Penasaran, itulah yang dirasakan Elvaro saat ini sampai ia nekat mengikuti mobil yang ditumpangi Eilani, Hanny dan bocah kecil itu.
Mobil itu memasuki sebuah halaman parkir restoran Perancis. Mereka turun dan memasuki restoran itu.
Elvaro pun ikut turun dan melihat mereka dari jauh. Nampak anak itu yang ulang tahun. Pihak restoran sudah menyiapkan kue tart dengan lilin angka 5. Anak lelaki itu terlihat senang sekali. Ia mencium Eilani dan Hanny secara bergantian. Seakan mereka adalah orang tua dari anak itu.
Sayang sekali, karena jarak mereka yang jauh, Elvaro tak bisa mendengar percakapan mereka. Apakah anak itu memanggil Eilani dengan sebutan mommy?
Elvaro merasakan dadanya sakit karena melihat bagaimana tawa kebahagiaan Eilani, Hanny dan anak lelaki itu. Cukup lama mereka ada di restoran itu dan akhirnya pulang karena hari sudah menjelang malam. Elvaro pun ikutan pulang.
Ia pulang dengan membawa luka di hati. Masuk ke kamarnya dengan hati yang nelangsa. Ia membuka kemeja lengan panjang yang dipakainya dan melemparkannya begitu saja. Demikian juga ia membuka sepatu yang dipakainya dan dilemparkannya begitu saja.
Elvaro membaringkan tubuhnya dengan perasaan hampa. 5 tahun berlalu. Elvaro akhirnya bisa menemukan Eilani. Selama kurang lebih 7 bulan Eilani merawat mami nya dan Elvaro merasakan kalau perasaannya pada perempuan itu tak pernah hilang.
Terbayang kembali kejadian malam itu, saat ia harus menemui Stella so kamar hotelnya.
Waktu itu, Stella meneleponnya dan mengatakan kalau ia akan bunuh diri. Elvaro pergi ke hotel itu atas dasar kemanusiaan.
Ternyata Stella sudah mabuk berat. Ia meracau dan memeluk Elvaro sambil menangis.
"El, hidupku hancur karena suamiku. Aku ingin bangkit. Tolong aku, El."
Elvaro berusaha untuk membantu Stella berdiri. "Jangan seperti ini. Kamu masih muda. Pasti kamu akan bisa melupakan semua masa lalu mu."
"Aku mau kamu, El." Stella melingkarkan tangannya di leher Elvaro. Mata keduanya saling bertatapan. "Apakah kau lupa bagaimana bahagianya kita dulu? Aku ingin kita seperti dulu, El."
"Jangan, Stella. Aku sudah menikah."
"Tapi kamu masih mencintai aku, El. Aku yakin itu. Ayo kita pergi dari sini dan memulai kehidupan kita di tempat yang lain." Stella mengecup bibir Elvaro. Lelaki itu hanya diam. Namun Stella tak berhenti. Ia terus menggoda Elvaro dengan ciumannya. Awalnya Elvaro tergoda, bahkan tanpa sadar mereka sudah bergumul di atas tempat tidur. Namun wajah Eilani terlintas di pikiran Elvaro sampai akhirnya lelaki itu mendorong Stella yang sudah ada di atasnya.
"Tidak, Stella. Aku sudah menikah."
Stella ikut turun. Ia menangis dan kembali memeluk Elvaro. Tak lama kemudian Stella memuntahkan semua isi perutnya karena pengaruh alkohol yang di minumnya. Kemeja dan celana Elvaro menjadi kotor. Perempuan itu kemudian pingsan. Mau tak mau, Elvaro harus membuka juga pakaian Stella yang kotor. Saat ia mencari baju ganti, ternyata tak ada baju ganti di sana. Makanya ia menutup tubuh Stella dengan selimut sementara Elvaro sendiri membuka kemeja dan celananya karena ia merasa ingin muntah juga mencium bau muntah nya Stella.
Elvaro menelepon Ardy untuk meminta baju ganti namun ponsel Ardy tidak aktif. Terpaksa Elvaro mencuci bagian bajunya yang kotor dan berusaha mengeringkannya dengan hairdryer.
"El.....please...., jangan tinggalkan aku. Malam ini saja temani aku di sini, El. Karena besok aku akan pergi." Stella yang mulai sadar memohon sambil menangis.
Elvaro tak tega meninggalkan Stella. Ia meletakan pakaiannya yang masih setengah basah di atas sofa. Ia naik ke atas ranjang dan membiarkan Perempuan itu memeluknya. Sungguh, sekalipun kulit mereka bersentuhan namun tak ada gairah yang Elvaro rasakan karena saat ini pikirannya hanya tertuju pada Eilani.
