Bab 20 harus siap ditinggal tugas

"Lalu kenapa selama ini abang berpenampilan seperti preman bahkan suka keluyuran di pasar sama terminal? Kan orang ngira abang ini preman beneran?" Nizma kini lebih berani mengatakan apapun mengenai Bagas.

"Ya itu untuk penyamaran saja Nizma. Sekalian aku lihat situasi dan merekrut orang. Dengan begitu aku bisa menambah pasukan." ujar Bagas.

"Oh begitu." ucap Nizma.

"masih ada yang mau ditanyakan?" ujar Bagas lagi. Kali ini dia tidak ingin menutupi apapun dari istrinya.

"hmm.. Ada. Banyak sih. Tapi abang nggak capek jawab pertanyaan aku terus?" ucap Nizma kemudian.

"Selama kamu seneng kenapa enggak?"

Nizma pun tersenyum. Memang benar. Banyak sekali yang ingin dia tahu tentang suaminya.

"Abang, kenapa meninggalkan pesantren?" kali ini pertanyaan Nizma memang sedikit sensitif.

Bagas terdiam untuk beberapa saat. Bahkan mimik mukanya berubah jadi serius.

"Kalau abang nggak mau jawab nggak ap_"

"Aku marah dengan takdir Tuhan. Selama ini aku selalu menjalankan perintah-perintahnya. Menjadikan agama sebagai prioritas tertinggi tapi apa? Begini balasannya. Orang-orang yang aku cintai mereka pergi meninggalkanku sendirian. Bahkan mereka yang ku percaya justru berkhianat." Bagas menatap lurus ke arah luar jendela. Mengingat beberapa kejadian pahit yang dulu dia alami.

Paham akan apa yang dirasakan Bagas, kini Nizma duduk mendekat Bagas. Dia meraih tangan Bagas dan mengusapnya dengan lembut.

"Abang, Allah bukannya membenci abang. Tapi Allah sedang menguji kesetiaan abang. Seberapa kuat iman abang untuk menghadapi semua ini. Abang ingat tentang firman Allah dalam surah Al-Kahfi ayat 28, Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." ucap Nizma lembut.

"Maaf bukannya aku menggurui Abang, tapi kita sama-sama umatnya. Kita diciptakan oleh Allah dan seburuk apapun masalah yang kita hadapi tapi masih diberi kesempatan untuk hidup. Bahkan Abang masih diberi kesempatan memiliki semua ini yang orang lain bahkan belum mampu untuk menggapainya." Panjang lebar Nizma menjelaskan dan tampaknya Bagas mulai bereaksi.

Dia mengusap kasar wajahnya. Merenungi setiap ucapan yang keluar dari mulut istrinya.

"Kamu benar Nizma. Mungkin aku terlalu egois. Saat itu aku benar-benar sendiri jadi pikiranku terlalu buntu. Jika saja aku bertemu denganmu sejak dulu mungkin aku tak akan tersesat sampai seperti ini." ujar Bagas.

" nggak ada yang terlambat Abang, selama abang punya tekad dan niat yang kuat InsyaAllah semua pasti dimudahkan." Nizma kini mengusap lembut pipi Bagas. Mencoba untuk memberikan semangat kepada suaminya.

"Apa aku masih pantas kembali seperti dulu sementara tubuhku sudah sekotor ini?" ucap Bagas lirih. Menatapi tatto-tatto yang tergambar di permukaan kulitnya.

"Allah Maha Pemurah dan Pemaaf abang. Allah tahu isi hati abang." mendengar tutur kata Nizma membuat Bagas langsung menariknya ke dalam pelukan.

"Kata-katu benar-benar membuat hatiku terasa sejuk Nizma.ungkin jika orang lain yang berbicara padaku bisa saja aku marah dan tidak terima. Tapi cara ku menyampaikannya benar-benar menyentuh hati." ujar Bagas.

"Alhamdulillah abang, aku juga senang abang mau menerima ucapanku." ujar Nizma.

