Bab 19 tentang Bagas

Sepanjang waktu sarapan keduanya tampak diam. Baik Bagas maupun Nizma seolah merasa canggung sendiri. Hal itu disebabkan oleh pikiran-pikiran kotor yang merasuki mereka.

Bagas memikirkan tentang banyak hal. Melihat betapa polosnya Nizma membuat Bagas harus berpikir bagaimana memulainya saat tiba waktunya nanti. Dia pasti harus bersabar mengajari Nizma banyak hal. Tapi sepertinya seru juga apalagi Nizma adalah gadis baik-baik jadi harus diperlakukan dengan baik.

Sementara Nizma pikirannya masih menjurus ke arat 'situ' saja. Sejak Bagas menempelkan tangannya ke area vital pria itu kini Nizma jadi terkontaminasi. Bahkan dia masih bisa merasakan tangannya memegang benda itu. Nizma terus dibuat bergidik ngeri dengan bayangannya sendiri.

Tak ingin suasana terus berlangsung seperti ini maka Bagas harua segera bertindak untuk mengalihkan pikiran mereka masing-masing.

"Nizma, setelah ini kamu siap-siap ya." ujar Bagas.

"Memangnya mau kemana Abang?" tanya Nizma kemudian.

"Katanya kamu ingin tahu tentang aku. Jadi yang pertama kamu perlu tahu pekerjaanku dulu." ucap Bagas akhirnya.

"Ah, iya abang." Nizma begitu senang akhirnya Bagas mulai terbuka tentang dirinya.

Setelah bersiap kini Nizma pergi dengan Bagas mengendarai mobil. Nizma sedikit terkejut dengan mobil milik Bagas.

Mobil sport mewah keluaran terbaru yang pastinya harganya tak main-main.

"Ini mobil siapa abang?" Nizma tampak terkejut.

"Mobil aku." ucap Bagas.

Nizma semakin penasaran dengan pekerjaan Bagas sebenarnya. Sungguh mudah sekali sepertinya pria itu mendapatkan uang.

Setelah menempuh kurang lebih satu jam perjalanan mereka tiba di sebuah hotel bintang lima. Nizma mengerutkan keningnya saat Bagas dengan santainya melenggang memasuki loby hotel tersebut.

Para resepsionis tampak tunduk sopan menyambut Bagas. Tapi pandangannya langsung tertuju pada sosok Nizma yang sejak tadi bergandengan tangan dengan Bagas.

Gadis itu tampak cantik mengenakan gamis berwarna ungu muda dengan hijab yang senada. Terlihat sangat anggun.

Cukup kontras dengan penampilan Bagas yang terlihat sangar mengenakan outfit ripped jeans dan juga kemeja hitam warna andalannya. Serta rambut gondrongnya yang dibiarkan tergerai bebas.

Nizma dan Bagas memasuki sebuah lift. Bagas menempelkan jempolnya sebagai akses untuk menuju ke suatu tempat.

Namun saat lift berjalan Nizma merasakan pergerakan yang berbeda.

"Abang. Kok Lift nya jalan ke bawah bukannya ke atas?" Nizma terkejut bahkan dia langsung memegang erat lengan Bagas.

"Tempat kerjaku memang dibawah gedung ini Nizma." ujar Bagas santai.

Sesaat kemudian pintu lift terbuka. Nizma terkejut saat melihat ruangan luas dengan nuansa monokrom.

Saat memasuki ruangan itu Bagas langsung disambut oleh para anak buahnya yang sebagian Nizma ketahui karena acara di kediamannya beberapa waktu lalu.

"Selamat pagi Bos." sapa mereka dengan menundukkan tubuhnya.

"Selamat pagi." Ucap Bagas singkat. Dia terus menggandeng tangan Nizma menuju sebuah ruangan.

"Tumben Bos ajak istrinya kesini?" ucap Ares.

"Husss.. Biarin jangan komen mulu. Ntar bos denger bisa berabe." ujar Jaka.

