Dalam beberapa menit kemudian setelah berjalan dari desa terdekat ke dalam area hutan, Qin Yun dan ibunya langsung tiba di rumah pada sore hari. Seperti biasa dalam aktivitas Qin Yun sebelumnya, dia segera mengambil Sapu yang terbuat dari tangkai yang dihaluskan dan mulai menyapu halaman rumah dari dedaunan pohon bambu.
Berbeda dengan ibunya yang langsung meletakkan tas dan membersihkan semua ruang dalam rumah. Kelelahan masih terlihat di wajahnya dan hal ini menjadi beban pikiran Qin Yun.
Waktu berlalu selama setengah jam dan Qin Yun telah menyelesaikan pekerjaannya dengan cermat. Dia melihat ibunya beraktivitas dengan senyuman manis di wajahnya. Ibunya yang sedang sibuk tidak menyadari pandangan Qin Yun dan dia sibuk menyusun perapian untuk memasak. Tidak lama kemudian suasana menjadi canggung dan hening. Ibunya melihat ke arah Qin Yun dan dia segera menghampiri Qin Yun dan mengetuk kepala Qin Yun.
"Apa yang sedang kamu lihat? Jika kamu senggang, tolong bantu Ibu untuk mengambil kayu bakar dan menyusunnya di samping perapian itu." Sembari menunjuk ke arah perapian, ibunya dengan senyuman meminta bantuan putranya. Qin Yun mendengar itu dan segera mengguncang kepalanya untuk memulihkan kesadarannya. Dengan lembut dia menghela napas dan berkata, "aku akan melakukannya dengan cepat."
"Berbeda dengan apa yang kamu katakan, kamu barusan menghela napas. Apa kamu tidak senang aku menggangu ketenanganmu? Apa aku sudah mengganggu khayalan impianmu? Sampai mana kamu berpijak dalam fantasimu itu, apa kamu sudah sampai di surganya para wanita cantik?" Qin Yun melihat ibunya dengan mata yang sedikit malas. "Apa yang Ibu katakan? Satu-satunya wanita cantik yang aku lihat hanya ibu dan aku cukup dengan itu." Setelah mengatakan itu dia segera berbalik dan berjalan keluar rumah dan mengambil kayu bakar di sekitar rumah.
Ibu Qin Yun yang mendengar itu perlahan sudut bibirnya terangkat melihat punggung Qin Yun yang semakin menjauh. Dia mengambil beberapa sayuran dan secara teratur memotongnya. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya tentang apa yang dikatakan Qin Yun. "Eh,.. Apa Yun'er barusan mengatakan satu-satunya wanita cantik yang dia lihat adalah aku, dan dia cukup dengan itu? Apa anak ini tidak akan menikah?"
Merasa jika pikiran ini terlalu cepat, Ibu Qin Yun mulai berhenti memikirkan hal itu dan fokus dengan pekerjaan tangannya.
Di sisi lain Qin Yun berjalan masuk ke dalam rumah dengan mengangkat beban kayu bakar yang telah diikat. Qin Yun berpikir jika kayu ini adalah kayu yang dibeli dari desa terdekat atau yang memang dikumpulkan secara terpisah oleh ibunya.
Qin Yun melihat suatu sudut ruang tertentu di samping perapian dan berjalan ke arah sana untuk meletakkan kayu bakar. Qin Yun melepaskan kayu bakar dan suara bantingan kayu itu mengejutkan Ibu Qin Yun yang sedang memotong sayur dan hal itu membuat dia menggores jarinya.
Qin Yun yang sedang malas-malasan itu tiba-tiba dikejutkan dengan teriakan ibunya. Dengan respon yang cepat Qin Yun segera melihat Ibunya dan dengan cepat berlari meraih tangan ibunya. Tanpa berpikir panjang Qin Yun langsung mengisap jari ibunya yang terluka untuk menetralisir darah yang berjatuhan.
Ekspresi kesakitan terlihat di wajah ibunya yang meminta Qin Yun untuk tidak terlalu peduli dengan luka kecil ini. "Maafkan Ibu, Ibu Termenung dan akhirnya melukai diri sendiri. Ibu benar-benar ceroboh. Kamu tidak perlu khawatir, ini hanya luka kecil dan tidak terlalu berpengaruh. Ibu akan melanjutkan ini setelah Ibu menghentikan darahnya."
Mendengar ibunya yang meremehkan lukanya, Qin Yun Tiba-tiba memeras jari ibunya yang sedang dalam gigitannya. Ibunya segera berteriak kesakitan dan dengan lembut menampar kepala Qin Yun. "Apa yang kamu lakukan? Kamu baru saja menyakitiku. Itu sungguh sakit! Jika sikapmu seperti ini dalam memperlakukan wanita, kamu akan hidup kesepian."
Mendengar hal itu, Qin Yun meraih jari ibunya dengan lembut dan menatap tajam ke arah mata ibunya yang sedikit kesakitan. "Ibu begitu meremehkan luka kecil ini, namun lihat darah Ibu yang jatuh di tumpukan sayuran itu. Sebenarnya apa yang Ibu pikirkan sampai menggores tangan sendiri? Apa itu lebih penting dari jari Ibu?"