"Ya, walaupun kamu terkadang nyebelin, cerewet dan cengeng tapi kamu adalah sosok wanita yang begitu dewasa pikirannya. Dan kamu pemberani mengungkapkan semuanya kepada Abang." Bagas mengulas senyum sambil mengusap puncak kepala Nizma yang tertutup oleh Hijabnya.

"Aku melakukan itu semua karena aku cinta Abang. Aku mau abang kembali ke jalan yang benar." ujar Nizma.

"Beneran kamu cinta abang?" Bagas menatap Nizma lekat.

"Iya abang. Aku cinta Abang." jawab Nizma.

"Kalau begitu buktiin dong." goda Bagas.

Nizma pun hendak membuktikannya. Dia mengangkat wajahnya sejajar dengan Bagas. Kedua tangannya memegang pipi Bagas. Saat dirinya hendak maju untuk mencium Bagas tiba-tiba sebuah ketukan di pintu membuyarkan kegiatan mereka.

"Hss.. Siapa sih. Ganggu aja." gerutu Bagas kesal.

"Buka dulu abang siapa tahu penting." Nizma pun beringsut menjauh dari Bagas dengan wajah yang sudah merah merona.

Bagas pun membuka pintu dan melihat Roy, salah satu anak buahnya berdiri depan pintu.

Bagas tahu bahwa Roy selalu menyampaikan berita penting sehingga pria itu pun dipersilahkan masuk.

"Ada apa Roy?" tanya Bagas.

"Bos, klien kita Tuan Prabu ingin pendampingan langsung dari Bos saat kunjungan ke Singapura nanti. Beliau tidak ingin digantikan orang lain selain Bos sendiri yang mengawalnya." ucap Roy.

"Kapan dan berapa hari?" tanya Bagas.

"Lusa, selama satu minggu Bos." Roy sedikit melirik ke arah Nizma yang dia tahu mungkin Bagas akan mempertimbangkan pekerjaan ini.

"Aku kabari nanti. Aku akan bicara dengan istriku dulu." ujar Bagas.

"Baik Bos." Roy pun dengan sopan menunduk kepada Bagas dan Nizma sebelum pergi dari ruangan itu.

"Abang mau pergi?" tanya Nizma sesaat setelah Roy pergi.

"Dia klienku sudah lama. Dan dia selalu mau aku yang terjun langsung mendampinginya. Tapi jika kamu tidak ijinkan maka aku tidak akan pergi Nizma." Bagas pun sebenarnya tak tega melihat raut sedih di wajah Nizma.

"Abang pergi aja nggak apa-apa kok. Nizma berusaha tersenyum meski dalam hati dia berat.

Untuk pertama kalinya Bagas akan jauh darinya. Tapi bagaimanapun Nizma harus membiasakan diri karena pekerjaan Bagas bisa saja membuatnya pergi sewaktu-waktu.

"Beneran nggak apa-apa?"

Nizma mengangguk disertai dengan senyuman. Menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Asal abang mau menjaga hati untukku. Meskipun abang belum memiliki perasaan padaku." Nizma tersenyum miris.

Tentu saja Nizma berkata begitu. Cinta sepihak yang dia jalani memang sulit. Tapi setidaknya dia masih memiliki stok sabar dan percaya suatu saat nanti Bagas akan membalas cintanya.

Sementara Bagas sendiri ingin mengatakan perihal perasaannya. Namun entah kenapa hatinya masih ragu. Mulutnya masih sangat sulit untuk mengucapkan kata cinta meski hatinya sendiri mulai tergerak untuk Nizma.

"Selama aku pergi lebih baik kamu tinggal di rumah Abah. Aku tidak tenang jika kamu di rumah sendiri." meskipun Bagas membawa Nizma ke rumah Ustad Yusuf namun dia juga berniat mengutus anak buahnya untuk tetap mengawasinya. Dia tidak mau kejadian seperti yang dilakukan Arya saat itu terjadi lagi kepada Nizma.

Nizma pun menurut saja. Sepertinya seminggu sendirian di rumah juga akan membuatnya bosan. Setidaknya ada umi yang akan menemaninya disana.

"Masih ada waktu, kamu mau kemana?" Kini Bagas sedikit melonggarkan dirinya dan menuruti kemauan Nizma.

"Sebenarnya aku pengen nonton film di bioskop Abang. Boleh ya?" Nizma tersenyum manis berharap Bagas mau menurutinya.

"Baiklah ayo." Bagas pun langsung beranjak dari kursinya dan pergi menuju bioskop yang Nizma mau.

Kebetulan bioskop tersebut berada di dalam Mall. Karena film yang akan diputar baru mulai satu jam lagi maka Bagas memutuskan untuk mengajak Nizma berbelanja.

"Apapun yang kamu mau beli saja." Ini memang pertama kalinya Bagas mengajak Nizma pergi keluar.

Tapi sepertinya Nizma masih malu-malu untuk meminta sesuatu. Sehingga Bagas lah yang akhirnya berinisiatif untuk membelikan berbagai macam barang untuk Nizma.

Mereka pergi ke salah satu butik di mall tersebut. Lebih tepatnya butik khusus wanita. Disana Bagas membebaskan Nizma untuk memilih pakaian.

"Abang disini mahal-mahal." bisik Nizma.

"Kamu lupa kalau suamimu ini pemilik hotel berbintang?" bisik Bagas menyombongkan diri.

"Ambil apapun yang kamu suka." ujar Bagas.

Akhirnya Nizma pun memilih beberapa gamis. Sementara Bagas menunggu Nizma dia pun iseng melihat-lihat berbagai pakaian yang ada di butik tersebut.

Namun kedua netranya langsung berbinar saat melihat salah satu sudut temaram yang menampilkan berbagai macam pakaian dalam wanita. Serta berbagai lingerie yang terpajang.

Diam-diam Bagas pun memiliki ide nakal untuk membelikan pakaian tersebut untuk Nizma.

"Mbak, bisa pilihkan pakaian itu yang cocok untuk istri saya di sana? Kalau bisa yang paling sexy ya mbak." bisik Bagas kepada salah satu karyawan.

Karyawan tersebut pun mengangguk meski dalam hati tertawa geli melihat keisengan Bagas.

Akhirnya Nizma selesai memilih lima potong gamis. Mereka membawa barangnya menuju kasir.

"Perasaan aku beli lima baju kenapa paper bag nya jadi banyak?" gumam Nizma.

"Ya mungkin baju kamu makan tempat kalim" ucap bagas yang sebenarnya sedang menahan senyum.

"Kita cari cemilan sama minum dulu yuk." Bagas menyerahkan belanjaan mereka kepada anak buahnya yang sengaja diutus untuk mengikutinya.

Sementara Bagas dan Nizma sedang membeli minuman dari kejauhan ada seorang wanita yang memperhatikannya.

"Bagas? Bersama siapa dia?" Wanita itu merasa begitu kesal saat melihat Bagas nampak berjalan dengan Nizma dengan mesra.

...****************...

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

pasti pelakor kan?

2024-01-28

0

Mari Anah

Mari Anah

pinisirin siapa tuh perempuan....

2023-10-11

1

Nur Lizza

Nur Lizza

duh ada LG ulet keket

2023-10-11

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 Ikhlas
2 Bab 02 pertemuan pertama
3 Bab 03 Sebuah keputusan
4 Bab 04 berita pernikahan dan pertentangan
5 Bab 05 persiapan pernikahan
6 Bab 06 SAH!
7 Bab 07 Malam pertama
8 Bab 08 sarapan bersama
9 Bab 09 Mendadak gagap
10 Bab 10 aku, kamu
11 Bab 11 saingan baru
12 Bab 12 kurang ajar
13 Bab 13 Sebuah perhatian
14 Bab 14 sensitifnya perempuan
15 Bab 15 rumah baru
16 Bab 16 ingin mengenal lebih jauh
17 Bab 17 ungkapan hati
18 Bab 18 Tragedi dini hari
19 Bab 19 tentang Bagas
20 Bab 20 harus siap ditinggal tugas
21 Bab 21 Bukan siapa-siapa?
22 Bab 22 Spesial di mata orang yang tepat
23 Bab 23 Jadwal Ronda
24 Bab 24 bekal sebelum pergi
25 Bab 25 istri sholeha yang cerewet
26 Bab 26 Adek Marmut
27 Bab 27 tawaran menikah
28 bab 28 cemburu tapi gengsi
29 Bab 29 tak sabar bertemu
30 Bab 30 salah paham
31 Bab 31 takut kehilangan
32 Bab 32 menjaga pandangan
33 Bab 33 Suami posesif
34 Bab 34 kembali mengusik
35 Bab 35 tak jadi bertemu
36 Bab 36 tujuanku memanjakanmu
37 Bab 37 menyadarkan diri
38 Ban 38 kegelisahan hati
39 Bab 39 bertamu
40 Bab 40 Bayangan yang tak sesuai kenyataan
41 Bab 41 pertemuan tak terduga
42 Bab 42 sekelumit kisah masa lalu
43 Bab 43 berusaha mengimbangi
44 Bab 44 wife materials
45 Bab 45 karma dari masa lalu
46 Bab 46 ikhlas dan merelakan
47 Bab 47 pertemuan pertama
48 Bab 48 menahan kesal
49 Bab 49 tetangga toxic
50 Bab 50 Rumah baru
51 Bab 51 Nasehat umi
52 Bab 52 ijin suami
53 Bab 53 Hari pertama jadi dosen
54 Bab 54 pasangan berang-berang
55 Bab 55 cinta yang sama
56 Bab 56 melepas rindu
57 Bab 57 lamaran
58 Bab 58 perasaan tertahan
59 Bab 59 kembalinya masa lalu
60 Bab 60 Insiden kecil di cafe
61 Bab 61 Sah jadi istriku
62 Ban 62 omongan keluarga
63 Bab 63 Rahasia Nizma
64 Bab 63 ungkapan perasaan
65 Bab 65 jangan bersedih
66 Bab 66 tempat tinggal masa kecil
67 Bab 67 Mencium bau pengkhianatan
68 Bab 68 Kemarahan Bagas
69 Bab 69 mengakui kesalahan
70 Bab 70 Modus terselubung Roy
71 Bab 71 Meluapkan keluh kesah
72 Bab 72 berangkat ke Singapura
73 Bab 73 bertemu dokter
74 Bab 74 memilih ikhlas
75 Bab 75 firasat
76 Bab 76 Sudah keluar
77 Bab 77 kejutan dari keluarga
78 Bab 78 Jebakan
79 Bab 79 menyelamatkan Bagas
80 BAB 80 Istriku pahlawanku
81 Bab 81 perjalanan jauh
82 bab 82 honeymoon
83 Bab 83 Tak sengaja bertemu
84 Bab 84 sebuah kabar
85 Bab 85 triplets
86 Bab 86 Aba dan Umma
87 Bab 87 penampilan baru bikin resah
88 Bab 88 pengagum rahasia
89 Bab 89 kejujuran Umi
90 Bab 90 berkumpulnya keluarga
91 Bab 91 meminta restu
92 Bab 92 pernikahan dadakan
93 Bab 93 mulai terkuak
94 Bab 94 sedikit fakta
95 Bab 95 Balasan Sean
96 Bab 96 merasa dibohongi
97 Bab 97 Permintaan Maaf
98 Bab 98 strategi
99 Bab 99 Memulai misi
100 Bab 100 jebakan
101 Bab 101 Secercah harapan
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106 nasehat Bagas
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 EKSTRA PART
