SI : MKAS – 014

Aah… jadi begitu mengapa dia sangat patuh kepadamu atau membalasmu walau kamu sering berbuat ulah kepadanya,” ucap Kagome mengerti mengapa InuYasha bersikap snagat lunak meski Kaede menggangunya terkadang sampai parah namun InuYasha terlihat tidak membalas perbuatan Kaede.

“Apa kamu mau kuwariskan jimat pengekangnya? Karena yang mengendalikan jimat tersebut adalah kakakku dan kakakku sudah lama mati sehingga jimat tersebut pasti akan memudar dengan seiring waktu jika tidak ditemukan pewarisnya,” jelas Kaede sambil menawarkan Kagome menjadi pewaris dari jimat pengekang yang masih bersemayam di tubuh InuYasha.

Kagome jelas terkejut mendengar penawaran dari Kaede akan menjadikan dirinya sebagai pewaris jimat tersebut.

“Kau mewariskannya kepadaku? Mengapa? Kita baru saja mengenal hanya beberapa jam saja, jimat ini jangan kamu beri ke siapa-siapa,” jelas Kagome yang jelas heran dengan perkataan Kaede yang tiba-tiba saja menawarkan dirinya untuk menjadi pewaris dari jimat pengekang yang sudah terpasang di tubuh InuYasha.

“Tidak apa-apa, aku hanya percaya kepadamu saja, mau tidak?” tanya Kaede yang membuat Kagome tidak habis pikir bagaimana bisa Kaede langsung memercayai orang yang baru saja dikenalnya. “Apa kamu selalu percaya dengan orang, terutama orang baru saja kamu kenal?” tanya Kagome yang penasaran membuat Kaede mendongak dan menatap lurus wajah Kagome yang langsung saja memancarkan rona merah karena ditatap seperti itu oleh Kaede.

“Tidak, aku tidak pernah begitu bahkan aku tidak pernah memercayai InuYasha walau InuYasha termasuk dibilang cukup dekat denganku karena kakak tetapi aku tidak pernag mempercayaiku,” ucap Kaede dengan yakin karena dirinya tidak memercayaikepada siapa pun karena kakaknya yang pernah berjanji kepadanya tidak akan meninggalkan dirinya dan dia percaya ternyata dia meninggalkannya sendirian sejak kematian kedua orang tuanya.

“Ah, begitu ya,” ucap Kagome yang sedikit menghela napasnya karena merasa tenang mengetahui jika Kaede termasuk orang yang tidak mudah memberikan kepercayaannya kepada orang lain apalagi orang asing. 

“Memangnya mengapa? Apa ada yang salah sehingga sikapmu seperti itu?” tanya Kaede yang penasaran melihat Kagome yang sepertinya menghembuskan napas lega begitu mendengar ucapannya.

“Tentu saja, salah…” ucap Kagome berhenti karena Kaede langsung saja memotong ucapannya sebelum dirinya menyelesaikan ucapannya. “Ah… begitu ya, maafkan aku jika kamu tidak menyukainya," ucap Kaede yang langsung saja meminta maf begitu mendengar kata ‘salah’ yang terucap dari mulut Kagome membuat Kagome sedikit kesal karena bukan itu yang dia maksud. “Aduh dia ini sering sekali tidak suka mendengarkan orang,” batin Kagome sedikit kesal namun tidak bisa menunjukkan karena melihat muka Kaede yang meminta maaf dengan tulus.

“Tidak, bukan itu masalahnya, yang aku maksudkan adalah tentu saja salah jika kamu terlalu memercayai orang apalagi orang asing yang baru saja kamu kenal, itu adalah kesalahan besar dalam hidupmu jika kamu melakukannya,” ucap Kagome yang bersemangat menjelaskan membuat 

“mengapa kamu bisa menyebutnya itu ‘kesalahan besar’ jika kamu melakukannya?” tanya Kaede yang jelas tidak mengerti dengan perkataan Kagome.

“Karena itu bisa saja menusukmu dari belakang jika kamu terlalu memercayaiorang apalagi orang asing,” jelas Kagome membuat Kaede makinbingung mengenai penjelasan Kagome yang terakhir.

“Menusuk bagaimana, jelaskan lebih rinci lagi Kagome,” ucap Kaede yang membuat Kagome harus menjelaskan lebih ekstra agar Kaede mengerti apa yang dia katakana.

“Menusuk itu tidak harus benar-benar menusukmu pakai pisau, Kaede,” ucap Kagome yang tiba-tiba saja InuYasha muncul dan mendengar kata ‘menusuk’ dari Kagome membuatnya panik dan bertanya kepada kedua gadis tersebut sambil memikul kayu-kayu kering yang sudah dia kumpulkan.

