Bab 13 Sebuah perhatian

Bagas merasakan pelukan Nizma yang begitu hangat dan menenangkan. Namun karena ini adalah tindakan pertama istrinya membuat jantungnya berpacu seolah berada di karavan kuda.

Melihat wajah cantik Nizma yang tampak terpejam di dada bidangnya membuat Bagas tanpa sadar mengulas senyum. Tangannya hendak membalas pelukan Nizma tapi sedetik kemudian seseorang berteriak memanggil mereka.

"Nizma.. Bagas..."

Dengan reflek Bagas mendorong tubuh Nizma agar menjauh.

"Astaghfirulloh." Nizma begitu terkejut saat Bagas tiba-tiba mendorong tubuhnya padahal dia sedang menikmati pelukan juga aroma wangi tubuh Bagas.

"Nizma.. Bagas.. Kalian baik-baik saja? Tadi ada yang lapor katanya Arya bertingkah sama kalian." Ucap Ustadzah Mia.

"I-iya Umi.. " Nizma yang masih terkejut pun kini paham akan tindakan tiba-tiba Bagas.

"Yaudah ayo kalian ikut ke bale. Abah minta kalian ke sana." jika tidak karena masalah mendesak Ustad Yusuf tak mungkin meminta Nizma dan Bagas berkumpul di malam-malam begini.

Sampai disana keadaan memang sudah sepi karena acara sudah selesai. Ada Ustad Yusuf, Arya, salah satu santi dan keluarga Ustad Yanu.

"Abah, ada apa ini?" ucap Nizma.

"Nizma, Bagas coba ceritakan kejadiannya." ujar Ustad Yusuf.

Nizma pun paham akan topik permasalahannya. Dia menceritakan kejadian itu tanpa menambah maupun menguranginya.

"Untung saja dengan cepat Abang segera menolong Nizma." ucap Nizma dengan netra yang sudah berembun.

Bagas tau bahwa Nizma benar-benar takut saat itu. Dia seorang gadis polos yang mendapat tindakan seperti itu tentu saja membuatnya ketakutan.

Sementara salah satu santri itu adalah saksi mata yang mengetahui tindakan Arya sejak awal. Dia tak berani menolong Nizma seorang diri jadinya dia langsung mencari Bagas dan memberitahunya.

"Nak Bagas apa benar Udin, santri ini yang memberi tahu kejadian ini?" ustad Yusuf kini menanyai Bagas.

"Benar Abah, tadi Udin menghampiri saya dan memberitahu kalau Nizma dipaksa.." Bagas begitu enggan menyebut nama Arya.

"Pria ini." Bagas menunjuk Arya yang kini tengah duduk tertunduk di kursi.

"Bagaimana keadaanmu Nizma? Apa ada yang terluka?" Ustad Yusuf kembali menanyai Nizma.

Nizma hanya menggeleng sambil memegangi pergelangan tangannya. Namun Ustad Yusuf paham dan langsung melihat pergelangan tangan Nizma.

"Nizma, boleh abah lihat pergelangan tangan kamu?"

Akhirnya Nizma pun menunjukkannya. Terlihat guratan merah keunguan bekas cengkraman Arya. Hal itu tentu saja membuat geram semua orang.

Nizma yang begitu ketakutan tampak menangis. Air matanya tak bisa dia bendung lagi. Dia terus tertunduk hingga sebuah tangan besar terulur mengusap bahunya.

Nizma mendongak dan melihat Bagas sudah berdiri di sampingnya untuk menenangkannya. Tak disangka pria dingin itu ternyata bisa perhatian kepadanya.

Akhirnya setelah bukti-bukti sudah ada Arya pun harus mendapat konsekuensi atas perbuatannya. Awalnya semua orang hendak menyerahkan masalah ini ke jalur hukum namun Nizma menolak.

Arya pun akhirnya diberi sanksi tegas dengan dikeluarkannya dari kepengurusan pondok. Bagaimanapun tindakan Arya ini tak dapat dibenarkan.

Dengan berat hati Arya menerima konsekuensi atas perbuatannya. Dia pun meminta maaf kepada semua orang termasuk Nizma dan Bagas.

"Gue akan terus ngawasin lo. Sampai macem-macem lagi bakal habis lo." Bisik Bagas tatkala Arya meminta maaf padanya.

Tampak gurat merah di kedua netra Bagas menandakan bahwa pria itu kini sedang marah dan tak pernah main-main dengan ucapannya.

"Abah, setelah kejadian ini Bagas memutuskan untuk membawa Nizma. Ini demi keselamatan dan rumah tangga Bagas. Mohon pertimbangan Abah." ujar Bagas akhirnya. Dia menggunakan kesempatan ini untuk bisa keluar dari pesantren.