Dan pagi harinya, Di saat Elvaro bangun, Stella justru sedang memeluknya. Baru saja Elvaro akan berdiri, Eilani sudah masuk ke kamar itu.
Rasa kaget bercampur takut kalau Eilani salah sangka membuat Elvaro justru tak mampu berkata banyak. Sumpah serapah yang Eilani ucapkan membuat seluruh tubuh Elvaro membeku.
Dan ternyata, Tuhan mengabulkan apa yang istrinya ucapkan. Tuhan menghapus semua kenangan mereka ketika kecelakaan itu terjadi. Eilani benar-benar melupakan memori 2 tahun kebersamaan mereka.
"El.....!" panggilan maminya menyadarkan Elvaro dari lamunannya. Ia kaget karena maminya sudah berdiri di depan kamarnya.
"Mami kok naik ke sini sendiri sih? Kalau mami jatuh bagaimana?" Elvaro bergegas bangun dan langsung memegang tangan maminya namun Tiara menepiskannya.
"Mami sudah bisa melihat?" Elvaro kaget saat melihat kalau Tiara bisa menutup pintu dan berjalan dengan santainya memasuki kamar anaknya. Pertemuan itu duduk di sofa dan meminta Elvaro duduk di sampingnya.
"Mami, sejak kapan mami bisa melihat?"
Tiara tersenyum. "Sebenarnya, sebelum operasi pun, beberapa kali mami sudah bisa melihat walaupun masih berupa bayang-bayang. Saat dokter membuka penutup mata mami, secara jelas mami melihat yang berdiri di depan mami adalah Eilani. Perempuan yang dulu begitu mami rendahkan. Makanya mami pura-pura tak melihat karena sesungguhnya mami malu pada Eilani. Orang yang dulu begitu mami benci, ternyata dialah yang bisa membuat mami bangkit dari keterpurukan." Air mata Tiara jatuh.
"Mami....!" Elvaro memeluk maminya. "Eilani kehilangan ingatan karena kecelakaan. Sayangnya, ingatan yang ia lupakan justru kisah sedih 2 tahun terakhir kebersamaan kami. Saat ia datang ke sini sebagai suster pengganti, aku juga sangat terkejut. Namun tatapan matanya dengan jujur mengatakan kalau dia memang tak mengingat aku, mi."
Tiara menghapus air matanya setelah melepaskan pelukan putranya. "Seperti sumpahnya pada mami, dia benar-benar melupakan keluarga Evans. Ya Tuhan, mami sangat malu mengingat bagaimana kejamnya mami padanya dulu, El."
"Mami, aku sudah putus dengan Citra. Aku akan mengejar cinta Eilani. Aku akan mendapatkannya lagi."
"Berarti, di malam sebelum mami di operasi, kau yang ada di kamar Eilani?"
Elvaro mengangguk. "Kami belum cerai, mi."
"Bagaimana jika Eilani mengingat kisah diantara kalian?"
"Aku berharap agar dia nggak akan pernah mengingatnya."
"Tapi Eilani punya tunangan, El."
"Sepertinya mereka punya anak. Entahlah. Tadi aku melihat kebersamaan Eilani dengan Hanny dan seorang anak laki-laki berusia 5 tahun. Anak itu memanggil Hanny dengan sebutan Daddy."
"Apakah mungkin Hanny seorang duda?"
"Entahlah, mi. Jujur, aku sangat cemburu melihat kebersamaan mereka. Hati ku berkata kalau Eilani milikku. Dia istriku."
"El, sebaiknya kamu jujur pada Eilani tentang siapa dirimu."
"Aku takut dibenci lagi, mi. Aku akan membuatnya kembali dulu kepadaku sebelum mengatakan tentang masa lalu kami. Karena sebenarnya aku tak pernah menyentuh Stella. Kesalahanku hanyalah karena aku mengikuti keinginan Stella untuk menemaninya malam itu."
Tiara memeluk putranya kembali. Ia sungguh menyesal. Dapatkah semuanya diperbaiki lagi?
**********
Menurut kalian gimana? Jujur atau berdiam diri dan tetap mencintai Eilani dengan tulus?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Sandisalbiah
penyesalan emang datang di belakang El.. itu mengapa penting buat menjaga perasaan pasangan.. jgnkan seperti apa perlakuanmu ke Stella mendengarkan pasangan lagi ngomongin mantan dan bernostalgia dgn masalalu mereka aja udah buat pasangan sakit hati..konon lagi melihat perlakuanmu ke Stella seperti itu..
2024-09-20
0
sherly
ternyata si mami dah melihat to
2024-04-30
1
Riri
kemana El ko blm update....
2023-10-01
0