Pernikahan Dengan Perjanjian

Kastil Ferguson Highland Glasgow Skotlandia

Ashley menatap Gavin dengan perasaan campur aduk. Bagaimana bisa dia membalas ciuman pria yang nyaris tidak dia kenal? Sama panasnya pula! Apakah ini yang disebut akibat adrenalin?

"Whoah ! Ashley... Aku tidak menduga bibirmu sangat... Ooouuucchh !" Gavin mendesis kesakitan saat Ashley mendorongnya hingga terjatuh mengakibatkan posisi gadis itu berada diatas pria tersebut.

"Kenapa kamu cium aku !" bentak Ashley.

"Karena ini!" Gavin memperlihatkan Ruger milik Ashley yang sudah diambilnya dari pinggang belakang gadis itu. "Aku tidak mau kamu membunuh pengawal ku dan terjadi banyak darah disini."

Ashley menatap judes ke Gavin. "Kamu memang jerk !"

"Ashley, please. I need your help."

"Tidak dengan menikah denganmu !"

"Dengan menikahiku... Please..." Mata biru Gavin tampak memelas.

"Ini tidak bakalan sah. Kalian pakai adat apa?"

"Skotlandia. Sah di mata hukum Inggris Raya."

Ashley menghela nafas panjang. Mau sampai kapanpun dirinya tidak akan terbebas dari kastil ini. Macam Rapunzel hanya bedanya, aku berambut coklat bukan pirang - pirang iji.

"Tiga bulan."

"Apanya?"

"Hanya tiga bulan. Kan hanya menikah saja."

"Tidak bisa Ashley sayang. Setahun !" balas Gavin sambil tersenyum. Gadis ini apa tidak sadar kalau dia masih menindih aku? Ya ampun, kami tampak seksih. Gavin membiarkan wajah cantik dengan raut judes itu tetap diatasnya.

"Setahun ? Are you f***ing kidding me!" bentak Ashley.

"Sampai aku dapat pewaris. Seperti perjanjian pra nikah yang sudah aku buat. Kamu tidak akan kekurangan ..."

"Aku tidak butuh uangmu! Dan aku tidak mau hamil anakmu !"

"Karena kamu sudah kaya dari lahir.... Percaya ! Lihat saja tas untuk melukis kamu itu custom. Semua peralatannya pasti dari bahan - bahan terpilih. Tapi Ashley, bagaimana dengan pewarisku?" Gavin berusaha bangkit dan kini keduanya saling berpandangan.

"Bukan urusan aku ! Kamu hanya butuh pengantin kan? Ya sudah ! Tapi tidak untuk hamil dan melahirkan anakmu !" ucap Ashley tegas.

Gavin menghela nafas panjang. Gadis ini sangat keras kepala tapi juga menggemaskan serta ... Menggai*rahkan. Sudah lama Gavin tidak merasakan adrenalin dan perasaan seperti ini. Excited yang meluap-luap dan rasa penasaran yang menggelitik. Pria bermata biru itu menyabarkan diri untuk bisa mengambil hati Ashley yang memang tidak mudah... Apalagi gadis ini sangat hot saat berkelahi. Dia benar-benar bisa melindungi dirinya sendir sesuai dengan ucapannya seminggu lalu.

"Siapa nama lengkap kamu? Biar kita segera menikah."

"Untuk apa?" Ashley memicingkan matanya.

"Ya ampun sayangku, untuk nama di surat nikah lah..." kekeh Gavin yang tampak geli dengan pertanyaan gadis itu.

"Ashley Sky Park Moretti."

Steven tampak terkejut tapi Gavin memberikan kode ke kepala pelayannya untuk tidak menunjukkan bahwa mereka ada sesuatu dengan keluarga Moretti.

"Kita tidak perlu menghubungi keluarga mu karena ini mendadak."

"Lagipula... " Ashley mendekatkan wajahnya ke Gavin. "Aku tidak akan menerima surat perjanjian pra nikah versimu kalau kamu masih ingin menikah denganku." Mata gadis itu berkilat licik. "Aku tidak mau ikut campur dengan kekacauan keluarga Ferguson karena itu bukan urusanku ! Keluarga ku sendiri sudah kacau dan aku tidak mau ubanku nongol lebih dini !"

Gavin memeluk pinggang Ashley. "Lalu... Apa persyaratan dari kamu, Signora Moretti ?"

Ashley tersenyum smirk.

***

Steven menatap bingung ke surat perjanjian pra nikah. Ashley mengeyel hanya tiga bulan tapi Gavin berhasil meyakinkan enam bulan mereka menikah. Ashley menolak berhubungan suami istri karena pernikahan ini hanyalah demi kekuasaan Gavin, apalagi dia hanya enam bulan bersama. Ashley meminta Gavin untuk menemui keluarganya.

