SI : MKAS – 012

“Iya, sama-sama,” ucap InuYasha yang tidak mau memperpanjang masalahnya apalagi menggoda Kaede karena dirinya mengetahui jika Kaede memiliki harga diri yang tinggi hingga enggan untuk meminta maaf kepadanya walau terkadang Kikyo telah memaksa Kaede untuk meminta maaf kepada dirinya.

“Ini mungkin karena Kaede melihat sosok Kagome seperti melihat sosok Kikyo namun anehnya selama ini Kikyo pernah memaksakan Kaede untuk meminta maaf kepadaku tetapi dengan keras kepala Kaede menolaknya dan mengapa Kaede bisa langsung meminta maaf atas inisiatifnya sendiri tanpa disuruh oleh Kaede?” batinnya penasaran namun dia simpan karena tidak berani menanyakan kepada Kaede.

“Sudahlah, jangan dipikirkan lagi, makin dipikirkan akan makin membuat penasaran dan bingung, lupakan saja,” batinnya kembali karena sudah memutuskan untuk melupakan dan tidak memikirkan apalagi menanyakan kepada Kaede.

“Nah bagus jika kalian sudah berbaikan lagi, mari kita mencari kayu kering untuk membakar ikan bersama-sama,” ajak Kagome dengan riang hatinya karena melihat pertengkaran yang tidak berguna Kaede dan InuYasha sudah selesai dan dia juga tidak sabaran ikan bakar dengan menggunakan arang dengan kayu bakar untuk pertama kali.

“Ayo kita bakar bersama-sama,” ucap Kaede yang bergembira karena mendengar ajakan Kagome yang mengajak mereka bakar secara bersama-sama.

“InuYasha, kamu cari kayu keringnya ya,” ucap Kagome kepada InuYasha mendekat kepadanya dengan suara lembutnya membuat InuYasha memerah karena wajah Kagome secara tiba-tiba mendekat ke arah dirinya.

“Ba—ba—baik, akan aku cari kayu bakarnya, Kagome dan Kaede kalian tunggu di sini ya,” ucap InuYasha yang sudah masuk ke dalam hutan untuk mencari kayu kering yang akan digunakan untuk membakar ikan hasil tangkapannya. Kagome dan Kaede yang melihat InuYasha yang sudah terburu masuk dengan muka memerahnya membuat Kagome cekikian melihat muka InuYasha yang di matanya terlihat lucu.

“Dia dengan wajah seperti itu terlihat lucu sekali membuatku ingin melakukannya sekali lagi,” ucap Kagome yang senang karena bisa melihat sisi imut dari InuYasha akibat dirinya yang tiba-tiba saja mendekatkan wajahnya ke arah InuYasha.

“Apakah kau menyukainya, Kagome?” tanya Kaede yang penasaran karena sikap InuYasha kepada Kagome tidak biasa begitu juga sikap Kagome kepada InuYasha juga tidak biasa. “InuYasha memperlakukan Kagome sangat istimewa dan aku tahu itu tetapi apakah Kagome juga mempunyai perasaan yang sama terhadap InuYasha?” batinnya sambil menatap Kagome karena penasarannya.

“Entahlah, aku tidak tahu, apa itu perasaan suka dan yang ku tahu adalah aku merasa tidak asing dengan InuYasha maupun aku ingin selalu disisinya,” ucap Kagome jujur yang memang tidak tahu dengan sikapnya dan tindakannya yang memang tidak ingin pergi dari InuYasha dan selalu ingin mendapatkan perhatian dari InuYasha.

“Dia seperti kakak yang selalu saja mencari perhatian InuYasha. Kakak mengapa kau bertindak bodoh dan meninggalkanku seorang diri?” batin Kaede yang raut wajahnya berubah sedih tanpa sepengetahuan Kagome karena ingin tahu alasan sang kakak yang rela pergi meninggalkan dirinya hanya menyelamatkan InuYasha.

Baik Kaede dan Kagome tenggelam dengan perasaan dan pikiran masing-masing sehingga membuatnya tidak berbicara satu sama lain karena memikirkan semua hal yang merumitkan perasaan mereka. 

Sementara itu InuYasha yang sudah masuk ke dalam hutan untuk mencari kayu bakar. Tiba-tiba saja telepon genggam miliknya yang modelnya jadul tiba-tiba saja berbunyi dan mengeluarkan suara untuk notif seperti sebelum-sebelumnya.

Selamat misi Anda sudah selesai karena berhasil berteman dengan ras manusia. Namun Anda belum selesai menjelajah dimensi ini. Misi selanjutnya untuk Anda adalah temukan semua pecahan Permata Suci Shikon.

Pesan yang ditampilkan seperti itu membuat InuYasha mengerutkan keningnya begitu membaca isi pesan tersebut.

