eps 19

Awal hari yang Menyebalkan

Matahari menjulang naik, waktunya untuk semua orang mulai melakukan aktivitas, seperti halnya dirumah Ellyn pagi ini yang sedikit ramai. Bertambahnya dua orang personil didalam rumah membuat Lisa terlihat sibuk menyiapkan makanan untuk dihidangkan diatas meja dibantu dengan assisten rumah tangga, sedangkan Keno ia tengah asik membaca Surat Kabar Pagi ditemani dengan secangkir kopi buatan sang istri di meja makan seperti biasanya.

Calvin serta Leon sudah bersiap dengan pakaian seragam sekolah mereka yang sudah rapi dan wajah yang begitu fresh. Kedua lelaki tampan itu pun keluar dari kamar tamu, beranjak masuk ke area dapur untuk memulai sarapan bersama yang lain.

"Selamat pagi everybody indehoy asoy..asoy.."

“Morning Om, Tan."

Leon menyapa dengan semangat riang bergembira kepada seluruh penghuni yang tengah sibuk berkutat di dapur dan meja makan, namun sangat berbeda dengan Calvin yang nampak kalem dan tersenyum tipis menyapa kedua orang tua Ellyn. Lisa serta Keno pun tersenyum hangat menyapa kedua remaja tampan ini.

"Pagi juga Leon, Calvin." Sahut mereka bersamaan.

Semua duduk dengan tenang di meja makan, posisi Keno yang berada di ujung, Lisa di sebelah kanan Keno, kemudian sampingnya terdapat Leon yang tengah berbinar melihat makanan yang begitu banyak mulai dihidangkan dan pastinya menggiurkan untuk segera disantap, serta diseberang Leon ada Calvin yang duduk dengan sopan.

"Le, kamu ini sama aja kayak Ellyn, masih pagi udah berisik, bikin heboh rumah."

"Hehe, namanya juga satu turunan jadi ya pasti sama lah Aunty." Sahut Leon cengengesan.

“Kayak ilmu fisika aja pake ilmu turunan.” Celetuk Keno.

Mereka semua sontak tertawa mendengar perkataan dari Om dan keponakan itu begitu pula Calvin yang hanya terkekeh pelan. Ketiga orang tersebut hanya bisa menggelengkan kepala saja karena tahu jika Leon itu sifatnya sebelas dua belas dengan Ellyn.

Tak memakan waktu yang lama, mereka sudah berkumpul dan semua makanan sudah tersaji dimeja makan. Namun kenapa sepertinya ada yang kurang? Siapa lagi kalau bukan sang puteri pemeran utama kita Adellyn.

"Mi..  Tinggal anak gadis kita nih yang belum turun, pasti masih belum siuman tuh anak. Emang dasar, apa dia lupa kalau hari ini masih sekolah?" kata Keno.

"Haduh Pi, udah gak tau lagi deh Mami mau diapain tuh si Ellyn, kadang sangking sebelnya pengen Mami bejek bejek deh tuh anak, kayak tahu gejrot, karena susah banget dibangunin." Omelnya.

Lisa sudah pusing atas semua kelakuan sang bungsu, yang sangat kontras sekali dengan kakaknya Jesslyn. Berniat untuk membangunkan anaknya, ia pun berdiri dan hendak melangkah pergi dari meja makan, namun suara dari Calvin menghentikan langkahnya.

"Tante Lisa, apa boleh jika Calvin aja yang membangunkan Ellyn?"

Senyum lebar langsung terpampang jelas di wajah Lisa, ia mengangguk setuju dan menyuruh Calvin agar segera ke kamar Ellyn sebelum jam semakin terus berjalan, lalu membuat mereka telat pergi ke sekolah. Lisa tentu dengan senang hati mengizinkan, karena tak perlu susah payah membangunkan anaknya itu. Lagipula ia percaya pada Calvin jika pemuda itu tidak akan bertindak diluar batas.

Tok..Tok..Tok..

Calvin berdiri didepan pintu kamar Ellyn, ia sudah berulang kali mengetuk pintu itu namun tak ada jawaban dari dalam kamar. Tak ingin menunggu terlalu lama lagi, ia pun mencoba masuk kedalam kamar yang ternyata lagi-lagi tak terkunci. Lelaki itu menghela napas panjang, lalu perlahan ia mendekat kearah ranjang, dimana memang sungguh diluar dugaan saat Calvin melihat pose tidur Ellyn yang menurutnya jauh dari kata luar biasa.

Bagaimana tidak, melihat secara nyata tubuh yang  tengah tengkurap, kaki berada diatas bantal, kepala yang berada dipinggir kasur serta tangan yang menggantung ke lantai menjadi pose ternyaman saat ini. Apa ini gaya korban terdampar? Pikirnya.

"Honey"

"Sweetheart"

"Sayang. Hei, bangun dong, udah siang loh."

