Seminggu telah berlalu, Claudia telah kembali ke Belanda dengan alasan masih ada urusan di sana. Gavin mengantarnya sampai Bandara tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.
"Aku akan kembali untukmu sayang." Ucap Claudia.
"Hmm. . .selesaikan urusanmu disana." Ucap Gavin.
Claudia berjalan meninggalkan Gavin dengan koper kecilnya yang berwarna merah muda. Gavin hanya diam tak bergeming menatap punggung Claudia hingga menghilang di balik tembok besar.
Beginikah rasanya mengantar seseorang yang akan pergi jauh? Seminggu cepat sekali berlalu, aku harap kita bisa berjumpa lagi. . .Aku tidak tahu, rasa ini masih sama atau tidak. . Aku hanya merasa sedikit bisa merasakan kenangan indah kita di masa lalu sebelum kamu pergi. . .-Batin Gavin.
"Tuan, setelah ini kita mau kemana?" Tanya Agil.
"Ke rumah saja. Aku ingin istirahat." Ujarnya.
"Baik Tuan. " Agil segera berjalan di belakang Gavin.
Selama dalam perjalanan, Gavin hanya diam dan menyandarkan kepalanya dengan tatapan kosong ke luar kaca mobil.
"Bagaimana dengan dia?" Tanya Gavin pada Agil.
"Nona berangkat kerja seperti biasanya Tuan." Jawab Agil yang tahu siapa yang dimaksud Gavin.
"Hmm. . .Apakah dia masih tidak ingin bertemu denganku?" Tanya Gavin lagi.
"Iya Tuan. . .dia hanya tidak ingin mengganggu Tuan bersama Claudia. Bukankah Tuan sendiri yang memintanya untuk bersikap seperti orang asing saja." Ujar Agil mengingatkan.
Benarkah dia tidak mau melihatku lagi? Apakah ada yang dia sembunyikan dariku? . . .Aiiihhh kenapa aku masih perduli. Bukankah itu yang aku harapkan selama ini, toh Claudia telah kembali, dan aku percaya dia akan kembali tinggal di Indonesia. . .-Batin Gavin.
Sesampainya di rumah, Gavin segera naik ke kamar karena ingin beristirahat. Sedangkan Agil kembali ke perusahaan, untuk mengurus beberapa dokumen untuk pertemuan minggu depan dengan klien.
Di tempat Lain. . .
"Kay. . kamu kenapa?" Tanya Dini.
"Tidak apa Din. . Aku baik-baik saja." Tanya Kayana.
"Benar kamu baik-baik saja? Aku lihat kamu dari tadi bengong terus. Kamu sakit?" Tanya Dini lagi.
"Tidak. . aku hanya sedikit pusing karena semalam marathon nonton drakor Din." Ujar Kayana beralasan supaya Dini percaya.
"Kau ini, masih suka sama drakor rupanya." Ucap Dini.
"Hmmm. . hanya hiburan saja. Kamu tidak pergi dengan Billy?" Ujar Kayana.
"Dia masih sibuk. . .Kay, temani aku beli siomay yuk. . .sepertinya enak." Ujar Dini.
"Hmm yuk. . .Aku juga ingin beli rujak, sepertinya enak siang-siang begini makan rujak. . " Ujar Kayana.
"Hmm. . Ayo. . ." Dini menggandeng Kayana mendekati gerobak jajanan yang terletak di seberang jalan.
Dini membeli beberapa bungkus siomay untuk ia bagikan ke karyawan Billy, dan Kayana juga membeli rujak untuk mereka makan bersama. Setelah membawa kantong plastik masing-masing, mereka kembali ke Toko dan meminta yang lainnya untuk berkumpul makan bersama selagi tidak ada pembeli yang datang.
Billy yang melihat keakraban Dini dengan para karyawannya hanya tersenyum dan memperhatiakannya karena pekerjaan telah selesai 5 menit yang lalu.
"Kau jangan banyak-banyak Kay nanti sakit perut." Uajr Dini.
"Hmm tidak Din, aku sudah biasa makan pedas. Duku waktu masih ada Ayah dan Ibu aku juga sering makan rujak bersama mereka, hanya saja dulu buahnya metik sendiri." Ujar Kayana.
"Tapi kau punya asam lambung, aku tidak ingin sahabatku mati konyol hanya karena makan rujak." Ujar Dini.
"Cihh. . hati-hati perkataan adalah doa." Ujar Kayana.
"Aku hanya mengingatkan Kayana. " Ucap Dini.
" Astaga. . . aku tidak di tawari. . apakah aku terlupakan karena makanan ini." Ujar Billy yang sudah berdiri di dekat mereka.
"Astaga. . .suruh siapa kamu sibuk sendiri dengan laporan-laporan kamu." Ujar Dini terus mengunyah makanan di dalam mulutnya.
"Aku kerja kan buat masa depan kita sayang. Iya kan Kay?" Tanya Billy meminta pembelaan dari sahabatnya.
