SI : MKAI - 03

“Eh… sepertinya ada yang ketinggalan,” gumamnya dan segera memeriksa apakah penglihatannya benar-benar nyata atau bukan. Dan memang saja Anton berhasil menemukan sebuah telepon genggam yang tampak modelnya terlihat ketinggalan zaman dengan segera saja Anton bertanya kepada sang sopir angkutan.

”Pak, ini apakah punya penumpang Bapak sebelum kita berdua?” tanya Anton setelah turun dari angkutan dan menuju depan sambil menunjukkan telepon tersebut kepada sang sopir.

Sang sopir langsung saja menatap benda tersebut dan setelah menatap cukup lama langsung saja dia berbicara kepada Anton.

”Maafkan saya, Dik, saya juga tidak tahu dan kamu bawa pulang saja daripada jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab, ” ucap sang sopir yang membuat Anton lantas terkejut mendengar jawabannya.

”Serius Pak, jangan aneh-aneh, Pak, ini punya orang nanti pemilik sesungguhnya mencari bagaimana Pak?” tanya Anton yang sudah panik dan terkejut. Mendengar perkataan dari Anton membuat sang sopir tersenyum dan berkata, ”Tenang saja, Dik, pasti tidak akan ada yang mencarinya sepertinya barang itu belum menemukan tuannya dan sekarang sudah.” 

Ucapan sang sopir yang terdengar misterius membuat Anton terheran-heran.

”Apa maksudnya benda tak bertuan? Dia bukan benda magis kan yang diperintahkan untuk menghisap nyawa manusia?” tanya Anton ketakutan yang di mana ucapannya didengar oleh Dino dan langsung saja Dino menertawakan Anton yang menurut Dino perkataan Anton sangat tidak masuk akal.

“Ton, kau jangan menghayal deh dan ini sudah zaman modern mana ada tahayul begituan,” ucapnya dengan nada tertawa yang membuatnya menahan sedikit di perutnya akibat dirinya tertawa lepas membuat Anton malu mendengarnya.

“Hush.. kau ini, tertawa seperti orang gila saja, tahu,” ucap Anton dan menyuruh Dino diam agar tidak menertawakan dirinya kembali namun apa daya Dino masih saja tertawa layaknya seperti orang gila.

”Dik, Adik belum bayar uang naik angkutan,” ucap sopir membuyarkan lamunan Anton yang terlihat seperti masih bimbang untuk menerima benda tersebut. Mendengar perkataan mengenai dirinya belum bayar lantas Anton tergesa-gesa mencari uang yang dia gunakan untuk membayar uang angkutan umum. Setelah menemukan dengan jumlah yang pas dengan segera dia menyerahkan uang tersebut kepada si sopir.

“Nih ya Pak, uang bayar naik angkutan,” ucapnya sambil menyerahkan selembar dua ribuan dan selembar seribuan kepada sang sopir dan sopir tersebut menerima uang pemberian Anton.

“Makasih ya, Dik, Bapak pergi dahulu, kalian hati-hati ya jalannya,” nasihat sang sopir kepada Anton dan Dino. yang masih terlihat menahan tawanya yang belum selesai.

“Iya, Pak, makasih banyak, Bapak juga hati-hati di jalannya ya,” balas Anton dan sopir tersebut kembali melajukan angkutan tersebut menuju halte berikutnya.

Menghilangnya sosok kendaraan tersebut membuat mereka berdua melanjutkan perjalanan menuju ke rumah mereka masing-masing. Dalam perjalanan mereka berdua mengobrol mengenai penemuan Anton.

“Memangnya kau dapat apa sih sampai heboh segala, Ton?” tanya Dino dengan penasaran karena sampai saat dia menertawakan Anton dia belum melihat wujud benda itu sama sekali.

Sementara Anton yang mendengar dari pertanyaan Dino langsung terkejut namun masih dia netralkan raut wajahnya. ”Memangnya kau dari tadi tidak bisa melihat wujudnya? Makanya jangan mentertawakan orang, Din,” ejeknya ke sang sahabat.

“Ya elah begitu saja dendam, makanya Ton jangan jadi orang percaya amat sama takhayul mending aku yang hanya mentertawakanmu jika orang lain tahu bisa-bisa jadi bahan gosip juga tuh dan aku jamin kau pasti jadi selebritas dadakan,” elak Dino yang merasa masih mending dirinya ketimbang orang lain yang membuat Anton mendengarnya merasa gemas akan perkataan Dino.