Sama sekali tak ada pergerakan dari Ellyn untuk bangun, bahkan ia semakin bergelung dibawah selimut yang ada ditubuhnya. Menghadapi orang yang seperti ini, Calvin tentu mempunyai seribu cara ampuh untuk membuatnya langsung bangun. Tak ingin berlama, tangan Calvin perlahan membopong tubuh Ellyn yang masih terlelap ke arah kamar mandi, menaruhnya diatas bathup dengan hati-hati dan mengguyur tubuh Ellyn dengan Shower.

"AAAKKKKHHH DINGIIINNN WOOOIII."

"CALVINNNNNN!!!!!"

Ellyn menjerit dengan keras, saat melihat siapa sosok lelaki menyebalkan yang telah menyiramnya. Mana dingin banget lagi nih air gerutunya dalam hati. Tatapan permusuhan jelas dikibarkan Ellyn, melihat ulah dari lelaki disampingnya yang diam  dan menantang saat mata Ellyn tengah melotot kearahnya.

"Dasar gila! Gue kedinginan gobl*k" Ujar Ellyn dengan emosi.

Tangan Calvin terlipat didada, mengangkat sebelah alisnya heran mendengar umpatan Ellyn yang sedikit kasar. Ia duduk berjongkok menyamakan tubuh besarnya dengan Ellyn yang duduk di bathup, membungkam mulut milik gadis itu dengan tangannya.

"Aku udah bangunin, tapi kamu masih enak tidur. Gak ada cara lain selain aku mandiin sekalian kamu, biar langsung bangun."

Ellyn menepis kasar tangan Calvin, dengan wajah murka. Walau benar ini adalah salah satu cara ampu untuk membangunkan orang yang tidur layaknya mayat, tapi tetap saja Ellyn tak terima karena ini membuatnya syok.

"Tapi caranya gak kayak gini dong! Basah semua baju gue!"

"Ya kan tinggal dicopot, terus ganti. Udah kamu cepet mandi, aku tunggu diluar. Oh atau kamu mau aku mandiin?" Tawarnya dengan santai. Emang geser tuh otak, masih sempat buat godain.

"Sinting! Udah pergi sono lo!" Usir Ellyn dengan garang.

Ia pun tertawa jahat karena merasa menang dari Ellyn, biarkan saja jika nanti Ellyn marah padanya, yang terpenting sekarang Ellyn sudah bangun plus bonus mandi. Itulah yang saat ini ia pikirkan.

"Cepetan. Ini udah siang, kita bisa telat ke sekolah." Titah Calvin mendekat kearah pintu sebelum menutupnya.

Dalam perjalanan menuju sekolah, didalam mobil yang tengah dikendarai oleh Calvin nampak sama sekali tak ada obrolan diantara mereka. Pandangan Ellyn juga tak pernah beralih dari kaca mobil, ia memilih memandang jalanan kota yang padat daripada harus melihat wajah menyebalkan Calvin.

Masih dalam keadaan marah, ia tak pernah sekalipun mengeluarkan suara, tak ada sapaan baginya. Walaupun sadar mobil sudah masuk diparkiran sekolah, Ellyn tak ada berkomentar apapun. Padahal biasanya dia akan cerewet dan ngedumel, jika Calvin menurunkan diarea sekolah apalagi turun bersama dirinya. Tanpa basa-basi Ellyn langsung keluar dari mobil tanpa berucap apapun.

Calvin hanya menghembuskan napas panjang, mengikuti Ellyn keluar dari mobil, banyak siswa siswi yang menatap heran, berbisik untuk menggosipkan serta berkomentar langsung saat melihat mereka berdua yang keluar dari mobil yang sama.

Dari kejauhan Leon yang sudah datang dengan membawa motor sportnya menepuk bahu Calvin sebagai tanda kehadirannya.

"Kenapa sih dia? Dari tadi dirumah mukanya kayak koran bekas gitu." Tunjuk Leon pada Ellyn yang sudah berjalan menjauh.

"Gue guyur air dikamar mandi." Jawab Calvin.

"What's!!! Pantes aja tuh anak lampir jadi gitu modelnya." Seru Leon.

Ia berhenti terdiam, sungguh Calvin tak suka saat mendengar ucapan Leon yang mengatai kekasihnya, suasana hatinya sudah buruk saat Ellyn mendiamkannya, sekarang malah Leon menambah emosi juga. Merasa tidak terima ia pun mendekat berbisik ke telinga Leon.

"Denger gue! Anak lampir yang lo bilang tadi itu pacar gue! Gue gak suka jika milik gue dikatain gitu, apalagi sama lo!"

Calvin mempertegas ucapannya dengan penuh penekanan, Calvin pun meninggalkan Leon yang masih diam terpaku.

"Yeee... Kenapa jadi dia yang sewot." gumamnya.

"Woi Pororo! tungguin elah, ngambek'an banget lo kaya Lucinta." Seru Leon sambil sedikit berlari mengejar Calvin yang sudah berjalan menjauh darinya.

***

Di dalam kelas,

"Hai Vin."