“Apa sistem sudah gila? Menyuruhku mencari pecahan Permata Suci Shikon yang aku tidak tahu di mana pecahannya tersebar,” batinnya yang seakan tidak memercayai jika sistem yang menyuruh misi seperti itu.

Sebelum dirinya mencari solusinya tiba-tiba notif biasa masuk ke telepon tersebut yang menunjukkan jika ada pesan muncul agar InuYasha dapat membuka pesannya. InuYasha kembali membuka pesan yang baru saja dia terima. 

Anda memperoleh 1000 koin yang dapat Anda gunakan untuk membeli kebutuhan Anda . Saya harap Anda menggunakan sebijaknya karena hadiah koin bisa didapat jika Anda selesai misi Anda.

Isi pesan yang dibaca oleh InuYasha seperti itu membuat InuYasha hanya bisa mendengus kesal dan menggunakan sihirnya untuk menyimpan telepon jadul miliknya.

“Penyimpanan mode on,” ucapnya sehingga muncul brankas kecil tidak kasatmata muncul di hadapan InuYasha dan langsung saja InuYasha menyimpan telepon tersebut ke dalam brankas dan mengucapkan hal yang sama seperti dia memanggil untuk muncul. “Penyimpanan mode off.” 

Setelah menyimpan telepon rahasianya, InuYasha melanjutkan perjalanan untuk mencari dan mengumpulkan kayu kering sebanyak-banyak agar bisa dibakar bersama-sama dan dirinya ingin agar Kagome merasakan kenangan membakar ikan dengan cara tradisional sama seperti dirinya yang belum pernah menggunakan cara tradisional untuk membakar ikan.

Butuh waktu yang lama bagi InuYasha untuk mengumpulkan kayu dan ranting yang kering. Sehingga membuat Kagome dan Kaede sedikit bosan menunggu InuYasha yang sibuk mencari kayu dan ranting yang sudah kering.

“Kaede, apakah kau bosan menunggu InuYasha?” tanya Kagome yang membuat awalnya hening seketika sedikit mencair karena pertanyaannya.

“Aku sangat bosan menunggu si lelet InuYasha itu. Padahal hanya mencari kayu kering apa susahnya untuk seorang siluman sepertinya sehingga membuatnya begitu lama?” tanya Kaede yang heran karena InuYasha sudah cukup lama menurutnya untuk mencari kayu kering. ”Kalau kamu, apakah kamu merasa bosan, Kagome?” tanya Kaede yang penasaran dengan sikap Kagome dalam hal menunggu kedatangan InuYasha yang sibuk mencari kayu dan ranting kering.

”Tidak, aku tidak bosan menunggunya, karena dia pasti mencari kayu dan ranting yang banyak agar aku bisa ikut membakar ikannya karena dia sangat bisa diandalkan,” ucap Kagome yang membuat Kaede terkejut mendengarnya.

”Sudah kuduga dia akan berkata seperti kakak berkata bahkan ucapannya tidak ada yang berubah,” batin Kaede begitu mendengar ucapan Kagome mengenai apakah dirinya bosan menunggu atau tidak.

Kaede yang sempat terdiam akhirnya memutuskan untuk berbicara kepada Kagome mengenai satu rahasia yang hanya diketahui oleh dirinya dan kakaknya. ”Hei, Kagome,” panggil Kaede yang langsung disahut oleh Kagome. ”Ya, ada apa Kaede?” tanya Kagome yang menyahut panggilan Kaede.

”Ada yang ingin kubicarakan, apa kau mau mendengarkannya?” tanya Kaede yang membuat Kagome penasaran langsung saja menganggukkan kepalanya sambil berkata, ”Tentu saja, Kaede, aku sangat penasaran dengan cerita yang akan kau ceritakan kepadaku.”

Mendengar jika Kagome bersedia mendengarkan ceritanya, maka Kaede hendak bersuara dan mengatakan rahasia yang akan dia bagikan kepada Kagome yang sudah dia anggap sebagai kakak walau usia mereka berdua terpaut jauh. Kaede yang hidup pada masa lalu berusia lebih tua dibanding dengan Kagome.

“Baiklah kalau kamu mau mendengarkannya akan aku ceritakan mengenai suatu rahasia,” ucapnya membuat Kagome mendengarkan secara serius.

Hayoo… apa yang mau diceritakan oleh Kaede mengenai rahasia yang selama ini Kaede dan Kikyo tahu kebenarannya?

Note : selama Anton berpetualangan di dunia anime isekai, percakapan bahasa Jepang sama Author diganti langsung menggunakan bahasa Indonesia agar kalian tidak terlalu susah untuk memahami alur cerita yang sudah dibuat sama Auhtor.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!