139 Karya Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 01 Ikhlas
2
Bab 02 pertemuan pertama
3
Bab 03 Sebuah keputusan
4
Bab 04 berita pernikahan dan pertentangan
5
Bab 05 persiapan pernikahan
6
Bab 06 SAH!
7
Bab 07 Malam pertama
8
Bab 08 sarapan bersama
9
Bab 09 Mendadak gagap
10
Bab 10 aku, kamu
11
Bab 11 saingan baru
12
Bab 12 kurang ajar
13
Bab 13 Sebuah perhatian
14
Bab 14 sensitifnya perempuan
15
Bab 15 rumah baru
16
Bab 16 ingin mengenal lebih jauh
17
Bab 17 ungkapan hati
18
Bab 18 Tragedi dini hari
19
Bab 19 tentang Bagas
20
Bab 20 harus siap ditinggal tugas
21
Bab 21 Bukan siapa-siapa?
22
Bab 22 Spesial di mata orang yang tepat
23
Bab 23 Jadwal Ronda
24
Bab 24 bekal sebelum pergi
25
Bab 25 istri sholeha yang cerewet
26
Bab 26 Adek Marmut
27
Bab 27 tawaran menikah
28
bab 28 cemburu tapi gengsi
29
Bab 29 tak sabar bertemu
30
Bab 30 salah paham
31
Bab 31 takut kehilangan
32
Bab 32 menjaga pandangan
33
Bab 33 Suami posesif
34
Bab 34 kembali mengusik
35
Bab 35 tak jadi bertemu
36
Bab 36 tujuanku memanjakanmu
37
Bab 37 menyadarkan diri
38
Ban 38 kegelisahan hati
39
Bab 39 bertamu
40
Bab 40 Bayangan yang tak sesuai kenyataan
41
Bab 41 pertemuan tak terduga
42
Bab 42 sekelumit kisah masa lalu
43
Bab 43 berusaha mengimbangi
44
Bab 44 wife materials
45
Bab 45 karma dari masa lalu
46
Bab 46 ikhlas dan merelakan
47
Bab 47 pertemuan pertama
48
Bab 48 menahan kesal
49
Bab 49 tetangga toxic
50
Bab 50 Rumah baru
51
Bab 51 Nasehat umi
52
Bab 52 ijin suami
53
Bab 53 Hari pertama jadi dosen
54
Bab 54 pasangan berang-berang
55
Bab 55 cinta yang sama
56
Bab 56 melepas rindu
57
Bab 57 lamaran
58
Bab 58 perasaan tertahan
59
Bab 59 kembalinya masa lalu
60
Bab 60 Insiden kecil di cafe
61
Bab 61 Sah jadi istriku
62
Ban 62 omongan keluarga
63
Bab 63 Rahasia Nizma
64
Bab 63 ungkapan perasaan
65
Bab 65 jangan bersedih
66
Bab 66 tempat tinggal masa kecil
67
Bab 67 Mencium bau pengkhianatan
68
Bab 68 Kemarahan Bagas
69
Bab 69 mengakui kesalahan
70
Bab 70 Modus terselubung Roy
71
Bab 71 Meluapkan keluh kesah
72
Bab 72 berangkat ke Singapura
73
Bab 73 bertemu dokter
74
Bab 74 memilih ikhlas
75
Bab 75 firasat
76
Bab 76 Sudah keluar
77
Bab 77 kejutan dari keluarga
78
Bab 78 Jebakan
79
Bab 79 menyelamatkan Bagas
80
BAB 80 Istriku pahlawanku
81
Bab 81 perjalanan jauh
82
bab 82 honeymoon
83
Bab 83 Tak sengaja bertemu
84
Bab 84 sebuah kabar
85
Bab 85 triplets
86
Bab 86 Aba dan Umma
87
Bab 87 penampilan baru bikin resah
88
Bab 88 pengagum rahasia
89
Bab 89 kejujuran Umi
90
Bab 90 berkumpulnya keluarga
91
Bab 91 meminta restu
92
Bab 92 pernikahan dadakan
93
Bab 93 mulai terkuak
94
Bab 94 sedikit fakta
95
Bab 95 Balasan Sean
96
Bab 96 merasa dibohongi
97
Bab 97 Permintaan Maaf
98
Bab 98 strategi
99
Bab 99 Memulai misi
100
Bab 100 jebakan
101
Bab 101 Secercah harapan
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106 nasehat Bagas
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
EKSTRA PART
139
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!