Berbalik

" kenapa diam?! jelaskan apa yang sebenarnya terjadi! apa kalian semua bisu!" Zhang menatap nyalang pada selir Jing. Keduanya berada di Aula utama kediaman. Tidak hanya mereka, ada beberapa pelayan yang juga ikut di interograsi. Semuanya bergetar ketakutan. Mereka kenal sekali dengan tuan Zhang, dia lelaki yang sangat ketat dengan aturan. Tidak akan ada yang bisa lolos darinya.

" Jing Mi!" sentak Zhang. Wanita itu terperangah tak tau harus bicara apa.

" saya... saya tidak tau Tuan.. mereka.. mereka lah yang memberikan laporan." sambil menunjuk para pelayan.

" kau. kemari" ucap Zhang pada pelayan yang menghadapnya saat dia memasuki kediaman.

" Ampun tuan.." pelayan itu langsung bersujud bahkan sebelum Zhang memulai pertanyaan nya.

" baiklah jika tak ada mau menjawab, aku akan memberikan jalan..bawa mereka semua ke halaman belakang.." kalimat seperti kabar kematian. Semuanya menangis. Bagaimana tidak, halaman belakang itu berdekatan dengan area terlarang. Di sana sering di gunakan Tuan Zhang untuk menyiksa ataupun memamerkan para pelayan atau pengawal yang berkhianat.

" ampun tuan.. kami mengaku bersalah " para pelayan terus menerus mengucap kalimat ini. Tapi tetap saja beberapa pengawal datang untuk menyeret mereka. Termasuk selir Jing.

" tuan.. saya tidak bersalah. Saya di jebak. Saya tidak tau jika nyonya ada di dalam sana" Selir Jing berusaha memberontak saat di bawa.

Sayangnya Zhang tidak bersentuh. Dia hanya menatap datar sampai Aula itu kosong. Masalah ini tidak akan selesai, setidaknya sampai istrinya sadar.

semua yang terlibat hanya duduk di halaman belakang. Malam ini mereka akan tidur dengan posisi bersimpuh di halaman belakang. Di temani rasa dingin yang menusuk.

Menjelang fajar, Jia membuka matanya. Menatap sekeliling, suasana yang begitu asing.

" emm" Jia berusaha berdiri. suasana kamar tampak remang, hanya ada beberapa lilin yang menjadi sumber cahaya.

" di mana ini..? " Jia menuruni ranjang. Ternyata dia sudah berpindah tempat.

" kau sudah sadar?" Zhang berdiri setelah tadi tertidur di kursi kayu nampak kaget saat tau istrinya siuman.

" tuan.." Jia memberikan penghormatan. Dia tentu ingat dengan rencananya. Sayangnya dia tidur terlalu lama, sepertinya dosis yang dia buat sedikit berlebih.

" kau jangan banyak bergerak. duduklah aku akan meminta pelayan menyiapkan ramuan" ucap Zhang sambil membimbing Jia duduk kembali ke ranjang.

" baik tuan" jawab Jia lemas.

Jia bersorak Zhang terlihat cemas, dia juga harus mengetahui bagaimana kabar Selir Jing. Apakah rencananya berhasil atau tidak.

Zhang meninggalkannya sejenak untuk menyuruh pelayan, dan setelahnya menghampiri Jia lalu duduk di sebelahnya.

" apa yang terjadi? bagaimana bisa kau terbaring di kamar belakang, Xian? " Zhang terlihat cemas. Jia begitu senang, tapi hatinya sedikit tersentil dengan kata terakhir.

" saya tidak ingat, saat itu.... " Jia berdrama sengaja menghentikan kalimatnya dan menarik nafas panjang.

" tuan, apa saya boleh bertemu dengan Selir Jing?"

" apa dia yang melakukannya? mereka semua sedang di hukum di halaman belakang" jawab Zhang.

" tuan, jangan menghukum Selir Jing terlalu berat. Dia hanya merasa terancam dan terbawa hasutan. Mungkin saat itu selir Jing tidak berniat mencelakai saya" Jia berusaha menarik simpati Zhang. Mengolah kalimat seolah menuduh selir Jing tanpa perlu memojokkan wanita itu.

" kau di temukan dalam kondisi tak sadar Xian, bagaimana bisa mereka tidak berniat mencelakai mu"

" tapi.."

tap tap tap

" tuan, ramuan sudah siap" pelayan mengetuk pintu kamar.

