Tidak Terbiasa

pikiran Jia menjadi tidak karuan, entah kenapa. Mungkin karena ini adalah pertama kalinya dia terlalu dekat dengan lelaki. Sampai-sampai jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya.

" seharusnya kau bisa menghindar tadi" ucap Zhang di sela-sela mengompres pipi Jia. ucapannya terdengar begitu perhatian, sayangnya wajahnya tetap datar tidak ada ada ekspresi apapun.

" sa..saya juga ingin begitu" jawab Jia asal. menatap wajah Xu Zhang Jiangwu dari dekat membuat wanita itu menyadari jika ternyata lelaki ini cukup tampan juga.

" sudah biarkan saya meneruskan sendiri" Jia berniat menarik diri namun bahunya di tahan oleh Zhang.

" tunggu, aku oleskan obatnya dulu" lelaki itu membuka sebuah botol kecil yang dia keluarkan dari dalam sakunya. Sepertinya ini adalah ramuan khusus untuk dirinya sendiri.

" dekatkan wajahmu" perintah Zhang, saat mendapati Jia hanya termenung.

" ah iya" Bao sedikit salah tingkah.

Pasangan itu terlihat begitu akur dan romantis. Sampai-sampai keduanya tidak sadar jika di depan pintu para pelayan dan pengawal menundukkan kepala karena posisi junjungan nya yang terlalu intim.

" sudah, lain kali kau harus bisa menghindar" pesan Zhang dan meletakkan botol obat.

" lebih baik kau perginya besok saja, biar aku yang mengantar" lanjut Zhang sebelum beranjak.

" tidak perlu. saya tidak ingin menganggu waktu tuan"

" tidak, aku juga ada keperluan. Hari ini istirahat lah, pulihkan tubuhmu"

Zhang tak berlama-lama, agar istrinya tidak ada kesempatan menolak. Dan memang benar, Jia hanya bisa terdiam sambil memberikan salam penghormatan sambil lelaki itu keluar dari kamar.

tap tap tap

Bao masuk.

" nyonya, saya akan membawakan makan siang. apa nyonya memiliki pesan?"

" tidak "

Bao pergi sambil membawa kembali baskom dan kain ke dapur. Jia duduk sambil memegang jantungnya yang masih berdebar. Mengatur nafas agar debaran itu bisa menghilang.

" kenapa dengan diri ku" lirih Jia.

Hari terus berjalan, malam harinya Jia dan Bao sudah selesai dengan berkemas. Dan kini bersiap untuk tidur.

' jangan ... tolong'

' aku sudah memperingatkan mu. jangan kau kira sebagai nyonya di kediaman kau bisa seenaknya. Nyatanya kau hanya hiasan. Tak ada yang membela mu, kau hanya bisa menuruti semua perintah ku. mengerti! '

' ampun, jangan lakukan'

' hahahaha, rasakan itu. siapa suruh merayu tuan. Kau hanya wanita rendahan, jangan bermimpi'

' tidak, sudah cukup. hentikan aku mohon'

Jia melihat wanita sedang menangis terduduk sedang di guyur air es oleh 3 wanita. Sungguh kasihan. Jia mendekat tubuhnya yang seakan transparan sehingga bisa menebus 3 wanita yang tertawa senang melihat korbannya.

" Liu Xianlun" lirih Jia.

Ya wanita yang sedang di siksa itu adalah Liu Xianlun, tubuhnya terduduk meringkuk di pojok ruangan dan menggigil. bibirnya biru, wajah dan hidungnya memerah.

gambaran penyiksaan terus berlanjut, mereka juga melemparkan telor busuk. Jia menoleh dia menatap wanita-wanita kejam itu.

Selir Jing dan 2 pelayan kediaman, tapi di sana jauh berada di depan ruangan ada juga selir Qian yang diam menatap datar tak melakukan apapun.

" nyonya..." suara Bao membuat gambaran itu menjadi buram dan memudar.

" hah... hah... hah..." Jia terbangun dengan wajah penuh keringat.

" nyonya kenapa? ini minum dulu" Bao mendekatkan secangkir air.