Sarah dengan semangat menyambut kedatangan cowok tampan yang sekarang menjadi incarannya. Namun sialnya gadis itu tak mendapati sambutan hangat, melainkan tatapan tajam dan datar dari Calvin. Ia berlalu meninggalkan Sarah yang jelas tengah menyapanya didekat pintu. Menerima rasa malu akibat perlakuan Calvin padanya, Sarah menarik lengan Calvin dengan refleks.

"Kok diem aja sih, padahal gue nyapa lo."

"Gue gak perlu disapa sama lo, minggir."

Calvin menepis kasar tangan Sarah dari lengannya, berlalu menuju ke tempat duduknya. Disana ternyata sudah ada Mark dan James yang melihat kejadian itu, tentu ada perasaan emosi dalam diri Mark yang kembali melihat teman kecilnya seperti itu, tapi ia mencoba setenang mungkin agar tak berkelahi dengan lelaki yang menjadi sahabatnya.

Masih berusaha mendekati Calvin, sebuah kotak makan berwarna biru yang Sarah berikan pada Calvin sama sekali tak ia sentuh, lelaki itu diam bahkan acuh dengan apa isi dalam kotak itu. Gadis itu tersenyum, membuka tutup kotak bekal yang khusus ia berikan.

"Buat lo, gue tadi bikin sarapan nasi goreng seafood, terus keinget lo jadi gue bawain deh.” Ujar Sarah.

“Gak usah repot-repot lo masakin. Gue udah sarapan tadi, jadi udah kenyang.” Sahut Calvin menolaknya dengan mentah-mentah.

"Gue ada salah emang sama lo? Sampe segitu jijiknya nerima barang ini."

Mendapat perlakuan kasar dari Calvin sejak  tadi tentu membuat Sarah kesal dan hal itu tak luput dari pengelihatan James juga Mark yang tangannya sudah terkepal dibawah meja. Leon yang baru saja datang memperhatikan pertengkaran mereka, bahkan seluruh siswa yang berada didalam kelas itu juga melihat kearah bangku Calvin karena merasa penasaran.

"Gue gak ada masalah, tapi yang bikin gue muak adalah sikap lo itu yang terlalu perhatian sama gue! Kita cuman temen dan gue bukan pacar lo! Sikap lo itu kayak cewek murahan tau gak?! Gak tahu diri! Jadi lo itu jangan keluar batas! Ngerti!” Bentak Calvin.

Suasana hati Calvin sudah tidak mood karena memikirkan Ellyn yang tengah marah padanya, hingga akhirnya ada pemicu lain yang membuat ia tak bisa menahan amarahnya. Ia butuh pelampiasan dan Sarah yang jadi sasaran itu.

“Sorry kalau emang lo ngerasa risih, tapi jujur gue sama sekali gak ada niat begitu dan bukan berarti lo dengan seenaknya ngomong kayak gitu ke orang lain.”

Suara Sarah bergetar menahan tangisnya, ia pun berlari keluar meninggalkan kelas, karena tak bisa lagi menahan rasa sesak atas hinaan dari Calvin.

“Sarah! Tunggu Sar!”

Mark mengejar Sarah yang pergi, namun sebelum berlari mengejarnya, ia pun menoleh kearah Calvin dengan wajahnya terlihat merah padam.

“Lo terlalu jahat buat ungkapin itu semua hanya ke seorang cewek Vin! Brengsek tahu gak lo!” Ujar Mark penuh dengan emosi yang tertahan. Kemudian ia pun mengejar Sarah yang tadi keluar dari kelas, entah kemana perginya.

Leon dan James saling memandang dengan sedikit rasa kecewa, walaupun dia dingin terhadap cewek, tapi tidak pantas jika Calvin harus berkata seperti itu.

“Parah lo emang Vin, mulut lo yang tipis itu rasanya pengen gue kasih bon cabe level 100 deh. Biar jontor sekalian. Kalau perlu biar di cium juga deh mulut lo sama mimi peri.” Sahut Leon yang ikut gemas dengan ucapan kasar Calvin.

“Lo bisa nolak secara baik-baik bro, gak harus kasar kayak gitu. Dia pasti sakit hati sama ucapan lo tadi.” Tambah James.

Calvin hanya diam tanpa menjawab. Yah, ia akui memang ucapannya kasar, dan sikap dia salah dalam menolak, tapi ia melakukan itu semua karena diluar kendalinya. Lagi pula ia tidak mau jika dikemudian hari ia akan bertengkar dengan Ellyn hanya karena Sarah mendekati dirinya, itu saja.

To be continued

______________________________________

note ; sudah direvisi

Bonus foto dari Adellyn

Terpopuler

Comments

☘Aиαи ͪ͢ ͦ ᷤ ͭ ͤ ᷝ

☘Aиαи ͪ͢ ͦ ᷤ ͭ ͤ ᷝ

Next

2020-11-09

0

Anana

Anana

up lagi thor plisss 🤗🤗

2020-08-11

0

Nurfi Susiana

Nurfi Susiana

aq suka cara calvin, klu emang gak suka ya d ungkapin, soal y ada hati yg harus d jaga, jangan iya" aja ntar ada yg baper lagi

2020-08-09

11

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!