eps 4

Lawan Tak Terduga

Kesalahanku sangat fatal. Maaf.. kumohon, aku tak akan mengulanginya lagi. ~Adellyn

Aku takkan membiarkan mereka semua mendekatimu, kupastikan mereka akan menghilang dari hadapanmu satu persatu. ~Calvin

__________________________________

Senyum menyeringai penuh arti terlihat jelas dalam raut wajahnya. Entahlah apa maksud dari senyum Calvin saat ini, yang jelas itu bukan senyum sumringah seperti yang orang lain lihat. Namun ini sebuah peringatan bagi seorang gadis yang kini ia lihat, dan tengah duduk bersiap dalam mobil untuk mengikuti perlombaan selanjutnya.

Lelaki itu pun meninggalkan ketiga temannya tanpa berpamitan, ia menemui salah satu rekan yang ikut andil dalam perlombaan ini. Bisa dipastikan jika malam ini akan menjadi hal yang takkan pernah bisa dilupakan oleh siapapun dan seseorang yang telah Calvin incar.

Pertandingan akan dimulai kembali, ada tiga mobil yang nantinya saling berebut menjadi posisi teratas dalam turnamen ini. Tak butuh waktu lama, semua mobil melesat membelah jalanan sircuit saat bendera start dilemparkan ke udara.

Perlombaan kali ini sangata sengit, dan waktu terus berjalan, hingga menyisahkan dua mobil yang masih saling beradu dan mencetak satu pemenang.

Wuussssshhhhh..

Mobil sport dengan warna silver lah yang menjadi pemenang lomba kali ini, disusul oleh mobil Ellyn dan mobil terakhir yang menjadi juara ketiga. Semua orang bersorak sorai, saat pendatang baru bisa dengan hebat memenangkan turnamen ini. Mereka begitu penasaran, siapakah The Winner kali ini.

Maxime sang juara ketiga keluar dari mobil dan menemui gengnya disusul oleh Ellyn yang tengah ikut keluar dan berjalan santai disampingnya. Mereka baru mengenal satu sama lain sejak awal pertandingan, dan Ellyn cukup baik dalam hal pertemanan pada siapapun yang ingin mengenalnya.

Akan tetapi, gadis itu tampak acuh dengan sang pemenang, ia tak peduli menjadi juara atau tidak, dalam hati Ellyn ia melakukan hal ini hanya karena ingin mengobati rasa rindunya bertanding didalam arena.

Calvin pun keluar, semua bersiul ramai menyambutnya. Ia mendekat kearah dimana Maxime tengah sibuk tertawa bersama rekannya yang lain.

"Long time no see Max. Bagaimana kabarmu?" Sapa Calvin berjalan mendekat.

Deg!

Suara ini terasa familiar, batin Ellyn.

"Tidak kusangka dalam hal ini pun kau kalah. Apa ini kekalahanmu yang pertama?" Calvin terkekeh pelan mengejek Max, namun dengan wajah datar ia melirik seseorang yang berdiri tidak jauh disamping Maxime dengan raut wajah yang sudah pucat pasi saat pandangan mereka tak sengaja bertemu.

"****. Tutup mulutmu Vin! Aku hanya mengalah saja pada cewek cantik disampingku ini." Max berseru dengan lantang, karena tidak ingin dihina oleh Calvin atas kekalahannya malam ini.

Tak disangka dengan ringan tangan Max merangkul bahu Ellyn, membuat gadis itu terkejut akan tindakan Max dan lagi Ellyn hanya bisa diam mematung.

Rahang Calvin mengeras bersama dengan amarah yang ia tahan sejak tadi, ia mencoba mengendalikan emosi dalam dirinya, agar monster yang ada dalam dirinya tidak bisa menguasai tubuhnya dan dia takkan menyakiti Ellyn.

"Oh ya?? Sungguh diluar yang kuduga."

"Wow.. Apa pemain lama itu kau? Atau mungkin turnamen besar malam ini diadakan hanya untuk merayakan kembalinya dirimu ke arena Nona.. Clair.." ucap Calvin pelan namun dengan penuh penekanan disetiap kata.

Ellyn yang melihat raut wajah Calvin tersenyum namun tidak pada sorot matanya yang berubah gelap. Gadis itu mengerti, matanya memanas menahan air mata yang akan jatuh, tangannya gemetar, ia hanya bisa menggelengkan kepala, dan memberitahu dalam diam jika ini hanya salah paham saja.

"Tentu saja bodoh! Akupun ikut memeriahkan turnamen ini untuk menyambut dia berada disini dengan suka cita." Sahut Max beralih memeluk pinggang Ellyn secara paksa.