Bagas mengajak Nizma memasuki sebuah ruangan. saat pintu baru saja dibuka dia langsung terkejut melihat ruangan dengan interior yang sangat mewah. keseluruhannya didominasi warna emas dan hitam. Sangat kontras dengan ruangan sebelumnya.

Sementara itu di sebelah meja kerja tampak kaca besar yang tampak pemandangan laut yang membentang. Sungguh sangat indah.

"Padahal ini ruang bawah tanah tapi kenapa bisa ada pemandangan laut di sini?" Nizma pun bingung. Memang jika hotel tersebut dekat laut tapi tak mengira dia melihat pemandangan seindah itu.

"ini ruangan kerjaku Nizma." ujar Bagas.

"ini? Ruangan kerja abang? Memangnya ini perusahaan atau apa abang?" Nizma tampak bingung sementara di salah satu dinding ruangan itu Nizma bisa melihat foto Bagas yang berdiri bersama orang-orang penting seperti pejabat negara bahkan presiden. Serta beberapa orang-orang penting lainnya.

"Terus ini, mereka semua kenal abang?" Nizma tampak heran.

"Iya, mereka semua pernah jadi klienku." ucap Bagas.

"Klien?"

"Aku menyediakan jasa pengawalan khusus untuk orang-orang itu. Kami bekerja untuk memastikan keselamatan mereka tapi secara tersembunyi." ujar Bagas akhirnya.

"Maksudnya abang jadi mata-mata?"

"Hampir semacamnya tapi hanya untuk melindungi klien dari serangan musuh. Dan kami bekerja di balik layar. Jika seorang pengawal biasanya akan berdiri langsung didekat mereka maka kami yang memastikan keamanan mereka dari jauh." Bagas coba menjelaskan.

"Jadi mereka semuanya tadi karyawan abang?" tanya Nizma.

"Iya, mereka adalah staf yang terlatih khusus. Awalnya mereka adalah preman jalanan yang tak tentu arah. Tapi aku memberinya bekal pelatihan khusus hingga menjadi seperti sekarang ini." ujar Bagas.

"Kenapa abang bisa melatih mereka seperti itu?" Nizma yang masih penasaran pun terus bertanya.

"Karena aku dulu adalah seorang polisi." ujar Bagas.

"Polisi?"

"Ya, tapi ada seseorang yang memfitnahku hingga akhirnya aku harus dipenjara dan dipecat secara tidak hormat. Aku dituduh menggelapkan barang bukti berupa obat terlarang. Padahal aku sama sekali tak melakukannya." mengingat masa lalu kadang membuat Bagas harus menahan emosinya.

Nizma tahu Bagas saat ini sedang bersedih mengingat masa lalunya. Perlahan gadis itu meraih tangan Bagas dan menggenggamnya.

"Abang yang sabar ya. Semua orang pasti memiliki sebuah ujian dan masalah. Tapi ketika abang berhasil melewatinya InsyaAllah Abang adalah orang pilihan Allah yang dipercaya." tutur kata Nizma yang lembut tentu saja membuat Bagas merasa senang.

"Iya Nizma. Jika saja abang tak dipecat dari kepolisian mungkin aku tak akan memiliki perusahaan ini. Meski aku bekerja dibawah tanah tapi aku bisa menghasilkan banyak uang dari pekerjaan ini. Dan alasan utamaku memilih pekerjaan ini juga untuk mencari keberadaan ibuku." ucap Bagas akhirnya.

"Ibu abang? Memangnya beliau kemana?" Nizma begitu penasaran karen baru kali ini Bagas mau menyinggung tentang masalah pribadinya.

"Ibuku diculik seseorang saat aku masih berusia sepuluh tahun. Sementara Abah sejak kejadian itu membekaliku dengan pendidikan dan bela diri.

Abah menggembleng kemampuanku hingga bisa mengenali musuh. Cara membaca dan memprediksi pergerakan musuh. Hingga akhirnya Abah memberiku hotel ini.