"Iya. . tapi wanita juga butuh perhatian dari pasangannya Bill. Karena yang tampan dan pekerja keras akan kalah dengan pria yang perhatian kalau yang di TV begitu." Ujar Kayana.
"ishh. kau ini membela siapa . . " Ujar Billy.
"Aku tidak membela siapa-siapa. . . kalian kan teman baikku, mana mungkin aku berpihak ke salah satu." Ujar Kayana.
"Terserah kau saja asal kau bahagia. . . " Ujar Billy.
"Eh sekarang ada film baru loh, kita nonton yuk. . minggu lalu kan batal nonton." Ujar Dini.
"Sudah sana nonton saja. Jangan ajak aku. . sekali-kali jangan jadikan aku sebagai orang ketiga diantara kalian berdua." Ujar Kayana.
"Justri kami membantumu, siapa tahu kau bertemu jodoh disana Kay." Ujar Dini.
"issh. . . aku tidak perlu jodoh untuk saat ini. . aku hanya butuh uang dan uang untuk tabunganku. Supaya aku bisa membuka usaha sendiri. Masa teman-temanku sudah sukses dengan usahanya, aku masih jadi bawahannya." Ujar Kayana.
"Aku aminkan siapa tahu ada malaikat lewat dan mendengarnya." Ujar Dini.
Tiba-tiba Kayana pingsan dan jatuh ke badan Dini membuat semua yang ada di Billshoes teriak histeris karena khawatir. Dini sangat cemas melihat wajah Kayana yang pucat pasi, dan meminta Billy untuk segera membawanya ke Rumah Sakit
Billy menggendong tubuh Kayana dan membawanya masuk ke dalam mobil. Sedangkan Dini mengambil tasnya dan juga milik Kayana.
"Sayang kamu cari kontak saudara Kayana di ponselnya, kita harus kasih tahu kalau Kayana kita bawa ke Rumah Sakit." Ujar Billy sambil menyetir mobilnya.
"Baiklah. . Kay maaf aku membuka ponselmu." Ujar Dini.
Dini membuka WhatsApp untuk mencari tahu yang sering berkabar dengan Kayana. Terlihat ada nama Tuan Agil di sana, tanpa berpikir lama Dini menghubunginya untuk memberitahukan bahwa Kayana pingsan.
Tuuttt. . . tuttt . tuuttt. .
"Hallo. . apakah ini Tuan Agil? Saya Dini teman Kayana. " Ujar Dini.
"Maaf Tuan Agil sesang rapat, ada yang ingin disampaikan Nona? Nanti saya sampaikan pada Tuan Agil." Ujar seorang wanita yang entah siapa namanya.
"Oh Baiklah, katakan padanya, Kayana pingsan dan sedang dalam perjalanan ke Rumah Sakit Kasih Ibu." Ujar Dini.
"Baik Nona akan segera saya sampaikan. ." Jawabnya.
"Terimakasih." Dini mematikan ponselnya.
Sementara itu. .
Staff Agil yang menerima telepon dari Dini segera berlari ke ruang rapat karena tahu keadaan darurat. Setelah masuk ke ruang rapat dia berbisik kepada Agil yang sedang berdiri menyampaikan beberapa poin. Mendengar Kayana masuk Rumah Sakit Agil segera mengakhiri rapatnya dan bergegas pergi tanpa perduli dengan yang lainnya.
Sesampainya di Rumah Sakit, Agil segera mencari dimana Kayana berada. Dan terlihat dua teman Kayana yang sedang berdiri di depan pintu tindakan, Agil mengenali wajah salah satunya karena pernah melihat saat Kayana sedang jalan bersamanya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Agil membuat Billy dan Dini kaget. "Apa yang terjadi dengan Nona Kayana?" Tanya Agil lagi.
"Oh. . maaf. . Kayana tadi sedang makan rujak. Tiba-tiba dia pingsan. Saya sudah mengingatkan untuk jangan banyak-banyak karena dia punya asam lambung. Tapi dia tidak mendengarku." Ujar Dini menjelaskan.
Saat seorang dokter keluar dari ruang tindakan, Agil segera menghampirinya dan menanyakan kondisi isteri Tuannya.
"Bayu. . . Bagaimana keadaan Nona Kayana?" Tanya Agil yang kenal dengan dokternya.
"Hai Gil. . .Mana suami dia?" Tanya Dokter Bayu.
"Su. suami?" Ucap Billy dan Dini bersamaan.
"Dia sedang sibuk, jadi aku yang datang. Bagaimana dengan kondisinya?" Tanya Agil mengulangi pertanyaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Zuni Tree
baru satu minggu dah ketahuan aja hamilnya, biasanya nunggu sebulan lebih
2021-06-10
0
Desy Puspita
Woah jangan" Kayana hamil Thor,, Eh Gavin kampret yah pokoknya ngga boleh inget" si Claudia lah. Udah dijebol juga sama dia tu Kayana is.
2020-10-02
1
Tatik Pkl
Agil... Ngurusin kayana dan kantor... Padahal semua milik bosnya
2020-09-28
1