Di waktu yang berbeda, sekarang Qin Yun berada di ruang yang sangat tertutup bersama dengan semua pelayan. Qin Yun begitu mematung dihadapan peti mati itu. Dia tidak menyangka wanita yang bercanda bersamanya beberapa waktu lalu, sekarang menjadi mayat dingin yang sudah tidak memiliki harapan untuk hidup kembali.
Dalam pikiran Qin Yun sekarang, dia hanya memikirkan Xiu Ying sepenuhnya bersama dengan ingatan yang tersisa. Qin Yun begitu gemetaran dan takut saat tahu dirinya telah pembunuh bahkan melihat seperti apa pembunuhan itu. Qin Yun begitu terguncang dengan banyak kejadian dan dia bahkan muntah untuk beberapa saat.
Qin Yun merasakan dirinya sangat tidak berguna harus dilindungi oleh seorang wanita dan di waktu yang sama harus menahan diri akan kelakuan ibunya yang tidak masuk akal. Qin Yun termenung untuk beberapa saat di depan peti mati Xiu Ying yang kemudian Qin Yun membungkukkan dirinya dan memberi hormat terakhirnya. Qin Yun mengucapkan semua terima kasihnya dan akan terus mengingat Xiu Ying dalam hatinya. Setelah semua itu, dia mengucapkan salam perpisahan.
Dengan kepalan tangan yang kuat, dia berbalik dan pergi meninggalkan semua orang hingga bahkan keluar dari toko itu dan dengan linglung pulang.
Di sisi lain, pak tua bergumam jika hal ini sama sekali tidak ada urusannya dengan Qin Yun. Dia mengatakan kepada semua pelayan, jika bibi Xiu Ying kembali, katakan saja dia dibunuh oleh pemimpin perbelanjaan herbal, bersama anak buahnya dan tamu kehormatannya.
Di lain sisi, Qin Yun yang berjalan pulang dengan perasaan yang begitu kecewa tanpa tahu hal yang jelas. Dia pulang dengan kekecewaan berat, dan banyak hal terpikir dalam benak Qin Yun di setiap gumamnya. Dengan pikiran kosong Qin Yun berjalan pulang dengan setiap langkahnya yang dilapisi kesedihan dan tangis kecil.
Di tengah-tengah amarah yang masih menyala-yala, tiba-tiba Qin Yun dihampiri orang empat orang yang berniat merampok Qin Yun dengan memintanya untuk menyerahkan sanggul rambut itu, jika tidak dia akan dibunuh.
Dengan tatapan kosong Qin Yun mengangkat tangan dan menyerahkan sanggul rambut itu. Pria yang merampok dengan senyuman berjalan ke arah Qin Yun dan tiba di hadapannya dan menggantung tangannya di udara. Qin Yun melihat 4 orang ini dengan tatapan kosong dengan pupil matanya yang seperti bosan.
Qin Yun melepaskan tangannya dari sanggul dan ketika sanggul hampir jatuh ke atas tangan pria itu, Qin Yun menendang paha pria itu kemudian menarik rambutnya dan tangan lain meraih sanggul yang kemudian ditusuk dengan kasar ke arah tenggorokan pria itu.
Dengan santai Qin Yun menarik Sanggulnya secara horizontal dan hal ini membuat tenggorokan pria itu robek. Darah yang berada di sanggul kemudian dijilat oleh Qin Yun sebagai tanda jika dia telah gila dan tidak peduli dengan apa yang dia lakukan sekarang.
Perampok ke-dua yang datang ingin menyerang Qin Yun, namun Qin Yun maju tanpa mempertimbangkan keselamatannya. "Orang yang bosan pada hidupnya, lebih menakutkan dari pada psikopat yang senang membunuh."
Setelah ucapan itu terucapkan, tiba-tiba Qin Yun meraih tangan pria itu dan mematahkan semua jarinya, kemudian pria itu terjatuh kesakitan dan Qin Yun menginjak kepalanya dan menusuk tenggorokan pria itu dengan sanggul.
Perampok ke-tiga yang melihat itu, dia kemudian datang dan menebas dengan pedangnya, namun ketika dia sadar, dia telah memotong teman yang telah dibunuh oleh Qin Yun. Dengan cepat Qin Yun menendang dada pria itu hingga dia terjatuh, kemudian mengambil batu dan Qin Yun berdiri di atas pria itu dan memukul batu dengan sangat kuat ke arah kepala pria itu selama berulang kali hingga kepala pria itu pecah dan suara retakan tulang terdengar jelas.
Qin Yun kembali berdiri setelah membunuh yang ketiga ini, dan berjalan ke arah pria terakhir. Pria ini tampak ketakutan dan menunjuk ke arah Qin Yun dan berkata, "Bagaimana bisa anak ini begitu kejam di usia muda. Mundur, mundur, aku katakan mundur!" Pria ini begitu ketakutan dan gemetar. "Anak kecil, apa kau pikir aku takut membunuhmu? Aku jauh lebih baik dalam membunuh. Sekarang pergi!"
