Bab 8

"Ya sudah kalau kamu subur jangan nunda buat dapat momongan dong Lis, jika kamu menunda untuk hamil kamu harus siap ibu kasih adik madu untuk mu" ucap mertuaku pada akhir nya.

Hah apa adik madu? Terus aku harus cepat hamil? Apa ibu kira hamil itu kita yang buat? Padahal jika Allah sudah mengijinkan apapun itu pasti akan terjadi tapi bagaimana jika Allah belum mengijinkan seberapa usaha kita tak akan pernah terwujud.

Bayangan akan mempunyai adik madu membuatku tak bersemangat melakukan kegiatan rumah tangga yang biasa aku lakukan, aku pun pergi ke kamar untuk istirahat agar pikiranku tak menjadi lebih kacau.

Lagian siapa juga yang mau mempunyai adik madu? Siapa yang enggak mau hamil?? Semua wanita pasti tidak mau mempunyai adik madu bukan? Dan ingin hamil?? Begitupula aku pikiran itu yang membuat aku takut bagaimana jika ini dan itu akhirnya ketakutan itu pun menghantui ku sendiri.

Entah bagaimana nanti nya aku hanya bisa berharap jika mas Hendra tak akan berubah dan akan seperti sekarang tetap mempertahankan ku dan melindungi ku dari ke zaliman ibu nya ini.

-P.O.V hendra-

Semenjak aku tau kalau hasil kesehatan Lisa itu baik-baik saja dan tak ada yang menghawatirkan entah mengapa rasa nya hati ini senang sekali.

Jadi aku bisa memberikan apa yang menjadi harapan ibu agar mendapatkan cucu dari kami berdua, tetapi entah kenapa setelah kejadian Lisa memeriksakan kesehatannya itu aku merasa kalau Lisa menjadi pendiam dan tak seceria kemarin-kemarin.

Apakan Lisa sakit? Atau kah ada kata ibu yang menyakiti hati nya? Entah lah Lisa tak menceritakan apapun kepadaku mulai saat itu.

Dulu aku pertama kali berkenalan dengan Lisa waktu aku masih menjadi karyawan biasa di perusahaan ku saat ini sedangkan Lisa menjadi pegawai restoran yang letak nya tak jauh dari perusahaan ku saat ini.

Dan dulu juga sebelum mendekati Lisa aku pun sudah mempunyai kekasih yang bernama Lulu, dia bekerja sebagai PNS di sebuah lembaga pemerintahan tetapi sayang nya saat aku ingin serius dengannya orang tua Lulu tak setuju denganku dan mengakibatkan hubungan kami kandas di tengah jalan.

Dan saat ini entah bagaimana awal nya ibu memintaku untuk menemui nya di restoran dimana dulu Lisa bekerja saat istirahat kantor.

Drrrt......drrrrt ...,...,

Aku pun melihat ke arah handphone yang bergetar di atas meja yang memang aku letakkan tadi di sana yang aku lihat nama yangbtertera di sana ternyata mamah, ada apa tak biasa nya mamah menelpon ku saat aku bekerja? Gumamku saat itu.

("assalamualaikum hend")

"Wallaikumsalam mah ada apa? Tumben jam segini mamah telpon aku?"

("kamu bisa temuin mamah gak di restoran sebrang perusahaan kamu? Ada yang mau mamah bicarain sama kamu")

"sekarang mah? Kenapa gak nanti di rumah aja?" jawabku sambil mengerutkan kening merasa tak biasa nya mamah begini.

("Gak bisa hend lagian di rumah kan ada banyak orang mamah ga bisa leluasa ngobrol sama kamu")

"Ok kalau begitu sebentar lagi Hendra akan kesana lagian waktu nya Hendra istirahat juga kok"

("Ok mamah tunggu disini ya, assalamualaikum ")

"Wallaikumsalam " aku pun menutup telpon dari mamah dan beranjak dari ruang kerja untuk menemui nya, penasaran juga apa yang mau mamah bicarakan ya sampai harus menemui ku di luar begini biasanya juga kami akan mengobrol di rumah walau ada Lisa itu tak jadi masalah karena Lisa jarang bergabung juga.