“Ya elah, gak begitu juga kali, ya memang ku akui aku gak suka jadi bahan gossip orang tetapi aku juga gak suka diketawain oleh sahabatku sendiri,” ucap Anton berapi-api membuat Dino mengalah kepadanya.

“Iya deh, iya deh, lain kali aku gak begitu lagi, dan maaf ya,” ucap Dino membuat suasana kembali adem dan tenteram.

“Iya udah aku maafkan kok,” ucap Anton.

“Terus itu kau dapat barang apa sih?” tanya Dino yang masih penasaran akan barang yang ditemukan oleh Anton.

“Ow… kau masih penasaran toh rupanya, baiklah, akan aku tunjukkan bendanya,” ucap Anton mengambil benda tersebut yang dia simpan di saku seragam celana abu-abu panjang dan mengeluarkan dari saku lalu menunjukkannya kepada Dino.

Dino yang belum melihat benda tersebut berharap jika Anton mendapatkan harta karun yang bisa dijual dengan harga yang lumayan namun setelah Anton menunjukkannya dan dirinya juga sudah melihat bentuk benda tersebut langsung pupus harapannya.

“Ya elah, Ton, ku kira benda apaan, rupanya telepon kuno,” ucap Dino yang menyesal telah mendesak Anton untuk memperlihatkan bentuk benda yang membuatnya menghayal terlalu tinggi mendengar temannya pasti sakit setelah menghalu hanya bisa mencibir Dino.

“Memangnya kau mengira bentuknya apa?” tes Anton kepada Dino yang sebenarnya kurang lebih Anton telah mengetahui apa saja yang dipikirkan oleh sahabatnya itu.

“Kau pasti tahu sendiri lah, Ton,” ucap Dino yang sedikit malu karena pikirannya berhasil diketahui oleh Anton. 

Mereka bercakap-cakap selama perjalanan hingga tidak terasa mereka sudah tiba di rumah mereka masing-masing. Mengetahui sudah tiba di rumah masing-masing membuatnya tidak lupa berpamitan kepada satu sama lainnya.

“Ton, aku masuk dahulu ya, sampai jumpa besok di sekolah,” ucap Dino yang memang membawa kunci serep untuk membuka pagar rumahnya karena dirinya sedang ditingal oleh anggota keluarganya sendirian di dalam rumah tersebut sedangkan Anton masih harus menunggu sang kakak yang baru saja pulang dari kampus untuk dibukakan pintu agar dirinya bisa masuk ke dalam rumah.

“Oke, Din, sampai jumpa besok juga ya dan hati-hati kamu sendirian di rumah jika kamu butuh sesuatu jangan lupa telepon nomorku, ya.” ucap Anton yang penuh perhatian kepada sang sahabat karena Anton mengetahui jika sahabatnya ditinggal sendirian dalam jangka waktu cukup lama oleh anggota keluarga lainnya. 

“Itu pasti, tenang saja kalau aku butuh aku pasti kabari kamu dan jika aku butuh jangan lupa segera datang,” ucap Dino yang seperti menagih janji kepada pacarnya.

“Tenang saja, sudah sana kamu masuk ke rumahmu buruan nanti ada yang curiga kalau kamu lagi sendirian,” usir Anton dengan sedikit sopan membuat Dino tidak langsung sadar jika Anton mengusir dirinya dalam artian halus.

“Yoi, aku masuk, aku masuk,” ucapnya sambil kembali menutup pintu pagar dan melangkah masuk ke dalam perkarangan rumahnya setelah memastikan Dino sudah memasuki rumahnya barulah Anton mengetok pintu pagar rumahnya sehingga sang kakak yang lebih tua tiga tahun keluar dari rumah dan melangkah ke pagar untuk membukakan pintu untuk dirinya.

Teng...teng…

“Iya, iya, sabaran dikit dong,” terdengar suara kakak laki-lakinya yang berumur beda selisih tiga tahun lebih tua ketimbang dirinya yang terlihat keluar dengan wajah sedikit kesal.

Beri dukungan kalian ya. Terima kasih banyak.

Terpopuler

Comments

hyun jun

hyun jun

tahayul kak jangan takyul

2023-11-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!