Pondok Milik Keluarga Neville
Ashley melepaskan pelukan Gavin dan membuka pintunya tanpa mempersilahkan pria itu masuk. Reflek dia hendak menutup pintu rumahnya tapi kaki Gavin yang terbungkus sepatu boot menahan pintu itu menutup.
"Seriously? Kamu tidak mempersilahkan aku masuk?" Gavin menatap geli ke Ashley.
"Nope."
"I'm your husband."
"Suami suamian ..." balas Ashley.
"Oh come on Ash, masa aku harus kembali ke kastilku... Aku sudah ngantuk ini..."
"Kalau kamu jalan Kesana, kantuknya bakalan hilang" ucap Ashley sambil berusaha menutup pintu.
"Princess, aku ingin disini, menemani kamu dan besok, aku akan menghubungi Ayahmu... Please?" Mata biru Gavin tampak merayu. "Boleh ya?" Pria itu memberikan kode kepada kedua pengawal nya untuk segera kembali ke kastil karena dia hendak menyelesaikan urusannya dengan istri cantiknya. Kedua pengawal itu pun kembali ke kastil Ferguson.
"Kenapa kamu ingin menghubungi ayahku disini?!"
"Bukankah jauh lebih nyaman daripada di kastil untuk mengobrol serius?" balas Gavin dengan wajah serius.
Ashley tampak berpikir. "Oke, tapi kamu tidur di sofa. Oh, baju milik Rylee kayaknya ada deh..." Ashley pun membuka pintunya.
Gavin pun masuk. "Tidak perlu, aku sudah bawa baju." Pria itu menunjukkan tas yang dibawa oleh pengawal nya tadi dan sudah diserahkan padanya.
Ashley menatap judes. "Dasar!" Gadis itu pun masuk ke dalam kamar Rylee dan mengeluarkan bantal serta selimut yang diletakkan di sofa panjang. "Selamat tidur!"
"That's it? Hanya itu saja? Tidak ada ciuman selamat malam?" goda Gavin.
"Kamu sudah mencium aku berapa kali coba? Over dosis !" hardik Ashley sambil berjalan masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu dengan sedikit membantingnya.
Gavin tertawa. Gadis satu itu benar-benar menggemaskan!
***
Keesokan Paginya
Gavin masih terlelap saat Ashley keluar kamar. Tanpa memperdulikan pria itu, putri Sakura Park tersebut mulai membuat sarapan. Dilihatnya ada banyak bahan makanan yang cocok untuk sarapan. Langsung saja gadis itu membuat kopi, membuat sarapan ala dirinya dan menyiapkan dessert berupa puding yang akan dimakan usai makan siang nanti.
Gavin yang mencium bau kopi dan masakan pun akhirnya terbangun. Pria itu menoleh ke arah belakang tempat dimana dapur berada lalu melihat bagaimana Ashley tanpa canggung memasak disana. Ternyata kamu bisa masak.
Gavin Ferguson
Gavin pun bangun dan berjalan ke arah Ashley. Pria itu hanya mengenakan celana piyama panjang tanpa baju. Ashley hanya melirik sekilas lalu kembali konsentrasi membuat pudingnya. Pipi gadis itu sedikit menghangatk melihat tubuh Gavin yang sempurna. Meskipun dirinya terbiasa melihat para model pria tanpa busana jika acara fashion show, tapi ini berbeda.
"Good morning" sapa Gavin sambil duduk di balik meja dapur.
"Good morning. Kopi?" tawar Ashley.
"Please. Black, no sugar."
Ashley mengambilkan kopi sesuai permintaan Gavin dan segelas air putih.
"Kok ada air putih?" Gavin menatap Ashley bingung.
"Minum air putih dulu supaya semua organ tubuh kamu tidak kaget langsung masuk caffeine, lagipula bagus untik mencegah dehidrasi" jawab Ashley.
Gavin melihat wajah Ashley sangat serius lalu meminum air putihnya baru dia meminum kopinya. "Enak kopinya, Ash..."
"Baguslah kalau kamu suka" jawab Ashley. "Ini sarapan dulu." Gadis itu meletakkan piring berisikan grilled salmon, nasi jepang, miso sup dan acar serta sumpit.
Gavin melongo. "Ini sarapan apa?"
"Sarapan ala Jepang. Makan saja lah. Enak kok." Ashley pun duduk di sebelah Gavin lalu berdoa sebelum makan dan mengucapkan. "Itadakimasu ( mari makan )."