Zhang berdiri dan mengambil ramuan.

" minumlah sebelum dingin, setelah itu kau beristirahat tenangkan dirimu"

" baik tuan"

Zhang meninggalkan nya sendiri. Dengan maksud agar Xian tidak lagi membela selir Jing. Apalagi wanita itu baru sadar, tidak ada gunanya beradu argument.

Malam berlalu dengan sangat lama bagi selir Jing beserta pelayannya. Wanita itu menggigil kedinginan. Dia sama sekali tidak terbiasa dengan hal semacam ini.

" selir.." pelayan selir Jing merasa kasihan dengan junjungannya yang nampak bibirnya membiru.

" saya mohon izinkan selir masuk,.." ucapnya pada para pengawal yang berjaga.

" diam lah!" balas pengawal itu dengan tegas. sejak semalam terus saja merengek dengan hal yang sama.

pelayan itu kembali terdiam dan menatap kepada selir Jing. memeluknya memberikan sedikit kehangatan agar nyonya nya tidak semakin parah.

Sedangkan di ruangan Xu Zhang Jiangwu, seorang wanita berjalan mendekat.

" Tuan, selir Qin ingin bertemu"

Di dalam sana Jia dan Zhang sedang menikmati sarapan. Mereka berdua terdiam dan menatap ke pelayan yang mendekat.

" suruh di menunggu, " jawab Zhang tanpa pikir panjang. Kedatangan wanita itu pasti berkenaan dengan masalah Selir Jing. Jangan sampai nanti malah membuat suasana sarapan menjadi buruk.

" baik tuan" pelayan itu pergi.

" kenapa tidak mempersilakan selir Qin bergabung saja?" tanya Jia.

" tidak perlu" jawab Zhang singkat.

Beberapa saat, Zhang dan Selir Qin sudah duduk berdua di ruang baca milik lelaki itu. Jia awalnya ingin bergabung, sayangnya Zhang terlalu posesif menyuruhnya tetap di kamar.

" beberapa hari yang lalu saya melihat nyonya pergi berkuda dengan pengawal Fu tak lama setelah tuan pergi ke kerajaan. Dan baru kembali saat menjelang malam "

Zhang masih mendengar dan menilai maksud dari selir nya.

" setelahnya saya tidak terlalu tau sampai adanya kejadian ini" lanjut selir Qin. Wanita itu menatap pinggir meja, dengan nafas teratur. sangat tenang membuat Zhang berfikir bahwa ada hal lain yang terjadi.

" apa ini alasan kau bisa terhindar dari masalah ini?" tanya Zhang.

" tidak tuan, jika memang saya terlibat saya tentu akan ada di sana kemarin malam. Atau setidaknya Selir Jing akan menyebutkan nama saya, bukankah anda paham betul bagaimana perangai selir Jing?"

" lalu kenapa kau mengatakan semua ini?"

" saya tidak tau apakah ini hanya sebuah kebetulan atau bagaimana, namun nyonya terlihat begitu berbeda apalagi saat ini dengan mudahnya membawa pengawal Fu kemanapun nyonya pergi. Begitu berbeda dengan sikap nyonya dulu"

" jadi apa penilaian mu?"

".... emm... saya berfikir mungkin nyonya dan pengawal Fu sudah memiliki cerita sebelumnya" ungkap Selir Qin pelan. Wanita itu nampak tidak ragu tapi juga tidak takut. Zhang tidak langsung menanggapi. Di sisi lain memang istrinya begitu berbeda semenjak tenggelam, tapi tentang kesimpulan Selir Qin. sepertinya sangat sulit di percaya. pembicaraan itu terhenti di sana. Zhang berjalan masuk ke kamar.

" tuan" Jia semenjak tadi memeriksa laporan Zhang, kini sedikit terkejut dengan kedatangan Zhang.

