Pria-pria bersenjata itu masuk ke rumah Michael dan berpencar untuk mencari target. Mereka sudah memasang peredam pada senjata mereka, jadi tidak akan ada yang curiga saat mereka melancarkan aksinya untuk membunuh target.
"Kita berpencar, Jika kalian menemukan target, langsung habisi!!"
"Lalu bagaimana dengan wanita itu?"
"Habisi juga!!"
"Baik."
Ada 5 pria yang saat ini berada di dalam rumah Michael. Mereka memeriksa satu persatu ruangan untuk mencari target mereka.
Sementara Ainsley, dia mengendap-endap masuk ke rumah Michael melalui jendela yang sudah di buka oleh musuh. Dia juga memasang peredam di senjatanya dan mencari kelima pria itu.
"Mereka pasti berpencar. Aku harus berhati-hati." batin Ainsley. Dia memutuskan untuk pergi ke kamar Michael terlebih dahulu untuk memastikan jika pria itu baik-baik saja. Namun ternyata salah satu pria itu sudah berdiri didepan kamar Michael dan hendak membuka pintu.
Ainsley tidak tinggal diam. Dia mengendap-endap mendekati pria itu dan memiting lehernya dari belakang dengan satu tangan, sementara tangan satunya membekap kuat mulutnya agar tidak mengeluarkan suara. Dan dengan sekali gerakan, Ainsley memutar kepala pria itu hingga terdengar suara tulang patah sehingga pria itu tewas seketika.
"Oke, satu hama sudah mati. Tinggal 4 lagi." Ainsley menyembunyikan mayat tersebut ke tempat yang aman dan mulai memburu mangsanya yang lain. Namun sebelum itu, dia harus membangunkan Michael terlebih dahulu.
Dia tidak tahu siapa dan apa tujuan mereka masuk ke rumah Michael. Apakah untuk merampok? Tapi sepertinya tidak. Jika mereka ingin merampok, harusnya mereka mengincar toko di sebelah rumah ini.
"John?" batin Ainsley. Entah mengapa dia jadi ingat dengan John. Satu-satunya orang yang ingin Charlie mati hanyalah John. Apa itu artinya John sudah tahu keberadaan Michael?
"Tidak bisa di biarkan!!" Ainsley masuk ke kamar Michael dan membangunkan pria itu. "Mich, bangun!!"
Michael menggeliat membuka matanya. Dia tersentak saat melihat Ainsley berada di dalam kamarnya. "Ainsley , apa yang..." ucapan Michael tertahan karena Ainsley lebih dulu membekap mulut Michael dan memintanya untuk mengecilkan suara.
"Sstt!! Kecilkan suaramu!!" Ainsley menyingkirlah tangannya setelah Michael menganggukkan kepala.
"Kenapa kau ada di sini?" tanya Michael
"Ada orang mencurigakan masuk kedalam rumahmu. Mereka membawa senjata api."
"A-apa?" sentak Michael terkejut. Baru saja Michael hendak bertanya, namun tiba-tiba terdengar suara teriakan Daisy .
"Kyaaa!!!"
Deg
"Daisy?" Michael beranjak dari tempat tidur , Namun Ainsley mencegahnya.
"Tunggu Mich!!"
"Ada apa Ainsley ? Aku harus menolong Daisy." ucapnya khawatir
Ainsley terdiam. Dia mengeluarkan satu senjata lagi dan memberikannya pada Michael. "Kau masih ingat cara menggunakannya, kan?"
"A-apa maksudmu?" tanya Michael bingung. Namun Ainsley tidak menjawabnya. Dia memaksa Michael untuk memegang senjata tersebut sementara dia keluar dari kamar Michael untuk menolong Daisy.
Michael melihat senjata di tangannya. Tapi tiba-tiba bayangan aneh melintas di kepalanya. "Akh..." pekik Michael. "Please, jangan sekarang!!" dia mengambil nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. Baru setelahnya dia menyusul Ainsley ke kamar Daisy.
...----------------...
"Si-siapa kalian? Ke-kenapa masuk ke rumah ku?" tanya Daisy ketakutan.
Dua pria tersebut menodongkan senjata pada Daisy. "Katakan!! Dimana Charlie?"
"A-apa maksudmu? Di sini tidak ada yang bernama Charlie."
Salah satu dari mereka melepas tembakan yang membuat Daisy kembali berteriak.
"JANGAN BERBOHONG!!" bentak pria itu
"Sudah, habisi saja wanita ini." dia menodongkan senjata kearah Daisy. Namun dari belakang, Ainsley menembak keduanya hingga tewas.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Ainsley. Namun bukannya menjawab, Daisy justru membentak Ainsley.
"KENAPA KAU BISA BERADA DI SINI, HAH?"
Ainsley memutar kedua bola matanya jengah. Dan memilih mencari musuhnya yang tersisa tanpa menghiraukan Daisy yang terus berteriak.