Nizma pun tampak terkejut karena Bagas tak pernah mengatakan ini sebelumnya. Begitupun ustad Yusuf dan Ustadzah Mia.

"Kalau itu memang keputusan Nak Bagas silahkan. Selama Nak Bagas selalu bersama Nizma abah percaya. Karena ini memang menyangkut rumah tangga kalian." ujar ustad Yusuf akhirnya.

"Bagaimana Nizma kamu mau?" tanya Bagas.

"Apapun yang Abang putuskan Nizma akan mengikutinya. Karena sejatinya bhakti seorang istri ada pada suaminya. Jadi kemanapun abang minta insyaAllah Nizma ikut."

Ada kelegaan setelah Nizma mengatakan hal itu. Meski sebenarnya Bagas tak yakin dengan keputusannya ini namun dia sendiri harus melakukan pekerjaannya sementara di pesantren Bagas tak bisa leluasa melakukan urusannya.

Urusan malam ini pun selesai. Namun saat Bagas hendak kembali pulang tiba-tiba Akbar datang menghampirinya.

"Mas Bagas, bisa kita bicara sebentar?" sebenarnya Bagas begitu enggan mengingat kekesalannya terhadap Arya saja masih mendongkol di hatinya.

"Ada apa?" jawab Bagas ketus.

"Maaf sebelumnya sudah menilai Mas Bagas yang tidak-tidak. Tapi setelah mengetahui masalah tadi aku percaya Mas Bagas adalah sosok suami yang baik dan melindungi Nizma. Maaf sudah mengatakan hal yang kurang baik tempo hari. Bagaimanapun Nizma adalah teman kecilku. Kini aku lega melihat Nizma memiliki suami siaga seperti Mas Bagas. Semoga pernikahan kalian langgeng selamanya dan selalu diberi kebahagiaan." Akbar pun kini mengungkapkan apa yang ada di benaknya.

Mendengar ucapan itu kekesalan Bagas terhadap Akbar kini perlahan telah memudar. Bagas pun membalas ucapan Akbar dengan sebuah senyuman. Jarang-jarang Bagas melakukan ini kepada orang lain.

"Terima kasih Akbar." Bagas menepuk bahu Akbar kemudian pamit kembali ke rumah.

"Meski berat, aku harus bisa mengikhlaskan. Mungkin benar Allah telah memilih Mas Bagas untuk Nizma. Semoga kalian selalu bahagia." ujar Akbar dalam hati.

Bagas kembali ke rumah dan langsung masuk ke kamar. Dia mendapati Nizma yang sudah tertidur di atas ranjang. Dengan piyama dan jilbab instan yang lebih nyaman.

Nizma memang belum pernah membuka hijabnya didepan Bagas. Dia sengaja tidak melakukan hal itu sebelum Bagas sendiri yang memintanya.

Sementara Bagas yang masih canggung juga tak ingin membebani Nizma untuk melepas hijab dihadapannya. Baginya seorang wanita yang berhijab begitu suci dan istu adalah hal besar menunjukkan aurat di depan lawan jenis. Meskipun status Bagas kini sudah halal menjadi suaminya.

Bagas mendekati wajah sendu Nizma yang sedang terlelap. Wajah cantik itu tampak sedikit pucat sementara keringat mulai membasahi pelipisnya.

Bagas penasaran karena berulang kali Nizma tampak merintih. Akhirnya dia memberanikan diri untuk menyentuhnya.

"Panas sekali badannya." Bagas terkejut saat merasakan suhu tubuh Nizma yang tinggi.

Dengan cepat Bagas menuju dapur untuk mencari air dingin guna mengompres Nizma.

"Bak Bagas kok belum tidur? Apa butuh sesuatu?" kebetulan Ustadzah Mia sedang berada di dapur untuk mengambil minum.

"Badan Nizma sepertinya demam Umi. Bagas mau menyiapkan kompres untuknya." melihat kekhawatiran Bagas membuat Ustadzah Mia merasa senang.

"Demam ya? Dia pasti masih terkejut dengan kejadian tadi. Nizma pernah mengalami kejadian kurang menyenangkan dimasa kecilnya dan membuatnya trauma sampai sekarang. Demam itu pasti karena traumanya. Nak Bagas bisa berikan ini untuk Nizma." ustadzah Mia memberikan tablet paracetamol kepada Bagas.

Bagas pun segera menerimanya. Dia kembali ke kamar sambil membawa Baki berisi air dingin untuk mengompres Nizma.

"j-jangan.. Aku Takut.. J-jangan lakukan itu." Bagas mendengar suara tangisan Nizma diiringi rintihan ketakutan. Dengan segera Bagas langsung menghampirinya.