“Menusuk apa? Siapa yang menusuk dan apa Kaede mau menusukmu dengan pisau, Kagome?” ucap InuYasha yang panik menghampiri Kagome dan memeriksa apakah Kagome terdapat luka tusukan atau tidak dari Kaede. Mendengar perkataan InuYasha yang seolah-olah Kaede berbuat jahat membuat Kaede langsung marah dan menjewer telinga InuYasha.

“Aww… bisakah kau tidak menjewer telingaku? Lama-lama telingaku makin panjang akibat jerewanmu,” ucap InuYasha yang berusaha melepaskan jeweran dari Kaede yang tangannya betah menarik telinga InuYasha yang seperti telinga anjing.

“Bukannya telingamu sudah panjang, InuYasha, jadinya tidak akan berpengaruh,” ucap Kaede yang mencibir InuYasha perihal perkataan InuYasha mengenai telinganya bisa memanjan jika dirinya selalu menjewernya tanpa sebab.

“Itu beda tahu dan jangan mencibirku, Kaede,” ucap InuYasha yang memberontak dari Kaede yang masih setia menjewer telinga panjang InuYasha yang berbentuk telinga anjing. Kagome yang melihat pertengkaran kembali membuatnya melerai keduanya agar tidak adu mulut dengan topik yang tidak penting sekali.

“Kalian ini sudah besar tetapi hobi sangat berantem apalagi Kaede, kasian tahu kalau InuYasha kau jewer,” ucap Kagome yang melerai mereka berdua membuat Kaede dengan berat hati melepaskan tangannya agar telinga InuYasha terbebas dari tarikannya.

“Dia seperti kakak yang apa-apa selalu membela InuYasha dan selalu menghentikan pertengkaran tidak jelas kita berdua,” batin Kaede yang melihat jika InuYasha duduk bersimpuh di depan Kagome yang mengeluh kesakitan sementara Kagome mengelus dan meniup-niup telinga InuYasha yang terlihat memerah kesakitan akibat jerewan dari Kaede.

“Kagome lembutnya seperti Kikyo, aku tidak bisa move on kalau begitu,” batin InuYasha sendiri ketika merasakan kelembutan dari Kagome yang sangat persis dengan kelembutan Kikyo kepada dirinya.

“Apakah telinga kamu masih sakit, InuYasha?” tanya Kagome yang sangat lembut dan perhatian membuat InuYasha terlena ketika Kagome bersikap seperti itu kepadanya mebuat InuYasha mengingat sikap Kikyo kepadanya.

“Iya, masih terasa sakit, Kaede selalu menggunakan tenaganya ketika setiap kali dia menjewer atau melakukan tindak kekerasan kepadaku,” ucap InuYasha yang berpura-pura sedikit cengeng hanya untuk mendapatkan perhatian dari Kagome yang membuat Kaede mencibir mengejeknya.

“Dasar siluman lemah, hanya jeweran dari manusia biasa saja sudah sakit sampai seperti itu,” ucapnya sembari melihat tingkah Kagome yang tidak berhenti mengusap dan meniup telinga InuYasha yang masih terlihat memerah. 

Sementara Kagome masih meniup dan mengelus telinganya supaya sakitnya hilang atau berkurang, InuYasha bertanya mengenai Kagome yang berkata ‘menusuk’ karena dirinya masih panik dengan perkataan seperti itu karena ingatan masa kecilnya ketika melihat ibunya meninggalkannya akibat luka tusukan karena melindunginya sehingga sejak saat itu ayahnya meninggalkannya sendirian karena tidak terima atas kematian wanita yang sangat dia cintai dan dia lindungi segenap hati.

“Apa tadi Kaede hendak ingin menusukmu, Kagome, dan apakah kamu terluka?” tanya InuYasha yang memperhatikan tubuh Kagome yang tidak ada tanda-tanda luka serius akibat tusukan membuat Kagome yang mendengarkan pertanyaan InuYasha lantas tertawa kecil karena mengira perkataan mengenai menusuk menjadi InuYasha salah mengartikan seperti Kaede.

“Pertanyaan itu lagi. Apa dia tidak melupakannya dan tidak bosan menanyakan kembali?” batin Kaede yang mendengarkan pertanyaan InuYasha yang membuatnya malu karena tidak memahami perkataan terakhir mengenai menusuk dari Kagome membuat InuYasha terlibat kesalahpahaman yang sedikit tidak masuk akal.

Kagome belum menjawab mengenai pewaris jimat. Eh.. InuYasha sama Kaede lama-lama mau beralih menjadi komedian.

Note : selama Anton berpetualangan di dunia anime isekai, percakapan bahasa Jepang sama Author diganti langsung menggunakan bahasa Indonesia agar kalian tidak terlalu susah untuk memahami alur cerita yang sudah dibuat sama Auhtor.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!