Bab 15

P.O.V Bu Erna

Hendra hari ini pulang, aku sangat senang dan bahagia akan aku katakan semua perilaku Lisa saat Hendra tak ada di rumah apa lagi sekarang Lisa tak ada di rumah semakin aku yakin jika Lisa bukan lah istri yang baik untuk Hendra.

Aku sudah mengumpulkan beberapa bukti kalau Lisa itu tak baik untuk nya dan akan langsung meminta Hendra menikahi Lulu perempuan yang aku inginkan dan aku bisa banggakan kepada teman-teman arisanku nanti.

Benar saja Hendra pulang sebelum Lisa pulang aku berharap Lisa pulang besok biar aku bisa memberikan bukti-bukti selama ini telah aku kumpulkan selama Hendra pergi.

Ternyata perkiraanku salah Lisa pulang tak lama setelah Hendra datang mungkin Hendra yang memberitahukan kalau diri nya sudah ada di rumah yang membuat aku bahagia adalah Lisa diantar oleh seorang laki-laki yang menurut ku tak asing tetapi itu tak membuat pikiranku positif terhadap Lisa.

Aku yang merasa di atas awan dan sudah merasa yakin kalau Hendra akan menceraikan Lisa pun menambah bukti-bukti yang aku dapatkan untuk lebih meyakinkan Hendra dan suaraku pun ketika itu aku tinggi kan karena aku tau tetangga yang serasa cctv berjalan di komplek ini pasti akan datang, itu akan membuat Lisa lebih malu dan tak akan pernah bisa mengangkat muka nya di komplek ini lagi.

Aku merasa menang ketika Hendra pun ikut bersuara dan menceraikan Lisa detik itu juga, ibu-ibu komplek yang berada di sisi kanan, kiri dan depan bahkan ada yang lewat pun kini menyaksikan kami yang sedang bertengkar.

Tetapi rasa senang ku seketika menghilang ketika Lisa mengungkapkan semua yang aku rencanakan untuk nya bahkan dia juga tahu kalau aku sudah merencanakan adik madu untuk nya.

Darimana Lisa tau kalau aku merencanakan adik madu untuk nya? Sedangkan Hendra sendiri saja menyembunyikan hal itu dan tak ada yang mengetahui hal itu.

Tambah tak ada muka aku di hadapan ibu-ibu komplek yang sedang menonton kami ketika laki-laki yang berada di samping Lisa juga mengatakan kalau dia adalah sepupu Lisa, pantas aku pun merasa tak asing dengan wajah nya bahkan Hendra saat ini pun mematung ketika mendengar apa yang Lisa katakan barusan.

Kini aku melihat Hendra yang duduk bersimpuh di kaki Lisa yang membuat mataku membulat sempurna dengan kelakuan anakku satu ini apa ini maksudnya.

Ternyata Hendra meminta Lisa untuk kembali pada nya tetapi tak ku sangka Lisa mengibaskan tangan anakku yang akan menggenggam tangannya dan Lisa menjauhkan diri nya dari Hendra.

Sombong sekali mantu ku satu ini, aku yakin kalau dia tak bersama dengan anakku dia akan menggelandang di jalanan atau mungkin dia akan kembali kepada paman nya yang miskin itu, hanya bekerja sebagai pegawai restoran saja. Sudah syukur bisa membiayai keluarga nya ini akan di tambah dengan Lisa.

"Sudah hend, malu di lihat tetangga bangun hend!" aku langsung saja memegangi tangannya dan mengangkat Hendra agar segera bangun.

"Tapi Bu aku gak mau Lisa pergi dari sini Bu"

"Biarkan saja nanti juga balik lagi, mau kemana sih dia?! Mau ke rumah pamannya kah? Yang hanya pelayan di restoran sudah tak perlu memikirkan dia" aku membangkitkan Hendra dari duduk nya dan membawa dia masuk kedalam rumah.

