Pemaksaan

Ada senyum di wajah Elvaro saat ia keluar dari balkon kamarnya dan melihat Eilani sedang mendorong kursi roda maminya.

Ia menghentikan kursi roda itu lalu. Nampak Eilani memijat bagian punggung Tiara membuat hati Elvaro tersentuh. Ia ingat dulu bagaimana kejamnya sang mami dalam memperlakukan Eilani. Tak puas menghina Eilani di rumah sakit tempatnya magang, Tiara mempermalukan Eilani dengan mendatangani rumahnya.

************

"Apakah kamu belum mengerti dengan apa yang aku peringatkan kepadamu? Jauhi anakku!" kata Tiara saat bertandang ke rumah yang dikontrak oleh paman dan bibi Tiara. Untunglah sang bibi dan paman Eilani sudah pergi ke tempat kerja. Bibi Eilani bekerja sebagai perawat di panti jompo sedangkan paman Eilani bekerja sebagai sopir di rumah salah satu konglomerat yang istrinya adalah juga orang Indonesia.

"Nyonya....aku....!" Eilani akan bicara namun Tiara dengan cepat menjambak rambut gadis itu.

"Kamu mau uang? Kamu mau minta berapa? Aku sanggup memberikannya asalkan kamu meninggalkan anakku."

"Mami, apa-apaan ini?" Elvaro tiba-tiba muncul dan mendorong maminya lalu menarik Eilani untuk ada dalam pelukannya.

Tangis Eilani langsung pecah.

"Sebaiknya mami pergi dan jangan pernah kembali lagi ke sini. Apapun yang terjadi aku tak akan pernah meninggalkan Eilani bahkan aku akan menikahinya." kata Elvaro tegas membuat Tiara terbelalak.

"Kamu sudah gila, El? Perempuan ini hanya akan menipu mu. Dia hanya mencari keuntungan darimu."

"Aku tahu siapa, Eilani. Mami nggak perlu meragukan ketulusannya. Ia bahkan tak mau bersamaku. Akulah yang tergila-gila dan mengejarnya." kata Elvaro tegas membuat Tiara kesal dan langsung pergi.

"Sayang, maafkan aku." Elvaro langsung mengajak Eilani duduk di sofa lalu membelai kepala gadis itu. "Ada yang sakit?"

"Nggak." Eilani menggeleng. "El kita putus saja, ya?"

"Aku nggak mau!"

"Namun mami mu akan selamanya menganggu kita. Aku juga nggak mau kalau kamu sampai bersitegang dengan keluargamu sendiri."

"Tapi aku ....!"

Elvaro langsung membungkam mulut Eilani dengan ciumannya. "Ayo kita menikah."

"Tapi,.El. Aku masih mau kuliah."

"Kuliahmu kan tak lama lagi akan selesai."

"El, usiaku baru 19 tahun. Aku ingin menikah saat usiaku sudah 24 atau 25 tahun."

"Aku nggak mau menunggu lama, sayang. Itu akan memberikan kesempatan bagi mami untuk memisahkan kita."

"Bagaimana kalau karena pernikahan kita kamu akhirnya kehilangan warisan mu?"

"Memangnya kamu takut hidup miskin dengan ku?"

Eilani menggeleng. "Aku terbiasa dengan kemiskinan, El. Namun, bagaimana dengan kamu?"

Elvaro membelai wajah Eilani. "Aku nggak mungkin berani mengajakmu menikah kalau aku nggak yakin dengan diriku sendiri. Aku punya pekerjaan di luar dari perusahaan milik keluargaku."

Eilani menepiskan tangan Elvaro yang ada di pipinya. "Aku tetap belum siap menikah, El."

Hati Elvaro saat itu kesal karena Eilani terus menolaknya. Sehingga akhirnya, satu ide gila muncul di kepalanya. Hanya dengan cara ini, Elvaro bisa membuat Eilani menikahinya.

Seminggu setelah kejadian itu, Elvaro mengajak Eilani berkemah berdua saja. Awalnya Eilani ragu namun akhirnya ia setuju juga karena ia tahu Elvaro tak mungkin macam-macam di dalam tenda karena masing-masing akan tidur di sleeping bag nya sendiri.

