Berlanjut

Semua menatap kedatangan Jia bersama Zhang dengan pandangan cemas. Mereka bisa merasakan aura dingin seakan akan menerima hukuman mati.

" kesempatan terakhir untuk kalian, ada yang ingin bicara?" ucap Zhang. lelaki itu duduk di atas kursi khusus berdampingan dengan Jia tepat di depan selir Jing dan pelayannya.

" tuan.. saya tidak bersalah.." lirih Selir Jing dengan tenaga yang lemah.

" lalu bagaimana penjelasan mu atas kejadian kemarin?"

" saya hanya.. hanya mengikuti laporan mereka" Selir Jing masih mengelak, dia sama sekali tidak takut berbohong meski di depannya sudah ada Jia.

" ada yang ingin kau katakan, Xian?" pertanyaan ini mengalun lembut.

" katakan dengan jelas siapa yang membuatmu terkunci di sana?" lanjut Zhang sambil menyentuh tangan wanita itu lembut.

Jia menatap semua orang di depannya. Dia harus memiliki keberanian, lagipula dia bisa membalaskan dendam Xian yang asli. Bagaimana penderitaan yang sudah wanita itu terima, sekarang waktu yang pas untuk memberikan Jing karma nya.

" em.. saya tidak tau.. mungkin kemarin hanya ke tidak sengajaan.." jawab Jia menarik ulur.

" kalau begitu, Bao katakan siapa yang melakukannya"

Tap tap

pelayan Bao berjalan mendekat. Jia tidak tau jika pelayan itu juga ikut di sana. Semua padangan kini beralih ke arah Bao.

" selir Jing dan semua pelayan ini, tuan" jawab Bao datar tanpa keraguan.

" lancang!" teriak Selir Jing. Wanita itu bahkan bersiap berdiri untuk memukul pelayan Bao. Dengan sigap pengawal menahan tubuh selir Jing.

" Hu Jing Mi, perhatikan sikapmu" Jia ikut membela Bao.

" jika ada yang ingin mengaku hukuman kalian mungkin bisa di kurangi" Zhang memberikan tawaran.

Tak beberapa lama satu demi satu pelayan memberikan pengakuan yang sama dengan perkataan pelayan Bao. Posisi selir Jing semakin tersudut, hanya pelayan pribadinya yang membela.

Sedangkan di tengah pertikaian itu Jia mencari keberadaan sosok yang dia yakin juga ikut dalam rencana selir.

" tuan, kemana pengawal yang biasa ikut dengan anda saat ke kerajaan?"

" siapa? Yu Ze?"

" yang biasa bertugas di area Terlarang, "

" iya, Yu Ze. Dia sedang melakukan tugas dariku sejak beberapa hari yang lalu"

" oh, "

" kenapa kau bertanya?"

" tidak-tidak, saya hanya bertanya saja"

Jia semakin curiga, dia yakin sekali tidak salah melihat. Lelaki itu kemarin berasa di kediaman. Kenapa Zhang malah tidak tau. Apa mungkin lelaki ini sengaja berpura-pura untuk melindungi pengawal nya itu.

" tuan, bolehkah saya kembali ke kamar. tiba-tiba kepala saya sakit" Jia tidak mau berlama-lama mendengar bualan selir Jing. Entah hukuman apa yang akan di terima wanita itu, Jia tidak peduli.

" kau bisa kembali, Bao bantu nyonya kembali"

" baik tuan"

Di dalam kamar wanita itu termenung di balkon kamar yang berhadapan dengan taman kecil. Wanita itu mulai ragu dengan Zhang. Sampai saat ini dia belum tau bagaimana sosok Zhang, bisakah dia percaya atau malah harus menjauhi lelaki itu.

" nyonya, saya membawakan sup ginseng"

" letakkan di meja"

" nyonya kenapa diam di sini, udara disini terasa dingin. apa nyonya masih memikirkan masalah selir Jing?" tanya Bao khawatir.

" menurut mu apa tindakan kita sudah tepat?" Jia menatap dalam pelayan Bao. Di kediaman ini hanya dia yang Jia percayai.

" sudah sepantasnya dia mendapatkan hukuman nyonya"

" lalu, apa gertakannya mengenai bibiku itu benar?"

Bao malah terdiam, sambil menunduk.

" saya juga tidak tau nyonya"

" apa kau bisa menemani ku mengunjungi bibi nanti sore?" Bao tak bisa menjawab. Malah membuat Jia kebingungan.

" kenapa Bao?"

