SI : MKAI - 04

“Yoi, aku masuk, aku masuk,” ucapnya sambil kembali menutup pintu pagar dan melangkah masuk ke dalam perkarangan rumahnya setelah memastikan Dino sudah memasuki rumahnya barulah Anton mengetok pintu pagar rumahnya sehingga sang kakak yang lebih tua tiga tahun keluar dari rumah dan melangkah ke pagar untuk membukakan pintu untuk dirinya.

Teng...teng…

“Iya, iya, sabaran dikit dong,” terdengar suara kakak laki-lakinya yang berumur beda selisih tiga tahun lebih tua ketimbang dirinya yang terlihat keluar dengan wajah sedikit kesal.

Sang kakak segera keluar dan melangkah ke pagar rumahnya yang di mana si adik sudah menunggu dirinya membukakan pintu untuknya.

“Kakak lama amat sih bukannya,” protes Anton begitu tahu jika sang kakak keluar dalam jangka waktu sepuluh menit kurang.

“Hei, ini sudah termasuk cepat tahu, ya,” omel sang kakak sembari membuka kunci yang mengunci pagar dan membuka lebar pagar rumah mereka agar adiknya dapat masuk ke dalam rumahnya sembari mengomel karena si adik memprotes dirinya. 

Sementara ketika sang kakak sibuk memprotes dirinya, Anton segera masuk ke dalam rumah mereka membuat kakak kembali menutup pagar dan mengunci agar tidak terjadi kasus pencurian. Seperti biasa, Anton melakukan rutinitasnya sebelum masuk ke dalam rumahnya yaitu melepaskan sepatu dan kaus kakinya, tidak lupa Anton mengembalikan sepatu sekolahnya ke dalam rak sepatu. 

Sedangkan Anton masih di teras, sang kakak sudah masuk ke dalam rumah dan sebelum menghilang dirinya mengingatkan agar si adik mengunci pintu rumahnya setelah masuk ke dalam rumah.

“Ton, nanti kalau kamu masuk jangan lupa tutup dank unci pintunya ya,” ucap kakaknya mengingatkan di depan pintu sembari menunggu jawaban si adik.

“Iya, iya, aku tutup dan kuncinya jadi jangan bawel, kak, sana masuk sajakamu,” usir Anton sebelum dirinya menaruh kembali sepatu sekolahnya ke rak sepatu yang terletak di depan pintu masuk rumah mereka. Sang kakak mendengar jawaban Anton langsung saja masuk melangkah kembali ke kamar tidurnya untuk melanjutkan permainan yang sempat dia hentikan karena membuka pintu untuk adiknya.

Setelah memngembalikan barang sehabis dia pakai ke tempat semula, Anton masuk ke dalam rumah dan tidak lupa dirinya menutup dan mengunci pintu rumahnya karena kedua orang tuanya sedang kerja dan belum kembali pulang ke rumah mereka.

Anton melangkah melewati ruang tamu, ruang keluarga hingga sampai ke kamar tidurnya yang bersebelahan dengan kamar tidur sang kakak. Dengan langkah sedikit gontai dirinya membukakan pintu kamarnya dan melangkah masuk ke dalam kamarnya lalu menutup kembali pintunya dengan rapat agar mencegah serangga masuk ke kamarnya.

Dengan melemparkan tasnya ke sembarang tempat, dengan langkah gontai Anton melangkah mendekati ranjangnya dan langsung merebahkan dirinya ke ranjangnya yang cukup empuk dan cocok untuk keadaan badannya. Anton berusaha memenjamkan matanya yang tiba-tiba sangat mengantuk namun dirinya belum bisa menutup matanya karena otaknya mengatakan jika dia harus makan dan mandi sebelum belajar Biologi untuk ulangan besok pagi.

“Haish, aku ini sangat mengantuk tetapiapa daya otakku menyuruhku untuk bangun,” gumamnya sambil memandang langit-langit kosong di kamarnya.

Sementara di kamar kakaknya, sang kakak baru saja sadar jika si adik belum makan siang dan lauk pauk tidak disediakan oleh ibu mereka karena sebelum dirinya sampai di rumah, ibunya sempat memberi pesan melalui aplikasi chat jika ayah dan ibu tidak kembali ke rumah dengan tepat waktu sehingga ibunya menyuruh untuk anak sulungnya membeli makan siang di luar melalui aplikasi Go-jek. 