Namun, Elvaro yang sudah nekat ingin menikah dengan Eilani, mencampurkan obat perangs*ng di kopi yang mereka minum. Eilani tak bisa menguasai dirinya. Ia juga tahu jika dia menolak kekuatan obat itu, ia pasti akan mati.

Saat semuanya selesai, Eilani hanya bisa menangis sedih dengan rasa sakit di inti tubuhnya.

"Ei...., aku akan bertanggung jawab."

Eilani menatap tajam ke arah Elvaro. "Apa yang kamu campurkan di minuman ku tadi? Obat terkutuk itu kan? Kamu sengaja melakukan itu karena tidur dengan aku kan?"

"Ei, dengar dulu, aku....!"

"Lepaskan! Jangan sentuh aku! Aku membencimu, Elvaro. Aku sangat membencimu." teriak Eilani histeris. Ia sangat kecewa karena Elvaro memaksakan kehendaknya pada tubuh Eilani.

*************

"Tuan.....!"

Lamunan Elvaro terhenti karena Ned memanggilnya.

Elvaro kembali melihat ke halaman rumahnya, nampak Eilani masih memijat tubuh maminya. Kini di bagian kakinya.

Ah, mami, andai kau tahu kalau perawat yang kini berusaha membuatmu bangkit adalah gadis yang dulu kau hina bahkan sempat kau aniaya, bagaimana perasaan mu kini?

"Tuan, ada telepon dari nona Citra. Katanya ia menghubungi ponsel tuan namun nggak diangkat juga." kata Ned lalu menyerahkan telepon rumah tanpa kabel itu.

Elvaro nampak tak bersemangat namun Ned sudah terlanjur menerima panggilan itu.

"Hallo Citra....!" sapa Elvaro sambil melangkah masuk ke dalam kamar. Ned mengikutinya. Pria itu menyiapkan pakaian Elvaro.

"Sayang, kok kamu seminggu ini susah sekali untuk dihubungi. Terlalu sibuk kah sampai melupakan aku?" terdengar suara Citra yang manja dari seberang. Perempuan yang berprofesi sebagai pengusaha itu juga memang sedang berada di Singapura karena bisnis keluarganya.

Citra adalah perempuan matang yang sudah berusia 29 tahun. Ia sejak pertama melihat Elvaro langsung jatuh cinta padanya. Dan cintanya bersambut karena Tiara menganggap Citra sebagai perempuan yang tepat untuk bersanding dengan putra bungsunya itu.

"Aku banyak pekerjaan, Cit. Lagi pula aku sibuk mengurus mami ku."

"Makanya, kita menikah aja, sayang. Supaya urusan mami Tiara biar aku tangani."

"Aku belum siap menikah, Cit. Maaf. Aku mau mandi dulu ya? Mau siap-siap ke kantor."

"Ih....Elvaro. Kamu suka gitu deh. Kita kan baru saja bicara."

"Nanti aku telepon lagi. Bye." Elvaro langsung memutuskan sambungan telepon lalu melangkah ke kamar mandi.

Elvaro sama sekali tak pernah menyatakan cinta pada Citra. Perempuan itulah yang lebih dulu mengatakan cinta. Dan karena Tiara terus mendesaknya, akhirnya Elvaro setuju menjalani hubungan tanpa ada perasaan apapun. Ia berpikir kalau Citra nantinya akan bosan karena Elvaro sangat cuek. Nyatanya, sudah setahun lebih dan gadis itu ternyata pantang menyerah.

Selesai mandi, Elvaro segera ganti pakaian dan menuju ke ruang makan. Wajahnya langsung tersenyum melihat mami nya sedang duduk di depan meja makan walaupun masih menggunakan kursi rodanya.

"Good morning, mom." Elvaro mendekat lalu memeluk maminya. Ia mencium puncak kepala sang mami lalu duduk di sebelah maminya. Sedangkan Eilani ada di sisi lain Tiara. Ia nampak nya baru selesai menyuapi Tiara dan Elvaro semakin senang melihat piring berisi makanan maminya sudah kosong.

"Sarapan, El. Jangan pergi bekerja dengan perut yang kosong." kata Tiara.