" bagaimana kondisimu? "

" saya sudah lebih baik"

" ikut lah ke halaman belakang"

Episodes
1 Tragedi
2 Membuka Mata
3 Selir Pertama
4 Memahami
5 Sedikit Goyah
6 Selir Qian
7 Tak Terduga
8 Bertemu Lagi
9 Rencana Baru
10 Tidak Terbiasa
11 Melanjutkan Rencana
12 Terluka
13 Terbakar Lagi
14 Rencana Awal
15 Membuat Kesepakatan
16 Bertemu Lagi
17 Mencari Celah
18 Berbalik
19 Berlanjut
20 Mawar Hitam
21 Tidak Biasa
22 Merengek
23 Masih Tidak Terima
24 Curiga
25 Mencari
26 Curiga 2
27 Tidak Menyangka
28 Kesalahan
29 Malang
30 Kematian
31 Serasa Mimpi
32 Tak Bisa
33 Kemungkinan yang Salah
34 Setelah Kembali
35 Mencari Jalan
36 Jalan ke Dua
37 Memancing
38 Berlanjut Curiga
39 Apa Mungkin
40 Tindakan
41 Kembali pada Rencana awal
42 Terancam
43 Mengenali Sisi Baiknya
44 Kehilangan
45 Mungkinkah Bersama?
46 Amarah selir Qian
47 Mulai Berterus Terang
48 Kebenarannya tidak benar
49 Simalakama
50 Transaksi
51 Orang Baru
52 Membuat Rencana Baru
53 Perhatian
54 Jalan tengah
55 Pencuri
56 Pengaduan
57 Perang Dingin
58 Rencana Jahat
59 Rencana Jahat 2
60 Menunggu Jawaban
61 Perpisahan Sesungguhnya
62 Perpisahan Sesungguhnya
63 Mengejutkan
64 Menyesal
65 Mengatur Diri
66 Sewaan
67 Terjebak
68 Memanas
69 Bukan Dia
70 Menarik kembali
71 Tidak Patuh
72 Menghadap
73 Kebenaran
74 Kebenaran 2
75 Pendekatan
76 Mengelabui
77 Tidak Mungkin
78 Terulang Lagi
79 Tersadar
80 Tersadar 2
81 Ingin Melihatmu
82 Terhasut
83 Kejanggalan
84 Penyiksaan Diam-Diam
85 Kesempatan Terakhir
86 Tidak Menyangka
87 Balik Menyerang
88 Kembali Bersama
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Tragedi
2
Membuka Mata
3
Selir Pertama
4
Memahami
5
Sedikit Goyah
6
Selir Qian
7
Tak Terduga
8
Bertemu Lagi
9
Rencana Baru
10
Tidak Terbiasa
11
Melanjutkan Rencana
12
Terluka
13
Terbakar Lagi
14
Rencana Awal
15
Membuat Kesepakatan
16
Bertemu Lagi
17
Mencari Celah
18
Berbalik
19
Berlanjut
20
Mawar Hitam
21
Tidak Biasa
22
Merengek
23
Masih Tidak Terima
24
Curiga
25
Mencari
26
Curiga 2
27
Tidak Menyangka
28
Kesalahan
29
Malang
30
Kematian
31
Serasa Mimpi
32
Tak Bisa
33
Kemungkinan yang Salah
34
Setelah Kembali
35
Mencari Jalan
36
Jalan ke Dua
37
Memancing
38
Berlanjut Curiga
39
Apa Mungkin
40
Tindakan
41
Kembali pada Rencana awal
42
Terancam
43
Mengenali Sisi Baiknya
44
Kehilangan
45
Mungkinkah Bersama?
46
Amarah selir Qian
47
Mulai Berterus Terang
48
Kebenarannya tidak benar
49
Simalakama
50
Transaksi
51
Orang Baru
52
Membuat Rencana Baru
53
Perhatian
54
Jalan tengah
55
Pencuri
56
Pengaduan
57
Perang Dingin
58
Rencana Jahat
59
Rencana Jahat 2
60
Menunggu Jawaban
61
Perpisahan Sesungguhnya
62
Perpisahan Sesungguhnya
63
Mengejutkan
64
Menyesal
65
Mengatur Diri
66
Sewaan
67
Terjebak
68
Memanas
69
Bukan Dia
70
Menarik kembali
71
Tidak Patuh
72
Menghadap
73
Kebenaran
74
Kebenaran 2
75
Pendekatan
76
Mengelabui
77
Tidak Mungkin
78
Terulang Lagi
79
Tersadar
80
Tersadar 2
81
Ingin Melihatmu
82
Terhasut
83
Kejanggalan
84
Penyiksaan Diam-Diam
85
Kesempatan Terakhir
86
Tidak Menyangka
87
Balik Menyerang
88
Kembali Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!