"Nizma.. Nizma ini abang. Ayo jangan takut aku disini." Nizma langsung membuka matanya melihat Bagas. Dia langsung berhambur ke pelukan Bagas dengan tangis yang terisak.

"Abang.. Hiks.."

"jangan takut aku di sini." ucap Bagas membalas pelukan Nizma.

"Badan kamu demam. Minum obat dulu ya. Terus dikompres biar cepat turun demamnya."

Bagas hendak membuka jilbab Nizma yang basah oleh keringat. Namun tiba-tiba tangan Nizma menghentikannya.

...****************...

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

semoga CPT sembuh y nizma

2023-10-11

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 Ikhlas
2 Bab 02 pertemuan pertama
3 Bab 03 Sebuah keputusan
4 Bab 04 berita pernikahan dan pertentangan
5 Bab 05 persiapan pernikahan
6 Bab 06 SAH!
7 Bab 07 Malam pertama
8 Bab 08 sarapan bersama
9 Bab 09 Mendadak gagap
10 Bab 10 aku, kamu
11 Bab 11 saingan baru
12 Bab 12 kurang ajar
13 Bab 13 Sebuah perhatian
14 Bab 14 sensitifnya perempuan
15 Bab 15 rumah baru
16 Bab 16 ingin mengenal lebih jauh
17 Bab 17 ungkapan hati
18 Bab 18 Tragedi dini hari
19 Bab 19 tentang Bagas
20 Bab 20 harus siap ditinggal tugas
21 Bab 21 Bukan siapa-siapa?
22 Bab 22 Spesial di mata orang yang tepat
23 Bab 23 Jadwal Ronda
24 Bab 24 bekal sebelum pergi
25 Bab 25 istri sholeha yang cerewet
26 Bab 26 Adek Marmut
27 Bab 27 tawaran menikah
28 bab 28 cemburu tapi gengsi
29 Bab 29 tak sabar bertemu
30 Bab 30 salah paham
31 Bab 31 takut kehilangan
32 Bab 32 menjaga pandangan
33 Bab 33 Suami posesif
34 Bab 34 kembali mengusik
35 Bab 35 tak jadi bertemu
36 Bab 36 tujuanku memanjakanmu
37 Bab 37 menyadarkan diri
38 Ban 38 kegelisahan hati
39 Bab 39 bertamu
40 Bab 40 Bayangan yang tak sesuai kenyataan
41 Bab 41 pertemuan tak terduga
42 Bab 42 sekelumit kisah masa lalu
43 Bab 43 berusaha mengimbangi
44 Bab 44 wife materials
45 Bab 45 karma dari masa lalu
46 Bab 46 ikhlas dan merelakan
47 Bab 47 pertemuan pertama
48 Bab 48 menahan kesal
49 Bab 49 tetangga toxic
50 Bab 50 Rumah baru
51 Bab 51 Nasehat umi
52 Bab 52 ijin suami
53 Bab 53 Hari pertama jadi dosen
54 Bab 54 pasangan berang-berang
55 Bab 55 cinta yang sama
56 Bab 56 melepas rindu
57 Bab 57 lamaran
58 Bab 58 perasaan tertahan
59 Bab 59 kembalinya masa lalu
60 Bab 60 Insiden kecil di cafe
61 Bab 61 Sah jadi istriku
62 Ban 62 omongan keluarga
63 Bab 63 Rahasia Nizma
64 Bab 63 ungkapan perasaan
65 Bab 65 jangan bersedih
66 Bab 66 tempat tinggal masa kecil
67 Bab 67 Mencium bau pengkhianatan
68 Bab 68 Kemarahan Bagas
69 Bab 69 mengakui kesalahan
70 Bab 70 Modus terselubung Roy
71 Bab 71 Meluapkan keluh kesah
72 Bab 72 berangkat ke Singapura
73 Bab 73 bertemu dokter
74 Bab 74 memilih ikhlas
75 Bab 75 firasat
76 Bab 76 Sudah keluar
77 Bab 77 kejutan dari keluarga
78 Bab 78 Jebakan
79 Bab 79 menyelamatkan Bagas
80 BAB 80 Istriku pahlawanku
81 Bab 81 perjalanan jauh
82 bab 82 honeymoon
83 Bab 83 Tak sengaja bertemu
84 Bab 84 sebuah kabar
85 Bab 85 triplets
86 Bab 86 Aba dan Umma
87 Bab 87 penampilan baru bikin resah
88 Bab 88 pengagum rahasia
89 Bab 89 kejujuran Umi
90 Bab 90 berkumpulnya keluarga
91 Bab 91 meminta restu
92 Bab 92 pernikahan dadakan
93 Bab 93 mulai terkuak
94 Bab 94 sedikit fakta
95 Bab 95 Balasan Sean
96 Bab 96 merasa dibohongi
