TITA…Jangan Bersedih

TITA…Jangan Bersedih

Eps. 1

Malam yang makin menampakkan kegarangannya, angin dan hujan seolah saling menyombongkan kehebatannya. Cuaca yang sangat dingin dan gelap tidak menyurutkan niat gadis itu untuk tetap pergi meninggalkan rumahnya. Meninggalkan tempat yang penuh kenangan indah bersama ibunya dan juga menyakitkan. Dia harus pergi sekarang juga, jika tidak kesempatan keluar dari belenggu siksa yang bahkan mungkin akan merenggut nyawanya tidak akan pernah ada lagi.

“Pergilah nak, ayah mengizinkanmu pergi dari rumah ini…”ucap ayah Bagas.

“Tapi ayah, bagaimana dengan ayah? Aku tidak mungkin meninggalkan ayah dengan kondisi ayah seperti ini?”tanya Tita kemudian.

“Pergilah nak, kau tidak usah mengkhawatirkan ayah, ayah bisa menjaga diri…kau harus segera pergi dari tempat ini”

“Pergilah sebelum mama Renata kembali kau sudah harus pergi”ucap ayah Bagas sembari mendorong Tita keluar.

“Ini ada sedikit uang dan kalung peninggalan ibumu, kiranya cukup untuk kamu ke kota dan mencari tempat tinggal, pergilah nak…pergi sejauh mungkin sampai tidak ada seorang pun yang bisa menemukanmu…”ucap ayah Bagas lagi sambil terus mendorong Tita keluar.

“Tidak ayah, aku tidak mungkin meninggalkan ayah. Ayah sedang sakit, aku tidak bisa ayah hiks…hiks…”ucap Tita dengan berderai air mata.

“Tidak nak kau tetap harus pergi dari rumah ini, ini bukan tempat yang baik untukmu. Kau berhak bahagia anakku, kau harus pergi untuk menggapai semua impianmu. Jika kau tetap tinggal kau hanya akan menjadi semakin tersiksa dan ayah tidak mau itu…”

“Tapi ayah, siapa yang akan merawat ayah kalau Tita pergi?” Balas tita.

“Pergilah nak, jangan perdulikan ayah…mama Renata tidak akan menyakiti ayah. Tapi kau tetap harus pergi”ucap ayah Bagas meyakinkan Tita.

“Hiks…hiks….ayah…”

“Waktumu tidak banyak, mama Renata sebentar lagi akan pulang. Pergilah nak…pergi…”mendorong Tita lebih keras.

“Baiklah ayah aku akan pergi, tapi ayah harus janji. Ayah harus tetap hidup sampai Tita kembali lagi ke rumah ini untuk menjemput ayah…hiks…”memeluk ayah bagas.

“Ayah janji nak ayah akan menunggumu kembali nanti. Pergilah sejauh mungkin gapai cita-citamu…maafkan ayah yang tidak bisa berbuat banyak untukmu, tapi ketahuilah anakku bahwa di setiap langkahmu ada doa ayah yang akan selalu menyertaimu”

Aku pergi ayah….”melepaskan pelukan ayah.

Tita berlari sekuat tenaga, derasnya hujan dan dinginnya malam tidak menyurutkan langkahnya.

“Ayah aku berjanji akan kembali menjemput ayah dan akan membawa ayah bersamaku…ibu bantu aku jaga ayah hiks…”Tita menyeka air matanya dan terus berlari tanpa sekalipun menengok ke belakang.

Tita terus berlari tanpa henti entah sudha berapa jauh dia berlari, kakinya pun sudah terasa lelah. Tita berhenti di pertigaan jalan, dia bingung ke arah mana yang harus dia tuju. Tita yang sudah sangat kelelahan akhirnya memutuskan berhenti di sebuah halte untuk sekedar beristirahat dan meluruskan badannya.

“Bagaimana keadaan ayah sekarang? Apakah ayah akan baik-baik saja? Bagaimana kalau mama Renata menyiksa ayah? “Ratusan pertanyaan menghampiri benak Tita hingga akhirnya rasa kantuk datang dan dia pun tertidur.

...****************...

“Mas Tita mana? Kenapa di kamarnya gak ada?” Tanya mama Renata.

