"Siapa dia? Darimana mereka?" Tanya Gavin dengan wajah dingin tapi sebenarnya ingin tahu.
"Sepertinya mereka baru saja makan siang Tuan, mungkin dia temannya atau pemilik Toko tempat Nona Kayana." Ujar Agil pada Gavin.
"Cari tahu lagi siapa pria itu. Sekarang kita pergi saja." Ujar Gavin.
Agil segera menginjakkan gas melaju dengan kecepatan sedang. Sedangkan Gavin hanya diam tak bisa di tebak entah apa yang sedang ia pikirkan saat itu. Agil hanya diam tak berani bertanya dan hanya fokus pada jalan saja.
Sesampainya di restaurant, Gavin segera turun dari mobil dan mengikuti Agil yang sudah berjalan di depan lebih dulu untuk mengantarnya ke sebuah ruangan.
"Selamat siang Tuan Gavin, terimakasih sudah berkenan untuk hadir." Ujarnya dengan sopan.
Tanpa menjawab Gavin langsung duduk di kursi yang telah Agil siapkan. Mereka makan siang lebih dulu sebelum membahas pekerjaan, karena Agil tidak ingin mood Gavin merusak makan siangnya.
Pertemuan siang itu berjalan dengan lancar, Gavin dan Agil segera kembali ke kantor untung mempersiapkan pertemuan nanti malam bersama klien yang lainnya.
Sementara itu. . . .
"Huhhh. . Banyak sekali pembeli hari ini . . " Ujar Kayana baru selesai melayani pembeli.
"Istirahatlah. . ." Ujar Billy.
"Aku harus merapikan sepatunya Bil. . Bagaimana kalau nanti tiba-tiba pembeli datang lagi seperti tadi . .Kalau mereka komplain kita yang kena bukan kamu. . Kan kamu hanya duduk manis disitu. . " Ujar Kayana.
"Kau selalu saja mengerjakan sendiri, pdahal kau bisa menyuruh yang lainnya supaya mereka belajar. . " Ujar Billy terkekeh.
"Aku juga kerja disini. . .mana bisa aku berlaku selayaknya Bos. .. " Ujar Kayana.
"Terserah kau saja. . ." Ujar Billy menggelengkan kepalanya.
Kayana memang paling rajin diantara yang lainnya, dan Kayana satu-satunya yang paling lama bekerja di Billshoes. Tapi dia tetap saja tidak meu mennyuruh-nyuruh selama dia masih bisa mengerjakan sendiri.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, Billshoes juga sudah tutup. Kayana menunggu taxi online datang, dia masih duduk di pinggir toko dan memainkan ponselnya untuk mengecek kali saja ada pesan dari Agil, dan ternyata benar.
•• Tuan Gavin tidak makan malam di rumah, tidak usah menunggunya.••
•• Okey. . . ••
•• Sebaiknya Nona jangan dekat,-dekat dengan pria lain, karena Tuan Gavin tidak suka melihat Nona dekat dengan Pria lain. ••
•• Aku tidak dekat dengan siapa-siapa*. .••
•• Termasuk Pria yang tadi siang bersama Nona. ••
Astaga. . .dia punya mata berapa? Darimana di melihatku? Aku kan hanya berteman dengan Billy. . tidak lebih. . -Batin Kayana.
•• Apapun alasannya, Nona sebaiknya tidak dekat-dekat dengan pria lain.••
Aku kan belum membalas pesanmu Agiil. . .Huhh -Batin Kayana lagi.
•• *Hmm. . Lalu bagaimana dengan dia? Apakah dia tidak dekat dwngan wanita lain?? ••
•• Itu bukan urusan anda Nona*. . .••
Huhhhh dasar jantan. . . .maunya ngatur tapi dia sendiri bebas berlaku semaunya. . .-Batin Kayana semakin kesal.
Taxi online sudah datang, Kayana segera masuk ke dalam mobil dan menyandarkan badannya. Dia memejamkan matanya untuk menghilangkan sedikit rasa lelahnya setelah seharian bekerja.
Sesampainya di rumah, Kayana segera masuk ke dalam rumah dan naik ke kamar karena badan sudah terasa lengket. Selama hampir 20 menit Kayana baru selesai mandi.
"Astaga. . . Jam makan malam masih sekitar dua jam lagi, aku harus ngapain lagi supaya tidak bosan. . .Oh iya aku kan punya game baru. . ." Kayana mengambil ponsel di tasnya. "Eh. . .apa ini?. . . kenapa aku bisa lupa kalau Bu pelayan bawakan aku buah. . .Aku makan saja sekarang, kalau tahu aku tidak menghabiskan buahnya bisa-bisa aku kena marah. . .Orang-orang disini kan menakutkan semua seperti yang punya rumah ini." Ujar Kayana berbicara sendiri.
Kayana menghabiskan sekotak buah yang dibawakan pelayan, dan dia masih asyik dengan game di ponselnya sampai tidak terasa jam makan telah tiba. Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dari luar dan membuat Kinan kaget dan permainan selesai karena *game over.
Tokk. . Tokk*. ..
"Nona. . .Makan malam sudah siap. . Apakah Nona mau makan di dalam kamar?" Tanyanya karena Kayana belum juga membuka pintu kamar.
"Tidak Bu, aku akan turun. . .5 menit lagi. . . " Jawabnya sembari merapikan ikatan rambutnya yang sudah berantakan.
Lima menit kemudian, Kayana keluar dari kamar dan segera turun ke meja makan.
Sepi sekali kalau tidak ada Tuan Gavin yang dingin itu. . Tapi rasanya sama saja, ada dia pun paling hanya diam, melirik, diam lagi begitu seterusnya. . .Apa dia tidak ingin bertanya padaku? Biar bagaimanapun aku kan isterinya. Apakah ini yang dinamakan isteri yang tidak dianggap . . .Menyedihkan sekali nasibmi Kan. . .- Batin Kayana.
Selesai makan malam, Kayana segera kembali ke kamar, dan main game lagi karena belum mengantuk. TV ia biarkan menyala untuk menemaninya supaya tidak terlalu sepi. Tanpa di sadari Kayana tidur dengan sendirinya.
Sementata itu. . .
" Kita langsung pulang saja." Ujar Gavin setelah masuk ke dalam mobil.
"Baik Tuan. . " Jawab Agil.
" Dia pulang jam berapa?" Tanya Gavin.
"Jam 5 sampai rumah Tuan." Jawab Agil.
"Besok suruh seseorang untuk mengawasinya selama dia berada di luar rumah. Dan kau handle pekerjaanku untuk seminggu ini." Ujarnya lagi.
"Siap Tuan." Jawab Agil lagi.
•• *Sayang, malam ini bisa menemaniku?••
•• Tidak Clau, aku baru pulang dari pertemuan dengan klien. Aku sangat lelah.••
•• Baiklah. . . Kamu istirahat ya sayang. . Besok kan seharian mau temani aku*. . .••
Gavin tidak membalasnya lagi, dia menyandarkan kepalanya entah apa yang dia pikirkan saat itu. Disisi lain dia senang karena Claudia telah kembali, dan dia menyesal karena telah menyetujui perjodohannya dengan sahabat Papahnya.
Andai saja kamu pulang lebih dulu. . .Mungkin aku tidak akan menerima perjodohan ini. Meski aku tidak mencintai gadis itu, tapi aku sudah berjanji untuk menjaganya di depan penghulu, kedua orangtuaku dan juga mendiang orangtuanya. Aku seminggu ini akan menghabiskan waktu denganmu Clau, aku ingin memastikan apakah rasa ini masih sama seperti dulu atau tidak. . . -Batin Gavin.
"Tuan. . .Kita sudah sampai di rumah." Ujar Agil yang sudah membuka pintu mobil.
"Oh baiklah. . " Gavin segera keluar dari dalam mobil. " Kau pulang saja, aku bisa sendiri. Besok apgi antar aku menemui Clau." Ujar Gavin.
"Baik Tuan, Selamat istirahat." Ujar Agil membungkukkan kepalanya.
"Hmm. . ." Gavin segera berjalan memasuki rumah yabg sudah sepi.
Saat hendak mausk ke dalam kamar, Gavin mendengar suara TV dari kamar Kayana. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, tapi TV masih menyala. Karena penasaran Gavin masuk ke dalam kamar Kayana, dan ternyata penghuni kamarnya sudah tidur dengan TV masih menyala.
Gavin segera mematikan TVnya, dan berlalu keluar dafmri kamar Kayana sebelum dia bangun. Sesampainya di dalam kamar, Gavin segera mandi denganaair hangat karena dia tidak bisa tidur dengan kondisi badan lengket oleh keringat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Desy Puspita
Gavin pinter, meski nggak cinta tapi dia inget udah janji di depan penghulu. Love you deh, jan balik sama Claudia yah.
Sabar Kayana, laki" memang seperti itu.
2020-09-30
2
Papi Suho❤️💦
ah bingung mau berkata apa?😅😅😅😅
2020-09-09
1
Lovely
suka, sampai sini..
2020-08-03
2