Hari ini setelah aku membereskan rumah dan memasak sarapan untuk keluarga suamiku, aku pun bersiap pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan rahimku seperti janji ku kemarin kepada ibu mertua ku.
Mas Hendra juga kata nya akan mengantarku walau seharusnya kami cek bersama tetapi mas Hendra beralasan tak bisa meninggalkan pekerjaannya kerena baru saja di angkat menjadi manager dan aku pun tak memaksakan hal tersebut.
"Lis, yuk kata nya mau bareng Ama mas? Mas tunggu di bawah ya sekalian kita sarapan dulu" ucapnya ketika aku sedang mengoles bedak ke wajah.
"Iya mas, sebentar lagi aku selesai kok" ucap ku yang langsung menyelesaikan makeup dan memakai kerudung.
____
"Kamu jadi ke rumah sakit Lis?" tanya bapak mertua ku
"Jadi pak" jawabku sambil mengambilkan makanan untuk mas Hendra dan juga aku sendiri.
"Sendiri atau bersama Hendra?" tanya nya lagi.
"Loh kenapa mesti bersama Hendra pak? Anak kita kan sehat gak perlu di periksa lagi kesehatannya gimana sih bapak ini" bukan aku yang menjawab tetapi ibu yang tak terima jika anak nya juga melakukan tes kesehatan.
"Enggak pak, mas Hendra cuma nganter aja kok sekalian berangkat bekerja" bapak hanya manggut-manggut saja mendengar jawaban dari ku
Tak lama Rudi,tari dan ayu pun datang ke ruang makan untuk sarapan bersama, ayu menatapku lekat mungkin anak itu heran dengan penampilanku hari ini yang nampak rapih dari biasa nya.
"Tante mau kemana?" tanya nya polos.
"Tante mau keluar sebentar, nanti siang juga sudah balik lagi kok yu" ucapku sambil tersenyum dan anak itu pun hanya manggut-manggut saja mengerti.
"Kamu sudah selesai sarapannya dek?" ucap mas Hendra
"Sebentar lagi mas"
"Apa kamu sudah diberi uang jajan sama mamah kamu yu?" tanya ku kembali kepada ayu sambil menyuap makanan yang tersisa di piring ku.
Ayu menggelengkan kepala nya sebagai jawaban apa yang tadi aku tanyakan, aku hanya dapat mendesah berat ketika mendapati jawaban dari anak kecil itu.
"Ini Tante kasih buat jajan, ingat jangan jajan sembarangan ya kalau masih ada sisa nya ayu mending tabung ok sayang" aku mengeluarkan uang dua puluh ribu untuk keponakanku.
Rudi dan tari hanya melihat tanpa berkata apapun ketika aku memberikan anak mereka jajan, aku pun berlalu dari ruang makan dan menyusul mas Hendra yang sudah terlebih dahulu ke halaman depan.
Kami pun pergi setelah sebelum nya berpamitan dengan orang rumah ya walaupun cuma basa-basi pamitannya, mas Hendra pun melakukan mobil nya menuju rumah sakit mengantarku terlebih dahulu sebelum dia ke kantor.
Tak butuh waktu lama kami pun sampai di rumah sakit yang kami atau lebih tepat nya rumah sakit yang aku tuju untuk memeriksa kesehatanku sendiri.
"Hati-hati dek" ucap mas Hendra ketika aku membuka pintu mobil nya tak lupa kucium tangannya juga.
"Iya mas juga hati-hati di jalan" ucapku mas Hendra hanya tersenyum dan mengelus kepalaku dengan sayang.
Aku pun langsung menuju loket pendaftaran dan mengantri seperti yang lain, setelah mendapat nomer antrian aku ikut duduk bersama yang lain disana banyak juga ibu hamil yang perut nya sudah membuncit dan sedang mengelus dengan sayang nya.
