Bab 02 pertemuan pertama

Bagas tak pernah menyangka jika seorang ustad Yusuf menawari dirinya menikah dengan putrinya.

"Cih, apa-paan pak tua itu? Kayaknya bener habis kebentur tu kepalanya. Kalau nggak mungkin sudah rabun." gerutu Bagas.

Dia terus berjalan sambil menyeka darah yang sempat keluar di ujung bibirnya dengan sebuah saput tangan. Dan sialnya saput tangan itu lagi-lagi pemberian ustad Yusuf.

...****************...

Keesokan harinya setelah berbicara dengan Nizma, Ustad Yusuf kembali menemui Bagas di markas tempat dirinya biasa tinggal bersama anak buah sesama preman. Bukan tempat tinggal permanen hanya sebuah tempat singgah saja. Sebuah bangunan yang sebenarnya gudang tua terbengkalai.

Kedatangan Ustad Yusuf tersebut tentu membuat para preman-preman itu keheranan.

"Assalamualaikum." ucap Ustad Yusuf kepada salah satu preman.

"Pak ustad ngapain? Mau ceramah. Salah tempat Pak. Hahaha." cemooh para preman itu.

"Saya kesini mau ketemu Nak Bagas. Apa dia ada di sini?" ucap Ustad Yusuf dengan santun.

"Ada di dalam Pak ustad cari sendiri." ucap preman-preman itu.

Ustad Yusuf pun berjalan masuk ke dalam bangunan itu. Dia melihat sosok bagas sedang tertidur dengan begitu pulas.

"Hidupmu begitu jauh tak seperti dulu." gumam Ustad Yusuf sembari menggelengkan kepalanya.

Perlahan dia menepuk lengan Bagas. Pria itu tak merespon hingga beberapa kali tepukan baru membuatnya terbangun.

"Arghh.. Siapa sih berani banget ganggu gue tidur." gerutu Bagas.

"Nak Bagas, ini saya." ucap Ustad Yusuf.

"Pak Ustad?" Bagas mengerjapkan kedua netranya untuk mengumpulkan kesadarannya.

"Ngapain Pak Ustad kemari?" tanya Bagas dengan dingin.

"Melanjutkan pembicaraan kita tempo hari nak Bagas. Tentang rencana pernikahan dengan Nizma putriku." ucap ustad Yusuf.

Bagas hanya tertawa sambil berdecak. Rupanya ucapan Ustad Yusuf tempo hari bukan sekedar iseng belaka.

"Hah, Pak Ustad masih ingat ucapan itu. Ku kira cuma bercanda. Ujar Bagas.

"Nizma sudah menerima perjodohan ini. Bagaimana kalau nak Bagas pergi ke rumah dan kita bicarakan bersama." ujar ustad Yusuf.

"Pak Ustad sebenarnya kenapa sih? Laki-laki di luar sana banyak yang jauh lebih baik dariku. Bisa-bisanya berandalan begini mau dijadikan mantu. Oh, atau jangan-jangan putri Pak Ustad penyakitan dan mau mati? Atau jangan-jangan dia bunting terus prianya kabur?" Bagas langsung berasumsi.

"Astaghfirulloh. Sama sekali tidak seperti itu Nak Bagas. putriku dalam keadaan sehat wal afiat serta tidak sedang mengandung. Dia dalam keadaan yang baik." ujar Ustad Yusuf meyakinkan.

"Lebih baik nak Bagas bersiap-siap dan temui saya di rumah. Abah tunggu." ucap Ustad Yusuf kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

"Abah." Entah kenapa mendengar panggilan itu membuat Bagas merasakan sebuah gemetar aneh di dalam hatinya.

Panggilan yang begitu dia rindukan kepada seseorang. Seseorang yang kini sangat jauh darinya hingga membuat dirinya seperti ini.

Bagas menghela nafas kasar. Telah lama hatinya dia tutup untuk semua orang bahkan kepada Tuhannya sendiri. Kepercayaan yang dulu begitu teguh tiba-tiba luntur oleh keadaan.

Namun teringat permintaan Ustad Yusuf akhirnya Bagas bergegas untuk bersiap menemuinya.

Bukan karena ingin segera menikah namun dia hanya penasaran dengan sosok putrinya. Seperti apa gadis yang bernasib apes karena hendak dinikahkan dengan dirinya.

"Bos, tumben rapi amat. Mau ikut kultumnya Pak Ustad?" celetuk salah satu anak buahnya.

Bagas tak menjawab dia hanya menatap tajam anak buahnya tersebut. Penampilan Bagas memang jauh lebih rapi ketimbang biasanya.

Jika setiap hari dia memakai kaos oblong berwarna hitam serta jaket kulit warna senada serta berbagai aksesoris seperti gelang rantai dan cincin bergambar tengkorak

Kini Bagas tampak lebih rapi dengan kemeja yang meski juga berwarna hitam. Lengan kemeja tersebut dia gulung sampai siku sehingga menunjukkan tatto di lengannya. Serta rambut gondrongnya dia kuncir sehingga terlihat lebih rapi.

Bagas mengendarai motor kesayangannya menuju pesantren Al Mumtaz dimana kediaman Ustad Yusuf berada.

Saat sampai di pesantren tersebut Bagas memarkirkan motornya kemudian berjalan memasuki gerbang pesantren.

Tampak orang-orang yang ada di tempat itu tampak heran sekaligus terkejut melihat Bagas. Namun Bagas tetap cuek dan melangkahkan kakinya memasuki tempat itu.

Namun saat berada di dalam Bagas sedikit bingung melihat banyak sekali bangunan. Dan mencari keberadaan rumah Ustad Yusuf sepertinya akan memakan waktu lama karena dia batu pertama kali memasuki area pesantren itu.

Bagas pun mencoba untuk bertanya kepada salah seorang tukang kebun yang kebetulan sedang membersihkan taman.

"Mang, rumah Pak Ustad Yusuf sebelah mana ya?" tanya Bagas.

"Oh, belakang bangunan itu belok kiri terus nganan Mas. Emang Masnya mau nagapainya?" ucap pria paruh baya tersebut.

"Mau cari bini." ucap Bagas.

"Astaghfirulloh.. Emangnya bininya Mas ini ada di rumah ustad Yusuf?" tanya mamang itu lagi.

Belum sempat Bagas menjawab pertanyaan mamang tadi tiba-tiba Ustad Yusuf sudah datang.

"Nak Bagas, akhirnya datang juga." senyum senang terpancar dari wajah pria paruh baya itu. Tak dipungkiri senyum ustad Yusuf begitu teduh dan sangat mengayomi sebagai sosok pemimpin pesantren. Bapak bagi banyak santri dan santriwati.

"Saya kesini karena permintaan Pak Ustad." ujar Bagas dingin.

"Ayo Nak Bagas, kita jalan-jalan di pesantren ini dulu sembari menunggu Nizma selesai mengajar " Ustad Yusuf pun mengajak Bagas berjalan mengelilingi pesantren tersebut.

Bagas menghela nafas kasar. Berada di tempat seperti ini membuat Bagas merasa risih sendiri. Banyak pasang mata yang menatapnya aneh karena penampilannya yang begitu kontras dengan ustad Yusuf.

Sepanjang berjalan Mengelilingi pesantren Ustad Yusuf tampak antusias menceritakan seluk beluk tentang pesantren ini. Meski sebenarnya Bagas tak terlalu menanggapinya.

Namun saat berjalan di depan salah satu ruang kelas Bagas mendengar suara yang begitu merdu. Pandangan Bagas langsung tertuju pada sumber suara itu. Dia mendekati jendela ruang kelas tersebut.

Namun langkahnya langsung terhenti saat seorang memanggilnya.

"Assalamualaikum, Ustad." ucap seorang pria dengan penampilan alim berbaju koko serta sarung dan peci.

"Waalaikumsallam, Arya. Sudah selesai mengajar?" tanya Ustad Yusuf.

"Alhamdulillah Ustad. Sudah selesai tinggal satu kelas lagi. Pak Ustad sedang ada keperluan?" jawab pria tersebut. Namun pandangannya sejak tadi mengarah pada Bagas. Tatapan yang begitu tak enak dilihat.

"Hanya sedang mengajak Nak Bagas berkeliling pesantren." ujar Ustad Yusuf.

Sebenarnya Arya penasaran dengan sosok Bagas ini. Namun dia urung bertanya karena merasa terintimidasi sendiri dengan tatapan tajam Bagas.