Jia tersadar dan tidak merasakan apapun. Wanita itu malah bingung kenapa Bao terlihat begitu cemas.

" baju anda basah semua dan badan anda menggigil kedinginan. apa yang terjadi?"

ucapan Bao membuat Jia memeriksa tubuhnya. Wanita itu menjadi ingat mimpinya, tapi bedanya di mimpi dia melihat Liu Xianlun yang di siram air dan saat terbangun malah dirinya yang basah.

" tunggu nyonya saya akan menyiapkan pemandian air panas" Bao meninggalkan Jia yang masih memikirkan hal aneh ini.

Di dalam pemandian Jia masih saja termenung, wanita itu yakin jika apa yang dia mimpi kan merupakan kejadian nyata yang di alami oleh Liu Xianlun. Tampaknya kehidupan pemilik tubuh ini begitu menyedihkan.

Perlahan wanita itu berdiri mengambil jubah dan berjalan menuju cermin. Di bukanya pakaian tipis itu, memastikan kondisi tubuh barunya. Jia memang tidak memperhatikan sebelumnya.

Di depan sana tubuh kurus pucat dengan beberapa bagian terlihat tulang saja terpampang di cermin.

" menyedihkan sekali.." lirih Jia.

Tidak seperti tubuhnya dulu yang bahkan memiliki otot-otot hasil latihan pedang ataupun bela diri. Pantas saja Jia merasa mudah lelah dan tak kuat jika berkegiatan yang menguras energi.

" nyonya.." panggil Bao yang membuyarkan lamunan Jia.

" kenapa?" memasang kembali jubahnya.

" tuan sudah menunggu di luar"

" suruh tunggu sebentar"

Jia hampir lupa jika hari ini dia akan pergi ke Kuil. Memulai rencana agar Fu bisa masuk ke kediaman.

" baik nyonya"

Beberapa saat setelahnya Jia duduk di kereta dengan Zhang di sebelahnya. keduanya terdiam tak banyak bicara. Apalagi Xu Zhang juga membawa serta beberapa berkas laporan entah darimana saja.

" ku dengar kau terbangun dengan keringat dingin?" tanya Zhang membuka pembicaraan.

" em, hanya mimpi buruk yang menakutkan "

" kau sudah meminum ramuan dariku pagi ini?"

" sudah"

" kau berencana di kuil berapa hari?"

" masih belum tau, mungkin 3 atau hari. kenapa tuan?"

" tidak"

Xu Zhang Jiangwu semakin merasa aneh dengan Xian istrinya. Sejak bangun dari pingsannya wanita itu seakan mengacuhkannya.

Wanita itu biasanya mencari-cari bahan pembicaraan atau bahkan mencari cara agar bisa berdekatan dengannya. Tapi kali ini jika di tanya baru baru menjawab dengan nada datar pula. serasa ada yang berbeda dan itu malah membuat Zhang ingin berdekatan dengan istrinya.

Menjelang malam hari kereta itu baru sampai di depan gerbang kuil.

" jaga dirimu" ucap Zhang sebelum pergi meninggalkan kereta itu dan dia beralih menggunakan kuda beserta pengawalnya. jelas sekali jika Zhang sengaja menemani istrinya di dalam kereta.

" mari nyonya"

Kedua wanita itu masuk dan segera di sambut oleh para biksu dan biksuni di sana.

Terpopuler

Comments

riiina

riiina

aku tunggu updatenya Kak....

