BAB 09 - Titik Mulai

"Nona, hei.. "

Nico benar-benar menepati kata-katanya, dia pergi mengejar Aina, perempuan yang ia ketahui mengantar makanan untuk Angkasa. Dia memekik, sembari mempercepat langkahnya untuk istri Angkasa itu.

"Panggil saya Pak?" tanya Aina setelah menoleh dan melihat Nico yang terengah-engah mengejarnya.

"Nona, ah maaf siapa namamu? Maaf begini, aku juga mau minta izin, aku benar benar lapar, katanya Angkasa sedang diet jadi dia memberikan aku makanan ini. Tapi aku merasa tidak sopan jika langsung memakannya, apakah kamu tidak keberatan?" kata Nico sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Aina sempat diam sejenak, tak bisa dipungkiri ada sedikit perasaan sesak ketika lelaki asing ini mengatakan demikian. Bekal yang ia buat penuh drama pagi ini, ternyata diberikan secara percuma kepada orang lain oleh Angkasa.

Tapi sekali lagi, ia mencoba untuk memahami, ini adalah kehendak yang ditunjukkannya pada Angkasa. Buah dari apa yang telah dia katakan.

"Oh tidak masalah sama sekali Pak, silahkan makan, jangan terlalu formal," Ujar Aina, kemudian mengulurkan tangan pada Nico. "Nama saya Aina Maura, bapak bisa panggil saya Aina saja."

Nico mengernyit sambil menggumam dalam hati. Aina Maura? Aina? Sepertinya tidak asing, bukannya pacar Kak Sam?! Tapi kenapa malah jadi istri bos? Apa yang terjadi?

"Nicolo Andreas, kamu bisa panggil saya Nico, tanpa bapak, oke? saya masih muda lho, beda sama suami kamu hehe." Ucap Nico kemudian dan langsung membalas jabatan tangan Aina.

"Tapi rasanya tidak sopan kalau saya makan sendiri, Aina, mau kah temani saya makan? hitung hitung salam perkenalan kita, namamu tidak asing di telingaku, karena itu aku ingin dekat dengan keluarga Bos Asa. Yah tidak usah kamu jawab, kita langsung pergi saja."

Aina terkejut, Nico benar-benar sembrono saat ditariknya tangan Aina berjalan mencari restoran terdekat dari Markas Pangkalan Udara.

"Nico, maaf tolong lepaskan, tidak baik dilihat orang, terutama Kak Asa. Aku tidak mau dia salah paham." Aina segera menarik tangannya dari genggaman Nico, bahkan tak sampai setengah perjalanan.

"Astaga!" Pekik Nico sambil menepuk jidat. "Maaf maaf aku sungguh tidak bermaksud, kamu jangan tersinggung ya, aku tidak berpikir sejauh itu, sungguh maaf."

"Tidak, tidak kamu tidak salah kok, aku hanya tidak mau dilihat orang, saat kita seperti tadi. Nanti orang berpikir aneh-aneh. Maaf ya?!" jawab Aina sambil menggoyang-goyangkan telapak tangannya di depan Nico.

Mereka pun kembali berjalan dan sampai di sebuah restoran kecil, Nico begitu sopan, dia menarik kursi untuk Aina duduki, persis seperti Samudera yang begitu lembut. Aina tersenyum. Kemudian Nico yang begitu tidak sabar memesan minuman dan makanan untuk Aina, namun dia tentu saja lebih semangat untuk mencicipi masakan Aina. Jarang-jarang makan bekal buatan perempuan selain ibunya sendiri.

Dibukanya rantang makan dari Aina, harumnya pun menyebar di hidung Nico, sangat menggiurkan. Suap demi suap nasi masuk ke dalam mulut Nico, aaahhh, dia benar benar menikmatinya.

Bos kamu beruntung tidak makan, aku yakin akan menyetok permen karet setelah ini. Nasinya hangus bos! Katanya dalam hati.

...****************...

Sudah malam tapi kemana Angkasa, dia belum pulang, sementara Aina masih menunggunya sejak pulang kuliah tadi sore.

Salahkah jika aku khawatir, meski dia masih marah padaku, tapi aku tetap istrinya saat ini. Gumam Aina dalam hati.

Sudah pukul 22.00 malam, berbagai pertanyaan mulai bermunculan dipikiran gadis 20 tahun itu; apakah memang dia biasa pulang malam begini?atau terjadi sesuatu padanya di jalan? dia tidak pulang bersama Santos malam ini, membuat Aina jadi tambah khawatir. Apakah dia sudah makan tadi? Bagaimana kalau dia kelaparan? hal-hal seperti ini tentu wajar kan sebagai seorang istri khawatir?

Aina sangat mengantuk, namun Angkasa masih belum menunjukkan batang hidungnya. Hingga memutuskan untuk tidur di sofa menunggu sang suami, meskipun mereka tidak tidur bersama malam ini layak nya suami dan istri, karna sejak malam itu Angkasa meminta demikian.

Terkadang dalam lamunannya, Aina berpikir apakah menyerah saja dengan pernikahan ini, hidup tanpa cinta dan baru beberapa hari Angkasa berubah, semua jadi terasa sangat panjang, Asa bahkan tidak mau menyentuh makanan yang Aina buat, menjadi seorang lelaki dingin, dan entah mengapa Aina menjadi takut, apakah Asa membencinya?

"Dia tertidur? cantik sekali seperti pertama kali aku melihatnya." Ucap Angkasa saat melihat Aina tertidur di sofa. Dia berjalan terhuyung-huyung, setengah sadar sampai jatuh menindih Aina.

"Ah Kak, Kak Asa kenapa?" Aina bangun dan langsung turun dari sofa, menyamakan posisinya dengan Angkasa, dibantunya Angkasa berdiri namun tubuh sang suami yang jauh lebih besar membuat Aina kesulitan mengangkatnya. Hingga akhirnya mereka kembali terjatuh ke lantai dan Aina jatuh menindih tubuh Angkasa.

Dengan mata sayu, dan pandangan buram Angkasa melihat wajah Aina di dekatnya kembali terbawa arus, diraihnya kepala Aina dan didorong ke depan, membuat wajah mereka semakin dekat, tanpa basa-basi dan tanpa terduga Angkasa mencium bibir manis istrinya, menikmati tiap sentuhan intim bibirnya sangat lama.

Ciuman itu sama seperti saat Angkasa melakukannya pertama kali kepada sang istri, namun kali ini Aina tidak menolak.

Mereka semakin terbawa suasana, perasaan mulai mengalir satu sama lain lewat sentuhan itu, namun tiba-tiba Angkasa menyentak, melepaskannya, dia mendorong nina seraya membangkitkan tubuhnya.

"Tolong, menjauh lah... saya takut saya jatuh cinta dengan kamu, saya takut tidak bisa mengendalikan perasaan saya, saya tidak mau menyakiti siapa pun terutama kamu saya benar benar cinta kamu."

Aina yang mendengar kalimat itu dan melihat air mata bagas untuk pertama kalinya, sangat terkejut, entah mengapa perasaannya begitu sakit ketika melihat air mata dan kata-kata itu lolos dari bibir laki-laki yang bahkan belum ia cintai.

Apa? apa maksudnya, kenapa Kak Asa bicara begitu? kata-kata yang di keluarkan dari mulutnya bisa membuat nya menangis, itulah tanda kata itu berasal dari hatinya yang terdalam. Aina menggumam.

Untuk siapa Kak? Apakah Kak Asa sebenarnya sudah mencintai perempuan lain? Kenapa aku takut saat dia mengatakan cinta karna saat ini Kak Asa seperti setengah sadar. Dalam hidupnya tentu ada wanita lain, apakah karna aku, mereka tidak bisa bersatu? apakah aku benar benar menyiksa Kak Asa selama ini?

Begitu banyak pertanyaan yang timbul dari satu kalimat milik Angkasa, sementara kalimat itu kini sungguh menyiksa pikiran Aina. Lagi pula apa yang terjadi sampai suaminya tak sadarkan diri begini. Alkohol? bukan! Angkasa seorang tentara, bukan pemabuk.

"Kak Asa, Aina minta maaf."

Angkasa kembali terguling, sementara Aina tak mampu mengangkatnya ke sofa, sehingga dia tidurkan Asa di lantai dekat sofa yang beralas karpet bulu super lembut.

Ia bergegas ke dapur dan mengambil segelas air hangat untuk Angkasa saat laki-laki itu kembali mengigau, mengeluh sakit dan menekan ujung perutnya. "Lambung saya sakit---"

"Pasti Kakak tidak makan seharian," balas Aina berbisik.

Aina yang manja merawatnya sepanjang malam, di lapnya lembut wajah Angkasa supaya dia tidak terbangun, laki-laki itu begitu tenang saat tidur, meskipun wajahnya terlihat sedih malam ini. Selimut yang diambil dari kamar ditindihkan Aina ke tubuh sang suami supaya dia tidak kedinginan.

"Kak Asa, Aina minta maaf. Selamat tidur ya." Aina mengecup kening Angkasa.

Terpopuler

Comments

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

sudah ada cinta

2024-01-27

1

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

bagas? angkasa

2024-01-27

1

Irma Herawati

Irma Herawati

😂😂selamt menikmati hidangannya..