Ibu Qin Yun terdiam melihat mata tajam Qin Yun. Dia tidak menyangka jika hal ini dapat membuat marah Qin Yun. Dengan kebingungan ibunya mengangkat tangan lembutnya yang lain untuk menutupi tatapan tajam Qin Yun. "Aku tidak tahu, jangan bertanya lagi. Kenapa kamu harus marah untuk hal yang seperti ini. Aku sudah mengatakannya, ini tidak perlu dikhawatirkan."
Setelah mengatakan itu, ibunya segera menarik jarinya dari genggaman Qin Yun dan pergi ke kamarnya. Qin Yun yang ditinggalkan, Tiba-tiba tersadar jika dia telah berlaku kasar kepada ibunya. Dengan hati yang sedikit bingung, Qin Yun bersandar di atas meja dengan satu tangan menutupi matanya. "Apa yang sudah aku lakukan? Aku benar-benar gila melihat Ibu dengan mata yang kesal. Maafkan aku."
Beberapa menit telah berlalu dan Ibu Qin Yun keluar dari kamarnya dengan tangan yang sudah diperban dengan rapi. Dengan ragu-ragu dia berjalan ke arah dapur dan melihat Qin Yun yang sedang memasak sayuran di perapian dan memotong beberapa daging segar.
Qin Yun sadar dengan kedatangan ibunya dan dia segera berjalan menghampiri ibunya yang sedang mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Aku tidak marah, sungguh. Aku hanya khawatir dengan keadaan Ibu. Darah yang keluar sungguh banyak dan Ibu melihatnya. Aku hanya khawatir dan aku tidak marah." Secara perlahan Qin Yun mendekatkan diri seolah sedang berjalan ke arah kelinci kecil yang kapan saja akan kabur jika dikejutkan.
Qin Yun meraih lengan ibunya dengan lembut dan meminta maaf. Dengan perhatian Qin Yun membawa ibunya untuk duduk di kursi panjang di depan perapian yang di mana Qin Yun duduk di awal. "Humph... Kamu mengatakan tidak marah namun kamu melihatku dengan begitu ganas seolah kamu ingin membunuhku. Aku tahu kamu khawatir namun tatapanmu benar-benar sangat tajam." Setelah mengatakan itu, dia segera menampar kepala Qin Yun. "Ini adalah balasanku."
Qin Yun tertawa manis menghadapi ibunya, "baiklah, baiklah. Aku salah." Setelah mengatakan itu dia segera berdiri dan berjalan menuju perapian. "Ibu tidak perlu berkerja lagi dan duduk saja di sana. Ibu harus percaya padaku jika aku mengatakan aku sangat ahli dalam memasak." Qin Yun mencoba memecahkan suasana sebelum semua menjadi canggung karena suatu alasan ini akan benar-benar aneh.
Qin Yun menyombongkan diri dan mengatakan jika dia pandai dalam memasak, dan hal ini membuat ibunya tertawa dengan manis. "Aku tidak pernah melihat kamu memasak, bagaimana kamu bisa jadi begitu ahli?."
Qin Yun melihat ibunya kemudian mengerutkan alisnya. "Apa Ibu tidak percaya? Baiklah, bagaimana jika kita bertaruh? Jika aku bisa memasak, maka Ibu harus tidur lebih awal, Bagaimana?" Ibunya kembali bersemangat dan menerima tantangan Qin Yun.
Qin Yun mulai memasak dan menunjukkan semua keterampilannya dalam hal ini. Ibunya terlihat terkejut karena Qin Yun dapat membedakan semua bumbu untuk melengkapi cita rasa masakannya.
Waktu telah berlalu jauh lebih cepat dalam kesibukan keluarga kecil ini, dan waktu telah menunjukkan malam hari. Qin Yun berjalan ke arah meja dengan beberapa masakan yang di bawanya. Semua itu diletakkan di atas meja dan membiarkan ibunya yang pertama mencicipinya. Ibu Qin Yun begitu terkejut dengan mata yang tercengang merasakan masakan Qin Yun yang begitu nikmat. Ibunya bertanya bagaimana Qin Yun melakukannya dan Qin Yun hanya terdiam dan berkata jika itu adalah rahasia.
Qin Yun secara perlahan mulai duduk dan makan bersama ibunya hingga masakan Qin Yun habis tidak tersisa. "Masakan ini benar-benar sangat enak. Ibu tidak percaya kamu begitu ahli dalam hal ini. Tapi kamu tidak akan bisa mengalahkan Ibu." Qin Yun tersenyum mendengar hal itu kemudian berdiri membersihkan semua tempat makanannya. "Ibu kalah dalam taruhan, jadi tidurlah lebih awal. Sisanya serakah padaku."
