"Apa?"
Angkasa mematung. Selagi menatap mata yang berlinang milik istrinya itu, Angkasa melihat mata tersebut berpijar dan sadar bahwa ia telah berbuat lancang. Bahkan ia langsung mengutuk diri sendiri karena telah hampir menyetubuhi perempuan yang mencintai adik kembarnya, Angkasa sadar bahwa Samudera masih menjadi cinta terbesar dan lelaki yang selalu terbesit dalam benak Aina.
Ditariknya badannya menjauh dari Aina, lalu ditepuknya keras-keras di dada. Tubuh Aina telah terbuka karena ulahnya, sementara hanya ia yang terus menikmati, tidak dengan istrinya. Ia tak bisa menyembunyikan mengapa dadanya jadi sesak.
Kak Sam
Tiba-tiba kata itu kembali terngiang di telinga Angkasa. Malu, sakit, juga kecewa, entah mengapa Angkasa bisa merasakan itu semua dalam waktu yang bersamaan.
Untuk sejenak, Angkasa menarik diri dari perasaannya. Dan memegang kata-kata yang terucapkan dengan lembut dari hati Aina, Kak Sam. Begitu Aina memohon pada lelaki lain di hadapan Angkasa.
Ia tidak pernah mendengar kata-kata yang begitu menyakitkan sebelumya. Bahkan tidak dari pelatih atau atasannya dulu. Tetapi, ia malah mendapatkan rasa sesak itu dari wanita yang telah membuat ia berkorban begitu banyak. Meski hanya dengan dua kata... Kak Sam.
"Kak---" Aina bergerak meraih selimut dan mendongak untuk menatap Angkasa dengan raut penuh ketakutan. "Ini terlalu cepat. Kak Asa----Percayalah, mungkin belum sekarang. Tapi---- Maksud Aina," katanya terbata sambil memalingkan muka.
"Tidak usah menjelaskan alasan," Angkasa menyela sambil mengerjap. "Akulah yang sepatutnya yang meminta maaf. Aku baru saja mengenalmu selama satu minggu. Tapi entah bagaimana aku bertingkah untuk merebut segalanya darimu, rasanya seakan-akan aku sudah mengenalmu selamanya."
"Kak Asa mau kemana?"
Angkasa menoleh saat Aina kemudian memanggil namanya, mata gadis itu berkilau dengan sayu dan pasi.
"Kamar mandi." Jawabnya singkat.
"Kak Asa marah dengan Aina?" Aina menyuarakan kata yang enggan dijawab oleh Angkasa. "Maaf,"
Angkasa mengamati Aina selama beberapa saat. "Kamu tidak menginginkan saya,"
"Dan saya juga tidak mencintai kamu," lanjutnya meyakinkan Aina, sambil menyisir rambut ke belakang pakai jemarinya yang jenjang dengan tak sabar. "Lalu apa yang harus dimaafkan?"
"Kata-kata yang saya ucapkan sebelum sadar ini, lupakanlah. Apa yang saya lakukan padamu sekarang, saya yang salah. Saya akan bersikap sewajarnya sebagai suami dadakan." Kata Asa, dengan hati-hati memutar badan membelakangi Aina. Dan tiba-tiba Ia merasa dingin dan kesepian.
"Kak Asa,"
"Kamu tidak mengkhianati Samudera, jangan takut. Saya siap bercerai kalau sudah waktunya nanti."
Angkasa bergerak menjauh dari Aina, merapikan bajunya dan melangkah menuju kamar mandi.
Sambil menatap dinding di bawah kucuran air shower, ia berkata pelan, "Seharusnya tidak sampai sejauh ini! malah aku merasa sakit hati, padahal dari awal aku tahu tak akan ada tempat untukku bebas menyentuhmu."
Sementara dengan tangan bergetar Aina berdiri mengambil pakaiannya yang berantakan, mengenakannya kembali dan tetap menjaga tatapannya tetap terfokus ke depan. Firasatnya menyuruh mendekati Angkasa, memeluk dan merangkul suaminya itu erat-erat untuk meminta maaf lebih tulus dan meredam emosi yang menjalar di antara mereka berdua. Namun, Aina sadar bahwa itu bukan jalan keluar dari masalah ini, dan sekarang bukan waktu yang tepat untuk bicara lagi dengan Angkasa.
...****************...
"Tolong minggirlah sedikit. Aku harus mengambil alat di bawah ranjang."
Mata Aina mengerjap saat intensitas kilau matahari menusuk matanya, rupanya hari sudah pagi. Ia langsung membuka mata saat jendela kamar terbuka, dan Angkasa berdiri membelakanginya.
Suami yang sudah berpakaian rapi, membuatnya terkejut, tiba tiba dia menarik alat-alat tidur dari bawah ranjang, Aina langsung tersentak bangun, dan memandang Angkasa dengan tatapan heran, kebingungan.
"Kak Asa sudah bangun? Aina kesiangan padahal ada jadwal kuliah." Ucapnya tersenyum pada Asa, "Kak Asa antar Aina ya?! kita damai yuk?"
Dia berpikir bahwa Angkasa benar benar sangat pengertian, mungkin dia mengira bahwa Aina masih ketakutan karena kejadian semalam sampai berusaha sebaik mungkin untuk membantu Aina bangun pagi. Aina sangat beruntung karna dia ternyata laki laki yang sangat baik.
"Kamu tidak usah memaksakan bersikap manis di depanku. Terutama untuk mengaku sudah menikah pada siapa pun, lagi pula ini pernikahan tertutup, hanya ibu atau keluarga dan kesatuan saya saja yang tahu, tidak usah terlalu memaksakan diri. Dan nanti malam saya akan tidur di ruang tamu, kamu tidur di sini saja, saya buru-buru harus ke Markas sekarang."
Mendengar itu mata Aina menatapnya kosong. Betapa tidak, jawaban Angkasa itu benar benar menghancurkan ekspektasinya, sakit sekali, dalam sekejap dia menghancurkan semua bayangan dan rencana yang disiapkan Aina untuk meminta maaf, nampaknya tentara dingin itu belum terobati.
Aina menangis, ada sedikit penyesalan saat Angkasa bahkan tidak mau tidur dengannya lagi, merasa dirinya sangat bodoh karena terus menyebut nama Samudera saat Angkasa tidak sehat seperti semalam, Aina hanya bisa merenungi semua kesalahpahaman ini.
"Kak Asa sudah mengatakannya semalam; kita akan bercerai pada waktunya. Aku ini benar-benar perempuan tidak tahu diri."
...****************...
I
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
memang gak tau diri
2024-01-27
0
Sri Rahayu
memang kamu ga tau diri Aina....Angkasa kan suami sah mu meskipun dia bukan Samudra, cobalah mengerti posisi mu sekarang 🙃🙃🙃
2023-09-28
2
baby eunhyuk / Xoblisss
ya Allah sakit banget jd kak asa 🤧 aina ayo belajar menerima keadaan, kak asa sdh berkorban banyak untuk kamu
2023-09-11
2