"Iya, mi. Aku tuh semangat untuk kerja melihat mami mau makan. Aku yakin kalau mami pasti sembuh." kata Elvaro sambil melirik ke arah Eilani yang juga sedang menatap ke arahnya. Pandangan mereka yang bertemu membuat jantung Elvaro berdetak sangat cepat. Cowok itu merasa seperti sedang jatuh cinta lagi pada gadis ini.

"El, mami mau ke makam papimu. Antarkan mami ya? Atau kamu ada pekerjaan penting hari ini?" tanya Tiara.

"Nggak, mi. Nanti biar Ardy yang menghendelnya. Aku akan mengantarkan mami ke makam papi nanti biar siang aja aku ke kantor."

Tiara mengangguk. "Panggil bibi Narni untuk membantu mami ganti pakaian. Biarkan suster Ani sarapan dulu."

Wanita berusia 40an itu pun segera datang dan mendorong kursi roda Tiara.

"Terima kasih, Ei. Ini kali pertama mami ingin ke kuburnya papi." kata Elvaro tulus.

"Mungkin nyonya kangen. Aku ke belakang dulu untuk sarapan ya...."

"Eh....jangan." Elvaro menahan tangan gadis itu membuat Eilani terkejut melihat pergelangan tangannya yang digenggam oleh Elvaro.

"Sarapanlah di sini supaya aku punya teman. Bosan setiap hari harus sarapan sendiri."

Eilani menarik tangannya perlahan lalu ia pun duduk di depan Elvaro.

"El, besok rencananya aku mau mengajak nyonya ke dokter mata untuk memeriksakan lagi matanya. Itu pun kalau Nyonya Tiara setuju." kata Eilani memulai percakapan diantara mereka.

"Aku berharap agar mami setuju. Terima kasih atas kesabaranmu menghadapi mami ku, ya?"

"Aku tahu mami mu orang baik."

Elvaro hanya tersenyum. Andaikan kamu masih mengingat apa yang dilakukan mami padamu, Ei.

1 jam kemudian, mereka sudah berada di makam papi nya Elvaro. Tiara menangis sedih karena ia tak bisa melihat batu nisan sang suami. Ia hanya bisa mengusapnya dengan tangan.

Elvaro membantu mami nya meletakan bunga di atas makam. Setelah itu, dibantu oleh Ned, nyonya Tiara pun kembali dinaikan ke atas mobil.

Namun, Eilani masih berdiri di depan makam itu. Menatapnya tanpa berkedip.

"Ei, ada apa?" tanya Elvaro.

"Saat membaca nama Steward Evans, kok aku sepertinya mengenal nama itu di masa laluku. Entahlah." Eilani tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Mungkin tuan Stewart pernah datang ke rumah sakit. Entahlah."

Dada Elvaro bergetar oleh suatu rasa yang entah apa itu. Ia ingat, dulu bagaimana papi nya membela Eilani dan mendukung hubungan mereka. Mungkinkah karena itu Eilani tak melupakan dia?

"Ayo kita pulang!" ajak Eilani lalu kembali melangkah. Namun, baru beberapa langkah, Eilani berbalik lagi. Matanya kembali menatap nisan papinya Elvaro. Lalu kemudian ia melangkah lagi dan masuk ke dalam mobil.

************

Apakah sesuatu yang menyakitkan itu membuat ingatan Eilani menjadi lumpuh ketika mengalami kecelakaan? Terima kasih ya sudah mendukung emak sampai di sini

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

nyatanya Elvaro dan mami nya sama² egois... harusnya gak sampai merampas kehormatan Eilani kalau dia beneran cinta.. bukan Eilani yg harus di taklukan tp mami nya yg sombong dan arogan itu..