Awalnya aku terkejut bagaimana bisa Abah memiliki hotel sebesar ini. Namun aku menemukan sebuah ruangan bawah tanah ini. Ruangan ini masih baru dan ksosong. Aku tidak tahu apa fungsinya namun saat Abah sakit dia memberitahukan aku untuk membangun sebuah kerajaan yang tak kasat mata. Yang didalamnya semua orang itu akan melindungi orang lain dan membentuk kekuatan besar." ujar Bagas.

"Dengan segala kemampuanku aku mengerahkan semua ini. Tapi saa aku hampir menemui titik sukses tiba-tiba Abah meninggalkan aku. Aku begitu frustasi dan marah. Buka hanya kepada diriku sendiri tapi juga kepada Tuhan. Orang yang aku sayangi justru mereka semua telah pergi." Bagas menghela nafasnya kasar.

Nizma hanya bisa diam membisu mendengar cerita Bagas.

"Itu sebabnya Nizma. Aku besar tanpa seorang ibu. Aku tak pernah merasakan bagaimana cinta dan kelembutan. Sejak kecil aku digembleng untuk hidup dengan keras. Saat Abah mulai menunjukkan cintanya tiba-tiba dia malah pergi meninggalkan dunia ini. Sejak saat itu rasanya hatiku telah mati tak merasakan apa itu cinta."

Nizma tak kuasa menahan air matanya. Dia begitu sedih mendengar kisah pilu di masa lalu Bagas. Akhirnya tanpa diminta Nizma mendekati Bagas dan langsung memeluknya.

"Abang, aku bahkan tidak bisa membayangkan betapa kesepiannya abang selama ini. Abang memang luar biasa. Tapi sekarang abang jangan khawatir. Aku akan selalu ada untuk abang. Akan selalu menemani abang. Dan juga memberi cinta untuk abang."

"Terimakasih Nizma. Kau begitu baik. Maaf aku yang masih sering menyakiti kamu. Bisa kan bersabar menungguku?" Bagas membalas pelukan Nizma. Ternyata pelukan dari Nizma terasa begitu lega untuknya.

"Tapi abang, ada pertanyaan lagi. Abang begitu fasih mengaji juga pengetahuan agama Abang cukup bagus. Apa Abah juga mengajarinya?" tanya Nizma.

"Ya, jamu tahu pesantren Al-Iman?" ucap Bagas setelah melepas pelukannya.

"Iya tahu, pesantren besar di jalan Pattimura itu kan?"

"Itu milik almarhum Abah. Aku lahir dan tumbuh disana. Tapi setelah kepergian abah aku memutuskan untuk pergi. Aku bahkan membulatkan tekadku untuk tidak akan lagi menginjakkan kakiku disana. Aku terlalu trauma dengan tempat itu."

Dan untuk pertama kalinya Bagas menceritakan kisah hidupnya kepada orang lain.

...****************...

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

Bagas, good luck fighting the enemy that has hidden your mother ✊

2024-01-28

1

Pengguna system v.02

Pengguna system v.02

minimaL disebutin lah type mobiL nya thor, biar greget gituu

2024-01-09

1

ovi

ovi

lnjut kk

2023-12-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 Ikhlas
2 Bab 02 pertemuan pertama
3 Bab 03 Sebuah keputusan
4 Bab 04 berita pernikahan dan pertentangan
5 Bab 05 persiapan pernikahan
6 Bab 06 SAH!
7 Bab 07 Malam pertama
8 Bab 08 sarapan bersama
9 Bab 09 Mendadak gagap
10 Bab 10 aku, kamu
11 Bab 11 saingan baru
12 Bab 12 kurang ajar
13 Bab 13 Sebuah perhatian
14 Bab 14 sensitifnya perempuan
15 Bab 15 rumah baru
16 Bab 16 ingin mengenal lebih jauh
17 Bab 17 ungkapan hati
18 Bab 18 Tragedi dini hari
19 Bab 19 tentang Bagas
20 Bab 20 harus siap ditinggal tugas
21 Bab 21 Bukan siapa-siapa?
22 Bab 22 Spesial di mata orang yang tepat
23 Bab 23 Jadwal Ronda
24 Bab 24 bekal sebelum pergi
25 Bab 25 istri sholeha yang cerewet
26 Bab 26 Adek Marmut
27 Bab 27 tawaran menikah
28 bab 28 cemburu tapi gengsi
29 Bab 29 tak sabar bertemu
30 Bab 30 salah paham
31 Bab 31 takut kehilangan
32 Bab 32 menjaga pandangan
33 Bab 33 Suami posesif
34 Bab 34 kembali mengusik
35 Bab 35 tak jadi bertemu
36 Bab 36 tujuanku memanjakanmu
37 Bab 37 menyadarkan diri
38 Ban 38 kegelisahan hati
39 Bab 39 bertamu
40 Bab 40 Bayangan yang tak sesuai kenyataan
41 Bab 41 pertemuan tak terduga
42 Bab 42 sekelumit kisah masa lalu
43 Bab 43 berusaha mengimbangi
44 Bab 44 wife materials
45 Bab 45 karma dari masa lalu
46 Bab 46 ikhlas dan merelakan
47 Bab 47 pertemuan pertama
48 Bab 48 menahan kesal
49 Bab 49 tetangga toxic
50 Bab 50 Rumah baru
51 Bab 51 Nasehat umi
52 Bab 52 ijin suami
53 Bab 53 Hari pertama jadi dosen
54 Bab 54 pasangan berang-berang
55 Bab 55 cinta yang sama
56 Bab 56 melepas rindu
57 Bab 57 lamaran
58 Bab 58 perasaan tertahan
59 Bab 59 kembalinya masa lalu
60 Bab 60 Insiden kecil di cafe
61 Bab 61 Sah jadi istriku
62 Ban 62 omongan keluarga
63 Bab 63 Rahasia Nizma
64 Bab 63 ungkapan perasaan
65 Bab 65 jangan bersedih
66 Bab 66 tempat tinggal masa kecil
67 Bab 67 Mencium bau pengkhianatan
68 Bab 68 Kemarahan Bagas
69 Bab 69 mengakui kesalahan
70 Bab 70 Modus terselubung Roy
71 Bab 71 Meluapkan keluh kesah
72 Bab 72 berangkat ke Singapura
73 Bab 73 bertemu dokter
74 Bab 74 memilih ikhlas
75 Bab 75 firasat
76 Bab 76 Sudah keluar
77 Bab 77 kejutan dari keluarga
78 Bab 78 Jebakan
79 Bab 79 menyelamatkan Bagas
80 BAB 80 Istriku pahlawanku
81 Bab 81 perjalanan jauh
82 bab 82 honeymoon
83 Bab 83 Tak sengaja bertemu
84 Bab 84 sebuah kabar
85 Bab 85 triplets
86 Bab 86 Aba dan Umma
87 Bab 87 penampilan baru bikin resah
88 Bab 88 pengagum rahasia
89 Bab 89 kejujuran Umi
90 Bab 90 berkumpulnya keluarga
91 Bab 91 meminta restu
92 Bab 92 pernikahan dadakan
93 Bab 93 mulai terkuak
94 Bab 94 sedikit fakta
95 Bab 95 Balasan Sean
96 Bab 96 merasa dibohongi
97 Bab 97 Permintaan Maaf
98 Bab 98 strategi
99 Bab 99 Memulai misi
100 Bab 100 jebakan
101 Bab 101 Secercah harapan
