Setelah mereka selesai memasak ikan dengan cara membakarnya, Kagome kemudian menaruh ikan-ikan tersebut dengan lapisan daun yang lebar yang sudah dicuci oleh Kaede sementara api yang masih menyala dibiarkan untuk dijadikan api unggun.
“Wah… akhirnya ikannya sudah jadi nih,” ucap InuYasha dengan senang dikarenakan ikan bakarnya sudah jadi dan terlihat menggugah selira yang baru pertama kali memakan ikan bakar yang berada di suasana alam yang asri.
“Keliatannya Kagome pintar membakarnya ya,” ucap Kaede yang memuji bakat masak Kagome membuat Kagome tersenyum malu karena pujian dari Kaede.
“Ahh… tidak juga karena aku sering ber-BBQ dengan teman-temanku,” ucap Kagome dengan nada malu dan merendah kepada Kaede membuat InuYasha berserta Kaede bersama-sama membeo mengenai istilah ‘BBQ’ yang pada zaman itu belum terkenal dan juga termasuk asing di pendengaran mereka.
“Kagome, apa itu BBQ?” tanya Kaede membuat Kagome sontak kaget mendengar pertanyaan dari Kaede.
“BBQ itu apa, hey Kagome? Jelaskan bisa?” tanya InuYasha yang sama-sama penasaran sedetik kemudian membuatnya menepuk jidatnya sendiri yang menyadari ketololan dan kebodohannya.
“Astaga mengapa aku sangat bodoh sekali sampai tidak mengenal dan mengerti istilah ‘BBQ’ padahal aku dan Kagome sama-sama berasal dari zaman modern,” batin InuYasha yang menyadari kebodohan dan ketololannya.
Sementara Kaede yang masih tidak mengerti menunggu jawaban dari Kagome dengan rasa penasaran karena istilah yang dia rasa asing.
“Astaga aku lupa jika mereka tidak mengerti istilah seperti itu,” batin Kagome yang menyadari jika kedua orang tersebut berasal dari zaman lampau.
“Begini, BBQ itu makanan yang dimasak dengan cara dipanggang namun alat panggangnya lebih canggih dari yang kita gunakan,” ucap Kagome yang berusaha menggunakan kata-kata lebih sederhana agar InuYasha dan Kaede mengerti istilah mengenai ‘BBQ’ itu.
“Astaga Kagome, aku mengerti cuma tadi lupa aku sesaat,” batin InuYasha yang meringis ketika mendengar perkataan Kagome yang berusaha menyederhanakan istilah sehingga membuat dirinya dan Kaede mengerti karena terbukti jika Kaede mengerti perkataan yang sudah disederhana oleh Kagome.
“Jadi seperti itu ya istilah BBQ, makasih ya Kagome, setidaknya aku jadi mengerti istilah yang kau berikan kepadaku,” ucap Kaede yang mengerti serta mengucapkan terima kasih kepada Kagome yang dengan baik hatinya sudah menjelaskan arti dan istilah asing tersebut.
Mendengar jika Kaede mengerti apa yang dia katakana membuat dirinya senang dan membalas perkataan Kaede. “Baiklah jika kamu mengerti pemahaman itu lalu bagaimana dengan kamu, InuYasha? Apa sudah mengerti?” tanya Kagome dengan lembut kepada InuYasha seperti tidak mengerti pemahaman kata-kata yang dirinya rangkai sesederhana mungkin.
“Kagome, biarkan InuYasha karena InuYasha sangat bodoh sehingga mana mungkin dia mengerti perkataanmu,” ucap Kaede yang menghina InuYasha yang Kaede kira tidak mengerti dengan perkataan dari Kagome.
“Enak saja Kaede, aku mengerti kok, terima kasih ya Kagome,” ucap InuYasha dengan muka tidak sukanya ketika dikatai bodoh oleh Kaede. “Begini-begini otakku dikenal cerdas di kelas dan nomor satu di kelasku,” batin InuYasha yang tidak terima jika otaknya dikatakan kecil oleh Kaede.
“Ah… sudahlah, aku senang jika kalian mengerti dengan perkataanku, kalau begitu mari kita makan,” ucap Kagome yang menghentikan perdebatan yang akan dimulai oleh InuYasha dan
Kaede ke sekian kalinya membuat keduanya yang bagiakan seperti bayi besar itu menurut perintah ibunya dan langsung mengambil seekor ikan sesuai dengan jumlah yang ditangkap oleh InuYasha yaitu 6 ekor.
“Selamat makan, semuanya,” ucap InuYasha, Kagome dan Kaede berbarengan lalu menggigit sembari mengunyah ikan tersebut di mulut mereka.
