Setelah wanita cantik itu memilih tempat mereka berdua duduk, tidak lama kemudian pelayan datang dengan membawa teh dalam gelas yang transparan dan di atas permukaan tehnya masih ada pucuk daun teh yang memancarkan benang aura hangat dan aroma yang begitu tenang.
Dengan mata yang tertutup dan ekspresi yang begitu tenang, Qin Yun menelan seteguk teh yang kemudian membuka matanya secara perlahan dan melihat ke arah sebelah kanan yang adalah lautan indah.
Wanita cantik yang berada dihadapan Qin Yun tersenyum manis melihat Qin Yun yang sangat tenang itu. Dia memandang Qin Yun begitu lembut seolah Qin Yun adalah hal yang begitu dia rindukan. Dengan gumam kecil, wanita cantik itu bergumam jika ini adalah alasan dia sangat senang bertemu dengan Qin Yun.
Senyuman Qin Yun adalah sesuatu yang sangat umum namun sangat indah dalam pandangan wanita ini. Hal ini bukan tanpa alasan yang jelas. Ini adalah hal yang berkaitan dengan ketulusan. Senyum seorang pemuda pada masa remaja adalah senyuman yang indah dan tidak ada kepalsuan. Senyuman yang seperti itu tidak akan pernah kita dapatkan setelah dewasa di mana kita akan sangat disibukkan oleh aktivitas kita selama satu hari penuh.
Namun berbeda dengan Qin Yun. Walaupun dia sibuk dan berantakan di hari lalu karena mengumpulkan tamanan herbal, dia masih memiliki senyuman dalam pekerjaannya itu. Dia begitu ceria dan sangat bersemangat. Senyuman kecil muncul di sudut bibir wanita cantik ini yang kemudian bergumam, "apa kamu memiliki alasan untuk bersemangat? Senyuman mu terlihat begitu hangat."
Di sisi lain, Qin Yun yang menikmati pemandangan lautan yang tenang, dengan ombak yang menyapu pesisir pantai, tanpa sadar dia melihat bibir wanita cantik dihadapannya yang bergumam rendah. "Apa kau mengatakan sesuatu?"
Wanita yang sadar dirinya sedang termenung memperhatikan Qin Yun, dia tiba-tiba menjadi linglung dan beberapa saat kemudian dia terpikir untuk membahas sesuatu sebagai peralihan. "Qin Yun. Apa kau tahu Orang-orang memanggilku seperti apa?" Qin Yun yang tahu jika topik ini akan menuju pada tebak-tebakan, dia segera menyerah dan berkata jika dia tidak tertarik dan tidak ingin tahu.
Wanita yang kesal karena rencananya telah ditebak Oleh Qin Yun, tiba-tiba dia segera mengalihkan pandangannya dan berkata jika Qin Yun begitu jahat tidak membiarkan dirinya bermain.
Setelah semua itu, mereka tertawa bersama dan minum untuk beberapa tegukan.
Beberapa waktu berlalu dan pada titik ini, mereka benar-benar canggung dan tidak memiliki hal lain untuk dibahas, namun secara tiba-tiba wanita itu memperkenalkan diri dan menyebutkan namanya kepada Qin Yun. "Xiu Ying. Itu adalah namaku. Kau harus mengingatnya."
Setelah mengatakan hal itu, tiba-tiba seorang pelayan datang dan mengatakan kepada Xiu Ying jika Manajer memanggilnya. Dalam keadaan yang begitu santai ini, Xiu Ying dipanggil dan dia segera mengutuk Pria Tua itu. Dengan sedikit kekesalan, dia berdiri dan mengucapkan salamnya kepada Qin Yun. "Aku akan pergi. Kau nikmati saja waktumu, jangan khawatir tentang harga teh itu karena aku telah membayarnya."
Mengetahui jika Xiu Ying akan pergi dan tidak lama berada di sini, Qin Yun segera berdiri dan berkata, "aku tidak akan tinggal lagi. Aku sudah lama di sini. Dan untuk teh, Qin Yun sangat berterima kasih. Semoga hari nona Xiu Ying menyenangkan. yaa~ nona Xiu Ying hanya perlu mengingat jika hari susah hanya untuk saat itu saja, dan dikemudian akan bahagia tergantung cara kita berpikir dan menjalankannya."
Setelah mengucapkan itu, secara bersamaan mereka memberikan salam perpisahan, kemudian berpisah di pintu lantai dua.
Pada saat ini, Qin Yun sedang sendirian dan berjalan turun ke lantai satu dengan Sanggul Bintang Sembilan Warna di tangannya. Sepanjang langkah Qin Yun terus tersenyum. Dalam beberapa langkah kemudian, Qin Yun melihat ke sudut ruang tertentu di lantai satu di mana banyak pria dengan tubuh besar minum bersama.