" nyonya tak pernah mengizinkan saya ikut sebelumnya" lirih Bao. Sontak saja Jia menjadi canggung, bagaimana dia bisa bertemu dengan bibi dari Xian. Tak bisa di pungkiri, karena pengawal Yu Ze tidak terseret mungkin saja ancaman selir Jing benar terjadi.

" iya, biasanya aku memang melarang. Tapi kini waktu yang tepat untuk mengenalkan mu pada nya. karena jika terjadi sesuatu padaku, setidaknya ada orang lain yang bisa merawatnya nanti" balas Jia menghindari kecurigaan.

" kalau begitu saya akan memanggil kusir yang biasa anda gunakan " jawaban Bao tentu seperti angin sejuk.

" ya, pergilah" Jia menatap kepergian Bao dengan nafas lega.

Sedangkan di ruang pengobatan, Fu masih terbaring. Tubuhnya masih lemas meskipun kesadarannya sudah kembali.

" bagaimana kondisimu?" Fu hanya menatap datar seseorang yang menanyainya. Lelaki itu sedikit heran dengan keberadaan selir Qian apalagi dengan wanita itu yang membawa ramuan.

" sudah lebih baik" Fu beranjak duduk.

" baguslah, ini minumlah setelah itu tubuh mu akan lebih baik" Selir Qian memberikan mangkuk dengan lembut.

Fu menerima dengan sedikit canggung. Tidak biasanya wanita ini mendekatinya.

" terimakasih selir" Fu memberikan mangkuk ramuan.

" kau terlihat begitu dekat dengan Nyonya, aku jadi tertarik bagaimana kalian bertemu" ucap selir Qian membuat Fu menahan nafas. Apa sebenarnya maksud dari ucapan wanita ini.

" nyonya Xian memang wanita yang baik. Siapa sangka dengan kebesaran hatinya menerima saya sebagai pengawal pribadi"

" sebelumnya nyonya begitu sulit di dekati, untuk bisa menerima tamu saja selalu menyuruhku. Sepertinya kau pandai memikat hati" balas Qian.

" selir berfikir terlalu berlebihan. Saya hanya menyelamatkan rombongan nyonya dan tuan Zhang waktu itu, tidak pernah terpikirkan akan bisa seperti ini"

" tentu saja, itu seperti balasan nyawa. Kau beruntung sekali" Selir Qian berjalan menjauh menaruh mangkuk di area khusus.

" anda benar selir"

" jangan sampai mengecewakan nyonya" pesan Selor Qian sebelum dia pergi dan di gantikan oleh pelayan kediaman untuk membantu Fu beristirahat.

Menjelang sore Jia sudah bersiap akan pergi. Wanita itu tidak terlalu banyak membawa barang, dia berfikir pasti bibi nya adalah wanita terpandang. Kenyataan dia berhasil menjadi istri kepala pengawal Kerajaan tentu saja tak lepas dari strata sosial.

" nyonya kita sudah sampai" ucap kusir. Dengan di bantu Bao Jia menuruni tangga kereta.

Jia ingin sekali bertanya, apa mungkin Kusir salah mengantarnya. Tempat ini jauh dari perkiraannya.

" nyonya.." panggil Bao. Sudah beberapa saat mereka sampai, tapi nyonya nya tidak bergerak masuk.

" emm,, kau ingin masuk?" tanya Jia.

" jika nyonya mengizinkannya"

" baiklah, ikuti aku"

Jia masuk ke sebuah bangunan dengan penjagaan ketat. Sebuah tempat dimana para penjahat berkumpul. Ini adalah sebuah sebuah lapas luar kota.

" nyonya.." seorang petugas datang memberikan sambutan. Dia mendampingi Jia masuk, sepertinya Xian semasa hidupnya sering kemari. Sampai penjaga hafal dengan kehadirannya.

Petugas mengantarnya ke sebuah sel dimana ada seorang wanita duduk meringkuk di pojok ruangan.

" bibi.." panggil Jia lembut. Dia sedikit ragu, tapi begitu mengalun kata itu, wanita di dalam sana langsung menatapnya dengan senyum merekah.

" Xian...kemari lah" balasnya. Wanita dengan tubuh tak terawat bernama mendekat ke sisi sel di hadapan Jia.

" untuk apa kau datang?" tanya bibi nya kemudian.

