Bab 15 rumah baru

"Rumah ini Abah berikan sebagai hadiah pernikahan kalian. Semoga suka ya. Walaupun tidak besar tapi cukup untuk membina rumah tangga berdua." Ustad Yusuf menyerahkan sebuah kunci rumah kepada Nizma dan Bagas.

Rumah dengan model minimalis yang memang tak sebesar kediaman Ustad Yusuf. Terdiri dari dua kamar tidur, dua kamar mandi, ruang tamu, dapur serta ruang keluarga. Namun tampak begitu nyaman dan bersih.

"Alhamdulillah terimakasih Abah, Nizma suka kok dan ini sesuai keinginan Nizma. Sederhana dan nyaman. Apalagi halamannya luas bisa nampung banyak tanaman hias nanti." Nizma selalu menyambut baik setiap pemberian dari seseorang.

"Nak Bagas sendiri bagaimana? Kurang besar rumahnya?" tanya ustad Yusuf.

"Tidak abah, ini sudah cukup untuk kita tinggali berdua." Bagas nampak melirik Nizma yang tersenyum malu-malu.

Memang semenjak ustad Yusuf menceritakan tentang alasan pernikahannya dengan Nizma kini Bagas mulai membuka diri. Dia sudah tak terlalu cuek apalagi ini adalah amanat dari mendiang abahnya.

Tapi satu hal yang masih membuat Bagas canggung adalah saat berdekatan dengan Nizma. Meski sudah dua minggu menikah namun keduanya masih sama-sama canggung dan membatasi diri.

Nizma yang mulanya gencar memberi sinyal kepada Bagas nyatanya harus gigit jari sendiri karena ketidakpekaan Bagas terhadap istrinya.

Hidup tanpa seorang ibu sejak kecil membuat Bagas menjadi begitu dingin apalagi selama ini tak pernah dekat dengan gadis manapun. Banyak yang mendekati Bagas namun dia selalu menghindar. Alasannya pasti dia ingin fokus dengan pekerjaannya.

Seperti beberapa waktu lalu Nizma selesai mandi sengaja membiarkan rambut basahnya terurai saat di dalam kamar.

Sambil mengeringkan dengan hair dryer Nizma berharap Bagas melihatnya saat masuk ke dalam kamar nanti. Namun nyatanya Bagas justru langsung berbalik keluar kamar dan menungggu Nizma sampai selesai mengeringkan rambutnya.

Ingin sekali mengumpat namun Nizma harus menahan amarahnya. Dia lagi-lagi harus bersabar untuk mendapatkan perhatian Bagas.

"ingat ya, abah memperbolehkan kalian tinggal di sini bukan berarti kalian bisa pisah kamar. Bagaimanapun kalian ini pasangan suami istri jadi sudah seharusnya tidur dalam satu ranjang." Ustad Yusuf lebih dahulu mengingatkan keduanya karena khawatir mereka akan berjarak.

"iya Abah," jawab keduanya.

Sementara ustadzah Mia dan Iqbal yang membantu mereka pindahan pun ikut merasa senang.

"Umi cuman bisa berharap kalian selalu akur. Sebagai seorang istri tentu kamu harus berbakti dan menurut apa kata suami ya Nizma." Ustadzah Mia sebenarnya berat melepas Nizma. Namun keputusannya untuk hidup mandiri pun mau tak mau harus dia terima.

"iya Umi, Nizma akan selalu menjalankan nasihat umi." keduanya pun kini berpelukan.

"Sering-sering mampir ke rumah abah ya" memang jarak rumah Nizma tak jauh dari pesantren. Hanya berbeda kampung saja.

"Siap abah." Jawab Bagas dengan mengulas senyumnya. Nizma terpana melihat senyum Bagas yang begitu manis. Tampak lesung pipit menghiasi wajah rupawan nya. Apalagi gigi gingsulnya menjadi nilai plus tersendiri untuk Nizma.

Selesai membantu pindahan kini Bagas dan Nizma tinggal berdua. Masih banyak barang-barang yang harus dirapikan sehingga mereka memilih untuk melanjutkannya.

Kebetulan cuaca siang ini cukup panas sehingga Nizma berniat untuk membuatkan es teh untuk Bagas.

"Abang aku ke warung sebelah dulu ya." pamit Nizma sebab rumahnya baru sehingga tidak ada bahan makanan apapun saat ini. Bagas hanya menjawabnya dengan gumaman saja.

Sampai di warung ternyata disana menjual aneka macam lauk pauk juga. Akhirnya Nizma pun sekalian beli untuk makan siang.

"Loh, neng Nizma jadi menempati rumah ini?" tanya salah satu tetangga.

"Alhamdulillah iya Bu, kita jadi tetanggaan. Mohon restunya ya Bu." ucap Nizma dengan santun.

Seorang Nizma yang merupakan anak dari seorang ustad pemilik pondok pesantren tentu mengundang banyak perhatian. Apalagi paras cantik juga sopan santunnya tentu membuat para warga banyak yang menaruh simpati.

"alhamdulillah seneng banget lah punya tetangga neng Nizma. Semoga betah ya neng tinggal di lingkungan ini." ujar salah satu ibu-ibu.

"Suaminya kemana kok sendiri?" tanya ibu yang lain.

"Suami saya sedang beberes Bu, maklum baru pindahan." ujar Nizma.

Setelah selesai berbelanja Nizma pun berpamitan untuk kembali ke rumah.

Namun tak berselang lama dia mendengar selentingan pembicaraan yang kurang menyenangkan.

"Suaminya kan preman, mana mau berbaur sama tetangga." ujar ibu-ibu yang tadi.

"Iya ya Bu, pernah tau waktu dikenalkan pak Ustad dulu. Wajahnya aja nyeremin. Kok mau-maunya sih nikah sama laki model begitu."

Nizma hanya bisa menghela nafasnya. Sedih sudah pasti. Sebaik apapun dia menempatkan diri namun tetap saja orang akan selalu mengorek kekurangannya.

Sampai di rumah Nizma pun menyiapkan makanan dan membuatkan minuman dingin untuk Bagas. Namun tampak raut wajahnya masih saja sendu.

"Kenapa? Kok mukanya ditekuk gitu?" tanya Bagas.

"Nggak apa-apa abang," jawab Nizma berbohong.

"Pasti ada sesuatu kan?" Bagas menelisik.

Nizma menggelengkan kepalanya. "Abang makan yuk, aku laper. Tadi beli lauk di warung sebelah." ujar Nizma.

Bagas pun menurutinya. Mereka makan berdua meski bukan masakan Nizma Bagas bisa maklum karena hari ini memang begitu sibuk sehingga Bagas tak memaksa Nizma untuk masak untuknya.

...****************...

Keesokan harinya Nizma dikagetkan dengan adanya petugas katering yang mengirimkan ratusan nasi kotak beserta hampers ke rumahnya.

"Abang ini ada apa kok ada yang kirim nasi kotak sama hampers sebanyak ini?" Nizma bergegas memanggil Bagas.

Sementara di luar tampak dua orang pria berbadan tegap dengan penampilan yang cukup menyeramkan. Berpakaian serba hitam dengan lengan penuh tatto.

"Jaka, Ares, sini masuk bantuin masukan nasi kotaknya ke dalam tas Hampersnya." dengan santai Bagas meminta dua orang tersebut untuk membantunya.

"Bos, yakin kita cuma disuruh beginian?" tanya salah satu pria yang bernama Jaka. Mereka merupakan anak buah Bagas.

"Iya nih, biasanya kita bagian ngelumpuhin musuh lah sekarang suruh masukin nasi kotak." gerutu Ares.

Nizma masih dalam kebingungan sebab semalam Bagas tak mengatakan apapun. Terlebih lagi saat ini ada tenda yang sedang dipasang didepan rumahnya.

Nizma pun akhirnya menarik Bagas ke dalam kamar. Dia menatap Bagas dengan sorot kebingungan.

"Abang jelasin, abang mau apa dengan persiapan itu semua? Abang mau sunat?" ucap Nizma dengan tatapan tajamnya.

"Yakali sunat lagi. Ini aja belum kepake." gerutu Bagas.

"Abang..." kini Nizma semakin melotot.

"Iya-iya. Aku mau mengadakan syukuran pindahan rumah baru kita. Mau kuundang semua tetangga supaya mereka kenal siapa suami kamu. Suami yang katanya judes, nyeremin dan gak mau berbaur dengan orang lain." Nizma langsung diam terpaku mendengar ucapan Bagas.

Sebuah senyuman manis pun langsung menghiasi wajah Nizma. Tak menyangka bahwa suaminya ternyata sosok yang bisa peka juga.

"Tapi kenapa abang bisa tau omongan orang tentang abang begitu? Jangan-jangan kemarin abang ngikutin aku ke warung ya?" Nizma menyipitkan bola matanya.

"E-eggak..siapa juga ngikutin kamu." Bagas kelabakan seketika.

Siang itu...

Bagas yang sedang membereskan barang-barang menjadi kepikiran sendiri. Lingkungan ini masih baru untuk Nizma dan juga ditempat umum seperti ini pasti rawan akan kejahatan.

"Lingkungan pondok saja tidak aman apalagi di tempat begini?" Bagas berpikir keras akhirnya dia pun bergegas untuk menyusul Nizma. Dia hanya ingin memastikan bahwa istrinya baik-baik saja.

Semenjak Nizma hampir dicelakai Arya beberapa waktu lalu kini Bagas menjadi lebih protektif. Dia tak ingin kembali terjadi sesuatu dengan Nizma.

Tapi setelah mengikutinya Bagas mendengar gunjingan beberapa warga hingga membuat Nizma bersedih. Bahkan Bagas sempat melihat Nizma menangis.

"apa kamu menangis untukku atau justru malu memiliki suami sepertiku?

...****************...

Terpopuler

Comments

Neneng Lailatul Komariyah

Neneng Lailatul Komariyah

setelah baca part ini, jd bayangin kalo bagas seperti anak dari mendiang alm ust jefry,,, hehehe

2023-11-06

4

Mari Anah

Mari Anah

smp ngakak,nizma kebingungan knp ada tenda....ya kali mau sunat 2x kt bagas ini ajah blm prnh d pake😂🤣😆😆haduuuuhh babang bagas klo ngomong bikin ngakak😁

2023-10-11

0

Nur Lizza

Nur Lizza

Bagas suami idaman

2023-10-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 Ikhlas
2 Bab 02 pertemuan pertama
3 Bab 03 Sebuah keputusan
4 Bab 04 berita pernikahan dan pertentangan
5 Bab 05 persiapan pernikahan
6 Bab 06 SAH!
7 Bab 07 Malam pertama
8 Bab 08 sarapan bersama
9 Bab 09 Mendadak gagap
10 Bab 10 aku, kamu
11 Bab 11 saingan baru
12 Bab 12 kurang ajar
13 Bab 13 Sebuah perhatian
14 Bab 14 sensitifnya perempuan
15 Bab 15 rumah baru
16 Bab 16 ingin mengenal lebih jauh
17 Bab 17 ungkapan hati
18 Bab 18 Tragedi dini hari
19 Bab 19 tentang Bagas
20 Bab 20 harus siap ditinggal tugas
21 Bab 21 Bukan siapa-siapa?
22 Bab 22 Spesial di mata orang yang tepat
23 Bab 23 Jadwal Ronda
24 Bab 24 bekal sebelum pergi
25 Bab 25 istri sholeha yang cerewet
26 Bab 26 Adek Marmut
27 Bab 27 tawaran menikah
28 bab 28 cemburu tapi gengsi
29 Bab 29 tak sabar bertemu
30 Bab 30 salah paham
31 Bab 31 takut kehilangan
32 Bab 32 menjaga pandangan
33 Bab 33 Suami posesif
34 Bab 34 kembali mengusik
35 Bab 35 tak jadi bertemu
36 Bab 36 tujuanku memanjakanmu
37 Bab 37 menyadarkan diri
38 Ban 38 kegelisahan hati
39 Bab 39 bertamu
40 Bab 40 Bayangan yang tak sesuai kenyataan
41 Bab 41 pertemuan tak terduga
42 Bab 42 sekelumit kisah masa lalu
43 Bab 43 berusaha mengimbangi
44 Bab 44 wife materials
45 Bab 45 karma dari masa lalu
46 Bab 46 ikhlas dan merelakan
47 Bab 47 pertemuan pertama
48 Bab 48 menahan kesal
49 Bab 49 tetangga toxic
50 Bab 50 Rumah baru
51 Bab 51 Nasehat umi
52 Bab 52 ijin suami
53 Bab 53 Hari pertama jadi dosen
54 Bab 54 pasangan berang-berang
55 Bab 55 cinta yang sama
56 Bab 56 melepas rindu
57 Bab 57 lamaran
58 Bab 58 perasaan tertahan
59 Bab 59 kembalinya masa lalu
60 Bab 60 Insiden kecil di cafe
61 Bab 61 Sah jadi istriku
62 Ban 62 omongan keluarga
63 Bab 63 Rahasia Nizma
64 Bab 63 ungkapan perasaan
65 Bab 65 jangan bersedih
66 Bab 66 tempat tinggal masa kecil
67 Bab 67 Mencium bau pengkhianatan
68 Bab 68 Kemarahan Bagas
69 Bab 69 mengakui kesalahan
70 Bab 70 Modus terselubung Roy
71 Bab 71 Meluapkan keluh kesah
72 Bab 72 berangkat ke Singapura
73 Bab 73 bertemu dokter
74 Bab 74 memilih ikhlas
75 Bab 75 firasat
76 Bab 76 Sudah keluar
77 Bab 77 kejutan dari keluarga
78 Bab 78 Jebakan
79 Bab 79 menyelamatkan Bagas
80 BAB 80 Istriku pahlawanku
81 Bab 81 perjalanan jauh
82 bab 82 honeymoon
83 Bab 83 Tak sengaja bertemu
84 Bab 84 sebuah kabar
85 Bab 85 triplets
86 Bab 86 Aba dan Umma
87 Bab 87 penampilan baru bikin resah
88 Bab 88 pengagum rahasia
89 Bab 89 kejujuran Umi
90 Bab 90 berkumpulnya keluarga
91 Bab 91 meminta restu
92 Bab 92 pernikahan dadakan
93 Bab 93 mulai terkuak
94 Bab 94 sedikit fakta
95 Bab 95 Balasan Sean
96 Bab 96 merasa dibohongi
97 Bab 97 Permintaan Maaf
98 Bab 98 strategi
99 Bab 99 Memulai misi
100 Bab 100 jebakan
101 Bab 101 Secercah harapan
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106 nasehat Bagas
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 EKSTRA PART
139 Karya Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 01 Ikhlas
2
Bab 02 pertemuan pertama
3
Bab 03 Sebuah keputusan
4
Bab 04 berita pernikahan dan pertentangan
5
Bab 05 persiapan pernikahan
6
Bab 06 SAH!
7
Bab 07 Malam pertama
8
Bab 08 sarapan bersama
9
Bab 09 Mendadak gagap
10
Bab 10 aku, kamu
11
Bab 11 saingan baru
12
Bab 12 kurang ajar
13
Bab 13 Sebuah perhatian
14
Bab 14 sensitifnya perempuan
15
Bab 15 rumah baru
16
Bab 16 ingin mengenal lebih jauh
17
Bab 17 ungkapan hati
18
Bab 18 Tragedi dini hari
19
Bab 19 tentang Bagas
20
Bab 20 harus siap ditinggal tugas
21
Bab 21 Bukan siapa-siapa?
22
Bab 22 Spesial di mata orang yang tepat
23
Bab 23 Jadwal Ronda
24
Bab 24 bekal sebelum pergi
25
Bab 25 istri sholeha yang cerewet
26
Bab 26 Adek Marmut
27
Bab 27 tawaran menikah
28
bab 28 cemburu tapi gengsi
29
Bab 29 tak sabar bertemu
30
Bab 30 salah paham
31
Bab 31 takut kehilangan
32
Bab 32 menjaga pandangan
33
Bab 33 Suami posesif
34
Bab 34 kembali mengusik
35
Bab 35 tak jadi bertemu
36
Bab 36 tujuanku memanjakanmu
37
Bab 37 menyadarkan diri
38
Ban 38 kegelisahan hati
39
Bab 39 bertamu
40
Bab 40 Bayangan yang tak sesuai kenyataan
41
Bab 41 pertemuan tak terduga
42
Bab 42 sekelumit kisah masa lalu
43
Bab 43 berusaha mengimbangi
44
Bab 44 wife materials
45
Bab 45 karma dari masa lalu
46
Bab 46 ikhlas dan merelakan
47
Bab 47 pertemuan pertama
48
Bab 48 menahan kesal
49
Bab 49 tetangga toxic
50
Bab 50 Rumah baru
51
Bab 51 Nasehat umi
52
Bab 52 ijin suami
53
Bab 53 Hari pertama jadi dosen
54
Bab 54 pasangan berang-berang
55
Bab 55 cinta yang sama
56
Bab 56 melepas rindu
57
Bab 57 lamaran
58
Bab 58 perasaan tertahan
59
Bab 59 kembalinya masa lalu
60
Bab 60 Insiden kecil di cafe
61
Bab 61 Sah jadi istriku
62
Ban 62 omongan keluarga
63
Bab 63 Rahasia Nizma
64
Bab 63 ungkapan perasaan
65
Bab 65 jangan bersedih
66
Bab 66 tempat tinggal masa kecil
67
Bab 67 Mencium bau pengkhianatan
68
Bab 68 Kemarahan Bagas
69
Bab 69 mengakui kesalahan
70
Bab 70 Modus terselubung Roy
71
Bab 71 Meluapkan keluh kesah
72
Bab 72 berangkat ke Singapura
73
Bab 73 bertemu dokter
74
Bab 74 memilih ikhlas
75
Bab 75 firasat
76
Bab 76 Sudah keluar
77
Bab 77 kejutan dari keluarga
78
Bab 78 Jebakan
79
Bab 79 menyelamatkan Bagas
80
BAB 80 Istriku pahlawanku
81
Bab 81 perjalanan jauh
82
bab 82 honeymoon
83
Bab 83 Tak sengaja bertemu
84
Bab 84 sebuah kabar
85
Bab 85 triplets
86
Bab 86 Aba dan Umma
87
Bab 87 penampilan baru bikin resah
88
Bab 88 pengagum rahasia
89
Bab 89 kejujuran Umi
90
Bab 90 berkumpulnya keluarga
91
Bab 91 meminta restu
92
Bab 92 pernikahan dadakan
93
Bab 93 mulai terkuak
94
Bab 94 sedikit fakta
95
Bab 95 Balasan Sean
96
Bab 96 merasa dibohongi
97
Bab 97 Permintaan Maaf
98
Bab 98 strategi
99
Bab 99 Memulai misi
100
Bab 100 jebakan
101
Bab 101 Secercah harapan
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106 nasehat Bagas
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
EKSTRA PART
139
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!