Dua pria berada di lantai dasar, bergegas mengikuti arah suara teriakan Daisy. Mereka mulai waspada dan melihat Michael mengendap-endap dengan senjata di tangannya. Mereka bergegas bersembunyi dan menghadiahi pria itu tembakan.
Michael terkejut saat benda di depannya tiba-tiba hancur. Dia menoleh dan melihat seseorang mengarahkan senjata padanya. Michael buru-buru bersembunyi, menghindari tembakan orang itu yang terus mengenai barang-barang di sana.
"Siapa mereka? Kenapa mereka terus menembaki ku?" gumam Michael. Dia menatap senjata di tangannya. Namun dia tidak tahu cara menggunakannya. "Arghh.. Apa gunanya Ainsley memberi ku senjata jika aku tidak tahu cara menggunakannya?" pekiknya kesal
Kedua pria itu maju saat Michael lengah. Namun, Ainsley yang menyadari akan hal itu segera melepas tembakan kearah keduanya. Mereka sama-sama memasang peredam di senjata masing-masing. Untuk itu mereka terkejut saat tembakan Ainsley meleset dan mengenai benda di sekitar mereka.
"Sial!! siapa wanita itu?"
"Sepertinya dia istri Charlie."
Pria itu mengumpat. Dia kira akan mudah membunuh pria yang hilang ingatan karena dia yakin Charlie juga lupa caranya menggunakan senjata. Namun siapa sangka jika di sana ada Ainsley, si mantan agen FBI.
Ainsley melihat Michael yang juga bersembunyi. Dia memintanya untuk diam di sana. Sementara dia mengendap-endap berpindah tempat agar bisa membidik musuh. Namun sayang, peluru di senjatanya habis. Ainsley mengumpat pelan dan kembali menatap Michael.
"Berikan senjatamu!!" ucapnya pelan. Namun Michael tidak bisa mendengarnya. Dia hanya menggerakkan mulutnya seolah berkata, "Apa yang kau katakan?" namun Ainsley hanya menghela nafas kasar karena jarak mereka lumayan jauh.
Ainsley memikirkan cara untuk mengalahkan keduanya tanpa senjata. Hingga dia melihat pisau buah tidak jauh darinya. Dia berlari untuk mengambil pisau tersebut. Namun salah satu dari musuh menembakinya. Dia melompat, meraih pisau tersebut dan langsung melemparnya kearah musuh dan...
Jleb
Tepat sasaran. Pisau itu menancap sempurna di dada musuh yang membuatnya tewas seketika.
Melihat temannya tergeletak tidak bernyawa, pria itu tidak terima dan terus menembaki Ainsley. "BRENGSEK!!" teriaknya.
Tidak ada satupun tembakan yang mengenai Ainsley sampai peluru habis. Pria itu kembali mengumpat dan bersembunyi untuk mengisi peluru.
Dia yakin ketiga temannya yang lain berhasil di singkirkan. Terbukti dengan suara berisik yang dia timbulkan, tapi ketiga temannya tidak ada yang muncul.
"Aku tidak mau mati." pria itu berhasil mengisi penuh pelurunya. Dia berbalik dan hendak menembak Ainsley lagi. Namun di luar dugaan, Ainsley sudah berdiri di belakangnya dan langsung menendang senjata ditangan musuh hingga terlempar jauh.
Ainsley juga menghadiahi pria itu beberapa pukulan yang membuatnya tersungkur dengan darah yang keluar dari mulutnya.
"Brengsek!!!" pria itu berdiri dan membalas serangan Ainsley.
Terjadi pertarungan hebat antara Ainsley dan anak buah John. Namun dengan kemampuannya sebagai mantan FBI, Ainsley bisa dengan mudah mengalahkan musuh.
Melihat Ainsley yang begitu lincah melawan penjahat itu, membuat Michael terkejut karena tidak menyangka wanita polos seperti Ainsley bisa mengalahkan pria-pria bersenjata itu. "Siapa Ainsley sebenarnya?" gumam Michael. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Namun tiba-tiba dia mengaduh, merasa sakit di kepalanya. Dia melihat bayangan pria dan wanita berada di tengah-tengah arena baku tembak Hanya saja dia tidak tahu siapa mereka dan dimana? Dia mengumpat dalam hati karena bayangan-bayangan aneh yang selalu muncul di ingatan nya
"Sial!!! Siapa mereka?" umpatnya sambil memegang kepalanya.
Sementara Ainsley berhasil meringkus musuh. Dia mengikatnya dan mulai menginterogasinya. "Katakan!! Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Ainsley
Pria itu tidak menjawabnya. Dia justru tersenyum mengejek Ainsley. "Katakan sialan!" Ainsley menghadiahi pria itu sebuah pukulan. Namun tetap saja dia tidak mau membuka mulutnya.