Episodes
1 Tragedi
2 Membuka Mata
3 Selir Pertama
4 Memahami
5 Sedikit Goyah
6 Selir Qian
7 Tak Terduga
8 Bertemu Lagi
9 Rencana Baru
10 Tidak Terbiasa
11 Melanjutkan Rencana
12 Terluka
13 Terbakar Lagi
14 Rencana Awal
15 Membuat Kesepakatan
16 Bertemu Lagi
17 Mencari Celah
18 Berbalik
19 Berlanjut
20 Mawar Hitam
21 Tidak Biasa
22 Merengek
23 Masih Tidak Terima
24 Curiga
25 Mencari
26 Curiga 2
27 Tidak Menyangka
28 Kesalahan
29 Malang
30 Kematian
31 Serasa Mimpi
32 Tak Bisa
33 Kemungkinan yang Salah
34 Setelah Kembali
35 Mencari Jalan
36 Jalan ke Dua
37 Memancing
38 Berlanjut Curiga
39 Apa Mungkin
40 Tindakan
41 Kembali pada Rencana awal
42 Terancam
43 Mengenali Sisi Baiknya
44 Kehilangan
45 Mungkinkah Bersama?
46 Amarah selir Qian
47 Mulai Berterus Terang
48 Kebenarannya tidak benar
49 Simalakama
50 Transaksi
51 Orang Baru
52 Membuat Rencana Baru
53 Perhatian
54 Jalan tengah
55 Pencuri
56 Pengaduan
57 Perang Dingin
58 Rencana Jahat
59 Rencana Jahat 2
60 Menunggu Jawaban
61 Perpisahan Sesungguhnya
62 Perpisahan Sesungguhnya
63 Mengejutkan
64 Menyesal
65 Mengatur Diri
66 Sewaan
67 Terjebak
68 Memanas
69 Bukan Dia
70 Menarik kembali
71 Tidak Patuh
72 Menghadap
73 Kebenaran
74 Kebenaran 2
75 Pendekatan
76 Mengelabui
77 Tidak Mungkin
78 Terulang Lagi
79 Tersadar
80 Tersadar 2
81 Ingin Melihatmu
82 Terhasut
83 Kejanggalan
84 Penyiksaan Diam-Diam
85 Kesempatan Terakhir
86 Tidak Menyangka
87 Balik Menyerang
88 Kembali Bersama
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Tragedi
2
Membuka Mata
3
Selir Pertama
4
Memahami
5
Sedikit Goyah
6
Selir Qian
7
Tak Terduga
8
Bertemu Lagi
9
Rencana Baru
10
Tidak Terbiasa
11
Melanjutkan Rencana
12
Terluka
13
Terbakar Lagi
14
Rencana Awal
15
Membuat Kesepakatan
16
Bertemu Lagi
17
Mencari Celah
18
Berbalik
19
Berlanjut
20
Mawar Hitam
21
Tidak Biasa
22
Merengek
23
Masih Tidak Terima
24
Curiga
25
Mencari
26
Curiga 2
27
Tidak Menyangka
28
Kesalahan
29
Malang
30
Kematian
31
Serasa Mimpi
32
Tak Bisa
33
Kemungkinan yang Salah
34
Setelah Kembali
35
Mencari Jalan
36
Jalan ke Dua
37
Memancing
38
Berlanjut Curiga
39
Apa Mungkin
40
Tindakan
41
Kembali pada Rencana awal
42
Terancam
43
Mengenali Sisi Baiknya
44
Kehilangan
45
Mungkinkah Bersama?
46
Amarah selir Qian
47
Mulai Berterus Terang
48
Kebenarannya tidak benar
49
Simalakama
50
Transaksi
51
Orang Baru
52
Membuat Rencana Baru
53
Perhatian
54
Jalan tengah
55
Pencuri
56
Pengaduan
57
Perang Dingin
58
Rencana Jahat
59
Rencana Jahat 2
60
Menunggu Jawaban
61
Perpisahan Sesungguhnya
62
Perpisahan Sesungguhnya
63
Mengejutkan
64
Menyesal
65
Mengatur Diri
66
Sewaan
67
Terjebak
68
Memanas
69
Bukan Dia
70
Menarik kembali
71
Tidak Patuh
72
Menghadap
73
Kebenaran
74
Kebenaran 2
75
Pendekatan
76
Mengelabui
77
Tidak Mungkin
78
Terulang Lagi
79
Tersadar
80
Tersadar 2
81
Ingin Melihatmu
82
Terhasut
83
Kejanggalan
84
Penyiksaan Diam-Diam
85
Kesempatan Terakhir
86
Tidak Menyangka
87
Balik Menyerang
88
Kembali Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!