2023-10-05

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Pintu Cerita
2 BAB 02 - Wasiat Terakhir Sam
3 BAB 03 - Dinikahi Tentara Dingin
4 BAB 04 - Serupa Tapi Tak Sama
5 BAB 05 - Hasrat Wanita Gila
6 BAB 06 - Bukan Lelaki Pilihan
7 BAB 07 - Tingkah Yang Disempurnakan
8 BAB 08 - Pembalasan Suami
9 BAB 09 - Titik Mulai
10 BAB 10 - Genggaman Hangat dari Pria Dingin
11 BAB 11 - Antara Cinta dan Teman
12 BAB 12 - Aku Benci Kamu!
13 BAB 13 - Yang Mungkin Terjadi
14 BAB 14 - Tanda Cinta
15 BAB 15 - Perempuan Istimewa
16 BAB 16 - Biarkan Aku Berjuang, Ya!
17 BAB 17 - Kamu Milikku
18 BAB 18 - Kawan Atau Lawan?
19 BAB 19 - Pembohong
20 BAB 20 - Di Antara Dua Sisi
21 BAB 21 - Janji Yang Menyakiti
22 BAB 22 - Ketulusan Cinta
23 BAB 23 - Langkah Dalam Masa Lalu
24 BAB 24 - Tamparan Keras
25 BAB 25 - Keuntungan Masing-masing
26 BAB 26 - Rasa Yang Tak Asing
27 BAB 27 - Kamu Ingat Siapa Saya?
28 BAB 28 - Mulai Dari Awal
29 BAB 29 - Rahasia Saudara Kembar
30 BAB 30 - Yang Pantas Hanyalah Kamu
31 BAB 31 - Saya Temui Kamu, Kedua Kalinya
32 BAB 32 - Ancaman Tak Terduga
33 BAB 33 - Masa Lalu Terulang Lagi?
34 BAB 34 - Menjemput Istri ku
35 BAB 35 - Bukan Yang Dicinta
36 BAB 36 - Perempuan Jahat
37 BAB 37 - Keinginan Mendalam
38 BAB 38 - Sang Penyelamat
39 BAB 39 - Bukti Cinta Lelaki
40 BAB 40 - Ketika Ada Rasa Cinta
41 BAB 41 - Satu Wanita, Dua Pria
42 BAB 42 - Hidup Dalam Kepura-puraan
43 BAB 43 - Milik Saya Sekarang dan Selamanya
44 Ruang Bicara
45 BAB 45 - Karena Kamu, Saya Mau
46 Lelaki Idaman - Bintang Samudera
Episodes

Updated 46 Episodes

1
BAB 01 - Pintu Cerita
2
BAB 02 - Wasiat Terakhir Sam
3
BAB 03 - Dinikahi Tentara Dingin
4
BAB 04 - Serupa Tapi Tak Sama
5
BAB 05 - Hasrat Wanita Gila
6
BAB 06 - Bukan Lelaki Pilihan
7
BAB 07 - Tingkah Yang Disempurnakan
8
BAB 08 - Pembalasan Suami
9
BAB 09 - Titik Mulai
10
BAB 10 - Genggaman Hangat dari Pria Dingin
11
BAB 11 - Antara Cinta dan Teman
12
BAB 12 - Aku Benci Kamu!
13
BAB 13 - Yang Mungkin Terjadi
14
BAB 14 - Tanda Cinta
15
BAB 15 - Perempuan Istimewa
16
BAB 16 - Biarkan Aku Berjuang, Ya!
17
BAB 17 - Kamu Milikku
18
BAB 18 - Kawan Atau Lawan?
19
BAB 19 - Pembohong
20
BAB 20 - Di Antara Dua Sisi
21
BAB 21 - Janji Yang Menyakiti
22
BAB 22 - Ketulusan Cinta
23
BAB 23 - Langkah Dalam Masa Lalu
24
BAB 24 - Tamparan Keras
25
BAB 25 - Keuntungan Masing-masing
26
BAB 26 - Rasa Yang Tak Asing
27
BAB 27 - Kamu Ingat Siapa Saya?
28
BAB 28 - Mulai Dari Awal
29
BAB 29 - Rahasia Saudara Kembar
30
BAB 30 - Yang Pantas Hanyalah Kamu
31
BAB 31 - Saya Temui Kamu, Kedua Kalinya
32
BAB 32 - Ancaman Tak Terduga
33
BAB 33 - Masa Lalu Terulang Lagi?
34
BAB 34 - Menjemput Istri ku
35
BAB 35 - Bukan Yang Dicinta
36
BAB 36 - Perempuan Jahat
37
BAB 37 - Keinginan Mendalam
38
BAB 38 - Sang Penyelamat
39
BAB 39 - Bukti Cinta Lelaki
40
BAB 40 - Ketika Ada Rasa Cinta
41
BAB 41 - Satu Wanita, Dua Pria
42
BAB 42 - Hidup Dalam Kepura-puraan
43
BAB 43 - Milik Saya Sekarang dan Selamanya
44
Ruang Bicara
45
BAB 45 - Karena Kamu, Saya Mau
46
Lelaki Idaman - Bintang Samudera

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!