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106 nasehat Bagas
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 EKSTRA PART
139 Karya Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 01 Ikhlas
2
Bab 02 pertemuan pertama
3
Bab 03 Sebuah keputusan
4
Bab 04 berita pernikahan dan pertentangan
5
Bab 05 persiapan pernikahan
6
Bab 06 SAH!
7
Bab 07 Malam pertama
8
Bab 08 sarapan bersama
9
Bab 09 Mendadak gagap
10
Bab 10 aku, kamu
11
Bab 11 saingan baru
12
Bab 12 kurang ajar
13
Bab 13 Sebuah perhatian
14
Bab 14 sensitifnya perempuan
15
Bab 15 rumah baru
16
Bab 16 ingin mengenal lebih jauh
17
Bab 17 ungkapan hati
18
Bab 18 Tragedi dini hari
19
Bab 19 tentang Bagas
20
Bab 20 harus siap ditinggal tugas
21
Bab 21 Bukan siapa-siapa?
22
Bab 22 Spesial di mata orang yang tepat
23
Bab 23 Jadwal Ronda
24
Bab 24 bekal sebelum pergi
25
Bab 25 istri sholeha yang cerewet
26
Bab 26 Adek Marmut
27
Bab 27 tawaran menikah
28
bab 28 cemburu tapi gengsi
29
Bab 29 tak sabar bertemu
30
Bab 30 salah paham
31
Bab 31 takut kehilangan
32
Bab 32 menjaga pandangan
33
Bab 33 Suami posesif
34
Bab 34 kembali mengusik
35
Bab 35 tak jadi bertemu
36
Bab 36 tujuanku memanjakanmu
37
Bab 37 menyadarkan diri
38
Ban 38 kegelisahan hati
39
Bab 39 bertamu
40
Bab 40 Bayangan yang tak sesuai kenyataan
41
Bab 41 pertemuan tak terduga
42
Bab 42 sekelumit kisah masa lalu
43
Bab 43 berusaha mengimbangi
44
Bab 44 wife materials
45
Bab 45 karma dari masa lalu
46
Bab 46 ikhlas dan merelakan
47
Bab 47 pertemuan pertama
48
Bab 48 menahan kesal
49
Bab 49 tetangga toxic
50
Bab 50 Rumah baru
51
Bab 51 Nasehat umi
52
Bab 52 ijin suami
53
Bab 53 Hari pertama jadi dosen
54
Bab 54 pasangan berang-berang
55
Bab 55 cinta yang sama
56
Bab 56 melepas rindu
57
Bab 57 lamaran
58
Bab 58 perasaan tertahan
59
Bab 59 kembalinya masa lalu
60
Bab 60 Insiden kecil di cafe
61
Bab 61 Sah jadi istriku
62
Ban 62 omongan keluarga
63
Bab 63 Rahasia Nizma
64
Bab 63 ungkapan perasaan
65
Bab 65 jangan bersedih
66
Bab 66 tempat tinggal masa kecil
67
Bab 67 Mencium bau pengkhianatan
68
Bab 68 Kemarahan Bagas
69
Bab 69 mengakui kesalahan
70
Bab 70 Modus terselubung Roy
71
Bab 71 Meluapkan keluh kesah
72
Bab 72 berangkat ke Singapura
73
Bab 73 bertemu dokter
74
Bab 74 memilih ikhlas
75
Bab 75 firasat
76
Bab 76 Sudah keluar
77
Bab 77 kejutan dari keluarga
78
Bab 78 Jebakan
79
Bab 79 menyelamatkan Bagas
80
BAB 80 Istriku pahlawanku
81
Bab 81 perjalanan jauh
82
bab 82 honeymoon
83
Bab 83 Tak sengaja bertemu
84
Bab 84 sebuah kabar
85
Bab 85 triplets
86
Bab 86 Aba dan Umma
87
Bab 87 penampilan baru bikin resah
88
Bab 88 pengagum rahasia
89
Bab 89 kejujuran Umi
90
Bab 90 berkumpulnya keluarga
91
Bab 91 meminta restu
92
Bab 92 pernikahan dadakan
93
Bab 93 mulai terkuak
94
Bab 94 sedikit fakta
95
Bab 95 Balasan Sean
96
Bab 96 merasa dibohongi
97
Bab 97 Permintaan Maaf
98
Bab 98 strategi
99
Bab 99 Memulai misi
100
Bab 100 jebakan
101
Bab 101 Secercah harapan
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106 nasehat Bagas
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
EKSTRA PART
139
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!