Pada pandangan ini Qin Yun juga melihat seseorang yang sangat misterius dengan jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya. Pada awalnya ini sangat normal dalam pandangan Qin Yun, namun secara tiba-tiba, Qin Yun mendengar suara wanita yang sangat akrab terdengar berbicara membalas perkataan pria yang meminta untuk meminum lebih.
Qin Yun melihat asal suara itu berasal dari seseorang dengan jubah hitam misterius itu. Qin Yun terus memperhatikannya dan setelah beberapa saat, Qin Yun dapat memastikan jika itu adalah seorang wanita dan itu adalah ibunya.
Pikiran Qin Yun mulai bercampur aduk saat berhadapan dengan hal ini. Dia mencoba tenang dan memikirkan alasan yang masuk akal kenapa ibunya berada di sana. Dalam pikiran Qin Yun ini juga, dia mencoba mematahkan jika wanita itu bukanlah ibunya, namun setelah beberapa saat, wanita yang mulai kepanasan itu membuka penutup kepalanya dan semua manjadi jelas.
Qin Yun dengan gemetar bertanya-tanya dalam pikirannya apa yang dilakukan ibunya di sana. Semua pria yang berada di sana sangat terpesona dengan ibunya. Mereka kemudian berdiri dan mempersilahkan ibu Qin Yun untuk masuk ke ruang yang sudah mereka sediakan.
Dengan gemetar Qin Yun berjalan ke arah ibunya dengan mata yang sangat membeku. Perasaan yang begitu dingin membuat tubuh Qin Yun gemetar hebat dan wajahnya menjadi pucat bagaikan orang mati. Dalam langkah-langkah Qin Yun itu, dia melihat 23 orang pria dengan bertubuh besar berjalan di belakang ibunya. Jantung Qin Yun berdetak Jauh lebih cepat dari sebelumnya dan bahkan hal ini sedikit menggangu pernapasan Qin Yun.
Ibu Qin Yun masuk dalam satu ruang kemudian 20 pria lain masuk hingga pada yang terakhir melihat ke Belakang dan mengingatkan temannya jika tidak ada yang boleh masuk.
Sebelum pintu di dalam kamar ditutup, Qin Yun melihat semua pria itu membuka pakaiannya dan bahkan beberapa diantara mereka ada yang berebutan seolah meminta yang satu untuk yang pertama.
Melihat hal yang seperti ini, seluruh tubuh Qin Yun gemetar dan jantungnya semakin berdetak cepat dengan rasa sakit yang tidak dapat dijelaskan. Dengan gemetar Qin Yun mencengkram dadanya dan pada tangan lain, Qin Yun mengepal tangannya dengan sangat kuat hingga darah mengalir karena sanggul rambut yang dibelikan Qin Yun menembus tangannya sendiri.
Pada akhirnya pintu hampir ditutup dan dua pasang mata yang saling bertatapan terjalin saat pintu dengan cepat ditutup. Dari dalam ibu Qin Yun merasa jika yang diluar adalah putranya, namun dia tidak percaya dan lebih memilih untuk fokus dengan pekerjaannya. Ibu Qin Yun tersenyum melihat banyak pria terkumpul dalam satu ruangan yang mereka semua merupakan tamu kehormatan.
Dengan cepat Ibu Qin Yun melepaskan jubahnya dan beberapa pria mesum itu mulai tersenyum dan mencoba untuk menjatuhkan ibu Qin Yun pada sebuah ranjang.
Suara ranjang yang dibanting terdengar jelas pada telinga Qin Yun dengan sedikit suara wanita yang kesakitan. Dengan marah Qin Yun berlari dan ingin menerobos pintu itu, namun tiba-tiba 3 orang pria kekar menghalangi Qin Yun dan melemparkan dia menjauhkan yang kemudian mereka bertanya niat Qin Yun.
Orang-orang yang berada di sana tahu jika sebentar lagi akan ada pertarungan, dan mereka dengan cepat menyingkir dan beberapa juga lari menjauh.
Qin Yun yang dilempar menjauh tiba-tiba membalik tubuhnya dan berdiri di atas meja. "Wanita yang berada di dalam sana adalah ibuku. Jangan menghalangiku." Setelah mengatakan itu, Qin Yun segera turun dan ingin berjalan mendekat, namun tiba-tiba pria dengan tubuh besar itu berjalan ke arah Qin Yun dengan menanyakan kembali niatnya namun yang berbeda adalah pria ini membawa senjata besar.
Dengan santai Qin Yun berdiri dan ketika pria itu hampir mendekat, Qin Yun mengangkat tempat duduk yang terbuat dari kayu dan membantingnya di paha pria besar itu. Kayu segera pecah bersama dengan suara wanita yang mengerang dengan suara yang sangat erotis.
Pria yang dipukul dengan kayu itu, terjatuh dengan lututnya di atas tanah, dengan amarah yang memuncak, Qin Yun mengambil patahan kursi dan membantingnya tepat di kepala pria besar itu yang kemudian darah terciprat.