"Baiklah, Saya mau melanjutkan berkeliling dulu dengan Nak Bagas. Assalamualaikum." ustad Yusuf kemudian kembali mengajak Bagas berkeliling.

Setelah puas berkeliling mereka akhirnya menuju kediaman ustad Yusuf. Rumah yang cukup besar berada di dalam kawasan pesantren tersebut. Dengan suasana sejuk karena banyak tanaman hias tertata rapi di halamannya.

"ayo Nak Bagas silahkan masuk. Sebentar lagi putri Abah pasti sudah pulang." Ustad Yusuf mempersilahkan Bagas untuk masuk ke dalam rumah.

Sementara Ustadzah Mia tampak mengintip dari balik pintu kamarnya. Dia tahu bahwa suaminya pasti membawa pria itu ke rumah. Rasanya masih tak rela jika harus melepas putrinya untuk menjadi istri dari pria tersebut.

Tapi dia tak bisa berbuat banyak. Dia tahu suaminya tak pernah salah dalam mengambil keputusan. Biar hati ini belajar mengikhlaskan meski berat.

Bagas duduk di ruang tamu sementara ustad Yusuf memanggil Ustadzah Mia untuk menemui Bagas. Meski enggan namun dia tak mau menolak perintah suami.

Tak berselang lama datang seorang gadis dengan penampilan anggunnya memakai gamis berwarna ungu muda. Wajahnya begitu cantik meski tanpa polesan make up. Hidung mancung, mata hitam kecoklatan yang tampak bersinar dan bibir tipis berwarna pink alami.

"Assalamualaikum, Abah.. Umi." suara lembut gadis itu langsung menyalami dan mencium tangan kedua orang tuanya dengan begitu santun.

Bagas tertegun melihat gadis itu. Gadis secantik bidadari yang mungkin baru kali ini Bagas temui.

"Waalaikumsallam. Nizma sudah selesai mengajar? Duduklah disini nak." ujar Ustad Yusuf meminta Nizma putrinya duduk di sebelahnya.

"Nak Bagas, ini putriku yang bernama Nizma. Nizma ini nak Bagas yang abah bicarakan kemarin." Nizma hanya memandang Bagas sekilas kemudian kembali menunduk untuk menjaga pandangannya.

Sementara Bagas, entah kenapa tanpa sadar melengkungkan bibirnya menjadi sebuah senyum tipis tatkala melihat Nizma. Padahal pria itu terkenal dingin dan arogan. Bahkan sebuah senyum nampaknya tak pernah muncul selain seringaian mengejek. 'apa-apaan ini?'

"Sesuai dengan pembicaraan kemarin bagaimana Nak Bagas? Sudah melihat putri Abah? Sudah siap menikah kan dengan putri abah?" tanya Ustad Yusuf.

"Abah akan sangat senang jika kalian sama-sama setuju maka abah bisa segera menikahkan kalian. Kan Nizma juga sudah setuju." sebuah senyum penuh harapan terpancar di wajah ustad Yusuf namun tidak dengan ustadzah Mia.

Entah kenapa Bagas merasa seolah menangkap sesuatu yang aneh dari keluarga ustad ini. Bukannya senang tapi justru dia malah was-was sendiri. Jangan-jangan dia malah dijebak dalam pernikahan ini.

"Saya perlu bicara berdua dengan Nizma." ujar Bagas akhirnya.

...****************...

Terpopuler

Comments

tsuraya kenko

tsuraya kenko

adem bnr thor... lanjut ah

2024-02-28

0

Nur Lizza

Nur Lizza

lanjut.
bagas dpt durian runtuh

2023-10-06

3

Lili Lintangraya

Lili Lintangraya

suka awal cerita menarik.kisah islami,lanjut terus pokokny.tetap semngt&shat walafiat sllu,aamiin yra.

2023-08-28

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 Ikhlas
2 Bab 02 pertemuan pertama
3 Bab 03 Sebuah keputusan
4 Bab 04 berita pernikahan dan pertentangan
5 Bab 05 persiapan pernikahan
6 Bab 06 SAH!
7 Bab 07 Malam pertama
8 Bab 08 sarapan bersama
9 Bab 09 Mendadak gagap
10 Bab 10 aku, kamu
11 Bab 11 saingan baru
12 Bab 12 kurang ajar
13 Bab 13 Sebuah perhatian
14 Bab 14 sensitifnya perempuan
15 Bab 15 rumah baru
16 Bab 16 ingin mengenal lebih jauh
17 Bab 17 ungkapan hati
18 Bab 18 Tragedi dini hari
19 Bab 19 tentang Bagas
20 Bab 20 harus siap ditinggal tugas
21 Bab 21 Bukan siapa-siapa?
22 Bab 22 Spesial di mata orang yang tepat
23 Bab 23 Jadwal Ronda
24 Bab 24 bekal sebelum pergi
25 Bab 25 istri sholeha yang cerewet
26 Bab 26 Adek Marmut
27 Bab 27 tawaran menikah
28 bab 28 cemburu tapi gengsi
29 Bab 29 tak sabar bertemu
30 Bab 30 salah paham
31 Bab 31 takut kehilangan
32 Bab 32 menjaga pandangan
33 Bab 33 Suami posesif
34 Bab 34 kembali mengusik
35 Bab 35 tak jadi bertemu
36 Bab 36 tujuanku memanjakanmu
37 Bab 37 menyadarkan diri
38 Ban 38 kegelisahan hati
39 Bab 39 bertamu
40 Bab 40 Bayangan yang tak sesuai kenyataan
41 Bab 41 pertemuan tak terduga
42 Bab 42 sekelumit kisah masa lalu
43 Bab 43 berusaha mengimbangi
44 Bab 44 wife materials
45 Bab 45 karma dari masa lalu
46 Bab 46 ikhlas dan merelakan
47 Bab 47 pertemuan pertama
48 Bab 48 menahan kesal
49 Bab 49 tetangga toxic
50 Bab 50 Rumah baru
51 Bab 51 Nasehat umi
52 Bab 52 ijin suami
53 Bab 53 Hari pertama jadi dosen
54 Bab 54 pasangan berang-berang
55 Bab 55 cinta yang sama
56 Bab 56 melepas rindu
57 Bab 57 lamaran
58 Bab 58 perasaan tertahan
59 Bab 59 kembalinya masa lalu
60 Bab 60 Insiden kecil di cafe
61 Bab 61 Sah jadi istriku
62 Ban 62 omongan keluarga
63 Bab 63 Rahasia Nizma
64 Bab 63 ungkapan perasaan
65 Bab 65 jangan bersedih
66 Bab 66 tempat tinggal masa kecil
67 Bab 67 Mencium bau pengkhianatan
68 Bab 68 Kemarahan Bagas
69 Bab 69 mengakui kesalahan
70 Bab 70 Modus terselubung Roy
71 Bab 71 Meluapkan keluh kesah
72 Bab 72 berangkat ke Singapura
73 Bab 73 bertemu dokter
74 Bab 74 memilih ikhlas
75 Bab 75 firasat
76 Bab 76 Sudah keluar
77 Bab 77 kejutan dari keluarga
78 Bab 78 Jebakan
79 Bab 79 menyelamatkan Bagas
80 BAB 80 Istriku pahlawanku
81 Bab 81 perjalanan jauh
82 bab 82 honeymoon
83 Bab 83 Tak sengaja bertemu
84 Bab 84 sebuah kabar
85 Bab 85 triplets
86 Bab 86 Aba dan Umma
87 Bab 87 penampilan baru bikin resah
88 Bab 88 pengagum rahasia
89 Bab 89 kejujuran Umi
90 Bab 90 berkumpulnya keluarga
91 Bab 91 meminta restu
92 Bab 92 pernikahan dadakan
93 Bab 93 mulai terkuak
94 Bab 94 sedikit fakta
95 Bab 95 Balasan Sean
96 Bab 96 merasa dibohongi
97 Bab 97 Permintaan Maaf
98 Bab 98 strategi
99 Bab 99 Memulai misi
100 Bab 100 jebakan
101 Bab 101 Secercah harapan
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106 nasehat Bagas
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 EKSTRA PART