Tidak mendengar apa yang dikatakan pria itu, Qin Yun terus berjalan ke arahnya dan pria yang ketakutan dengan panik menyerang Qin Yun. Qin Yun dengan mudah menghindari serangan itu dengan mata yang kosong, dan beberapa kata terucap pada bibir Qin Yun. "Aku akan mengajarimu seperti apa itu kejam dalam merampok."
Dengan sanggul itu, Qin Yun menancapkan sanggul tepat pada titik yang menargetkan jantung, dan itu adalah serangan pertama. Pada pukulan ke-dua Qin Yun meninju dan sanggul menembus jantung, dan itu adalah serangan ke-dua. dan pada pukulan terakhir Qin Yun memaksakan jarinya masuk ke dalam tubuh dan meraih jantung pria itu yang dengan cepat dia berteriak untuk sementara kemudian terdiam untuk selamanya. Qin Yun yang telah mencapai jantung pria itu, dia segera menarik tangannya bersama dengan jantung pria itu dengan sangat kejam. Qin Yun meminum tumbuhan darah itu kemudian mengunyah jantung yang masih berdetak itu. Setelah beberapa saat, Qin Yun membuang jantung itu dan meludahi jantung yang dia kunyah.
Qin Yun merobek pakaian pria itu dan menggunakannya untuk membersihkan mulutnya, dan sanggul rambutnya.
Qin Yun melihat sekitar dan Qin Yun melihat ada satu orang yang telah bersembunyi dan melarikan diri. "Humph, kita akan bertemu lagi."
Setelah mengatakan itu, dia pergi berjalan pulang.
Beberapa waktu telah berlalu dan Qin Yun berada di teras rumah dengan pakaiannya yang masih berdarah-darah. Qin Yun menunggu di sana dari siang hari hingga malam hari tiba tanpa makan. Dalam waktu tertentu, Qin Yun akan memandang langit, dan bergumam jika ibunya pulang sangat lama.
Setelah beberapa waktu, ibu Qin Yun kembali dengan beberapa bahan makanan dan dia begitu terkejut melihat Qin Yun yang penuh dengan aroma darah. Dia begitu sedih melihat Tangan Qin Yun terluka. Dengan sedikit senyuman Qin Yun bertanya kenapa ibunya sangat lama.
"Ibu membeli beberapa bahan makanan dan sayuran. Ibu lama karena sedikit kesibukan... Qin Yun, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kamu penuh dengan darah. Darah siapa ini? Apa kamu baik-baik saja?"
Mendengar apa yang dikatakan ibunya, Qin Yun tahu jika itu adalah kebohongan dan dia meminta agar ibunya jujur yang kemudian dengan sedikit suara yang panik ibu Qin Yun bertanya apa yang ingin diketahui Qin Yun.
Qin Yun bertanya kembali apa yang dilakukan ibunya, dan ibunya masih menjawab dengan hal yang sama. Qin Yun yang merasa dikhianati dia segera tersenyum dengan bibirnya yang digigit hingga berdarah.
Karena semua telah jelas dalam pemikiran Qin Yun, dia kemudian berbalik dengan perasaan acuh, dan masuk ke dalam rumah, sedangkan ibu Qin Yun hanya terdiam melihat sanggul rambut yang begitu indah masih digenggaman Qin Yun.
Tidak lama dari itu, perlahan suara langkah terdengar dari dalam rumah, dan ibu Qin Yun melihat Qin Yun membawa kain besar yang membungkus pakaian Qin Yun sendiri. Dengan panik ibu Qin Yun menghalangi Qin Yun dengan merentangkan tangannya dan berkata apa yang dilakukan Qin Yun dengan pakaiannya itu. Dan ke mana dia akan pergi.
Qin Yun yang sudah menahan diri selama itu, Tiba-tiba menatap tajam ke arah ibunya namun sesaat kemudian dia menekan amarahnya dan menjelaskan apa yang dia lihat. Qin Yun sendiri bahkan menyambungkan hal ini dengan luka merah pada tubuh ibunya kemarin.
Dengan perasaan sedih Ibu Qin Yun mengatakan jika semua itu adalah salam paham, dan itu semua tidak seperti yang Qin Yun pikirkan.
"Tidak, tidak seperti itu Qin Yun. Sebenarnya ibu adalah seorang yang ahli dalam membunuh. Ibu tidak tahu bagaimana menjelaskannya, tapi pak tua itu memaksa ibu untuk melakukannya, karena tidak ada pilihan lain, ibu membunuhnya sesudah menyiksanya. Ibu sama sekali tidak mengkhianatimu. Ibu hanya sedih karena harus kembali membunuh dan melanggar janji ibu sendiri."
Mendengar penjelasan dari ibunya itu, Qin Yun terdiam kemudian sebuah senyuman kecil muncul disudut bibirnya. Melihat Qin Yun yang masih terdiam, ibunya langsung memeluk Qin Yun dan berkata jika dia tidak ingin berpisah dengan Qin Yun.
"Bagaimana bisa ibu mengkhianatimu, ibu tidak akan pernah melakukan hal yang seperti itu. Dan lagi, jangan pernah mengatakan kepada ibu untuk 'hiduplah dengan penuh penyesalan.' Apa kau tahu bagaimana sakitnya saat ibu mendengar kamu mengatakan itu?"
Setelah membicarakan ini jelas untuk dua pihak, Qin Yun juga menjelaskan jika tangannya terluka saat melihat ibunya di toko. Dalam waktu-waktu itu, mereka mereka menjelaskan semuanya dan tidak ingin ada kesalahpahaman untuk ke depannya.
Beberapa waktu berlalu setelah semua itu, Qin Yun kembali ke rumah dan membersihkan dirinya dalam pemandian. Dia merasa begitu tenang setelah tahu yang sebenarnya terjadi. "Karena pak tua itu, ibu menjalin kesepakatan yang memaksa ibu harus membunuhnya. Dan untuk luka merahnya, dia beberapa kali terjatuh saat membawa pulang diriku. apa aku begitu berat hingga bahkan pinggangnya menjadi sangat sakit. Dan untuk Minum-minum... Hahahaha, sepertinya tidak perlu dijelaskan, mungkin jika orang lain mendengarnya, mereka akan mengerti."
Setelah selesai dengan pemandian dan membersihkan tubuhnya, Qin Yun menikmati makan malam bersama ibunya seperti biasa, dan kembali tidur dengan perasaan nyaman.
Di malam hari yang sunyi itu, Ibu Qin Yun datang ke kamar Qin Yun dengan pakaian yang cukup mempesona dan hal yang paling istimewa adalah ibunya mengunakan sanggul bintang sembilan warna. Ibu Qin Yun dengan sangat manis bertanya apa itu cocok dengannya, dan Qin Yun hanya tersenyum kemudian meminta ibunya kembali ke kamarnya karena sanggul itu sangat cocok untuknya.
Ibu Qin Yun dengan keras kepala masih berada di sana dan dia mengatakan jika dia sangat takut jika Qin Yun masih tersinggung dengan hal itu dan membuat dirinya memilih untuk memisahkan diri. Dengan tawa yang ringan, Qin Yun meyakinkan ibunya jika dia tidak akan pernah pergi dan meninggalkan ibunya, namun ibunya masuk bersikeras untuk tetap tinggal.
Karena hal ini, mereka berdua kemudian berbicara dan bercanda selama beberapa jam untuk membuat ibunya nyaman dan tidak memikirkan tentang Qin Yun yang akan pergi.
Dalam beberapa jam pembicaraan, tiba-tiba keadaan menjadi canggung, yang keadaan ini kemudian dipecahkan oleh Qin Yun dengan berkata, "Jika ibu sangat kesepian tanpa seorang pria... Qin Yun berse-"
Berhenti sampai di situ, tiba-tiba tangan ibu Qin Yun menutup bibir Qin Yun dan dia mengatakan jika dia Baik-baik saja dengan keadaan ini, dan dia sangat bersyukur jika Qin Yun masih mau tinggal dan menjadi putranya.
"Qin Yun,.. Kamu adalah putraku, dan juga kebahagiaanku, apa pun yang kamu pikirkan tentang diriku yang buruk di dalam pikiranmu, itu semua hanya sebuah kesalahpahaman. Aku tidak mungkin mengkhianatimu dan melakukan sesuatu yang tidak kamu senangi dan berlaku tidak masuk akal di luar batas. Sebagai ibu, aku sangat mencintaimu. Bahkan jika kamu ditakdirkan menjadi seorang pria dewasa dan bukan ditakdirkan menjadi putraku, mungkin kamu sudah lama menjadi kekasihku. Jangan salam paham, intinya,.. Aku mencintaimu sebagai putra, dan tidak akan pernah mengkhianatimu."
Setelah semua itu, Qin Yun dan ibu keluar rumah untuk menikmati bulan karena waktu ini adalah waktu yang pas saat pulan secara penuh terlihat.
Bulan yang bercahaya menyinari rumah kecil ini yang hanya berdiameter 30 dan 60 Meter.
Qin Yun dan ibunya pergi ke arah belakang rumah dan bersantai di sana. "Ini sungguh hebat, rumah kita berada di atas pegunungan yang sangat dengan dengan bulan dan matahari."
Mendengar apa yang dikatakan Qin Yun, ibu Qin Yun segera bergumam jika pilihannya untuk hidup seperti ini dengan putranya adalah pilihan yang tepat.
Dengan senyuman di wajah mereka, mereka menikmati bulan selama beberapa waktu dengan Qin Yun yang berbaring di pangkuan paha ibunya dan ibunya yang bersenandung.
Qin Yun merasa jika ini adalah puncak dari kehidupannya. Dia ingin menikmati waktu ini, namun pada saat tertentu dia akan kembali teringat dengan Xiu Ying dan mengingat Xiu Ying dalam tidurnya yang secara perlahan Qin Yun mulai tertidur lelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 619 Episodes
Comments