Eps 14.

Adzan subuh telah berkumandang, Tita segera melaksanakan ibadah dan bersiap ke pasar. Hari ini ia dan Dian akan ke pasar subuh untuk membeli bahan makanan untuk bekal mereka.

Tita telah bersiap dan menunggu Dian di teras kamarnya.

“Eh kamu udah disini aja ta, aku baru aja mau panggil kamu”Dian keluar dari kamarnya.

“Iya baru saja Dian, yuk kita berangkat biar gak telat”ajak Tita.

“Ayuk lah”

Mereka berjalan bersama menuju pasar, jarak pasar dengan kos mereka tidaklah begitu jauh, mereka cukup berjalan sekitar 10 menit untuk sampai ke pasar. Suasana di pasar subuh terlihat sangat ramai.

Pasar subuh ini buka sejak pukul 00:00 hingga pukul 06:00 pagi. Pasar ini tak ubahnya pasar tradisional lainnya, banyak bahan makanan yang dijual disini.

Tita dan Dian mulai melihat - lihat apa yang ingin dibeli. Tita memutuskan untuk membuat ayam goreng dan tumis kangkung sedang Dian memutuskan untuk membuat perkedel kentang dan sambal teri.

Setelah semua bahan telah mereka beli, mereka langsung balik arah menuju ke kos untuk memasak.

Sesampainya di kos, Tita langsung membersihkan ayam dan menyiapkan bumbu - bumbu untuk ayam goreng dan tumis kankungnya. Setelah itu ia kemudian mengunkep ayamnya lalu menggorengnya. Tita sangat bersemangat membuatnya.

“Alhamdulillah selesai juga, gak sabarnya makan bareng teman - teman. aku sebaiknya segera mandi dan bersiap”ujar Tita senang.

Setelah mandi dan berpakaian, Tita memasukkan ayam dan sayurnya ke dalam wadah yang tidak mudah tumpah dan bersiap menunggu Dian untuk berangkat bersama.

“Dian kamu udah siap belum”teriak Tita.

“Udah dong. Yuk jalan” ucap Dian muncul dibalik pintu.

Mereka pun berangkat bersama, tak lupa mereka menyapa bu Halimah yang juga tengah bersiap untuk membuka warung makannya.

“Bu kami ke kantor dulu yah”sapa Tita dan Dian bersamaan.

“Lho kalian sudah mau pergi yah, ayo ambil bekal dulu di warung “tawar bu Halimah.

“Hari ini kami bawa bekal bu, kami tadi ke pasar subuh dan sudah memasak bekal untuk di makan bersama teman - teman di kantor”jawab Dian menunjukkan bekalnya diikuti Tita.

“Oh gitu nak, ya sudah kalian hati - hati di jalan yah, ibu lanjut beres - beres dulu”

“Baik bu, kami permisi bu”Tita dan Dian menyalami dan mencium tangan bu Halimah.

Setelah berpamitan pada bu Halimah mereka berjalan menuju halte di jalan besar. Tak berapa lama angkutan yang akan mereka tumpangi pun datang. Tita dan Dian bergegas menaiki angkutan umum tersebut.

Di perjalanan Dian dan Tita tak banyak bicara, mereka lebih menikmati suasa hiruk pikuk pagi di kota A. Setelah kurang lebih 20 menit mereka pun sampai di halte dekat kantor.

“Dian…meshwa” teriak Tian yang datang bersama pak Mul dan beras untuk mereka masak.

“Hai Rian hai pak Mul”sapa Tita.

Mereka berempat masuk dan langsung menuju lift ke lantai 25.

“Masak apa kalian, baunya sangat wangi jadi gak sabar mau makan”tanya Pak Mul.

“Ada deh, pak Mul sabar yah pokoknya hari ini kita makan enak”jawab Dian.

Mereka berempat tertawa. Setibanya di pantry mereka segera berganti pakaian. Dian dan Tita menyimpan bekal mereka di lemari penyimpanan. Dian juga tak lupa untuk memasak nasi.

“Wah kalian udah pada datang yah”Ajeng tiba - tiba muncul disusul bu Nita tak lama berselang.

“Kamu udah masak nasi Dian, terbaiklah”ucapnya lagi.

“Iya mbak…Takutnya sebentar kelupaan mbak, jadi masak aja mumpung masih ingat”jawab Dian.

“Betul juga kamu Dian”ucap bu Nita menyimpan bekalnya di lemari penyimpanan.

“Ini kan masih pagi amat nih, kita masih ada waktu sejam lebih sebelum orang - orang kantor datang, bagaimana kalau kita ngopi pagi dulu, nih aku bawain pisang goreng buatan isteriku”ucap Rian.