Aku melangkahkan kaki ku menuju restoran yang dulu Lisa pernah kerja dan aku mencari keberadaan mamah disana, tak lama aku pun menemukan sosok yang aku cari sedari tadi.

Tapi tunggu mamah dengan siapa itu? Kok ada orang lain disana? Lebih tepat nya ada seorang perempuan duduk bersama mamah disana yang membuat aku makin penasaran.

"Hend.... Mamah disini" Mamah melambaikan tangannya ketika tak sengaja mata mamah melihat kearah ku dan aku pun melangkahkan kaki menuju ke arah nya.

"Assalamualaikum mah...." jawab ku sambil mencium tangan ibu tersayang ku tak lupa aku pun melirik sekilas perempuan yang duduk dengan mamahku itu.

Betapa kaget nya aku kala aku tau perempuan yang duduk dengan mamah ternyata Lulu mantanku dulu yang sempat tak di restui oleh orang tua nya ketika berhubungan dengan ku.

"Duduk dulu hend" ucapan mamah mengalihkan pandanganku dengan Lulu yang berada di sebrang tempat duduk mamah.

"I.... Iya mah...." aku pun di buat tergagap oleh nya kala itu.

"Kamu masih ingat dia hend?" tanya mamah melihat ke arahku dengan senyumannya, aku hanya bisa menganggukkan kepala tanpa bersuara.

"Syukurlah kalau mas Hendra masih ingat denganku, apa kabar mas?" Tanya nya ketika melihat ke arah ku dengan senyum manis dan mengulurkan tangannya kepada ku.

Aku pun menyambut uluran tangan Lulu dan tersenyum kepadanya "A.... Aku baik" ucapku tergagap entah mengapa aku melihat wajah nya makin cantik saja sekarang.

"kabar kamu gimana lu?" tanya ku kemudian setelah aku menguasai kondisi dan tersenyum ke arah Lulu.

"Aku baik-baik aja kok mas, hm.... Mas.... Aku juga mau minta maaf atas kejadian dimasa lalu maaf karena aku tak bisa meyakinkan orang tua ku yang saat itu kekeh tak mau menerima mu" ujar Lulu tertunduk lesu.

"Aku tak kuasa menolak keinginan orang tua ku saat itu dan malah orang tua ku itu sudah menjodohkan aku sama laki-laki lain yang berujung perceraian karena laki-laki pilihan mereka telah menyakiti hatiku" ucap Lulu kembali saat aku tak mengeluarkan kata apapun untuk menanggapi ucapannya itu.

"Sudah lah Lu, lupakan yang udah pernah terjadi. Lagipula itu kan masa lalu" ucapku yang telah lama terdiam karena menyimak ucapn nya tadi.

"Benar itu nak Lulu, yang lalu biarkan berlalu lupakan aja gak perlu kamu ingat lagi. Lagi pula masih banyak laki-laki yang mau dengan kamu, lupakan aja yang lalu ya...." ujar mamah ikut menimpali ucapanku barusan sambil memegang tangan Lulu dengan sayang sesuatu yang tak pernah aku lihat ketika mamah bersama Lisa, jangan kan mengelus tangan berucap dengan nada halus saja seperti nya mamah tak pernah jika berhadapan dengan Lisa.

"Aku kalau boleh meminta Tante ingin memiliki laki-laki seperti mas Hendra, selain baik, perhatian, dan romantis, mas Hendra juga sangat penyayang terbukti waktu kami masih pacaran dulu. Mas Hendra sangat memperhatikanku" ucap nya sambil tersipu malu menatapku.

"Waduh bagaimana ini hend, Lulu mencari laki-laki seperti mu kata nya sedangkan kamu hanya satu dan ibu tak membuat lagi" ucap ibu sambil tertawa mungkin untuk mencairkan suasana atau bagaimana aku pun tak tau.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!