eps 15

Ancaman

Ternyata kau berani menyentuh milikku sekarang

___________________________________

Nyanyian dari Leon terdengar nyaring didalam kelas Ellyn, badannya pun berlenggak lenggok bak seorang penari professional jika kalian melihatnya. Bahkan Ellyn yang tak ingin ketinggalan juga ikut bergabung dengan Leon menjadi rekan duetnya.

Tulung percoyo aku sayang awakmu

Buktine sampean nglirik liane

Sumpah ra koyo sing mbok pikir selama iki

Mas isoku meneng, ngajeni awakmu

Tingkah mereka sungguh sangat kekanak-kanakan, namun itulah kesenangan yang mungkin nanti mereka kenang. Siswa lain yang mendengar mereka berdua bernyanyi menggelengkan kepala saja, seluruh siswa sudah biasa melihat Ellyn yang gila apalagi ditambah Leon yang kini berada dikelas orang lain. Apa sebaiknya mereka berada dalam satu kelas dan membiarkan kedua orang ini mengadakan konser duet ala Caknan ft Happy Samara?

Leon berjalan mendekat kearah Sandra yang tengah asik berkutat pada ponselnya. Ia sengaja mengintip apa yang dilihat gadis itu, namun belum sampai niat itu terjadi, Sandra lebih dulu menyimpan ponsel, lalu menatap Leon yang tengah senyum tidak jelas. Ia terheran kenapa manusia satu itu betah berada disini, padahal jam masuk sudah dimulai.

“Lo kenapa ada disini sih? Masuk kelas sono!”

“Judes amat lo San, punya mulut gak ada alus-alusnya ngomong sama gue.”

“Bac*t.”

Sandra melirik sengit Leon, ia melilih mengabaikan lelaki itu dan memulai membuka buku. Ellyn yang melihat sepupunya yang merengut akibat sikap dingin Sandra lantas tertawa renyah, dan tidak jauh dari tempat duduk Ellyn ada Maxime yang sejak tadi diam memandang mereka.

Bukan Leon namanya jika ia tak bisa mendapatkan hati seorang gadis, berulang kali ia mencoba menggodanya hingga Maya yang sejak tadi diam, mulai geram juga dengan sikap lelaki itu.

“Mending lo ke kelas deh, berisik banget kalau lo udah disini.”

“Yaelah May, gue disini juga bukan karena kemauan gue tapi diajak tuh sama anaconda betina tinggal dimari.” Tunjuk Leon kearah Ellyn yang baru saja duduk disampingnya.

“Heh enak aja lo! Mau gue tendang ***** lo hah?!” Sahut Ellyn dengan melototkan kedua matanya pada Leon.

“Lohhhh ya jangan dwongg.. Nanti gue gak bisa bikin degem sama Sandra gimana? Ya gak babe?”

Leon terkekeh, menaik turunkan alis saat Sandra sengaja menatap tajam kearahnya. Entah kenapa setiap kali menggoda gadis ini ada kesenangan tersendiri bagi Leon dan tentu ia mengakui jika Sandra  adalah gadis yang begitu cantik, walau kadang garang juga.

Belum juga puas menjaili target, toyoran mendarat dikepala Leon dengan sempurna, siapa lagi kalau bukan Ellyn yang melakukan.

“Omes otak lo! Udah sono balik. Inget ya! Jangan sampe mainin perasaan temen gue kalau emang niat deketin dia, atau lo bakal gorok Lo ntar!” Tunjuk Ellyn mengancam tindakan Leon yang nantinya bakal diluar nalar.

“Apasih orang gak ngapa-ngapain dia juga.”

Sewot Leon dengan kesal. Sedangkan Max hanya mengamati dari jauh sesekali tertawa mendengar celotehan dari mereka yang ternyata tak pernah akur jika bertemu.

Pandangan Ellyn teralihkan kearah jendela kaca yang berada disamping setiap ruang kelas, melihat Pak Subur selaku guru Bahasa Indonesia yang memiliki gigi tongos hingga beberapa senti, serta tajam layaknya silet. Oh jangan lupakan kumis lele yang berada diatas bibirnya, yang selalu bergetar saat tersipu malu atau tertawa. Omooooo!!!

Pak Subur tengah berjalan dengan santai layak anak pantai dengan setelan jas yang kebesaran dipadukan kemeja juga celana diatas perut hampir menutupi dadanya. Saat sampai didepan pintu lalu berjalan beberapa langkah, Ellyn memberikan sapaan dengan lantang diikuti seluruh teman yang berada dikelas. Sayangnya belum sempat Pak Subur menjawab langkah kakinya terhenti oleh teriakan Ellyn.

“EH PAK TUNGGU!!!”

“Iya Ellyn ada apa?” Pak Subur terkejut. “Bapak mundur deh kebelakang.” Pinta Ellyn terhadap Pak Subur yang tengah kebingungan.

“Emang ada apa?” Tanyanya sambil mengikuti intruksi dari Ellyn untuk mundur selangkah.

“Udah mundur aja pak. Teroooss.. Terosss.. Mundur lagi pak!!” Perintah Ellyn sambil mengibaskan tangannya ke belakang layaknya tukang parkir.

“Sudah?” Pak Subur yang masih sabar akan tingkah Ellyn yang seenak jidat menyuruhnya seperti sekarang.

“MASYA ALLAH BAPAKKKKKK” Teriak Ellyn dengan heboh dan rempong.

Seluruh siswa yang ada didalam kelas terkejut, namun tak berselang kemudian saat mereka paham yang akan dikatakan Ellyn mendadak semua pun menahan tawa.

“Ada apa Ellyn?” Masih bertanya dengan polos. Ellyn pun melanjutkan ucapannya.

“TERNYATA BAPAK GANTENGNYA KELEWATAN.” Ucap Ellyn. “KAYAK EYANG SUBUR.. KELEWATAN PAK.“ Lanjutnya dengan mata berbinar-binar seakan memang terpukau akan penampilan dari Pak Subur sekarang.

“Hahahahahhahahahaha”

Seketika tawa pecah seluruh siswa menggelegar diseluruh kelas, terutama Leon, ia tertawa paling nyaring diantara mereka semua yang menertawakan raut wajah Pak Subur dari mula awalnya tersipu menjadi masam.

“Jiah sa ae lo Jubaedah” Jawab Pak Subur dengan gaya seperti anak muda.

“Dih.. Bapak sok asik banget, muka kayak jayus aja begitu.”

Leon yang berkomentar disela tawa riuh dari mereka yang semakin menjadi. Pak Subur yang sudah kesal dengan kelakuan Ellyn semakin bertambah murka, ia lalu mengusir Leon pergi dari kelas Ellyn, dan menatap garang kearah bangku Ellyn yang masih tertawa cekikikan.

“Sudah-sudah saya akan segera memulai pelajaran hari ini. Kalian semua diam!”

Suasana mulai tenang kembali dan setiap siswa telah menngeluarkan buku serta catatan untuk menyimak penjelasan yang diberikan.

***

Ditempat lain,

Sebuah bangunan rumah tua tempat seorang lelaki yang masih disekap itu tengah terkulai lemas tak berdaya, terbaring diatas tanah dengan keadaan seluruh tubuh yang masih terikat.

Tak Tak Tak

Samar-samar ia mendengar suara sepasang sepatu secara bergantian tengah melangkah berjalan mendekat kearahnya, ingin sekali ia melihat siapakah orang itu namun untuk membuka mata saja ia harus memaksakan diri, apalagi menggerakkan kepalanya untuk menoleh kearah orang tersebut sungguh ia tak mampu.

“Apa ia saat ini sedang sekarat? Oh sungguh tidak menyenangkan sekali.” Ujarnya.

Ia sedikit kecewa namun hal itu malah terdengar bahwa ia sangat puas melihat sanderanya yang tak bisa melakukan apapun. Pria dengan jaket hoodie dan seluruh setelan yang berwarna hitam, berjongkok menyamakan posisi mereka agar tidak berjauhan.

“Buka matamu!” Titah pria itu. “Katakan siapa yang berani menyuruhmu untuk mengikuti kekasihku?”

Suara pria itu jelas tampak menahan emosi, dalam setiap kalimat yang terlontar penuh penekanan dan dendam yang tentu akan ia balas secara setimpal. Sedangkan lelakiyang tengah tak berdaya ini mencoba memaksakan diri untuk membuka mata, mengerjap beberapa kali hingga matanya bisa sedikit terbuka lebar. Ia tersenyum remeh melihat siapa ternyata yang telah menyekapnya sampai seperti ini.

“Ternyata kau yang menyekapku? Huh sungguh menggelikan.”

“Lebih menggelikan mana dengan seorang pemuda yang menyukai adiknya sendiri?”

“Bahkan setiap hari dia selalu memperkosa adiknya demi kepuasan dan takut akan kehilangannya. Yah, walaupun aku tahu sebenarnya dia bukan adik kandungmu, tapi itu tindakan yang sangat bejat menurutku.” Lanjutnya.

Pria itu beranjak berdiri, anak buah mereka yang cepat paham pun segera mengambil kursi untuk bosnya agar bisa duduk dengan nyaman. Ia duduk diatas kursi dengan bertingkah angkuh, menyilangkan salah satu kakinya untuk menjadi tumpuan.

“TUTUP MULUTMU BRENGSEK!”

Lelaki yang tengah disekap, nampak begitu marah saat pria yang ada didepannya ini tengah membicarakan fakta dari kehidupannya yang ia tutupi.

“Sepertinya kata itu lebih cocok untukmu daripada aku.” Seringai muncul dibibir tipisnya.

“Aku tak ingin membuang waktuku yang berharga. Aku bertanya padamu sekali lagi, dan tidak ada pengulangan." Ucapnya pelan tapi terkesan seperti menikam sandera yang berada didepannya.

"Jika kau tak berkata jujur, kupastikan dia akan menghilang dari hidupmu." Ancamnya.

"Memang aku akan percaya dengan kata-katamu?"

Lelaki itu terkekeh mendengar sebuah lelucon ancaman yang ditujukan padanya. 'Memang dia bisa apa berani mengancamku? Batinnya dalam hati.' Dengan raut wajah tak terbaca, tatapan yang begitu dingin serta ucapan yang terlampau datar tak membuat sandera itu takut.

"Aku tentu tidak butuh kau untuk percaya padaku, aku hanya akan membuktikannya didepan matamu.”

“Secara live" bisiknya lirih.

Layar projector menyala hanya dengan suara tepukan tangan dari pria hoodie itu, menampilkan sebuah video live yang menurutnya tidak pantas ditonton, tapi itu akan menjadi kunci untuk membuka siapa dalang dari semua ini. Lelaki yang disandera tersebut sangat kaget, melihat adik.. Oh bukan! Mungkin ia sudah mencap adiknya itu sebagai kekasih kesayangan.

Bisa ia lihat sekarang bahwa tangan serta kakinya tengah terikat. Namun bukan itu yang jadi titik fokus, melainkan saat ini adiknya itu sedang bertelanjang bulat dan dikelilingi beberapa pria kekar tanpa busana yang sama halnya dengan sang adik.

Mungkin jika dihitung lebih dari 10 pria? OH GOD..! BIG NO!

Mereka tengah bersiap menunggu perintah untuk memperkosa secara bergilir tubuh kekasihnya. Sungguh pria hoodie itu sangat pintar dan licik!

"Sekarang jawab, siapa yang berani menyuruhmu untuk mengikuti kekasihku? Bahkan beraninya kau mau melukainya?"

Lelaki itu gemetar hebat, bingung akan menjawab apa. Dia takut akan dibunuh oleh bos yang membayarnya, tapi disisi lain ia tak ingin adik sekaligus kekasih baginya itu dijadikan bahan *** secara bergilir oleh pria disana. Hitungan mundur dari pria hoodie itu membuat ia tergugup panik hingga sampai akhirnya ia pun bersuara

"Pria pa-paruh baya, dengan mata coklat sepertimu. Kurasa ka-kau sudah tahu siapa dia. Sekarang suruh bodyguardmu menjauh dari adikku! Jangan pernah sentuh dia!"

"Oke, dia takkan tersentuh oleh para bodyguardku."

Pria hoodie itu pun berdiri meninggalkan area bangunan serta ia juga mengintrupsi anak buahnya sesuai seperti yang diminta oleh lelaki tersebut.

"Ternyata kau berani menyentuh milikku sekarang." Gumamnya pelan dengan senyuman, tetapi bukan senyuman ramah serta hangat yang ia tampilkan, melainkan itu ialah senyum layaknya seorang psychopath yang tengah menemukan target mangsanya.

To be continued

_______________

Note : sudah direvisi

Terpopuler

Comments

keysha Azzahra

keysha Azzahra

belom paham ane di part ini

2022-01-28

0

atmaranii

atmaranii

yg jd sandera siapa yaa.. klo yg pke hoody sih jelas s Calvin kan dy yg pshyco

2021-03-05

0

Indah Wahyu Susanti

Indah Wahyu Susanti

ga paham di bagian part ini

2020-11-19

8

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!