“Aku tidak tahu, aku sejak tadi beristirahat di kamar” ucap ayah Bagas berbohong.

“Halah…kau jangan berbohong mas, kau pasti tahu kemana Tita pergi, jawab aku mas…kamu tahu kan?”selidik mama Renata.

“Aku benar-benar tidak tahu Renata, kaukan lihat aku baru saja bangun saat kau datang”ucap ayah Bagas.

“Mas…mas…aku tahu kamu menyembunyikan sesuatu mas, mulut kamu bisa saja berbohong tapi wajahmu gak bisa mas. Udahlah mas cepat jawab mana Tita? “ suara mana Renata mulai meninggi.

“Aku benar tidak tahu Renata, kenapa kau tidak percaya padaku. Lagian kalau memang Tita pergi biarkan saja, dia bebas kemanapun dia mau. Dia sudah banyak menderita di rumah ini”

“Apa mas, biarkan saja katamu? Setelah semua persiapan sudah kulakukan? Jawab aku mas, kemana Tita pergi?”

“Kamu tahu kan mas 2 hari lagi adalah hari pernikahan Tita. Pak Bondan sudah memberikan kita banyak uang agar bisa menikahi Tita dan kau malah mendukung anak kamu itu pergi? Mau taruh dimana muka kita mas, bagaimana kita mengembalikan uang yang sudah Pak Bondan berikan. Ini tidak boleh terjadi mas, Tita harus menikah. Dimana Tita Mas, dimana kamu menyembunyikannya.?ha?”mama Renata mendorong ayah Bagas dari tempat tidur.

“Renata…Tita sudah besar dia berhak menentukan hidupnya, selama ini kau selalu menyiksa Tita tanpa henti, apapun yang kau inginkan selalu diturutinya. Sekarang biarkan dia pergi, Tita berhak hidup lebih baik sesuai keinginannya. Aku juga tidak rela anakku menikah dengan lelaki seperti Pak Bondan”tegas ayah Bagas.

“Diam kamu mas, kamu pikir kamu siapa mas berani bicara seperti itu kepadaku. mas kamu itu sudah tidak berguna kamu bahkan tidak bisa menafkahiku. Selama ini aku dan Livia yang mencari nafkah untuk kita mas, jadi wajar saja jika aku meminta sedikit pengorbanan dari anak kamu itu”ucap mama Renata lagi.

“Berjudikah yang kamu bilang cari nafkah? Ingat Renata aku seperti ini juga karena kamu. Kalau saja kamu dan anakmu itu tidak berjudi dan hobi menghabiskan uang hingga semua hartaku habis lalu kamu dikerjar-kejar rentenir itu mungkin hidup kita tidak akan seperti ini. Perusahaanku bangkrut dan aku mengalami kecelakaan itu semua karena kamu Renata”

“Udah deh ma, mending suruh anak buah mama untuk cari si Tita itu. Aku tidak mau jatuh miskin kalau sampai pernikahan itu tidak terlaksana”livia tiba-tiba menyela.

“Benar Livia, mama akan menyuruh anak buah mama mencari Tita. Dan ingat mas jika Tita tidak ketemu maka mas akan menanggung akibatnya” mendorong ayah Bagas sampai terjatuh dan berlalu.

“Semoga kau sudah pergi jauh anakku”gumam ayah Bagas lalu bangkit kembali ke kamarnya.

Di luar mama Renata terlihat gelisah menunggu kabar dari seseorang. Ia tidak menyangka kalau Tita akan berani kabur darinya. Apa yang akan dikatakan Pak Bondan jika tahu Tita kabur?

Livia yang sejak tadi melihat mamanya mondar mandir tidak menentu langsung menyela mamanya.

“Udah ma, Tita pasti akan ketemu ko… mama tenang aja”ucap Livia menenangkan.

“Semoga saja, karena jika sampai Tita tidak ketemu maka habislah kita livia, Pak Bondan pasti akan sangat marah sama kita”

Kriing…kring…Handphone mama Renata berbunyi.

“Halo? Apa kamu sudah menemukan anak itu?”tanya mama Renata buru-buru.