Tanpa sadar aku pun melakukan hal yang sama menyentuh perutku dan tersenyum ketika membayangkan kalau aku di posisi ibu itu yang sedang hamil besar dan di temani suami untuk periksa berapa bahagia nya aku.
Tak terasa aku menunggu akhirnya nama ku pun di panggil untuk periksa ke dalam, aku pun masuk ke ruang pemeriksaan dan duduk di depan dokter kandungan Setelah di persilahkan duduk oleh nya.
"Silahkan duduk ibu Lisa.... Apa ada keluhan?" ucap sang dokter yang ber name tag Tiara.
"Sebenar nya saya kesini cuma mau memeriksakan kondisi kesehatan rahim saya dok, apakah sehat atau ada sesuatu didalam nya" ucap ku sambil menatap ke arah sang dokter tersebut.
"Oh begitu baik lah kalau seperti itu mari Bu sebelah sini" dokter Tiara pun beranjak dari duduk nya dan beralih ke sebelah tempat pemeriksaan.
Aku pun mengikuti serangkaian test dan melalui semua dengan lancar tanpa hambatan hingga aku harus menunggu hingga hasil tes nya keluar setengah jam dari pemeriksaan.
Dan setengah jam kemudian hasil nya pun benar-benar keluar aku di panggil kembali ke dalam ruangan dokter kandungan untuk membacakan hasilnya, ternyata tak ada masalah dalam rahimku semua nya sehat dan siap untuk di buahi tak ada masalah dalam diri ku, Dokter Tiara pun meresepkan vitamin dan penguat rahim untukku.
Ketika melihat jam ternyata sudah hampir memasuki makan siang, aku yang malas untuk pulang pun memutuskan untuk pergi ke restoran menemui Airin sudah lama rasa nya aku tak menjumpai sahabat sekaligus orang kepercayaanku itu untuk mengelola resto tanpa sepengetahuan keluarga ataupun suamiku.
Entah jika mereka mengetahui hal itu apa yang terjadi, mungkin aku tak di kasih jatah bulanan dan akan lebih menindasku, biar lah sesekali aku pulang telat paling juga ibu akan mengomel karena pulang terlambat, apa lagi kalau tau hasil test kesuburan ku. Aku yakin beliau akan menekan dan meminta ku untuk lekas mempunyai seorang anak.
Apa ibu mertua ku itu pikir kalau anak itu bisa di buat atau kita hadirkan sendiri tanpa campur tangan yang Maha Kuasa? Terkadang aku tak bisa mengikuti jalan pikirannya.
Tak terasa aku pun sampai restoran dan di sambut antusias oleh airin, sahabat sekaligus orang kepercayaanku disini.
"Hai bos, gimana kabar nya?" ucap Airin ketika aku sudah mendekat, aku pun tersenyum mendengar ucapannya itu.
"Apaan sih loe, biasa aja kali..." ucapku terkekeh.
"Gimana keadaan restoran ai?" tanya ku kemudian sambil melangkah ke dalam resto.
"Baik, semua terkendali tak ada yang perlu loe khawatirin ko. Lagipula kan loe juga gue kirimin laporan" ucap nya agak sewot tapi tetap tersenyum. Ya seperti itu lah persahabatan ku dengan Airin tak pernah di ambil hati walau terkadang kata-kata dari salah satu kami menyakiti hati.
Aku mendengar ucapan Airin pun hanya tertawa dan duduk di taman yang terletak di belakang restoran ini.
"Gimana suami Ama keluarga nya masih resek kah Ama loe?"
"Ya begitulah ai, Apa lagi sekarang mereka menuduh gue mandul dan minta buat aku cek kesuburan" ucapku sambil menatap lurus ke depan. Aku ceritakan apa yang aku rasakan kepada sahabatku ini tak ada satu hal pun yang aku tutupi dari dia.
Aku luapkan segala keluh kesah ku selama aku tinggal bersama keluarga suamiku, semoga dengan ini aku sedikit merasa lega.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments