"Astaga kenapa aku jadi benci dengan Tuan Gavin. . padahal dia tidak salah apa-apa padaku." Ujar Dini.
"Jangan benci dia. . nanti anak kita mirip dengannya." Ujar Billy mengusap kepala Dini.
"Aiiisshh...menikah saja belum, anak darimana. Tidak apa kalau tamoannya mirip dia Yang, tapi sifatnya jangan. . " Ujar Dini.
"Apa aku tidak tampan?" Ujar Billy cemberut.
"Hmm.. siapa bilang kau tak tampan. .dimataku kau sangat tampan..Dan aku mencintaimu bukan karena fisik atau hartamu. Tapi hatimu. . ." Uhar Dini yang membuat wajah Billy merah merona seketika.
Mobil Billy keluar dari jalan raya dan mulai memasuki gang kecil. Dari jauh sudah terluhat rumah minimalis yang bersih dan terkihat sangat nyaman. Dini sudah tidak sabar ingin segera turun dan memeluk sahabatnya yang sudah hampir setengah tahun tidak ia lihat.
_…_…_…
Terdengar suara seorang perempuan yang tak asing untuk Kayana. Dia mencoba mengingat-ingat siapa pemilik suara itu, rasanya ia pernah mendengarnya tapi lupa kapan waktunya. Seketika matanya berbinar saat tahu itu adalah suara Dini, calon isteri sahabatnya.
Kayana langsung membuka pintu kamarnya dan berlari menuju sumber suara yang datangnya dari ruang tamu. Melihat Kayana yang berlari dari belakang membuat Dini nerasa cemas karena sahabtnya sedang hamil.
"Astaga. . .apa yang dia lakukan. . ." Ujar Dini menepuk jidatnya.
"Dini. . ." Ujar Kayana langsung memeluk tubuh Dini hingga hampir daja mereka jatuh. Untung saja Billy dengan sigap menangkap tubuh keduanya dan mereka berpelukan bertiga.
"Kay. . .ingat kau sedang hamil... Bagaimana kalau kamu jatuh. . ." Ujar Dini.
"Maafkan aku. . .aku merindukanmu. . " Ujar Kayana dengan senangnya.
"Aku juga merindukanmu. . perutmu sudah semakin terlihat. . dan wajahmu semakin bersinar Kay. . .Bagaimana kabarmu?" Tanya Dini.
"Aku baik-baik saja Din. . .bagaimana denganmu?" Tanya Kayana.
"Aku juga baik-baik saja. .. kalau aku tidak baik-baik saja aku tidak mungkin berada disini sekarang." Ujar Dini.
" Dan lagi-lagi aku tidak dianggap. . ." Ujar Billy dengan lirih.
" Haiiss. .baper sekali kau sekarang Bill. . Ayo duduk." Ujar Kayana.
"Kenapa nomormu tidak aktif? Apakah ponselmu tertinggal?" Tanya Billy yang tadi pagi menghubunginya untuk memberitahukan dia dan Dini akan datang.
"Aku matikan, aku hanya tidak ingin Tuan Agil menemukanku. . aku ingin hidup mandiri. Dia sudah terlalu baik, dan terlalu banyak tugas." Ujar Kayana.
"Kalau begitu ganti nomor saja." Ujar Dini.
"Hmm baiklah. . besok aku akan mengganti nomorku. .. " Ujar Kayana.
Bi Mun keluar dari dapur membawakan tiga gelas jus dan juga cemilan untuk mereka. Kayana dan yang lainnya melanjutkan obrolan, untuk melepas rindu setelah hampir setengah tahun lamanya mereka terpisah.
Lihat Nak. .Masih ada yang sayang dengan kita. .kamu harus bahagia ya. . cepatlah tbuh di perutku, agar kau bisa secepatnya melihat seisi dunia yang lebih luas dan indah. .
"Kapan kalian akan menikah?" Tanya Kayana pada Billy dan Dini yang sedang memakan cemilan.
"Empat bulan lagi Kay. . nunggu aku lulus kuliah dulu. Supaya aku bisa fokys mengurus rumah tangga heheh." Ujar Dini.
"Aiiiss. . .lama sekali. ." Ujar Kayana.
"Kau juga harus hadir. . .Kita sudah menyiapkan kebaya untukmu. . tapi sepertinya khusus untukmu kita siapkan seminggu sebelumnya. . ." Ujar Dini terkekeh.
"Haiiiss. . .terserah kalian saja, yang terpenting aku ada baju. . " Ujar Kayana.
"Kau tidak ingin makan sesuatu? Nanti biar Billy yang mencarikan untukmu." Uhar Dini pada Kayana.
"Hmm. . kau mau makan apa?? Nanti aku carikan untuk si kecil bukan kamu " Ujar Billy.
"Sedang aku pikirkan. . ." Ujar Kayana langsung berpikir dia ingin makan apa.
"Astaga. . .kalau ku tidka ingin makan tidak usah di paksa. . " Ujar Billy
"Mana mungkin kau menyia-nyiakan kesempatan yang ada." Ujar Kayana.
"Beginikah ibu hamil jaman sekarang?" Ujar Bilky menggelengkan kepalanya.
"Aku mau makan bakso. . terakhir makan bakso waktu aku baru tahu kalau aku sedang mengandung. . ." Ujar Kayana yang teringat dia sudah lama tidak makan bakso.
"Kasihan sekali dia. . .baiklah aku akan mencarinya. . .Kalian diam disini." Ujar Billy langsung bangun.
"Satu lagi boleh. . . " Ujar Kayana memasang wajah polosnya seperti anak kecil.
"Apa?" Tanya Billy.
"Hmm aku juga ingin rujak, lalu siomy, ice cream. . .dan. . .apa ya??" Ujar Kayana berpikir lagi.
"Aiiisshhh. . .jangan terlalu banyak. . aku tidak mau calon anakmu kenapa-kenapa." Ujar Billy.
"Ya sudah ini satu lagi. . .kan minumannya belum ya. . .ya. . ." Ucap Kayana lagi.
"Aiiiisshh...katakan. . ." Ujar Billy.
"Es jeruk peras. . .jangan terlalu manis. . " Ujar Kayana.
"Ok. . .list makanan sudah penuh. . .Aku pergi dulu." Ujar Billy.
"Jangan cemberut sayang. . ." Ujar Dini menggoda.
"Ehhhmmm. . .tuh sudah . . ." Ujar Billy kedua bibirnya kesamping yang membuat Kayana dan Dini tersenyum.
Billy segera pergi meninggalkan rumah dan mengendarai mobilnya untuk membeli beberapa list makanan yang sudah ia catat di otaknya. Untung saja otaknya bisa merekam dengan bagus, jadi dia tidak perlu mencatatnya.
Satu persatu makanan dia beli, yang terakhir dia beli bakso agar masih panas saat setibanya di rumah. Billy membeli lima bungkus bakso termasuk untuk Bi Mun dan suaminya yang baru saja datang untuk merapikan rumput di taman rumahnya.
_…_…_…_…
Hari bahagia Billy dan Dini telah tiba, Kayana di jemput oleh sopir keluarga Billy menuju sebuah gedung tempat acara diadakan. Kayana menginap satu malam disana, karena permintaan Dini yang ingin di temani temannya.
Perut Kayana sudah semakin membesar, kini usia kandungannya sudah memasuki usia 7 bulan. Tetapi ada perubahan dalam badan Kayana, dia tetap cantik dan tidak melear seperti kebanyak orang hamil.
Keluarga Dini dan Billy sudah tahu tentang masalah Kayana, mereka merasa iba dengan nasib Kayana tapi tidak tahu siapa suaminya karena Kayana meminta pada Billy dan Dini untuk merahasiakannya. Mereka sudah menganggap Kayana seperti keluarga mereka sendiri.
"Nak, kamu sudah makan?" Tanya Tante Soraya yang tak lain adalah ibunya Billy.
"Sudah Tante. . ." Ucap Kayana yang sedang duduk di sofa panjang dekat jendela.
"Panggil Mama ya sayang. . .anggap saja Mama ini orangtuamu sendiri." Ujar Tante Soraya mengusap rambut Kayana dengan lembut.
"Iya Ma. . terimakasih." Ucap Kayana.
"Kalau ada apa-apa. . panggil Mama saja ya sayang. Mama tinggal dulu, mau temani Papa di bawah. Kamu jangan kemalaman tidurnya. Besok pagi acara dimulai pukul 10." Ujar Mama Soraya.
"Iya Ma. . " Ucap Kayana.
Mama Soraya mengecup pucuk kepala Kayana dengan lembut membuat hati Kayana bergetar karena teringat dengan mendiang ibunya. Sudah lama dia tidak di peluk seorang Ibu, Ibu mertuanya juga menyayanginya. Tapi karena kesibukannya, ia tak pernah datang ke rumah untuk menjenguknya.
Kalian beruntung sekali masih memiliki kedua orangtua yang utuh, orang-orang yang sayang pada kalian. Tidak sepertiku, yang kini hidup sebatang kara. . . Aku berharap anakku tidak akan merasakan seperti yang aku rasakan saat ini. Aku akan menjadi menjadi orang ibu sekaligus Ayah untuknya. .
Kayana lalu pergi tidur, karena malam semakin larut dan besok pagi dia harus bangun lebih pagi lagi karena harus di makeup.
"Astaga. . sudah pukul 6 . . Aku harus segera mandi. . ." Uahr Kayana.
Kayana segera pergi mandi, dan setelah ekluar dari kamar mandi, sudaha da nampan berisi makanan di meja kamarnya. Kayana segera memakannya sebelum dia pergi ke ruang makeup.
Tamu yang hadir cukup banyak, sebagian besar adalah para pengusaha ternama. Karena Papa Billy merupakan seorang menteri dan Mamahnya sudah sepuluh tahun terjun di dunia bisnis.
\=\=\=\=\=\=\=
Maaf typo masih suka nyempil
Ditunggu Kritik & Sarannya 🙏
Jangan lupa meninggalkan Jejak untukku (Like, Komen, Rate 5🌟, jika berkenan boleh juga vote 🙏🙏🙏)
Terimakasih 🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Neni Bunda Alif
thor ko gak ada kabar dr ibu bpk y gavin sih....cuek aja sm kehidupan anak y...
2021-07-19
0
Zuni Tree
udah 4 bln apa kabar nya dg Gavin dan agil
2021-06-10
0
Desy Puspita
Selamat Revisi Kembaran typo kuh.. Tampan jadi tamoan ngga papa. itu salah si O deketan sama P
2020-10-06
0