“Hmm.. ini ikan yang sangat lezat yang pernah aku makan, iya kan Kaede,” ucap InuYasha yang melahap ikan itu hingga daging-dagingnya sudah habis dan menyisakan tulang belulang beserta tusuk yang menusuk ikan tersebut agar bisa memudahkan memakannya.
“Iya, ini ikan terenak yang pernah aku makan, Kagome, kamu hebat sekali,” ucap Kaede yang memuji-muji kehebatan memasak Kagome padahal tidak sehebat dan seenak itu namun tetap saja bagi InuYasha dan Kaede merasa jika masakan Kagome sangat lezat.
“Masakan ini bahkan lebih enak ketimbang kakak yang membuatnya,” batin Kaede yang ternyata InuYasha merasakan hal yang sama dengan dirinya. “Buatan Kagome memang terbaik bahkan mengalahkan buatan Kikyo,” batin InuYasha yang membandingkan masakan Kagome dengan masakan Kikyo.
Pada saat mereka sedang menikmati makan siang mereka, tiba-tiba keharmonisan ketiganya diganggu oleh kedatangan iblis yang mengejar Kagome hingga sampai di tempat kediaman Kaede.
Iblis wanita yang berbentuk kelabang segera mendekati kelompok InuYasha yang mengincar gadis yang dia bawah hingga ke zaman sekarang dan melakukan serangan pada saat dirinya mendekati Kagome.
“Kikyo sia*l**, kau berani sekali membawa pergi Permata Suci Shikon, aku akan membunuhmu,” ucap iblis kelabang tersebut yang melancarkan serangannya namun dihindari oleh Kagome karena diseret oleh Kaede.
“Kagome, kamu berlindunglah ke Kaede,” teriak InuYasha yang mulai melakukan peperangan melawan iblis tersebut dikarenakan sudah mulai berani melawan gadis tersebut padahal sempat dia beri pukulan telak agar tidak mengejar Kagome.
“Dasar kau siluman anjing berengsek, mengapa kau menyerangku?” tanya iblis tersebut yang tidak terima jika dirinya diserang oleh siluman yang dia temui.
“Kau tidak boleh menyerang dia!” ucap InuYasha dengan tegas yang mengeluarkan seluruh kekuatannya sembari menyerang iblis kelabang tersebut. Membuat kedua gadis itu menjauh dari jarak serang InuYasha dengan iblis tersebut sementara Kaede memasangkan jimat pelindung agar melindungi mereka dari dampak serangan.
“Kagome, kau berlindung di belakangku, aku akan mengeluarkan perlindungan,” teriak Kaede agar membuat Kagome mendengar karena suara tebasan angina akibat cakaran dari InuYasha saat melawan iblis kelabang tersebut.
Kagome pun menurut serta melangkah menuju belakang Kaede meski sedikit susah akibat pandangannya yang buram terkena debu yang tidak sengaja masuk ke matanya namun dia berhasil berada di belakang Kaede membuat Kaede membacakan mantranya dan langsung perlindungan tidak kasat mata melindungi mereka sehingga dampak dari serangan InuYasha kepada iblis kelabang betina itu tidak sampai kena ke mereka.
“Dasar siluman berengsek! Memangnya mengapa tidak boleh menyerang? Apa kau ingin memilikinya? Jangan harap, suku siluman hina sepertimu tidak pantas memiliki Permata Suci Shikon,” teriak iblis kelabang betina tersebut sembari melepaskan serangan penuhnya terhadap InuYasha namun InuYasha sekali lagi bisa menghindari serangannya dan membalaskannya kepada iblis tersebut.
“Kalau iya memang mengapa? Aku akan menjadi iblis seutuhnya setelah berhasil mendapatkan Permata Suci Shikon dan kau jangan pernah berani menyentuhnya!” ucap InuYasha tegas sembari melayangkan cakarannya yang menjadi senjatanya yang dapat mampu merobohkan lawannya.
“berengsek kamu, jangan mimpi jadi iblis seutuhnya karena kamu lahir dari badan manusia hina!” hina iblis tersebut membuat InuYasha kembali menyerangnya karena marah mendengar ucapan iblis tersebut yang berani menghina ibunya yang sangat menyayangi dirinya walau dirinya terlahir separuh iblis dan separuh manusia.
“Jaga mulut hinamu itu jangan berani mengejek ibuku!” ucapnya sembari melayangkan cakarannya sehingga mengenai kulit kelabang iblis wanita itu membuat iblis tersebut mengernyit menahan rasa sakit akibat serangan brutal InuYasha.
Wah… pertarungannya keliatannya seru sekali nih…
Note : selama Anton berpetualangan di dunia anime isekai, percakapan bahasa Jepang sama Author diganti langsung menggunakan bahasa Indonesia agar kalian tidak terlalu susah untuk memahami alur cerita yang sudah dibuat sama Auhtor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments