Bab 14 sensitifnya perempuan

Badan Nizma terasa begitu panas juga pusing. Sejak tadi dia bermimpi tentang kejadian masa kecil yang benar-benar membuatnya ketakutan.

Bulir-bulir keringat membasahi seluruh tubuhnya. Namun usapan lembut yang dia rasakan perlahan membuatnya terbangun. Dia melihat Bagas yang tengah duduk di sampingnya.

Merasa begitu lega Nizma langsung memeluk Bagas. Rasanya dia tak mau jauh-jauh dari Bagas karena pria itu selalu membuatnya merasa aman.

Melihat suhu tubuh dan kondisi Nizma yang basah oleh keringat Bagas pun berinisiatif untuk membuka jilbab Nizma. Lebih tepatnya memberanikan diri.

Merasakan pergerakan tangan Bagas yang hendak menarik jilbabnya Nizma pun tersadar dan langsung menatap Bagas.

Dia menyentuh tangan Bagas dan ingin memastikan apakah suaminya ingin dia melepas hijabnya.

"A-abang mau aku lepas hijab?" Nizma memberanikan diri bertanya kepada Bagas.

Bagas pun terdiam. Dia benar-benar malu karena ulahnya. Bisa saja Nizma menolak jadi dengan cepat Bagas menggeleng.

"T-tidak, aku akan ambilkan jilbab baru. Milikmu basah." Bagas beranjak dari ranjang dan menuju lemari pakaian Nizma. Mencari keberadaan jilbab miliknya.

Bagas melihat lemari pakaian itu tersusun begitu rapi. Dan kedua netranya menangkap jajaran benda privasi milik Nizma yang tampak menggemaskan dengan berbagai macam warna dan memiliki renda.

"Ah, sial kenapa mataku malah melihat itu." batin Bagas.pikirannya sudah melalang buana.

Bagas segera mengambil salah satu jilbab dan memberikannya kepada Nizma.

"Pakai ini. Biar nyenyak tidur kamu." Bagas pun berbalik mempersilahkan Nizma untuk mengganti jilbabnya.

Sementara Nizma dengan terpaksa menerima jilbab itu. Ada gurat kekecewaan di hati Nizma. Rupanya Bagas masih belum mau menerima dirinya.

"apa aku benar-benar tidak menarik di mata abang sampai abang tidak pernah punya niatan melihatku." batin Nizma nelangsa.

Nizma pun kembali berbaring setelah minum obat. Bagas mengambil waslap yang sudah dibasahi air dingin dan mengompres nya ke kening Nizma.

Nizma memejamkan kedua netranya berusaha menormalkan suasana hatinya. Tubuhnya yang terasa panas dan lemah kini bertambah sakit hati benar-benar membuatnya semakin resah.

Tanpa sadar Nizma pun meneteskan air mata di kedua sudut netranya.

Bagas yang masih terjaga melihat Nizma menangis menjadi semakin gelisah. Tak pernah dirinya segelisah ini memikirkan orang lain.

"Apa begitu sakit yang kamu rasakan sampai tidur sambil menangis begini." ingin sekali Bagas memeluk Nizma namun lagi-lagi egonya menahan untuk itu.

...****************...

Keesokan paginya Nizma masih merasakan pusing. Bahkan setelah menunaikan ibadah shalat subuh Nizma kembali tidur. Rasanya sangat enggan untuk kembali bangun. Terlebih memikirkan tentang Bagas semalam. Rasa dongkol di hatinya masih saja belum menghilang.

"Nizma, bangun dulu yuk. Sarapan dulu aku belikan bubur ini." Bagas menepuk lengan Nizma untuk membangunkannya.

Perlahan Nizma mulai menggeliatkan tubuhnya yang terasa kaku. Mengerjapkan kedua netranya.

"Abang.." ucap Nizma lirih.

"Makan dulu." Bagas menyodorkan semangkuk bubur ayam kepada Nizma.

Mau tak mau Nizma menerimanya. Namun saat memakannya baru dua sendok dia pun kembali meletakkan mangkuk tersebut.

"Kenapa?" tanya Bagas.

"nggak enak, pahit."

"Ya itu karena kamu aja yang kurang sehat. Jadi terasa pahit." Bagas pun meraih mangkuk tersebut dan menyuapi Nizma.

Nizma awalnya menggeleng namun Bagas tetap memaksanya. Akhirnya dengan terpaksa Nizma membuka mulutnya sambil kedua netranya berembun.

"Gini aja ribet banget sih. Tinggal makan apa susahnya. Jangan cengeng." seperti biasa ucapan Bagas selalu nyelekit. Jika biasanya Nizma dengan biasa merespon ucapan Bagas namun kali ini berbeda.

Hatinya begitu sensitif sehingga ucapan Bagas terasa begitu melukai perasaannya. Air mata yang keluar dari netranya menjadi semakin deras dan membuatnya semakin terisak.

"Abang kalau nggak ikhlas ngurus aku nggak usah sok perhatian deh. Iya aku emang ngrepotin abang, aku ribet aku cengeng. Abang pergi aja kalau nggak mau aku repotin. Hiks.. Hiks.." Nizma makin meraung.

"Loh, kok marah beneran." Ah, lagi-lagi Bagas merusak suasana.

Bagas berusaha menenangkan Nizma dengan mengusap puncak kepalanya. Rasanya begitu bersalah telah mengomeli Nizma yang sedang dalam keadaan sakit begini.

"Maaf ya, aku salah ngomong tadi." Bagas pun bingung harus bagaimana. Kebiasaannya berbicara dengan para anak buahnya jadi terbawa. Kini Bagas benar-benar bingung karena untuk pertama kalinya berhadapan dengan makhluk super ribet bernama perempuan.

Nizma yang kesal masih saja tak mau merespon Bagas meski tangisnya sudah mereda. Sepertinya gadis itu benar-benar ngambek. Bagas yang tak tau harus bagaimana pun akhirnya memilih keluar kamar. Tak tahan dengan suasana didalam sana.

Bagas duduk di teras sambil mengurut pelipisnya. Ternyata menikah tak segampang yang dia lihat. Menyatukan dua karakter yang berbeda tentu sangat luar biasa sulitnya apalagi pernikahan mereka bukan berlandaskan atas dasar cinta.

"Gimana aku harus menghadapinya setiap hari? Aku merasa tolol jika begini." Bagas bergumam sendiri.

"Nak Bagas." Tiba-tiba bariton yang memanggilnya membuat Bagas terkesiap.

"Abah." jawab Bagas.

"Boleh abah berbicara dengan kamu?" ucap Ustad Yusuf.

"Iya Abah, silahkan."

"Bagaimana keadaan Nizma? Masih demam?" tanya Ustad Yusuf.

"Demamnya sudah turun tapi tubuhnya masih kelihatan lemah Abah. Jadi dia masih istirahat di kamarnya." ujar Bagas.

"Maaf ya, Nizma agak sensitif kalau sakit. Mungkin kamu akan sedikit kaget dengan sikapnya tapi Abah tak bisa berbuat banyak. Trauma di masa kecilnya masih saja menghantuinya." ujar Ustad Yusuf.

"Memangnya apa yang terjadi dengan Nizma saat kecil Abah?" Bagas pun penasaran dengan kejadian tersebut.

"Nizma pernah menjadi korban penculikan. Dia disekap selama dua hari. Dan sejak kejadian itu Nizma selalu ketakutan bahkan traumanya kadang masih datang sampai saat ini." ujar Ustad Yusuf.

"Nizma pernah diculik? Siapa yang melakukannya Abah?" Bagas begitu terkejut mendengar kabar tersebut.

"Musuh abah, Dulu abah bukan orang seperti ini. Dulu abah seorang yang jauh dari kata baik. Abah memiliki banyak musuh." Ustad Yusuf pun menceritakan tentang masa lalunya.

Bagas pun menatap mertuanya tersebut dengan seksama. Namun rasanya sangat tidak mungkin melihat sosok Ustad Yusuf menjadi orang jahat. Pribadinya yang ramah, murah senyum dan sangat family man tentu sangat tidak cocok menjadi penjahat.

Bagas pun tertawa mendengar pengakuan Ustad Yusuf. "Mana mungkin Abah menjadi orang jahat. Benar-benar tidak cocok."

"Abah berubah jadi begini karena Abimana. Abah kamu." ucap Ustad Yusuf akhirnya.

DEG!!

Bagas seketika menegakkan tubuhnya mendengar nama Abimana. Orang tua yang telah meninggalkannya hingga membuatnya frustasi dan seperti ini.

"J-jadi abah.. Teman Abahku?" Bagas begitu terkejut.

"Iya, Kami bersahabat dan Abah menikahkanmu dengan Nizma sebenarnya adalah permintaan dari Abahmu sebelum dia pergi. Bagas, kamu sudah abah anggap seperti anak sendiri. Bahkan Abah sudah mengawasi kamu sejak lama." Ustad Yusuf menepuk bahu Bagas.

Sekejap rasa rindu itu mulai menjalar merasuk ke dalam relung hatinya. Rindu begitu rindu teramat dalam pada sang ayah. Sosok yang telah membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Lalu meninggalkannya hingga membuat Bagas merasa kecewa dan memberontak kepada sang Pencipta.

...****************...

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

sabar y bagas

2023-10-11

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 Ikhlas
2 Bab 02 pertemuan pertama
3 Bab 03 Sebuah keputusan
4 Bab 04 berita pernikahan dan pertentangan
5 Bab 05 persiapan pernikahan
6 Bab 06 SAH!
7 Bab 07 Malam pertama
8 Bab 08 sarapan bersama
9 Bab 09 Mendadak gagap
10 Bab 10 aku, kamu
11 Bab 11 saingan baru
12 Bab 12 kurang ajar
13 Bab 13 Sebuah perhatian
14 Bab 14 sensitifnya perempuan
15 Bab 15 rumah baru
16 Bab 16 ingin mengenal lebih jauh
17 Bab 17 ungkapan hati
18 Bab 18 Tragedi dini hari
19 Bab 19 tentang Bagas
20 Bab 20 harus siap ditinggal tugas
21 Bab 21 Bukan siapa-siapa?
22 Bab 22 Spesial di mata orang yang tepat
23 Bab 23 Jadwal Ronda
24 Bab 24 bekal sebelum pergi
25 Bab 25 istri sholeha yang cerewet
26 Bab 26 Adek Marmut
27 Bab 27 tawaran menikah
28 bab 28 cemburu tapi gengsi
29 Bab 29 tak sabar bertemu
30 Bab 30 salah paham
31 Bab 31 takut kehilangan
32 Bab 32 menjaga pandangan
33 Bab 33 Suami posesif
34 Bab 34 kembali mengusik
35 Bab 35 tak jadi bertemu
36 Bab 36 tujuanku memanjakanmu
37 Bab 37 menyadarkan diri
38 Ban 38 kegelisahan hati
39 Bab 39 bertamu
40 Bab 40 Bayangan yang tak sesuai kenyataan
41 Bab 41 pertemuan tak terduga
42 Bab 42 sekelumit kisah masa lalu
43 Bab 43 berusaha mengimbangi
44 Bab 44 wife materials
45 Bab 45 karma dari masa lalu
46 Bab 46 ikhlas dan merelakan
47 Bab 47 pertemuan pertama
48 Bab 48 menahan kesal
49 Bab 49 tetangga toxic
50 Bab 50 Rumah baru
51 Bab 51 Nasehat umi
52 Bab 52 ijin suami
53 Bab 53 Hari pertama jadi dosen
54 Bab 54 pasangan berang-berang
55 Bab 55 cinta yang sama
56 Bab 56 melepas rindu
57 Bab 57 lamaran
58 Bab 58 perasaan tertahan
59 Bab 59 kembalinya masa lalu
60 Bab 60 Insiden kecil di cafe
61 Bab 61 Sah jadi istriku
62 Ban 62 omongan keluarga
63 Bab 63 Rahasia Nizma
64 Bab 63 ungkapan perasaan
65 Bab 65 jangan bersedih
66 Bab 66 tempat tinggal masa kecil
67 Bab 67 Mencium bau pengkhianatan
68 Bab 68 Kemarahan Bagas
69 Bab 69 mengakui kesalahan
70 Bab 70 Modus terselubung Roy
71 Bab 71 Meluapkan keluh kesah
72 Bab 72 berangkat ke Singapura
73 Bab 73 bertemu dokter
74 Bab 74 memilih ikhlas
75 Bab 75 firasat
76 Bab 76 Sudah keluar
77 Bab 77 kejutan dari keluarga
78 Bab 78 Jebakan
79 Bab 79 menyelamatkan Bagas
80 BAB 80 Istriku pahlawanku
81 Bab 81 perjalanan jauh
82 bab 82 honeymoon
83 Bab 83 Tak sengaja bertemu
84 Bab 84 sebuah kabar
85 Bab 85 triplets
86 Bab 86 Aba dan Umma
87 Bab 87 penampilan baru bikin resah
88 Bab 88 pengagum rahasia
89 Bab 89 kejujuran Umi
90 Bab 90 berkumpulnya keluarga
91 Bab 91 meminta restu
92 Bab 92 pernikahan dadakan
93 Bab 93 mulai terkuak
94 Bab 94 sedikit fakta
95 Bab 95 Balasan Sean
96 Bab 96 merasa dibohongi
97 Bab 97 Permintaan Maaf
98 Bab 98 strategi
99 Bab 99 Memulai misi
100 Bab 100 jebakan
101 Bab 101 Secercah harapan
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106 nasehat Bagas
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 EKSTRA PART
139 Karya Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 01 Ikhlas
2
Bab 02 pertemuan pertama
3
Bab 03 Sebuah keputusan
4
Bab 04 berita pernikahan dan pertentangan
5
Bab 05 persiapan pernikahan
6
Bab 06 SAH!
7
Bab 07 Malam pertama
8
Bab 08 sarapan bersama
9
Bab 09 Mendadak gagap
10
Bab 10 aku, kamu
11
Bab 11 saingan baru
12
Bab 12 kurang ajar
13
Bab 13 Sebuah perhatian
14
Bab 14 sensitifnya perempuan
15
Bab 15 rumah baru
16
Bab 16 ingin mengenal lebih jauh
17
Bab 17 ungkapan hati
18
Bab 18 Tragedi dini hari
19
Bab 19 tentang Bagas
20
Bab 20 harus siap ditinggal tugas
21
Bab 21 Bukan siapa-siapa?
22
Bab 22 Spesial di mata orang yang tepat
23
Bab 23 Jadwal Ronda
24
Bab 24 bekal sebelum pergi
25
Bab 25 istri sholeha yang cerewet
26
Bab 26 Adek Marmut
27
Bab 27 tawaran menikah
28
bab 28 cemburu tapi gengsi
29
Bab 29 tak sabar bertemu
30
Bab 30 salah paham
31
Bab 31 takut kehilangan
32
Bab 32 menjaga pandangan
33
Bab 33 Suami posesif
34
Bab 34 kembali mengusik
35
Bab 35 tak jadi bertemu
36
Bab 36 tujuanku memanjakanmu
37
Bab 37 menyadarkan diri
38
Ban 38 kegelisahan hati
39
Bab 39 bertamu
40
Bab 40 Bayangan yang tak sesuai kenyataan
41
Bab 41 pertemuan tak terduga
42
Bab 42 sekelumit kisah masa lalu
43
Bab 43 berusaha mengimbangi
44
Bab 44 wife materials
45
Bab 45 karma dari masa lalu
46
Bab 46 ikhlas dan merelakan
47
Bab 47 pertemuan pertama
48
Bab 48 menahan kesal
49
Bab 49 tetangga toxic
50
Bab 50 Rumah baru
51
Bab 51 Nasehat umi
52
Bab 52 ijin suami
53
Bab 53 Hari pertama jadi dosen
54
Bab 54 pasangan berang-berang
55
Bab 55 cinta yang sama
56
Bab 56 melepas rindu
57
Bab 57 lamaran
58
Bab 58 perasaan tertahan
59
Bab 59 kembalinya masa lalu
60
Bab 60 Insiden kecil di cafe
61
Bab 61 Sah jadi istriku
62
Ban 62 omongan keluarga
63
Bab 63 Rahasia Nizma
64
Bab 63 ungkapan perasaan
65
Bab 65 jangan bersedih
66
Bab 66 tempat tinggal masa kecil
67
Bab 67 Mencium bau pengkhianatan
68
Bab 68 Kemarahan Bagas
69
Bab 69 mengakui kesalahan
70
Bab 70 Modus terselubung Roy
71
Bab 71 Meluapkan keluh kesah
72
Bab 72 berangkat ke Singapura
73
Bab 73 bertemu dokter
74
Bab 74 memilih ikhlas
75
Bab 75 firasat
76
Bab 76 Sudah keluar
77
Bab 77 kejutan dari keluarga
78
Bab 78 Jebakan
79
Bab 79 menyelamatkan Bagas
80
BAB 80 Istriku pahlawanku
81
Bab 81 perjalanan jauh
82
bab 82 honeymoon
83
Bab 83 Tak sengaja bertemu
84
Bab 84 sebuah kabar
85
Bab 85 triplets
86
Bab 86 Aba dan Umma
87
Bab 87 penampilan baru bikin resah
88
Bab 88 pengagum rahasia
89
Bab 89 kejujuran Umi
90
Bab 90 berkumpulnya keluarga
91
Bab 91 meminta restu
92
Bab 92 pernikahan dadakan
93
Bab 93 mulai terkuak
94
Bab 94 sedikit fakta
95
Bab 95 Balasan Sean
96
Bab 96 merasa dibohongi
97
Bab 97 Permintaan Maaf
98
Bab 98 strategi
99
Bab 99 Memulai misi
100
Bab 100 jebakan
101
Bab 101 Secercah harapan
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106 nasehat Bagas
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
EKSTRA PART
139
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!