2024-09-19

1

Diana Oktavia

Diana Oktavia

jahat sekali ibu tiara ini

2023-09-24

1

rivera

rivera

jangan2 eilani sempat hamil dan kecelakaannya juga karena maminya el lagi dan diketahui papinya yg bikin mereka ribut dan kecelakaan....hmmmm andainya aku aja sih🤭🤭

2023-09-09

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Kembali
2 Awal Pertemuan
3 Pantang Menyerah
4 Pemaksaan
5 Pemaksaan (Part 2)
6 Cemburu Itu Menyakitkan
7 Kejutan di Hari Ulang tahun
8 Menghilangkan Trauma
9 Rumah Impian
10 Apakah Kau ada di Masa Laluku?
11 Menyimpan Rahasia
12 Merawat Mantan
13 Batas Kesabaran
14 Hilangkanlah Ingatanku
15 Hati Yang Tersentuh
16 Salahkan Rasa Yang Tak Biasa
17 Apakah kau Tak Menyukaiku?
18 Operasi Yang Gagal?
19 Siapa Anak Itu?
20 Mengulang Masa Lalu
21 Kejujuran Tiara
22 Sebenarnya Kamu Siapa?
23 Anak Lelaki Yang Tampan
24 Ancaman Bibi Nova
25 Cinta Lama Belum Selesai?
26 Aku Masih Suamimu
27 Mencari Kebenaran
28 Mengurung Istri
29 Mengingat Sedikit
30 Troubled Heart
31 Siapa Hanny Evans?
32 Another Brother
33 Cinta di atas Gengsi
34 Malam bahagia Ardy dan Seren
35 Dia Milikku
36 Elvaro Tak Mau Mengalah
37 Ingatan Yang Mulai Terkuak
38 Bantuan Sebagai Teman
39 Maaf, Tak ada lagi Kesempatan
40 Biarkan Aku Pergi
41 Permohonan Tiara
42 Kebenaran Yang Terungkap
43 Jangan ganggu Aaron
44 Asal Usul Aaron
45 Membesarkan Aaron Bersama
46 Akhirnya Tahu
47 Aku juga Ayah Aaron
48 Dilema
49 Aku Masih Mencintai mu
50 Berpisah
51 Penyesalan?
52 Sesuatu Yang Tak Biasa Dipaksakan
53 Sesuatu Yang Baru
54 Ini Tentang Hati
55 Kamu di mana, Aaron?
56 Mencari
57 Aku Mau Pulang Ke Bali
58 Melepaskan Cinta Pergi
59 Merajut Hari Bahagia
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Pertemuan Kembali
2
Awal Pertemuan
3
Pantang Menyerah
4
Pemaksaan
5
Pemaksaan (Part 2)
6
Cemburu Itu Menyakitkan
7
Kejutan di Hari Ulang tahun
8
Menghilangkan Trauma
9
Rumah Impian
10
Apakah Kau ada di Masa Laluku?
11
Menyimpan Rahasia
12
Merawat Mantan
13
Batas Kesabaran
14
Hilangkanlah Ingatanku
15
Hati Yang Tersentuh
16
Salahkan Rasa Yang Tak Biasa
17
Apakah kau Tak Menyukaiku?
18
Operasi Yang Gagal?
19
Siapa Anak Itu?
20
Mengulang Masa Lalu
21
Kejujuran Tiara
22
Sebenarnya Kamu Siapa?
23
Anak Lelaki Yang Tampan
24
Ancaman Bibi Nova
25
Cinta Lama Belum Selesai?
26
Aku Masih Suamimu
27
Mencari Kebenaran
28
Mengurung Istri
29
Mengingat Sedikit
30
Troubled Heart
31
Siapa Hanny Evans?
32
Another Brother
33
Cinta di atas Gengsi
34
Malam bahagia Ardy dan Seren
35
Dia Milikku
36
Elvaro Tak Mau Mengalah
37
Ingatan Yang Mulai Terkuak
38
Bantuan Sebagai Teman
39
Maaf, Tak ada lagi Kesempatan
40
Biarkan Aku Pergi
41
Permohonan Tiara
42
Kebenaran Yang Terungkap
43
Jangan ganggu Aaron
44
Asal Usul Aaron
45
Membesarkan Aaron Bersama
46
Akhirnya Tahu
47
Aku juga Ayah Aaron
48
Dilema
49
Aku Masih Mencintai mu
50
Berpisah
51
Penyesalan?
52
Sesuatu Yang Tak Biasa Dipaksakan
53
Sesuatu Yang Baru
54
Ini Tentang Hati
55
Kamu di mana, Aaron?
56
Mencari
57
Aku Mau Pulang Ke Bali
58
Melepaskan Cinta Pergi
59
Merajut Hari Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!