“Benar juga kamu Rian, ya udah aku buat teh dulu yah, kamu dan pak Mul kopi kan?”tanya Tita.

Pak Mul dan Rian mengangguk.

Setelah berbincang dan sarapan sedikit ala Tita dan kawan - kawan, mereka memulai aktivitas masing - masing.

...****************...

“Mama bangun, kita sudah sampai ma”Livia membangunkan mama Renata.

“Hooooaaaaammmm, kita sudah sampai Livia? “Tanya mama Renata.

“Iya ma kita sudah sampai di kota A di rumah Livia”mengajak mama Renata keluar mobil.

“Ini rumah kamu Livia?”Mama Renata tidak percaya melihat rumah di hadapannya adalah rumah Livia.

“Iya dong ma ini rumah Livia pemberian dari om klien Livia itu, ayo masuk ma”ajak Livia.

“Kamu baru mengenalnya dan langsung diberi rumah segede ini?”ucap mama Renata terkagum - kagum.

“Tidak salah mama mendidik kamu sedari kecil, kamu sangat pintar dalam mencari uang”puji mama Renata.

“Tentu saja…aku tidak seperti mama yang menikah dengan duda yang hartanya tak seberapa dan mama tidak mendapatkan apapun”ledek Livia.

“Kau jangan membahasnya lagi, mama sangat marah jika terus mengingatnya”

Setelah kepergian Tita dengan cara kabur darinya, mama Renata sangat murka. Apalagi saat Pak Bondan mengetahui bahwa calon istrinya kabur, Pak Bondan sangat marah dan meminta mama Renata untuk bertanggung jawab dan mengembalikan semua uang yang telah ia berikan kepada mama Renata.

Mama Renata yang telah terpojok dengan terpaksa memberikan rumah suaminya untuk membayar semua hutangnya. Untung saja Livia segera datang dan membawanya ke kota A sehingga mama Renata terhindar dari predikat baru sebagai gembel.

Livia yang melihat mamanya kesal tertawa terbahak - bahak.

“Baik deh hahahah”

“Lalu kemana suami mama itu sekarang”tanya Livia yang memang sejak kepulangannya sudah tidak bertemu lagi dengan ayah Bagas.

“Aku tidak tahu, dia seperti hilang di telan bumi. Mungkin dia sudah mati terlindas mobil atau mati kelaparan”jawab mama Renata masih kesal.

“Aku akan memberikan perhitungan pada anak itu kalau nanti bertemu, ini semua karena Tita”mengepalkan tangannya.

“Masalah Tita nanti kita urus ma kalau nanti kita menemukannya, sekarang mari kita menikmati apa yang sudah Livia hasilkan, ini kamar mama. Kalau mama butuh apa - apa mama boleh memanggil pembantu”

Mama Renata memasuki kamarnya, kamar ini sangat luas berbeda dengan kamarnya dulu. Mama Renata berkeliling kamar dan berbaring di tempat tidurnya.

“Wah kasurnya sangat nyaman”puji mama Renata.

“Livia sangat pintar mencari klien samapi dibelikan rumah segala, anak itu memang menuruni sifatku”Mama Renata tersenyum bangga.

“Ma…aku akan pergi ketemu klien. Mama jangan kemana - mana dulu, tunggu Livia datang”ucap Livia muncul dibalik pintu.

“Ya pergilah nak, bawa uang yang banyak buat mama”

“Sip ma, kalau Livia pulang kita akan ke mall dan mama boleh berbelanja sepuasnya”

“Kau jangan lupa minum pil nya”mama Renata mengingatkan.

“Sip bos, Livia pergi dulu. Mama jaga rumah baik - baik, ingat jangan kemana - mana tunggu Livia”pamit Livia.

Mama Renata mengantar Livia hingga depan teras. Ia sangat bangga dengan anaknya itu. Karena Livia ia kini tidak perlu lagi memikirkan harus mencari uang. Livia pasti akan selalu memenuhi kebutuhannya.

“Nyonya makanannya sudah siap”panggilan dari pembantu Livia membuyarkan lamunan mama Renata.

“Kamu yah bikin kaget saja, baiklah aku juga sudah sangat lapar”jawab mama Renata kemudian langsung menuju ruang makan.

Tanpa banyak kata, mama Renata makan dengan lahapnya, ia memang belum makan sejak semalam jadi wajar jika ia sangat kelaparan.

“Makanannya enak, tolong sebentar malam kamu buatkan lagi makanan yang enak - enak yah”ucap mama Renata.

“Baik nyonya”

“Ya sudah aku sudah kenyang, aku istirahat dulu. Kamu makanlah juga dan bereskan ini semua”

Setelah makan siang mama Renata kembali ke kamar untuk mandi dan beristirahat.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!