Michael merasa aneh saat berdekatan dengan Ainsley. Dia merasa nyaman dengan wanita itu. Apalagi ciuman yang baru saja mereka lakukan, membuat tubuhnya bergetar dan jantungnya berdetak kencang. Walaupun Ainsley hanya berniat menolongnya saja , tapi nyatanya Michael ketagihan dan ingin mencobanya lagi.
"Astaga, apa yang aku pikirkan? Ingat Mich, kau sudah ada Daisy." gumamnya. Dia segera menepis pikiran itu dan mengingatkan diri sendiri jika dia sudah mempunyai tunangan. Dia tidak ingin mengkhianati hubungannya dengan Daisy, walaupun sebenarnya dia merasa tidak nyaman bersamanya. Tapi melihat perjuangan Daisy yang merawatnya saat ia terluka, membuatnya terenyuh dan berjanji untuk tidak mengkhianatinya.
Michael menghela nafas panjang. Dia menerawang saat pertama bertemu dengan Ainsley, entah mengapa dia menyesal telah menghina dan mengusirnya waktu itu. Dan sekarang dia justru merasakan hal aneh. Dia seperti tidak asing dengan Ainsley dan dia juga merasa seolah mempunyai ikatan batin dengannya.
"Arrghhh ... Ada apa dengan ku?" Michael mengacak rambutnya frustasi. Namun tiba-tiba terdengar ketukan pintu dari luar. Michael buru-buru berbaring dan pura-pura tidur karena dia merasa canggung saat berhadapan dengan Ainsley saat ini
"Sir!!" Ainsley membuka pintu kamar Michael dengan membawakan kue buatannya. Tapi yang dia melihat, Michael tertidur pulas.
Ainsley meletakkan kue tersebut di nakas dan menatap Michael sejenak. "Aku sangat ingin memelukmu, Charlie. Tapi sayangnya aku harus menahan diri untuk tidak melakukannya atau aku akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan mu kembali." batin Ainsley. Dia terdiam sejenak. "Selagi Michael tidur, bukankah ini kesempatan bagus mencari hasil medis Michael?" batinnya lagi. Dia mengangguk pelan dan segera keluar dari kamar Michael untuk mencari hasil medis tersebut. Dia yakin jika Daisy menyimpannya di kamar.
Michael membuka matanya setelah mendengar suara pintu ditutup. Dia melihat kearah nakas di mana ada kue di sana.
"Apa Ainsley yang membuatnya?" gumam Michael. Dia menegakkan tubuhnya dan mencicipi kue tersebut. Dia mengunyahnya pelan, merasakan kue buatan Ainsley yang begitu enak.
"Enak sekali. Tapi rasanya aku pernah memakannya." Michael kembali melahap kue tersebut sambil mengingat-ingat di mana dia pernah memakannya. Tapi sayangnya dia tidak ingat sama sekali. Selama bersama Daisy, dia tidak pernah membeli kue dan Daisy juga tidak pernah membuatkan untuknya. Namun kenapa rasa kue ini tidak asing?
"Akh.." kepala Michael tiba-tiba berdenyut. Dia mengambil nafas dalam dan menghembuskannya perlahan hingga sakit kepalanya berangsur menghilang. "Ada apa dengan ku? Kenapa setiap mengingat sesuatu yang berhubungan dengan Ainsley, aku selalu mendapatkan bayangan yang tidak jelas di ingatan ku? Siapa Ainsley sebenarnya?"
Sementara itu, diam-diam Ainsley masuk ke kamar Daisy. Dia mulai mencari hasil medis milik Michael dengan membuka satu persatu laci di sana. Namun dia tidak kunjung menemukannya. Bahkan dia juga mencari di lemari wanita itu. Tapi nihil, barang yang dia cari tidak ada.
"Dimana wanita itu menyimpannya? Apa dikamar Michael? Tapi itu tidak mungkin. Pasti wanita itu menyimpannya di tempat yang tidak akan bisa di temukan Michael." ucapnya bermonolog. Ainsley kembali menggeledah seisi kamar Daisy, hingga tanpa sengaja dia menemukan sesuatu dibalik baju yang tergantung di lemari tersebut.
Ainsley menggeser baju-baju itu dan terlihat papan lemari itu ada celah berbentuk kotak yang tertempel di lemari dengan lubang kunci di sana. "Pasti dia menyimpannya disini. Tapi di mana kuncinya?" Ainsley mencari kunci tersebut di lipatan baju. Bahkan dia mencari di bagian atas lemari. Namun kunci itu tidak ada.
"Aish... Kenapa tidak ada? Apa Daisy membawanya?" Ainsley terdiam sejenak memikirkan cara untuk membuka brankas tersebut. Sampai dia mendapatkan ide. Dia mengambil penjepit rambutnya dan menggunakannya untuk membuka brankas itu.
Cukup lama Ainsley mengotak-atik lubang kunci tersebut. Hingga terdengar suara "klik" yang menandakan jika ia berhasil membukanya.
"Dasar bodoh. Harusnya kau menggunakan brankas besi dengan keamanan canggih, bukan kotak kayu seperti ini." ucapnya menghina. Dia tersenyum senang dan mulai membuka lemari tersebut. Terlihat ada beberapa map tersimpan di sana. Sepertinya Daisy menyimpan surat-surat penting di sini. Sampai dia menemukan sebuah amplop berwarna cokelat.
Ainsley membukanya dan menemukan hasil medis milik Michael. "Akhirnya aku menemukannya." Ainsley buru-buru memasukan kembali hasil medis tersebut di amplop dan memasukkannya ke dalam tas. Tidak lupa dia merapikan kembali isi brankas tersebut dan kembali menguncinya dengan penjepit rambut miliknya.
"Aku akan membawa hasil medis ini ke rumah sakit agar aku tahu, seberapa parah cidera yang Michael alami." seru Ainsley
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments