Problem Hati
Tak peduli sedih ataupun bahagia, kita hidup dialam semesta ini tidak sendiri.
Kita masih membutuhkan orang lain.
___________________________
“Ini beneran kita bakal main ini?” Tanyanya.
Matanya mengerjap beberapa kali, Leon menahan senyum saat melihat raut wajah Sandra yang cemas, gadis itu menola ajakan Leon, ia enggan untuk menari ditempat umum seperti ini. Leon terheran, cewek petakilan serta cerewet yang sifatnya hampir sama dengan sepupunya Ellyn ini sangat diluar ekspetasinya.
Leon mengangguk, meraih tangan Sandra mendekat kearah permainan dance pump it up. Namun, disambut dengan gelengan kepala oleh gadis itu.
“Lo mau ngerjain gue ya? Gue gak bisa dance kayak yang dilayar dodol.”
“Yaelah, kalem dong. Ntar gue ajarin deh.” Paksa Leon.
Ia mencoba meyakinkan Sandra namun entah sudah berapa kali Leon membujuknya, ia tetap saja menolak. Bahkan Leon dengan nekat, tiba-tiba ia langsung berlutut dibawah kaki Sandra, meminta agar gadis itu mau.
Memang gila, banyak orang melihat kejadian langkah ini, hingga membuat Sandra menahan malu setengah mati. gadis itu segera menarik tubuh lelaki didepannya ini, mengiyakan permintaan Leon dan memaksanya agar cepat berdiri. Tak ada yang menyangka, bak seorang yang menyatakan cinta, Leon tiba-tiba membuat Sandra diam membeku ditempat saat lelaki itu memeluk dirinya. Sebenarnya apa maksud kelakuan dari singa sinting ini si? Batin Sandra.
Masih dalam keadaan diam, Leon pun melepas pelukannya dan menarik tangan Sandra ke depan layar permainan dance pump it up. Sandra terlihat linglung akan penjelasan cepat yang diberikan Leon, karena kosentrasinya pecah antara mendengarkan apa yang dijelaskan Leon padanya sedangkan ia masih sibuk mengatur detak jantungnya karena tindakan gila lelaki itu.
Leon menahan senyum dibibirnya melihat tingkah Sandra yang sangat menggemaskan untuk dilewatkan begitu saja.
“Gausah tegang gitu mukanya San, santai aja.” Ujarnya mengusap kepala Sandra.
Beberapa kali percobaan, Sandra yang awalnya kaku dalam menari mulai piawai memainkan game itu, membuat Leon pun menyesal telah mengajarinya. Banyak sekali orang tak terkecuali para lelaki yang melihat dengan tatapan kagum saat ia menari, membuat Leon menggerutu kesal. Sial, kenapa dia cepet bisa sih, nyesel gue ngajarin. Batin dalam hati
“Seru banget yang udah mulai jago, sampe gak sadar udah banyak yang liatin.” Sindir Leon.
“Sa ae lo singa. Masih belum sejago lo kali. Mau main bareng lagi gak?”
“Udah gak mood gue. Kuylah cari makan, gue laper. Sekalian nganter lo balik, udah malem juga.”
Leon meraih tas Sandra dan juga miliknya, lalu ia menarik Sandra yang masih menikmati games, pergi meninggalkan beberapa lelaki yang sejak tadi menatap gadis itu penuh arti. Ada apa diantara mereka? Apakah Leon tertarik pada Sandra dan menjadikan gadis itu sebagai kekasihnya? Entahlah.
Mereka bergandengan layaknya sepasang kekasih, pergi dari area bermain Playzonedan mencari restoran yang tersedia di Mall.
***
Mobil berhenti didepan perkarangan rumah Ellyn, tak ada lagi pembicaraan diantara mereka. Namun Calvin terus saja menatap wajah sembab gadisnya, mata Calvin tak pernah berpaling memandangnya. Ia sungguh menyesal, ia berjanji pada dirinya sendiri jika ini terakhir kalinya ia bertindak kasar dan Calvin memohon kepada Ellyn untuk membantu dirinya agar bisa mengendalikan emosinya setiap kali ia marah.
Ellyn segera turun, berpamitan pada Calvin dan menyuruhnya untuk segera pulang. Tanpa menunggu kepergian Calvin ia langsung masuk kedalam rumah. Ia menghela napas sejenak, menghapus sisa air mata agar tak membuat kedua orangtuanya nanti tampak khawatir dan curiga akan keadaannya usai menangis.
“Sayang.. kamu udah pulang? Kok muka kamu pucat sih nak?”
Lisa yang tengah membawa camilan untuk suaminya yang ada di ruang keluarga tak sengaja melihat keberadaan putri bungsunya berdiri bersandar dipintu. Ia pun menghampiri Ellyn dengan memegang wajahnya karena khawatir jika anaknya ini sedang tidak baik-baik saja.
Ellyn menggeleng, diambil tanganLisa yang ada dipipinya. Senyumnya dipaksa terbit, menunjukkan pada ibunya bahwa ia tak perlu khawatir, anaknya ini baik-baik saja.
“Adel gapapa Mi, emang pusing dikit aja tadi, pas disekolah.” Tuturnya berbohong.
Kemudian Ellyn pamit pada ibunya, bergegas menuju kekamar agar Lisa tak berpikir semakin jauh dan bertanya hal lain. Sesampainya dikamar tanpa mengganti baju, Ellyn pun merebahkan dirinya diranjang, dilihatnya langit-langit kamar.
Matanya terpejam, mengingat bayangan dari kejadian hari ini sungguh sangat melelahkan bagi pikiran, hati dan tubuhnya. Ellyn terbangun, mengambil gitar yang tergeletak didekat sofa kecil favoritenya lalu ia membawanya ke arah balkon.
Malam ini begitu terang, banyak bintang bertebaran menghiasi langit malam yang gelap tetapi lain hal dengan apa yang terjadi pada Ellyn hari ini sungguh jauh dari kata indah. Namun ia tak ingin berlarut dalam kesedihan seperti sekarang.
Jrenggg... Lantunan suara petikan gitar sangat merdu bagi mereka yang mendengar.
🎶🎶🎶
I see your monsters
I see your pain
Tell me your problems
I'll chase them away
I'll be your lighthouse
I'll make it okay
When I see your monsters
I'll stand there so brave
And chase them all away
In the dark we we
We stand apart we we
Never see that the things that we need are staring right at us
You just want to hide hide hide
Hide never show your smile smile
Stand alone when you need someone it’s the hardest thing of all
That you see are the bad bad bad
Bad memories take your time and you’ll find me
I see your monsters
I see your pain
Tell me your problems
I'll chase them away
I’ll be your lighthouse I’ll make it okay
When I see your monsters I’ll stand there so brave
And chase them all away
Gadis cantik itu merasa suasana hatinya sedikit lebih baik daripada sebelumnya dengan bernyanyi. Ia pun mencoba tersenyum, mengesampingkan apa yang terjadi hari ini. Haaahhh.. Ternyata menghibur diri dengan cara seperti ini tak buruk baginya.
***
Hari sudah pagi, sinar matahari yang nampak cerah membuat semua orang semangat untuk mulai melakukan aktifitasnya masing-masing. Tak ingin terlambat untuk menyambut hari baru, Ellyn tersenyum, ia tampak kembali ceria, setelah kejadian yang membuat dirinya enggan untuk mengingatnya. Ellyn bergegas menuruni tangga, menyapa kedua orang tuanya, lalu memulai sarapan pagi, dan berangkat kesekolah lebih awal.
Sampai disekolah, Ellyn berjalan menyusuri lorong kearah kelasnya dengan berjalan santai kayak anak pantai. Semua nampak heran dengan kedatangan Ellyn, tak biasanya sang pembuat onar sudah sampai disekolah pada jam segini.
“ADELLYN….Yuhuuuuu SI ANAK SETAN!!!” Teriak seorang dari arah belakang.
“Apa sih singa? Sekarang lo udah transformasi jadi orang utan? Teriak mulu kerjaan lo.” Ellyn sudah hafal akan teriakan laknat dari sepupu gilanya itu.
“Yeee… Sepupu dakjal lo emang. Kalau ngomong mulus banget lo kayak pantat Cardi B.” Ujarnya yang sudah berjalan berdampingan bersama.
“Hahaha.. Pernah megang lo emang? Jangan ngadi-ngadi lo!” Sungguh Ellyn sangat heran, bicara Leon terlalu absurd untuk dicerna oleh orang normal.
“Bukan cuman gue pegang doang, tapi gue ceples tuh pantat, gilaaaa empuk banget Lyn. Kayak bola yang dikasih angin karbitan, mantul-mantul diudara. hahahahahahaha”
Tawa kencang Leon menggelegar diseluruh lorong, seakan menyambut Leon dengan sukacita. Pukulan di bagian perut ia luncurkan dengan sikap Leon yang tak tahu malu itu.
“Dih.. Omes banget lo pagi-pagi. Rusak ya mulut lo. Ck..ck..ck.. Prihatin gue ngeliat anak uncle Jo model begini.”
“Ya lagian lo juga masa percaya aja sama omongan gue.”
“Eh by the way anak busway, gue denger ntar abis istirahat bakal jamkos, ada rapat bulanan buat para guru. Lo gak pengen betingkah lagi hari ini, kayak tempo hari lo yang bikin konser Lyn? ”
“Masa? Kok gue lupa yak! Awokwokawokwok.” Ellyn tertawa receh.
Leon bergidik ngeri, sungguh tidak tahan dengan sikap Ellyn pun menoyor kepalanya hingga hampir terjungkal. “Yeee mau dubbing meme comic lo emang. Ngeri gue denger ketawa lo, sungguh menjyjykan!”
"Wadawww.. sakit anj*r, tangan lo minta dipatahin emang ya?!"
"Hehe, ya mangap dah. eh typo maap maksudnya. Eh Maemunah kantin kuy! Laper."
"Lah lo belom sarapan emang dirumah?"
"Mau sarapan apa coba, orang dirumah cuman ada gue doang." gumamnya pelan namun masih terdengar ditelinga Ellyn.
"Kalau gak ada orang kenapa gak nginep aja dirumah gue? Kayak anak kemarin sore aja lo, pake segala ditawarin dulu. Nanti kita pulang bareng, lo nginep! gak ada penolakan." sambil merangkul Leon mereka berjalan beriringan sambil berbincang dan sesekali tertawa saat menuju ke kantin.
Ellyn sangat tahu bahwa sepupunya itu seorang yang haus akan kasih sayang dari kedua orang tua mereka. Kedua orang tua Leon sangat sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, hingga melupakan bahwa ada seorang anak diantara mereka. Oleh sebab itu, Ellyn pun tanpa banyak bicara, segera menuruti keinginan Leon.
To be continued
___________________
Note: Sudah direvisi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
☘Aиαи ͪ͢ ͦ ᷤ ͭ ͤ ᷝ
Bikin baper nih
2020-11-09
0
Aispan
up dong thor
2020-07-27
0
Siska Fajarrany
Hai aku datang membawa boom like, 5 bintang dan menambahkan ke fav. Dukung karyaku juga yuk! Cerita di Sudut Kafe menunggumu! Terima kasih :)
2020-07-27
0