Gavin hanya tersenyum kecut. Bertemu dengan Alessandro Moretti? Gavin membaca tulisan tangan Ashley yang rapih di kertas berikan perjanjian pra nikah mereka. Tuhan sedang bercanda ! Saat aku berseteru dengan ayahnya, putrinya malah aku nikahi.

Ashley menatap wajah manyun Gavin dan tersenyum smirk. "Kenapa? Tidak suka dengan persyaratan yang aku tulis? Jangan pernah membakar nya karena aku hapal apa yang aku tulis. Plus, aku sudah menyimpan nya di ponsel aku."

"Master... Waktunya sudah tiba" bisik Steven sambil melihat jam sakunya membuat Ashley melongo.

"Seriously? kita hidup di abad ke berapa sih? Kok masih memakai jam saku bundar yang disimpan di saku jas?" ejek Ashley ke Steven. "Kamu termasuk manusia pre historis ya?"

Gavin terbahak mendengar ucapan sarkasme Ashley yang membuat Steven cemberut.

"Yakin, kamu akan menceraikan aku secepatnya karena kamu tidak akan tahan padaku sebab aku adalah wanita yang sangat-sangat-SANGAT MENYEBALKAN!" Ashley menatap serius ke Gavin.

Gavin mendekat kan wajahnya ke gadis cantik itu. "Kita lihat saja nona Moretti. Seberapa menyebalkan dirimu..."

"Yang jelas, aku lebih menyebalkan darimu, Highlander."

Gavin tersenyum. "A bheil thu cinnteach ( apa kamu yakin )?"

"Gu tur ( tentu saja )" balas Ashley judes.

Gavin terkejut mendengar Ashley bisa bahasa Scottish Gaelic. "Bagaimana kamu bisa berbahasa Gaelic?"

"Well, aku suka mempelajari bahasa yang dianggap akan hilang termasuk Scottish Gaelic. Kita semua tahu bahasa latin adalah bahasa mati karena sudah tidak digunakan kecuali dipelajari sebagai penyebutan jenis-jenis makhluk hidup di dunia ini tapi untuk sehari-hari sudah berhenti berkembang. Justru bahasa kalian yang merupakan sempalan latin, masih bisa digunakan."

Gavin tampak kagum dengan kecerdasan gadis itu. Memang keturunan keluarga kamu pintar-pintar tapi juga mematikan. "You're so interesting Signora Moretti."

"Miss Moretti, ini ada gaun milik mendiang nyonya Genevieve, ibunda Master Ferguson. Sepertinya pas untuk anda" ucap Steven sambil menyerahkan gaun pengantin yang cantik itu. "Anda bisa mengganti di dalam kamar mandi disana."

Ashley pun masuk ke dalam kamar mandi dan tak lama dirinya pun sudah siap. Pengalaman dirinya menjadi model yang biasa berganti pakaian dengan cepat, membuat gadis itu pun tidak butuh waktu lama termasuk make up dan tata rambutnya.

"Kita menikah sekarang." Gavin terpesona melihat wajah cantik gadis itu lalu menggandeng tangan Ashley yang sudah berganti pakaian dengan gaun pengantin milik mendiang ibunya.

***

Note

Latin saat ini dianggap sebagai bahasa yang mati, namun masih digunakan dalam beberapa konteks tertentu, meski tidak memiliki penutur bahasanya. Dalam sejarahnya, bahasa Latin tidak sepenuhnya mati setelah berubah menjadi bahasa Perancis, Spanyol, Portugis, Italia, dam Rumania.

Dengan tidak adanya kekuatan untuk mengenalkan serta standarisasi penggunaan bahasa Latin klasik, hal itu yang menyebabkan hilangnya penggunaan bahasa Latin dalam kehidupan sehari-hari.

Kelima bahasa ini menggabungkan tata bahasa dan lainnya dari bahasa Latin. Setiap bahasa berkembang sesuai dengan keadaan daerahnya masing-masing di Kekaisaran Barat Roma. Ketika kekaisaran itu jatuh, bahasa Latin pun mati, dan bahasa yang baru pun lahir.

Hal lain yang menjadi alasan mengapa Latin mengalami kematian bahasa adalah karena kerumitannya. Dengan tidak adanya kekuatan untuk mengenalkan serta standarisasi penggunaan bahasa Latin klasik, hal itu yang menyebabkan hilangnya penggunaan bahasa Latin dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber National Geographic

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***