Melihat teman mereka dipukul, dua orang lain datang membantu dengan ingin memotong Qin Yun. Qin Yun sadar akan hal itu dan dia segera menginjak tangan pria dihadapannya dan mengambil senjatanya dan dengan cepat menebas leher pria besar itu.
Darah keluar bagaikan Pancuran air yang kemudian membasahi tubuh Qin Yun. Qin Yun berlari ke arah dua pria itu, kemudian Qin Yun melihat kepala yang melayang yang perlahan jatuh, namun tiba-tiba Qin Yun meraihnya dan melemparnya ke arah pria yang disebelah kanan. Dengan cepat pria itu memotong kepala yang dilemparkan, dan pada celah yang seperti itu, Qin Yun melesatkan senjatanya yang terbang menancap tepat di kepala pria sebelah kanan.
Tanpa ragu-ragu, Qin Yun kemudian berhadapan dengan pria yang satu dengan suara desahan yang semakin keras. Pada titik-titik tertentu, Qin Yun berhasil menghempaskan senjata pria itu namun tiba-tiba Qin Yun dibanting dengan sangat kuat.
Pria besar itu kemudian mengambil senjatanya dan ingin membunuh Qin dengan senjatanya. Qin Yun berusaha bangkit, dan di sisi yang berbeda, Xiu Ying yang mendengar ada pertarungan, dia segera bergegas untuk menghentikannya namun dia begitu terkejut saat tahu yang bertarung adalah Qin Yun.
Pada saat dia tiba di sana, dia melihat pria besar itu melayangkan senjatanya yang hanya dalam beberapa detik akan mencapai keberadaan Qin Yun. Dengan kultivasinya yang berada Ditingkat Murid Bintang 5, dia segera melesat dan menangkap Qin Yun.
Qin Yun yang terkejut dengan keberadaan Xiu Ying, dia segera meminta Xiu Ying untuk pergi, namun ketika Qin Yun melihat Xiu Ying dengan wajahnya, dia begitu terkejut karena darah mengalir dari mulut wanita itu.
Kecantikan yang begitu manja ini pada akhir berbicara dengan darah yang terus mengalir keluar dari senjata yang telah menembus jantungnya. Dengan terbata-bata wanita itu menyayangi Qin Yun dan mengatakan jika dia sangat senang melihat Qin Yun saat tersenyum. Setelah mengatakan itu, tangan yang mengelus Qin Yun perlahan jatuh.
Dengan amarah yang memuncak dan darah yang mendidih Qin Yun berteriak akan membunuh pria bertubuh besar itu. Suara Qin Yun memenuhi ruang itu namun tidak dapat menembus dinding lain. "Ohhh, ini mulai kembali, aku kembali harus menghancurkan hati ini. Kenapa harus begini. Haaaaaa!"
Dalam amarah Qin Yun itu, dia ingin berdiri namun secara tiba-tiba pria tua muncul dan membanting tangannya di atas kepala pria bertubuh besar itu, yang kemudian pelayan lain datang dan menghajar pria berbadan besar itu. Semua pelayan yang ada marah dan bertanya kenapa dia membunuh wanita yang begitu baik.
Pria bertubuh besar itu dipukul dan dia Terhempas dari satu titik ke titik lain. Dan tidak lama dari itu, pak tua itu menangkap pria bertubuh besar dan kemudian merobek mulutnya dan pelayan lain datang mematahkan seluruh tubuhnya.
Pria besar itu menangis kesakitan yang kemudian memohon ampun Namun dia mati tanpa melihat seperti apa hari besok.
Pak tua dengan cepat mengulurkan tangannya untuk melihat denyut nadi Xiu Ying, namun dia kemudian menutup matanya dan semua pelayan menundukkan kepala dan suasana menjadi hening.
Di sisi lain, ibu Qin Yun kembali mengenakan pakaiannya dan berteriak dengan suara erangan. Tubuhnya penuh dengan darah dan ranjang tempat dia menyelesaikan tujuannya benar-benar penuh dengan genangan darah.
Ibu Qin Yun mengambil pedangnya kemudian menebasnya dan darah jatuh dari pedangnya. Dia melihat ke arah laut dan bergumam tentang apa yang dilakukan Qin Yun sekarang. Dia mengatakan itu dengan 20 kelapa yang telah dipotong dan disusun membentuk hati pada kasur.
Ibu Qin Yun mengambil kepala pak tua yang menggodanya, dan kemudian berkata dengan suara rendah, "ingin memiliki diriku? Hanya mengandalkan dirimu? Itu sungguh lelucon yang bagus di tahun ini." Setelah mengatakan itu, dia menerbangkan kepala pak tua itu, dan dengan cepat memotongnya hingga menjadi bagian-bagian kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 619 Episodes
Comments