begitu mengejutkan, hingga lima orang terbunuh dalam satu waktu dengan kepala yang terpental putus dari Tubuhnya.
Tentu saja hal ini memicu kewaspadaan semua orang yang tersisa. Dengan perasaan panik, mereka berteriak bertanya siapa yang berani membunuh kelompok mereka dihadapan mereka sendiri.
Di tengah-tengah kebingungan mereka itu, beberapa pohon bambu disekitar mereka perlahan tumbang dengan sangat cepat. Hal ini membuat mereka panik dan melihat sekitar pohon yang tumbang, namun secara tidak langsung, hal ini telah menurunkan kewaspadaan mereka terhadap keberadaan Qin Yun dan mereka hanya fokus pada bambu yang terpotong.
Setelah semua pohon bambu itu tumbang, Qin Yun melesat dengan pedangnya dibalik bayang-bayang, dan menebas dengan kilauan pedangnya yang menembus beberapa pertahanan, yang kemudian dilanjutkan dengan beberapa teriakkan yang sekarat, dan dalam beberapa waktu kemudian, lima kepala lain melayang terbang di udara.
Orang-orang yang mulai panik, mereka memukul sekitarnya, kemudian udara pecah menghancurkan semua bambu dalam radius tertentu.
Sekarang wilayah ini sangat bersih bersama dengan tanahnya yang mulai terlihat jelas, jika di sana, terlihat tetesan darah yang mengalir ke satu titik. Mereka mengikuti jejak darah itu dengan menyapu pandangan matanya, hingga mereka melihat satu sosok yang berdiri di atas ujung pohon bambu dengan pakaian yang tertiup angin.
Itu adalah seorang pemuda dengan suaranya yang terdengar sangat dingin saat memperingati kelompok ini untuk tidak masuk lebih dalam. Secara perlahan, sosok ini mulai terlihat jelas yang adalah Qin Yun dengan tatapan matanya yang bersinar karena cahaya bulan, dan hal ini membuat dirinya bertindak sangat dingin dengan tatapan acuh tak acuh.
Pemuda yang berusia 11 tahun ini sangat elegan dengan semua tindakannya, dan bahkan setiap kata yang terucap dalam bibirnya yang mulus itu mengandung sedikit makna dengan ancaman yang nyata.
Dalam pandangan kelompok ini, mereka melihat sosok Qin Yun dengan sedikit perasaan takut, Seolah Qin Yun adalah seorang Eksekutif nyata dalam dunia Organisasi Pembunuh Internasional Dunia. Sosok ini begitu menawan dengan pedang di tangan kanannya, dan sepenggal kepala di tangan kirinya.
Di sisi yang berbeda, Qin Yun masih tetap mempertahankan kewarasannya dan tidak ingin melakukan pembunuhan besar-besaran, karena malam ini, dia sangat bahagia. Namun melihat kelompok yang masih berdiri dihadapannya dan tidak ada tindakan untuk mundur, membuat Qin Yun geram sendiri.
Pada titik tertentu, Qin Yun melemparkan kepala yang dia genggam erat ke hadapan semua orang, kemudian dia menebas dengan kilauan cahaya pedangnya, yang kemudian kepala itu tercerai-berai menjadi bagian-bagian kecil dihadapan semua orang. Setelah melakukan itu, Qin Yun kembali memperingati mereka untuk segera mundur, jika tidak,... ...dia akan segera membunuh mereka semua.
Ancaman Qin Yun ini terdengar jelas di kepala mereka semua. Mereka gemetar dan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Mereka bukan tidak ingin kembali, namun jika mereka kembali dengan tangan kosong dan tidak membawa infomasi yang diinginkan Bos Besarnya, mereka juga akan dibunuh oleh Bos Besar.
Dengan sedikit ketakutan dihadapan Qin Yun, mereka menangkupkan tangan, kemudian memberi hormat dengan kepala yang sangat direndahkan. "Tuan, kami tidak ingin menyinggung anda Tuan besar, tapi,.. ...kami hanya mengikuti perintah. Kami benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Jika tuan berkenan, tolong katakan jika Bos ketiga mati di wilayah ini."
Setelah ucapan itu terungkap, tiba-tiba sayatan pedang menebas leher orang yang Mencobai Qin Yun. Bersamaan dengan kepala yang terpental dan darah yang terciprat hebat, sebuah suara terdengar nyaring tertiup angin berkata, jika mereka takut dengan Bos mereka, namun mereka berani dengan ancaman yang jelas berada dihadapan mereka.
Dengan perasaan dingin Qin Yun menebas pedangnya dan sebuah tanda garis besar muncul di atas tanah. "Melangkah lebih jauh, dan kalian tidak akan memiliki kepala."
Setelah mengatakan itu, semakin berguncang jiwa mereka saat tahu, mereka harus kembali dengan tangan kosong, dan orang yang berada dihadapan mereka, bahkan jika itu adalah informasi kecil, dia tidak akan memberikannya.
Semua orang mulai kebingungan dan mereka melihat satu sama lain untuk mencari jawaban pasti akan hal ini. Mereka semua bergumam jika pemuda dihadapan mereka, bukalah pemuda sembarangan yang dapat mereka ancam untuk mendapatkan informasi sekecil apa pun.
Di tengah-tengah perbincangan, tiba-tiba Qin Yun tersenyum dan berkata, "waktu habis, dan saatnya mati!"
Mendengar hal itu, mereka segera berteriak terkejut, karena Qin Yun tidak mengatakan tentang peringatan ini. Namun saat mereka melihat mata dingin Qin Yun, mereka akhirnya paham, jika sejak awal, mereka memiliki kesempatan, namun mereka lebih memilih untuk tinggal dan mendapatkan informasi terlebih dahulu.
Dengan gemetar mereka melihat ke arah Qin Yun, namun sosok Qin Yun telah hilang dalam pandangan mereka, dan sebuah suara terdengar seperti petir di kepala mereka. "Ini adalah konsekuensi dari kecerobohan kalian. Aku adalah ancaman nyata yang berada dihadapan kalian, namun kalian lebih takut dengan pembunuh Bos besar kalian yang jelas-jelas tidak berada disekitar kalian."
Setelah ucapan itu terdengar, tiba-tiba kelompok ini dilanda keterkejutan dan panik yang begitu hebat, saat lima kepala putus secara bersamaan dan di waktu yang sama, tiga rekan mereka mati dengan tubuh yang hancur menjadi bagian-bagian kecil.
Mereka ingin menyerang, namun serangan mereka ini, ditahan oleh Qin Yun dengan ujung pedang yang tajam, hingga membagi satu lengan utuh menjadi dua bagian yang terpisah.
Semua orang berteriak panik dan kesakitan, namun itu tidak berlangsung lama setelah semua bagian tubuh mereka terpotong dengan sangat mudah tanpa perlawanan yang lebih.
Di sisi yang berbeda, ibu Qin Yun yang menunggu Qin Yun dalam keheningan kesendiriannya. Dia bergumam jika Qin Yun telah pergi selama 10 menit dan tidak Kembali-kembali. sampai kapan dia akan menunggu?
Di tengah penantiannya, tiba-tiba dia mendengar suara teriakan dari kejauhan. "Heh, tidak mungkin itu hantu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 619 Episodes
Comments
Ardi Provision
apaan ni??
2024-10-29
0