“Aku lupa bilang ke Anton kalau makan siangnya beli sendiri,” ucap Alex, kakak Anton tersadar jika Alex juga belum makan siang hingga sekarang. 

Alex yang mengingat pesan tersebut langsung saja keluar dari kamarnya dan mengetuk kamar si adik jika adiknya mengunci kamarnya karena hendak tidur siang.

Di kamar Anton, terdengar suara ketukan membuat Anton terbangun dari tidur-tiduran dan bangun dari ranjangnya.

Dia berjalan menuju pintu dan membuka pintunya. Pada saat pintu terbuka muncullah sang kakak yang berdiri di depan pintu kamarnya.

”Ada apa kak kemari ke kamarku?” tanya Anton penasaran karena menurut kebiasaan sang kakak ketika dirinya pulang dari sekolah kakaknya akan menetap di kamarnya dan tidak pernah keluar-keluar dari kamar tidurnya hingga makan malam tiba.

”Ibu tadi berpesan kepadaku, lauk pauk untuk makan siang ibu tidak menyiapkan untuk hari ini, Ton,” ucap kakaknya menyampaikan pesan yang dipesankan oleh ibu lewat WhatsApp miliknya membuat Anton terkejut ketika mengetahui jika ibunya tidak menyiapkan lauk pauk untuk makan siang mereka berdua.

”Apa kakak sudah makan kalau begitu?” tanya Anton kepadanya dengan harapan kakaknya suda makan jika sudah maka dia tidak akan berbagi lauk dengan kakaknya. Sementara Alex mengira jika Anton, adiknya menanyakan apakah dia udah makan atau belum sebagai tanda ajakan untuk membeli lauk pauk bersama lewat aplikasi Go-Jek. 

”Aku belum makan, Ton, mengapa mau patungan, ya?” tanya Alex dengan penuh harapan. Berbeda dengan sang kakak yang keliatannya senang akan pertanyaan Anton namun Anton tidak senang jika sang kakak belum makan dan menduga kelanjutan perkataan dari kakaknya. 

“Aku berharap banyak sudah kuduga sih lanjutan perkatannya,” gumam Anton membuat Alex bertanya mengenai pesan makanan di aplikasi daring. “Bagaimana? Apakah jadi?” tanya Alex untuk memastikan membuat Anton mau tidak mau mengiyakan pertanyaannya karena salah sendiri bertanya begitu kepada kakaknya.

“Baiklah kalau begitu, aku yang pesankan kakak yang bayar ya?” ungkap Anton karena takut jika kakaknya kabur tidak mau patungan dengannya dan untuk pertama kalinya Alex mengiyakan ajakan Anton.

“Baiklah kalau begitu dan pesankan sajayang biasa jangan terlalu mahal ya, Ton,” ucap Alex hendak meninggalkan kamar adiknya.

“Seriusan kak? Mau makan apa emangnya?” tanya Anton yang membuat Alex tidak jadi pergi dan masih berdiri di kamar tidur sang adik.

“Terserah kamu saja yang pilih, kamu kan tahu seleraku, sudah ya aku tinggal dahulu, FF ku udah aku hentikan kelamaan,” ucap Alex berpamitan meninggalkan Anton yang langsung saja semangat untuk memilih lauk pauk di aplikasi daring yang populer di negara Indonesia dan segera masuk ke dalam ketika sang kakak sudah pergi dari hadapannya.

Anton langsung menutup pintu kamarnya dan mengambil tas sekolahnya lalu mencari telepon gengamnya yang sejak dia pulang masukkan ke dalam tas sekolah sambil ngecas dengan power bank. Dibukanya aplikasi daring dan kemudian Anton memilih beberapa menu lauk pauk dari beberapa restoran terdekat rumah mereka. Sesudah memilih dengan harga yang sesuai kantung kakaknya, dia bergegas keluar dan menemui kakaknya yang bermain game di kamar tidur kakaknya sendiri. Tanpa perlu mengetuk langsung saja Anton menerobos pintu kamar Alex dengan tidak sopan.

“Kakak, aku sudah memilih menu lauk pauk yang banyak tetapi murah, apakah Kak Alex mau mengeceknya?” tanya Anton yang sudah kembali menutup pintu kamar kakaknya dan mendekat ke arah kakaknya yang sibuk bermain game di layar PC di meja belajarnya.

Beri dukungan kalian ya. Terima kasih banyak.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!