139 Karya Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 01 Ikhlas
2
Bab 02 pertemuan pertama
3
Bab 03 Sebuah keputusan
4
Bab 04 berita pernikahan dan pertentangan
5
Bab 05 persiapan pernikahan
6
Bab 06 SAH!
7
Bab 07 Malam pertama
8
Bab 08 sarapan bersama
9
Bab 09 Mendadak gagap
10
Bab 10 aku, kamu
11
Bab 11 saingan baru
12
Bab 12 kurang ajar
13
Bab 13 Sebuah perhatian
14
Bab 14 sensitifnya perempuan
15
Bab 15 rumah baru
16
Bab 16 ingin mengenal lebih jauh
17
Bab 17 ungkapan hati
18
Bab 18 Tragedi dini hari
19
Bab 19 tentang Bagas
20
Bab 20 harus siap ditinggal tugas
21
Bab 21 Bukan siapa-siapa?
22
Bab 22 Spesial di mata orang yang tepat
23
Bab 23 Jadwal Ronda
24
Bab 24 bekal sebelum pergi
25
Bab 25 istri sholeha yang cerewet
26
Bab 26 Adek Marmut
27
Bab 27 tawaran menikah
28
bab 28 cemburu tapi gengsi
29
Bab 29 tak sabar bertemu
30
Bab 30 salah paham
31
Bab 31 takut kehilangan
32
Bab 32 menjaga pandangan
33
Bab 33 Suami posesif
34
Bab 34 kembali mengusik
35
Bab 35 tak jadi bertemu
36
Bab 36 tujuanku memanjakanmu
37
Bab 37 menyadarkan diri
38
Ban 38 kegelisahan hati
39
Bab 39 bertamu
40
Bab 40 Bayangan yang tak sesuai kenyataan
41
Bab 41 pertemuan tak terduga
42
Bab 42 sekelumit kisah masa lalu
43
Bab 43 berusaha mengimbangi
44
Bab 44 wife materials
45
Bab 45 karma dari masa lalu
46
Bab 46 ikhlas dan merelakan
47
Bab 47 pertemuan pertama
48
Bab 48 menahan kesal
49
Bab 49 tetangga toxic
50
Bab 50 Rumah baru
51
Bab 51 Nasehat umi
52
Bab 52 ijin suami
53
Bab 53 Hari pertama jadi dosen
54
Bab 54 pasangan berang-berang
55
Bab 55 cinta yang sama
56
Bab 56 melepas rindu
57
Bab 57 lamaran
58
Bab 58 perasaan tertahan
59
Bab 59 kembalinya masa lalu
60
Bab 60 Insiden kecil di cafe
61
Bab 61 Sah jadi istriku
62
Ban 62 omongan keluarga
63
Bab 63 Rahasia Nizma
64
Bab 63 ungkapan perasaan
65
Bab 65 jangan bersedih
66
Bab 66 tempat tinggal masa kecil
67
Bab 67 Mencium bau pengkhianatan
68
Bab 68 Kemarahan Bagas
69
Bab 69 mengakui kesalahan
70
Bab 70 Modus terselubung Roy
71
Bab 71 Meluapkan keluh kesah
72
Bab 72 berangkat ke Singapura
73
Bab 73 bertemu dokter
74
Bab 74 memilih ikhlas
75
Bab 75 firasat
76
Bab 76 Sudah keluar
77
Bab 77 kejutan dari keluarga
78
Bab 78 Jebakan
79
Bab 79 menyelamatkan Bagas
80
BAB 80 Istriku pahlawanku
81
Bab 81 perjalanan jauh
82
bab 82 honeymoon
83
Bab 83 Tak sengaja bertemu
84
Bab 84 sebuah kabar
85
Bab 85 triplets
86
Bab 86 Aba dan Umma
87
Bab 87 penampilan baru bikin resah
88
Bab 88 pengagum rahasia
89
Bab 89 kejujuran Umi
90
Bab 90 berkumpulnya keluarga
91
Bab 91 meminta restu
92
Bab 92 pernikahan dadakan
93
Bab 93 mulai terkuak
94
Bab 94 sedikit fakta
95
Bab 95 Balasan Sean
96
Bab 96 merasa dibohongi
97
Bab 97 Permintaan Maaf
98
Bab 98 strategi
99
Bab 99 Memulai misi
100
Bab 100 jebakan
101
Bab 101 Secercah harapan
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106 nasehat Bagas
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
EKSTRA PART
139
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!