2023-09-20

1

lihat semua
Episodes
1 Tragedi
2 Membuka Mata
3 Selir Pertama
4 Memahami
5 Sedikit Goyah
6 Selir Qian
7 Tak Terduga
8 Bertemu Lagi
9 Rencana Baru
10 Tidak Terbiasa
11 Melanjutkan Rencana
12 Terluka
13 Terbakar Lagi
14 Rencana Awal
15 Membuat Kesepakatan
16 Bertemu Lagi
17 Mencari Celah
18 Berbalik
19 Berlanjut
20 Mawar Hitam
21 Tidak Biasa
22 Merengek
23 Masih Tidak Terima
24 Curiga
25 Mencari
26 Curiga 2
27 Tidak Menyangka
28 Kesalahan
29 Malang
30 Kematian
31 Serasa Mimpi
32 Tak Bisa
33 Kemungkinan yang Salah
34 Setelah Kembali
35 Mencari Jalan
36 Jalan ke Dua
37 Memancing
38 Berlanjut Curiga
39 Apa Mungkin
40 Tindakan
41 Kembali pada Rencana awal
42 Terancam
43 Mengenali Sisi Baiknya
44 Kehilangan
45 Mungkinkah Bersama?
46 Amarah selir Qian
47 Mulai Berterus Terang
48 Kebenarannya tidak benar
49 Simalakama
50 Transaksi
51 Orang Baru
52 Membuat Rencana Baru
53 Perhatian
54 Jalan tengah
55 Pencuri
56 Pengaduan
57 Perang Dingin
58 Rencana Jahat
59 Rencana Jahat 2
60 Menunggu Jawaban
61 Perpisahan Sesungguhnya
62 Perpisahan Sesungguhnya
63 Mengejutkan
64 Menyesal
65 Mengatur Diri
66 Sewaan
67 Terjebak
68 Memanas
69 Bukan Dia
70 Menarik kembali
71 Tidak Patuh
72 Menghadap
73 Kebenaran
74 Kebenaran 2
75 Pendekatan
76 Mengelabui
77 Tidak Mungkin
78 Terulang Lagi
79 Tersadar
80 Tersadar 2
81 Ingin Melihatmu
82 Terhasut
83 Kejanggalan
84 Penyiksaan Diam-Diam
85 Kesempatan Terakhir
86 Tidak Menyangka
87 Balik Menyerang
88 Kembali Bersama
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Tragedi
2
Membuka Mata
3
Selir Pertama
4
Memahami
5
Sedikit Goyah
6
Selir Qian
7
Tak Terduga
8
Bertemu Lagi
9
Rencana Baru
10
Tidak Terbiasa
11
Melanjutkan Rencana
12
Terluka
13
Terbakar Lagi
14
Rencana Awal
15
Membuat Kesepakatan
16
Bertemu Lagi
17
Mencari Celah
18
Berbalik
19
Berlanjut
20
Mawar Hitam
21
Tidak Biasa
22
Merengek
23
Masih Tidak Terima
24
Curiga
25
Mencari
26
Curiga 2
27
Tidak Menyangka
28
Kesalahan
29
Malang
30
Kematian
31
Serasa Mimpi
32
Tak Bisa
33
Kemungkinan yang Salah
34
Setelah Kembali
35
Mencari Jalan
36
Jalan ke Dua
37
Memancing
38
Berlanjut Curiga
39
Apa Mungkin
40
Tindakan
41
Kembali pada Rencana awal
42
Terancam
43
Mengenali Sisi Baiknya
44
Kehilangan
45
Mungkinkah Bersama?
46
Amarah selir Qian
47
Mulai Berterus Terang
48
Kebenarannya tidak benar
49
Simalakama
50
Transaksi
51
Orang Baru
52
Membuat Rencana Baru
53
Perhatian
54
Jalan tengah
55
Pencuri
56
Pengaduan
57
Perang Dingin
58
Rencana Jahat
59
Rencana Jahat 2
60
Menunggu Jawaban
61
Perpisahan Sesungguhnya
62
Perpisahan Sesungguhnya
63
Mengejutkan
64
Menyesal
65
Mengatur Diri
66
Sewaan
67
Terjebak
68
Memanas
69
Bukan Dia
70
Menarik kembali
71
Tidak Patuh
72
Menghadap
73
Kebenaran
74
Kebenaran 2
75
Pendekatan
76
Mengelabui
77
Tidak Mungkin
78
Terulang Lagi
79
Tersadar
80
Tersadar 2
81
Ingin Melihatmu
82
Terhasut
83
Kejanggalan
84
Penyiksaan Diam-Diam
85
Kesempatan Terakhir
86
Tidak Menyangka
87
Balik Menyerang
88
Kembali Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!