“Maaf bos, kami sudah mencari di segala penjuru tapi anak itu tetap tidak ketemu, sepertinya anak itu sudah sangat jauh dari kita ini bos” suara anak buah mama Renata.

“Apa kamu bilang? Tidak ketemu? Kamu harus tetap mencari dia pasti bersembunyi di suatu tempat, jangan berhenti sampai anak itu ketemu. Mengerti?”marah mama Renata.

“Baik bos” telepon terputus.

“Akkkkkhhhh, anak kurang ajar. Bagaimana aku akan bicara sama pak Bondan?? Awas kamu Tita kalau nanti ketemu aku habisi kau anak sialan”

Mama Renata dan Livia kemudian masuk dan kembali berteriak.

“Masssss…massss…dimana kamu masss…mass?????”teriakan mama Renata semakin meninggi.

“Ada apa Renata, kenapa kau tidak membiarkanku beristirahat sedikitpun. Kau selalu saja berteriak”jawab ayah Bagas.

“Mas jawab aku kemana anak kamu itu kabur, jawab aku. Anak itu sudah mempermalukan aku mas, jawab ?”tanya mama Renata memaksa.

“Aku benar tidak tahu Renata, sadar kamu. Kenapa kamu begitu tega menjual anak kamu sama lelaki tua itu”

“Dia bukan anakku mas, dan wajar kalau aku melakukan itu. Anggap saja ini sebagai bayaran karena aku sudah menghidupi kalian”sombong mama Renata.

“Tega kamu Renata, aku ini suami kamu. Anakku adalah anak kamu juga. Kenapa tidak kau suruh saja Livia menggantikan Tita menikahi Pak Bondan? “

“Pak Bondan menyukai Tita dan ingin menikahinya, dia tidak ingin wanita lain. Lagi pula anak kamu itu lebih pantas aku jual dibanding anak aku, sudah mas kamu sudah terlalu banyak bicara…apa kamu sadar kalau bukan aku yang menghidupi kamu apa kamu dan anak kamu itu masih bisa hidup di dunia ini ha? “Mama Renata kembali meninggikan suaranya.

“Aku tahu itu Renata, aku berjanji ketika aku sudah sehat kembali aku akan mencari uang yang banyak lagi untukmu, kau hanya harus sabar Renata”

“Halah mas..sehat kamu bilang? Berjalan saja kamu kesusahan, apa tadi kamu bilang? Aku harus bersabar? Bersampai kapan mas…sampai kamu mati atau dunia kiamat. Kamu jangan banyak bicara mas, kamu sudah tidak berguna lagi” ucap mama Renata sambil berlalu.

“Mas aku sudah tidak tahan lagi, karena kau mendukung anak kamu pergi jadi kamu juga harus pergi mas. Pergi kamu mas, aku tidak mau melihat muka kamu lagi. Ini pakaian kamu mas, pergi kamu dari sini. Rumah ini aku ambil sebagai biaya pengganti biaya kehidupan kamu selama ini” melempar pakaian ayah Bagas.

“Apa maksud kamu Renata, ini rumahku?”

“Rumah kamu, apa kamu kurang jelas dengan perkataanku tadi. Rumah ini aku ambil sebagai pengganti biaya kehidupanmu dan anakmu selama ini. Dan ingat satu hal mas aku tidak akan melupakan apa yang telah anak kamu lakukan itu, aku akan mencarinya dan menghabisinya”ancam mama Renata.

“Hey bapak tua, pergi lo sana. Ayah sama anak sama saja bikin pusing..Cih…”sela Livia.

Mama Renata dan Livia menarik paksa ayah Bagas keluar rumah kemudian menutup pintu rapat-rapat.

“Tega kamu Renata, entah apa yang akan kamu lihat nanti”ucap ayah Bagas.

...****************...

*Ini karya pertama author semoga pembaca suka yah maafkan kalau ada typo. Jika berkenan silahkan tinggalkan komentar baik kalian **☺️☺️🥰*

Terpopuler

Comments

Neldes Novber

Neldes Novber

Semangat thor...

2023-10-01

1

SUKARDI HULU

SUKARDI HULU

jangan lupa mampir kk y🫰❣️🙏

2023-09-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!