"Baiklah kalau begitu." Ainsley menggeledah tubuh pria itu dan menemukan sebuah ponsel. Dia mengecek isi ponsel tersebut dan melihat nama Lukas di riwayat panggilan.
"Sudah aku duga. John yang mengirim kalian." Ainsley menyimpan ponsel pria itu dan menghadiahi pukulan keras tepat di rahang si pria yang membuatnya tewas seketika.
"Game over." ucapnya. Dia meregangkan otot-ototnya karena sudah lama dia tidak bertarung.
"Kau baik-baik saja Ainsley ?" tanya Michael
Ainsley menoleh dan mengangguk pelan. "Ya, aku tidak apa-apa. Bagaimana dengan dirimu?"
"Aku juga baik-baik saja. Terimakasih sudah menolongku." Michael mengembalikan senjata milik Ainsley dan kembali berkata, "Maaf, aku tidak bisa menggunakannya." sesal Michael
Ainsley tersenyum dan mengambil kembali senjatanya. "Tidak masalah. Mungkin lain waktu kau akan ingat bagaimana cara menggunakannya."
Michael mengerutkan keningnya mendengar ucapan Ainsley. Apa maksudnya? Dari tadi wanita itu terus mengatakan seolah dia pernah menggunakan senjata.
"Sekarang kita harus menyingkirkan mayat-mayat ini." seru Ainsley. Dia menghubungi Clara dan memintanya datang bersama anggota lainnya ke Manhattan. Dia mengatakan jika anak buah John datang untuk membunuhnya. Dan dia berhasil mengalahkan mereka semua
Tentu saja Clara terkejut. Dia segera menghubungi Henry dan mengatakan hal yang sama seperti yang Ainsley katakan. Dia tahu jika Ainsley berbohong. Dia yakin yang anak buah John incar adalah Michael.
Tanpa Clara sadari, Henry yang mengetahui hal itu terlihat menggeram kesal karena anak buah John gagal membunuh Charlie. Dia tidak menyangka jika Ainsley juga berada di sana. Untuk itu dia segera menghubungi John dan mengatakan jika orang-orangnya gagal membunuh Charlie.
Tentu saja John tidak kalah geram. Dia segera mengumpulkan anak buahnya dan mulai menyusun rencana untuk menyingkir musuh bebuyutannya.
Sementara Daisy yang masih meringkuk ketakutan di dalam kamar, memasang kedua telinganya saat tidak lagi mendengar keributan. Dia turun dari tempat tidur dan mengendap-endap keluar dari kamar untuk memastikan jika penjahat-penjahat itu sudah pergi.
Namun yang ia lihat justru membuatnya geram. Di sana, Michael berdiri di samping Ainsley dan hal itu membuatnya marah.
"AINSLEY!!" teriak Daisy. Dia mendekati wanita itu dan langsung menghadiahi sebuah tamparan keras di pipi Ainsley.
PLAK
Wajah Ainsley menoleh kesamping dan keluar darah di sudut bibirnya.
"Daisy , apa yang kau lakukan?" pekik Michael.
"Diam kau, Mich!! Semua kekacauan ini pasti karena ulahnya. Sebelum dia masuk di tengah-tengah kita, hidup kita baik-baik saja. Tapi sekarang coba kau lihat!! Ada orang yang ingin membunuh kita dan semua itu karena dia." bukannya berterima kasih, Daisy justru menyalahkan Ainsley. Dia menganggap Ainsley pembawa sial dan kembali menyeretnya keluar dari rumahnya. Namun kali ini Ainsley melawan.
"Kau boleh marah padaku, tapi aku tidak mempunyai maksud buruk terhadap kalian." Ainsley menghela nafas panjang dan kembali berkata, "Ya, kau benar. Aku memang menipu kalian. Namaku Ainsley Walker. Dan aku adalah mantan anggota FBI."
Deg
Michael terkejut mendengar pengakuan Ainsley. "Kau mantan FBI?" lirih Michael
Ainsley mengangguk pelan. "Orang-orang ini datang bukan untuk merampok tapi untuk membunuh kalian. Jadi untuk sementara kalian harus pergi dari sini. Dan mencari tempat yang aman. Kalian tenang saja, Aku sudah menghubungi temanku untuk datang dan membereskan kekacauan ini. Jika situasi sudah aman, kalian bisa kembali."
Daisy nampak terdiam. Dia tidak mungkin tinggal di rumahnya karena bisa saja mereka akan datang lagi untuk membunuhnya. Jadi dia terpaksa menyetujui usulan Ainsley untuk pindah ke tempat yang lebih aman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚖𝚕𝚑 𝚑𝚎𝚗𝚛𝚢🤦♀️
2023-11-06
0
jenny
oh ya ampun... Clara memberikan info ke Henry sama saja bunuh diri. semoga kelicikan Henny terungkap.
semangat kk Author..
semakin seru, aku pantau 24jam. xixixixi
2023-09-19
0