Tita dan teman - teman OBnya bersiap untuk pulang. Mereka keluar kantor bersamaan. Pak mul dan Rian berboncengan karena rumah mereka memang searah, sedang yang kain menunggu angkutan umum di halte dekat kantor.
“Dian, meshwa, Ajeng saya duluan yah tuh angkotnya udah datang”pamit bu Nita.
“Baik bu”balas mereka serentak.
“Eh itu angkot kita”teriak Ajeng.
Tita, Dian dan Ajeng naik di angkot yang sama karena mereka searah. Jarak kost mereka dengan kontrakan Ajeng pun hanya beda berapa blok saja. Di angkot mereka tidak banyak bercerita, mereka memilih fokus dengan khayalan mereka masing - masing.
“Kiri pak”teriak Ajeng.
“Aku duluan yah, sampai ketemu besok”pamit Ajeng.
“Sip deh, salam sama bocil - bocil yah bilang dapat salam dari tante cantik heheh”jawab Dian penuh semangat.
Ajeng dan Tita hanya menggelengkan kepala mereka melihat sikap temannya yang memang kadang sedikit over. Setelah Ajeng turun, angkot kembali berjalan, hanya tersisa beberapa penumpang saja, Dian dan Tita kembali ke mode silent menikmati hingar bingar kota A dan lampu - lampu indah menunjukkan bahwa hari sudah gelap.
“Kiri bang kiri”teriak Dian. Angkot berhenti. Tita dan Dian pun turun.
“Ini bang dua yah”Dian menyodorkan uangnya kepada kernek angkot.
“Oke neng … lanjut” teriak kernek angkot.
“Dian ini ongkos angkot ku”Tita memberikan uang kepada Dian.
“Udah gak usah Ta, lain kali aja kalau kamu mau bayarin angkot”Dian menolak.
“Baiklah makasih yang bestie”ucap Dian tersenyum.
Mereka berjalan bersama menuju kost mereka.
Bian yang sedang dalam perjalanan pulang tak sengaja melihat Tita dan Dian sedang berjalan. Dia memerintahkan Pak Mardi untuk menghentikan mobilnya.
“Bukannya itu gadis OB yah, oh jadi disini tempat tinggalnya”pikir Bian sambil terus melihat Tita dari jauh.
Setelah Tita dan Dian sudah tak terlihat lagi barulan mobil Bian kembali bergerak melintasi malam. Bian tersenyum karena bisa melihat gadis OB dan tahu dimana dia tinggal. Ada semacam angin surga yang datang membuat Bian tak berhenti tersenyum.
“Hey kenapa aku malah senang mengetahui tempat tinggal gadis itu? Cih tidak penting” gumam Bian memungkiri hatinya yang lain.
Bian menyudahi acara lamunannya dan membuang jauh - jauh perasaannya yang dia pun tidak tahu perasaan apa itu. Pak mardi yang sejak tadi melihat dari kaca hanya bisa geleng - geleng kepala melihat tingkah tuan mudanya yang tiba - tiba tersenyum lalu tiba - tiba berubah datar kembali.
...****************...
“Tita…Dian kalian baru pulang kerja yah, ayo singgah sini dulu”panggi bu Halimah ketika melihat Tita dan Dian.
Tita dan Dian tersenyum dan menghampiri bu Halimah yang sudah menjadi ibu kedua bagi mereka.
“Iya bu kami baru saja pulang kerja”ucap Tita sopan.
“Pasti kalian capek yah nak, ayo makan dulu biar ibu siapin yah”
“Gak usah bu, kami gak mau merepotkan ibu, tadi juga ibu udah memberikan kami bekal. Makasih bu”tolak Tita.
“Kok ditolak sih Ta, ini kan rezky nomplok, rezky itu gak boleh kita tolak Ta. Kalau tidak dia gak bakalan datang lagi nanti, baik bu kami belum makan kok”sela Dian.
Tita membulatkan matanya dengan tajam ke arah Dian, tapi Dian pura - pura tidak melihatnya dan langsung duduk.
“Iya Tita, kamu jangan menolak pemberian ibu, ibu ikhlas. Lagian kalian kan baru pulang kantor pasti belum masak, ayo sini kamu juga duduk samping Dian”ucap bu Halimah menarik tangan Tita.
“Hmmm makasih yah bu”balas Tita.
“Bu halimah menyiapkan makanan untuk Tita dan Dian, tak lupa dia juga menyediakan teh hangat untuk mereka. Tita dan Dian makan dengan lahap.