"Memang ya kalau penyesalan itu terakhir" ucap ibu-ibu kepo yang sedang menonton kami.

"Ya iyalah Bu penyesalan trakhir, kalau penyesalan di awal itu namanya bukan penyesalan tapi pendaftaran" celetuk ibu yang lain sambil terkekeh geli ketika aku dan Hendra melangkahkan kaki masuk ke rumah kami.

Aku tak menghiraukan hal itu, aku terus saja menuntun Hendra agar segera masuk rumah dan meninggalkan semua nya, sedangkan Lisa tak jadi masuk kerumah untuk mengambil barang-barang nya. Dia langsung pergi bersama sepupu nya itu meninggalkan rumahku.

Mendengar ucapan tetanggaku itu ingin rasa nya aku menggerus mulut mereka yang seperti cabai pedas, tetapi langkahku terhenti ketika mendengar suara berat dari ruang tamu yang ku tau itu suara suami ku yang kedengarannya saja dia marah padaku.

Padahal selama kami menikah tak pernah sekalipun aku mendengar dia marah atau bersuara meninggi.

"Apa sih pak? Gak lihat apa aku sedang memapah anakmu ini dan itu kamu juga ga dengar kalau tetangga kita sedang membicarakan kita" aku yang masih kesal pun melampiaskan kekesalanku kepada suamiku itu. Sedangkan di ruang tamu sudah ada tari, ayu dan Rudi yang tengah duduk dan menundukan kepala nya.

"Duduk!!" perintah nya dengan suara beratnya.

"Tapi pak...."

"Duduk, aku bilang. Sudah cukup kamu membuat malu keluarga kita hari ini Bu" ucap nya lebih dingin dan lebih berat dari sebelumnya. Tanpa sadar aku pun terduduk dengan Hendra yang masih aku pegangi di sisi kiri ku.

"Sekarang aku mau bertanya padamu Bu. Apa yang membuat kamu berfikir kalau mantuku itu berselingkuh?"

"Apa kamu tak melihat perubahan nya pak? Selama ini dia lebih sering menatap layar handphone nya dan sering aku pergoki dia senyum-senyum sendiri ketika melihat handphone nya itu, dia juga lebih banyak diam dari biasa nya. Banyak sekali yang dia perlihatkan selama beberapa hari ini pak" aku mencoba membela diri ku di hadapan suami ku ini

"Apa kamu tau dia sedang bersama siapa membalas chat atau bertelepon dengan siapa? Apa yang membuat Lisa tersenyum dan betah menatap layar handphone itu? Apa sudah mendetail kamu mengetahui itu semua?! Apa sudah kamu cari semua itu?"

Lidah ku Kelu ketika mendengar pertanyaan berentet dari suami ku itu, aku tak bisa menjawab nya sama sekali karena memang aku tak punya bukti ke arah sana, hanya sekilas memandang saja.

"Dan untuk mu Hendra, apa kau sudah tak tahan lagi ingin mengesahkan selingkuhanmu itu hingga kau menutup mata telingamu? Setelah kamu liburan bersama selingkuhanmu? Atau otak mu sudah di taruh di sel*ngk*an selingkuhan mu itu? Iya!!" bentak suamiku ketika melihat ke arah Hendra dengan mata yang melotot.

Baru pertama kali ini aku lihat suamiku Semarah ini kepada aku dan Hendra, aku tak bisa berbuat apapun saat ini akan tetapi aku pun tak bisa berfikir ketika Hendra menanyakan hal yang membuatku menggelengkan kepala.

"Dari mana bapak tau kalau aku liburan dengan selingkuhanku?" ucap Hendra yang membuatku tambah geram kepada anakku ini.

"Hm.... gak perlu kamu cari tau bapak tau dari mana kamu pergi dengan selingkuhanmu itu tetapi kamu sudah membuang permata dan menukar dengan batu kali" suamiku pun berlalu dengan muka yang masih memerah disana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!