97 Bab 97 Permintaan Maaf
98 Bab 98 strategi
99 Bab 99 Memulai misi
100 Bab 100 jebakan
101 Bab 101 Secercah harapan
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106 nasehat Bagas
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 EKSTRA PART
139 Karya Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 01 Ikhlas
2
Bab 02 pertemuan pertama
3
Bab 03 Sebuah keputusan
4
Bab 04 berita pernikahan dan pertentangan
5
Bab 05 persiapan pernikahan
6
Bab 06 SAH!
7
Bab 07 Malam pertama
8
Bab 08 sarapan bersama
9
Bab 09 Mendadak gagap
10
Bab 10 aku, kamu
11
Bab 11 saingan baru
12
Bab 12 kurang ajar
13
Bab 13 Sebuah perhatian
14
Bab 14 sensitifnya perempuan
15
Bab 15 rumah baru
16
Bab 16 ingin mengenal lebih jauh
17
Bab 17 ungkapan hati
18
Bab 18 Tragedi dini hari
19
Bab 19 tentang Bagas
20
Bab 20 harus siap ditinggal tugas
21
Bab 21 Bukan siapa-siapa?
22
Bab 22 Spesial di mata orang yang tepat
23
Bab 23 Jadwal Ronda
24
Bab 24 bekal sebelum pergi
25
Bab 25 istri sholeha yang cerewet
26
Bab 26 Adek Marmut
27
Bab 27 tawaran menikah
28
bab 28 cemburu tapi gengsi
29
Bab 29 tak sabar bertemu
30
Bab 30 salah paham
31
Bab 31 takut kehilangan
32
Bab 32 menjaga pandangan
33
Bab 33 Suami posesif
34
Bab 34 kembali mengusik
35
Bab 35 tak jadi bertemu
36
Bab 36 tujuanku memanjakanmu
37
Bab 37 menyadarkan diri
38
Ban 38 kegelisahan hati
39
Bab 39 bertamu
40
Bab 40 Bayangan yang tak sesuai kenyataan
41
Bab 41 pertemuan tak terduga
42
Bab 42 sekelumit kisah masa lalu
43
Bab 43 berusaha mengimbangi
44
Bab 44 wife materials
45
Bab 45 karma dari masa lalu
46
Bab 46 ikhlas dan merelakan
47
Bab 47 pertemuan pertama
48
Bab 48 menahan kesal
49
Bab 49 tetangga toxic
50
Bab 50 Rumah baru
51
Bab 51 Nasehat umi
52
Bab 52 ijin suami
53
Bab 53 Hari pertama jadi dosen
54
Bab 54 pasangan berang-berang
55
Bab 55 cinta yang sama
56
Bab 56 melepas rindu
57
Bab 57 lamaran
58
Bab 58 perasaan tertahan
59
Bab 59 kembalinya masa lalu
60
Bab 60 Insiden kecil di cafe
61
Bab 61 Sah jadi istriku
62
Ban 62 omongan keluarga
63
Bab 63 Rahasia Nizma
64
Bab 63 ungkapan perasaan
65
Bab 65 jangan bersedih
66
Bab 66 tempat tinggal masa kecil
67
Bab 67 Mencium bau pengkhianatan
68
Bab 68 Kemarahan Bagas
69
Bab 69 mengakui kesalahan
70
Bab 70 Modus terselubung Roy
71
Bab 71 Meluapkan keluh kesah
72
Bab 72 berangkat ke Singapura
73
Bab 73 bertemu dokter
74
Bab 74 memilih ikhlas
75
Bab 75 firasat
76
Bab 76 Sudah keluar
77
Bab 77 kejutan dari keluarga
78
Bab 78 Jebakan
79
Bab 79 menyelamatkan Bagas
80
BAB 80 Istriku pahlawanku
81
Bab 81 perjalanan jauh
82
bab 82 honeymoon
83
Bab 83 Tak sengaja bertemu
84
Bab 84 sebuah kabar
85
Bab 85 triplets
86
Bab 86 Aba dan Umma
87
Bab 87 penampilan baru bikin resah
88
Bab 88 pengagum rahasia
89
Bab 89 kejujuran Umi
90
Bab 90 berkumpulnya keluarga
91
Bab 91 meminta restu
92
Bab 92 pernikahan dadakan
93
Bab 93 mulai terkuak
94
Bab 94 sedikit fakta
95
Bab 95 Balasan Sean
96
Bab 96 merasa dibohongi
97
Bab 97 Permintaan Maaf
98
Bab 98 strategi
99
Bab 99 Memulai misi
100
Bab 100 jebakan
101
Bab 101 Secercah harapan
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106 nasehat Bagas
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
EKSTRA PART
139
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!