Gavin pun mengikuti cara Ashley makan dan baru tahu kalau masakan gadis itu sangat enak. "Kamu pintar memasak."
"Oma ku yang mengajari, begitu juga dengan Nana ku. Kamu tahu Nono dan Nana ( opa dan Oma bahasa Italia ) memiliki restauran di Tokyo. Kalau sampai aku tidak bisa memasak... Bikin malu."
Gavin tersenyum. "So, apakah ayahmu ada di kantor atau di rumah pada hari Minggu seperti ini?"
"Daddy? Di rumah biasanya."
"Good. Aku akan menelpon Signor Alessandro Moretti setelah selesai mandi."
***
Gavin pun mandi di kamar mandi tamu yang terdapat di luar yang memang khusus buat tamu dan dirinya meminjam MacBook milik Ashley untuk menghubungi Alessandro Moretti.
Tak berapa lama wajah dingin Alessandro Moretti tampak di layar MacBook. "Ferguson. Kenapa kamu di MacBook Ashley?" tanya Alessandro dengan wajah galak.
"Selamat pagi Signor Moretti. Saya bisa di MacBook Ashley Karena Signor Moretti, saya dan Ashley sudah menikah" jawab Gavin tenang.
Wajah Alessandro mengeras. "AAAPPAAA !"
"Yes, Signor. Semalam saya dan Ashley menikah di kastil saya di Highlands dan itu adalah pernikahan yang resmi..."
"Itu BUKAN pernikahan resmi !! Aku tidak pernah memberikan restu !" bentak Alessandro ke Gavin.
"Suka atau tidak suka Sir, kami memiliki surat nikah resmi dari pemerintah Skotlandia dan Inggris Raya. So, legit dan anda bisa memeriksa sendiri."
"Aku akan ke Glasgow hari ini juga !"
"Saya tunggu Signor Moretti" senyum Gavin.
***
Milan Italia
"Bagaimana bisa Ashley berbuat seceroboh itu ! Apa saking patah hatinya jadi langsung oke menikah dengan Gavin Ferguson?" tanya Sakura bingung.
"Aku tidak tahu Tulip. Yang jelas kita semua ke Skotlandia sekarang !" Alessandro menatap Sakura dengan wajah dingin. "Kamu ikut?"
"Tentu saja ! Aku sendiri yang akan menghajar putriku dan pria yang main nikah tanpa ijin !"
***
Asher sedang kedatangan Benoit Rao dan Raul Accardi yang berlibur ke Milan. Ketiganya asyik mengobrol dengan kedua orang tua Sakura, Hideo Kojima Park dan Fayza Lexington yang datang dari Tokyo untuk berlibur.
"Daddy, mau ikut?" tawar Alessandro dengan wajah dingin yang membuat Hideo bingung melihat menantunya ingin membunuh orang.
"Mau kemana?" tanya Fayza.
"Glasgow ."
"Glasgow? Bukannya Ashley liburan disana?" tanya Hideo.
"Ashley memang liburan disana hampir tiga Minggu ini. Tapi ada kejadian yang membuat aku harus Kesana."
"Apa yang Ashley lakukan, Ale?" tanya Hideo.
"Ashley dinikahi oleh Gavin Ferguson, rival aku dalam rebutan lahan di kota Glasgow untuk butik Morr."
Hideo terkejut sedangkan Fayza menutup mulutnya tidak percaya mendengar apa yang terjadi.
"Kami ikut !" ucap Asher, Benoit dan Raul.
"Apa karena Rylee tidak ada disana jadi mbak Ashley dalam posisi lemah?" gumam Benoit yang kuliah di kedokteran sebuah kampus di Jerman.
"Mungkin.Yang jelas hari ini kita semua berangkat ke Glasgow dan besok, kita konfrontasi Gavin Ferguson." Alessandro mengepalkan tangannya.
Hideo tampak termenung memikirkan keadaan cucu perempuannya. Apakah ini karma aku dulu? Sebuah tangan feminim memegang tangannya.
"Ini bukan karma, Hideo... Mungkin jalannya Ashley untuk melupakan patah hatinya seperti ini..." ucap Fayza lembut.
"Tapi aku tetap merasa... Ini karmaku, Fay..." balas Hideo pelan.
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa gaaaeeessss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Noey Aprilia
Ayo ale,ajak smua kluargamu...ggeran aja sklian biar seru....🤣🤣🤣
2023-09-10
1
Sri Desika Arfianti
kan Ono seng di contoh
2023-09-10
1
amilia amel
apa yang kau tanam itu yg kau tuai... begitu kira² hideo
2023-09-10
2