Karena sangat menikmati makanan itu, Ibu Qin Yun sampai lupa dengan apa yang dipertaruhkan. "Apa kamu baik-baik saja dengan semua pekerjaan itu? Ibu akan benar-benar pergi jika kamu mengatakan iya." Qin Yun yang sedang Bersih-bersih langsung menjawab pernyataan ibunya dengan senyuman. Hal ini membuat ibunya tersenyum ringan. Dia secara perlahan beranjak dan pergi meninggalkan Qin Yun menuju kamar tidurnya.
Qin Yun yang sibuk masih di Bayang-bayangkan oleh ekspresi ibunya yang kelelahan. "Semua berjalan sesuai keinginanku. Setelah ini semua, aku akan segera pergi. Ibu,.. Ini tidak akan lama. Kamu tidak akan memiliki ekspresi yang seperti itu setelah aku kembali nanti. Tunggu saja."
Qin Yun dengan cepat menyelesaikan semua pekerjaannya dan pada waktu tengah malam, Qin Yun segera berlari ke arah hutan terdalam. Qin Yun mencoba mengingat di mana jalan terakhir yang dia lalui dan mulai menyusurinya.
Tidak lama kemudian, Qin Yun tiba di suatu wilayah dengan banyak pepohonan mati. Qin Yun terus berjalan dan dia merasa jika ini bukanlah jalan yang tepat yang dia lalui.
Qin Yun mencoba kembali namun dia melihat sekitar begitu asing. "Tidak, ini tidak mungkin. Apa aku tersesat. Bagaimana ini? Di mana ini? Aku benar-benar tersesat, sial!" Qin Yun terus berjalan menyusuri hutan berantakan ini. Dan beberapa jam kemudian, Qin Yun sampai di tanah rerumputan namun pijakan ini sedikit aneh.
Qin Yun berjalan dengan hati-hati namun beberapa saat kemudian angin berhembus kencang menerpa tubuh Qin Yun secara horizontal. Qin Yun melihat asal hembusan udara ini dan menemukan banyak tanaman dengan batang, daun, dan permukaan tanaman ini memancarkan cahaya berwarna biru terang dengan udara yang selalu berhembus setiap detiknya.
Qin Yun dapat menebak jika tanaman herbal ini kemungkinan sangat berharga dan sangat mahal. Dia segera mengumpulkannya dan menyimpannya di tas. Qin Yun begitu bersemangat setelah mengambil semua tanaman herbal dan mulai menghitungnya.
"Aku benar-benar beruntung, dan sialnya hanya saat aku tersesat. Aku mendapatkan 179 tanaman herbal dan ini kemungkinan sangat mahal."
Qin Yun memasukkan semua tanaman herbal ke dalam kotak dan memasukkannya ke dalam tas. Qin Yun mulai mencari jalan untuk pulang dan mengikuti hewan kecil yang sedang berlarian. Dalam pelarian itu, tiba-tiba Qin Yun mencium aroma darah yang pekat dan tidak lama kemudian Qin Yun mendengar suara serigala yang mengaum.
Mendengar suara ini, beberapa binatang kecil segera berlarian dengan cepat dan masuk ke dalam persembunyian. Ini adalah pertama kalinya Qin Yun terdesak sampai Qin Yun merasakan jika hal ini akan sangat berbahaya. Mencoba untuk tetap tenang Qin Yun berlari ke arah bulan karena ketika Qin Yun pergi, dia membelakangi Bulan. "Aku tidak percaya hal ini, namun paman bulan, aku mempertaruhkan nyawaku dan semua keberuntunganku padamu."
Dari kejauhan, beberapa pasang mata yang merah bagaikan darah telah mengawasi Qin Yun dari kejauhan dengan gigi-gigi tajamnya yang menghembuskan napas haus darah. Secara perlahan serigala ini menunjukkan dirinya dengan tubuh yang sangat besar, dan punggungnya dilapisi bebatuan merah.
Di atas puncak bebatuan besar, muncul serigala yang lebih besar dengan mata yang bercahaya bagaikan bulan. Satu pijakannya membuat retakan pada batu dan udara pecah menyebar beberapa meter. Pada puncak tengah malam, serigala besar ini mengaum ke atas langit dan udara pecah menyebar hingga menerpa Qin Yun.
Qin Yun tahu jika ini adalah pertanda bahaya dan dia segera berlari dengan cepat. Setelah auman serigala itu, serigala lain yang berada di bawah segera mengajar Qin Yun dengan Gila. Pemimpin dari serigala itu melompat dari bebatuan ke bebatuan lain dan hampir mencapai keberadaan Qin Yun.
"Aku tidak akan selamat jika harus berlarian bersama binatang haus darah ini." Qin Yun menarik satu tangkai pohon yang cukup besar dan nyaman dengan genggamannya. "Ini cukup menjadi senjataku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 619 Episodes
Comments
Raysonic Lans™
Awal cerita yang bagus, kosa katanya juga baik, lanjutkan sampai tuntas tamat the end, finish
2024-06-28
2
Iky Tzy Iky Tzy
sungguh novel yang unik, 😭😭
2024-04-22
2