Sudah cukup! Sisi lain Calvin telah menguasai dirinya, dan sekali lagi, lelaki ini tak cukup kuat untuk mengendalikan devil dalam tubuhnya.

Tak ingin melihat tangan Max semakin menjelajah tubuh kekasihnya dengan penuh amarah segera Calvin menarik pergelangan tangan Ellyn, dan membawanya pergi dari sini. Namun sebelum itu, Calvin mendekat kearah Max dengan tatapan membunuh. Ia menelisik wajah Max seksama dan penuh rasa dendam. Tangannya mengepal ingin menghajar Maxime, namun sebisa mungkin ia tahan.

"Kuperingatkan kau Max! Jangan.Sentuh.Dia."

"Jika kau menyentuhnya walau sehelai rambut saja, kupastikan kau akan mati perlahan dengan luka sayatan diseluruh tubuhmu itu!" Bisik Calvin dengan penuh penekanan pada setiap kata ditelinga Max.

Merasa tidak terima dengan perkataan Calvin, Max langsung emosi, ia merasa terhina akan ucapan Calvin yang meremehkan dirinya. Tapi itu semua tak membuat Calvin takut pada Max, yang ada hanya ia bersikap acuh.

Tak peduli lagi akan Max, segera Calvin menarik tangan Ellyn dengan kuat dan berlalu meninggalkan Max yang mengumpat keras. Hingga semua penonton pun melihat, saling berbisik, menanyakan sedang ada keributan apa saat itu?

***

Calvin dengan amarah yang sudah tak terkendali pun menyeret tangan Ellyn secara paksa untuk masuk kedalam mobil.

Dalam hati Ellyn berdoa agar bisa bertemu dengan Leon, ia sangat membutuhkan lelaki itu, ia mencari keberadaan sepupunya dengan cara menahan pergelangan tangannya yang sakit karena genggaman erat Calvin yang

menariknya begitu kuat. Usahanya pun semua sia-sia, gadis itu tidak menemukan Leon yang saat ini sedang ia cari. Sungguh sial!

Mobil pun akhirnya meninggalkan arena turnamen, menuju mansion pribadi miliknya. Calvin yang masih gelap mata, membawa mobil dengan melesat hingga mencapai kecepatan tinggi, melaju ketempat yang dituju. Demi apapun ia sama sekali tak memerdulikan Ellyn yang menangis disampingnya, tubuh gadis itu gemetar ketakutan. Bahkan banyak sekali umpatan dari pengemudi lain yang dianggap angin lalu saja oleh Calvin.

Setelah sampai di mansion megah tersebut, Calvin segera turun dari mobil. Menutup pintu dengan kasar, dan membuka cepat pintu samping yang saat ini tengah diduduki Ellyn. Tak ingin banyak bicara, ia menarik kasar tangan Ellyn, menyeretnya menuju sebuah kamar khusus. Ellyn yang sangat tahu akan mau dibawa ketempat itu berusaha memohon pada Calvin.

"Sayang.. kumohon jangan lakukan itu."

"Aku minta maaf, aku akan jelasin semuanya. Tapi kumohon jangan bawa aku kesana."

Ellyn dengan menangis histeris. Namun itu tak membuat Calvin tersadar. Ellyn bingung apa yang harus ia perbuat agar Calvin sadar?

Sampai didepan kamar tersebut, segera mereka berdua masuk kedalam kamar, dengan sigap Calvin mengunci pintu. Kemudian membawa Ellyn ke atas ranjang dan mengikatnya. Usai setelah itu, ia pun beranjak mengambil barang kesukaan miliknya dilaci. Sebuah pisau kecil dengan ukiran yang khas dan terdapat nama 'Adellyn' disana.

Calvin lalu berbalik berjalan menuju ke arah Ellyn berada, menatap wajah Ellyn yang sudah sembab karena menangis tiada henti. Akan tetapi, tetap saja Calvin tidak memerdulikan itu, ia menatap Ellyn dengan wajah sendu. Hingga tiba-tiba pada saat ia sudah berada disamping Ellyn.

" Aaaaakkkkkkkkhhhhhhh.."

to be continued

____________________

note: sudah direvisi

Terpopuler

Comments

Yayuk Yayuk

Yayuk Yayuk

aq suka calvin

2021-05-31

0

Sakura

Sakura

serem sama sikap pencemburu nya tap,i itu berarti dia sayang sama apa yang dia punya😥

2021-05-27

1

oyi

oyi

eh ada abg aa'k

2021-05-15

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!