“Tadi nolak eh sekarang makannya malah lebih lahap”ledek Dian.
Tita yang diledek akhirnya tersenyum masam (lebih tepatnya malu sih heheh).
“Udah Ta. Aku cuma bercanda kok, kamu makan lagi. Nanti kalau kita sudah gajian kita ajak bu Halimah jalan - jalan atau belikan sesuatu untuk balas kebaikan bu Halimah”
“Benar juga kamu Dian, baiklah ayo kita lanjut makan”
Tak membutuhkan waktu lama makanan kedua gadis itu langsung ludes bagai diserang tsunami. Setelah makan mereka berpamitan kepada bu Halimah.
“Makasih bu makan malamnya, makasih juga bekal makan kami tadi enak sekali bu”ucap Tita mencium tangan bu Halimah.
“Iya nak sama - sama, ya sudah kalian pulang sana mandi, shalat dan istirahat”
“Yoi bu”ucap Tita dan Dian serentak.
“Dian besok kamu masak apa buat bekal ke kantor”tanya Tita.
“Belum tahu ni mau masak apa, paling juga ntar subuh cari bahannya di pasar subuh nanti”
“Aku juga nih belum tahu, aku ikut yah kalau ke pasar subuh. Kamu kan tahu aku belum hafal daerah sini”pinta Tita.
“Oke deh habis subuh kita kesana, ya udah aku masuk dulu yah, bye Ta sampai ketemu ntar subuh”memeluk Tita kemudian masuk ke kamarnya.
“Bye Dian” balas Tita. Ia juga memasuki kamarnya.
Di kamar Tita langsung menuju kamar mandi untuk bersih - bersih kemudian shalat. Setelah itu ia kemudian menuju tempat tidurnya. Tita sangat kelelahan hari ini pekerjaannya lumayan banyak. Dan tempat tidur adalah tempat yang paling nyaman untuk dikunjungi setelah hari yang melelahkan.
“Terima kasih Tuhan atas hari yang menyenangkan ini, semoga esok aku tidak menemukan kesulitan saat bekerja dan semoga Pak Bian tidak marah lagi padaku apalagi memecatku, aku sangat membutuhkan pekerjaan ini”.
“Ayah semoga ayah baik - baik saja, titip ayahku Tuhan jaga dia dari orang - orang yang berniat jahat”ucap Tita menutup doanya. Tak berapa lama Tita telah terlelap dalam mimpi.
...****************...
Mobil Bian memasuki mansion utama kediaman Kendrick, seperti biasa ketika Bian datang seluruh pengawal dan pelayan yang berada disitu pasti akan kangsung beratur dan menjemput tuan mudanya. Ini sudah menjadi kebiasaan di rumah tuan Kendrick.
Keluar dari mobil Bian melihat mobil lain terparkir yang dia yakini bukan milik papi atau maminya. Bian mengenal semua kendaraan penghuni rumahnya. Namun Bian cuek saja, dia berpikir itu pastilah tamu papinya.
Nyonya Anneth telah menyambut puteranya depan pintu dengan senyum khas yang selalu membuat Bian tenang.
“Hai sayang kamu datang tepat waktu”sapa Nyonya Anneth mencium puteranya.
“Yah seperti perintah mami, untuk datang makan malam tepat waktu”Bian memeluk maminya.
“Kamu memang anak mami, selalu menepati janjimu”menarik tangan puteranya untuk masuk.
“Oh iya mi itu mobil siapa? Tamu papi yah? Aku belum pernah liat mobil itu” tanya Bian menunjuk mobil hitam yang terparkir di halaman.
“Oh itu… mami hampir lupa kita kedatangan tamu, mereka sudah menunggumu sejak tadi”
“Menungguku? Aku tidak pernah membuat janji dengan siapapun mi”tanya Bian heran. Karena setahu dia tidak adalagi agenda pertemuan dengan siapapun atau mungkin Andre yang lupa pikir Bian.
“Sudah ayo masuk nanti kamu juga tahu siapa”menarik puteranya masuk.
Bian masuk bersama maminya, Bian penasaran siapa orang yang menunggunya, tentulah pasti tamu oenting jika sampai berkunjung ke rumahnya.
“Nah itu Bian sudah datang ayo Bi, kamu langsung kesini kita makan malam bersama”ajak Tuan Kendrick.
...****************...
*Terus dukung author yah teman - teman. **🥰🥰*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments