Seharian Jeje beristirahat setelah makan dan meminum obatnya. Sedangkan Fira mengerjakan beberapa perkerjaan rumah sambil menunggu Jeje yang sedang tidur. Saat asik mengerjakan pekerjaannya, Fira mendengar bel rumah berbunyi.
"Siapa yang datang" gumam Fira melangkah menuju pintu, dan membukanya
Fira membuka pintu. Saat pintu terbuka, Fira melihat seorang wanita parubaya berdiri di depan pintu. Dan Fira tahu betul siapa wanita yang sedang berdiri di depan pintu.
"Nyonya," sapa Fira kaget saat yang di dapati di depan apartemen adalah ibu dari Jeje, atau lebih tepatnya majikan ibunya.
"Hai fir," sapa Bu Inan pada Fira. Fira langsung mempersilahkan Bu inan untuk masuk ke dalam apartemen.
"Jeje tadi nggak ke kantor apa dia ada dirumah?" tanya Bu inan setelah Fira menutup pintu.
"Tuan Jeje demam Nyonya," jawab Fira memberitahu keadaan Jeje pada bu Inan.
"Oh..ya, anak itu sakit?, dimana dia sekarang?" tanya Bu Inan panik, mendengar anaknya sakit.
"Tuan ada di kamar sedang istirahat."
"Baik saya lihat dulu dia ya," Bu Inan berlalu menuju kamar Jeje, untuk melihat kondisi anaknya.
Bu Inan pun membuka pintu kamar Jeje.
"Mama." Hal pertama yang di ucapkan Jeje saat melihat bu Inan masuk ke dalam kamar.
Entah kenapa Jeje merasa takut saat mamanya datang ke apartemen. Dirinya berfikir untung drama mengigaunya tadi sudah selesai.
"Kamu dah bangun?"
"Udah ma, kenapa mama kesini?" tanya Jeje sedikit menyelidik.
"Kamu nggak suka mama kesini?" tanya Bu Inan merajuk.
"Bukan gitu ma. Aku kaget saja kenapa tiba tiba kesini."
"Tadi mama denger dari asisten kamu, katanya kamu nggak ke kantor, mama khawatir."
"Ya ma, aku demam semalam, untung tadi pagi ada Fira yang datang ke apartemen"
"Ya ampun untung ada Fira, kalau nggak ada, nggak ketahuan kalau kamu sakit gimana!" seru Bu Inan.
"Iya paling lewat ma kalau nggak ketahuan," jawab Jeje tertawa.
"Kamu tu ya, sakit masih bisa nglawak, nggak lucu tau," kesal Bu Inan pada jeje yang menganggap remeh sakitnya.
"Ya ma, maaf."
Jeje tahu mamanya begitu khawatir, hingga membuatnya kesal sakit Jeje masih bercanda di saat sakit.
"Kamu balik tinggal di rumah aja ya, mama takut kamu kenapa-kenapa kalau nggak ada orang," pinta Bu Inan pada Jeje karena khawatir.
Jeje membulatkan matanya, kaget dengan yang di ucapkan oleh mamanya.
"Kalau aku tinggal dirumah, aku akan susah deket dengan Fira "
"Nggak ma, jarak dari sini kan lebih dekat ke kantor," elak Jeje.
Jeje berusaha agar mamanya tidak curiga alasan sebenarnya adalah karena Fira. Dirinya tidak mungkin memilih kembali kerumah, dan memilih tidak bertemu dengan Fira lagi.
"Kamu tu ngeyel kalau dah ada maunya. Ya sudah, nanti coba mama suruh Fira tinggal disini aja biar sekalian jaga kamu."
Sontak ucapan mamanya membuat Jeje membulatkan matanya lagi. "Kenapa mama mikir seperti itu."
"Tapi Fira kan kuliah." Jeje berusaha untuk menolak ide dari mamanya, untuk meminta Fira tinggal bersamanya di apartemen.
"Ya kan kuliah juga sebentar je, dia bisa balik ke apartemen dan temenin kamu, lagian biasa juga kan asisten rumah tangga tinggal bareng."
Kata-kata Bu Inan membuat Jeje tersentak. Jeje menyadari kalau status Fira di mata mamanya, adalah asisten rumah tangga, dan Jeje tidak bisa mengelak akan hal itu.
Mungkin kalau asisten rumah tangga biasa tinggal bersama tidak akan jadi masalah, tapi ini berbeda, antara Jeje dan Fira ada rasa cinta dan itu akan jadi lain saat mereka memilih untuk tinggal bersama dalam satu atap.
Jeje memutar otaknya untuk memberi alasan lagi, tak dia tak menemukan alasan yang tepat untuk menolak ide mamanya.
"Dah nanti mama bilang sama Bu Ani sama Fira, nggak ada penolakan. Kalau kamu nolak kamu balik aja ke rumah," ancam Bu Inan.
Jeje mendelik mendapat ancaman mamanya. Ancaman itu bagaikan senjata ampuh yang di berikan sang mama untuknya. Sudah susah payah dia keluar dari rumah orang tuanya, dia tak akan mau kembali lagi kesaan. Lebih baik dia memlilih Fira tinggal disini dari pada harus kembali ke rumah mama.
"Iya terserah mama aja." Jeje pasrah pada mamanya.
Bu Inan pun keluar dari kamar Jeje setelah menemani Jeje makan dan minum obat. Bu Inan mencari Fira di dapur, dan melihat Fira yang sedang sibuk merapikan bekas makan.
"Fir.." Fira tersentak kaget saat Bu Inan memanggilnya.
"Iya Nyonya"
"Sini duduk saya mau ngomong," ucap Bu Inan sambil tersenyum, dan menyuruh Fira duduk di kursi meja makan.
"Iya Nyonya." Fira pun menghentikan aktifitasnya, melangkahkan kakinya mendekat pada majikannya. Fira pun duduk di samping Bu Inan.
"Makasih ya kamu tadi pagi dah datang di waktu yang pas, untung ada kamu kalau nggak apa jadinya Jeje."
Fira yang merasa majikannya begitu berterima kasih menjadi tidak enak.
"Sama sama Nyonya sudah jadi kewajiban saya." Fira sambil tersenyum kepada bu Inan.
"Jadi gini fir karena saya khawatir hal kayak gini terjadi lagi, saya mau kamu menetap disini, kayak ibu kamu menetap di rumah saya."
Bu Inan menjelaskan ide yang tadi sudah di bicarakannya dengan Jeje.
Fira tersentak kaget saat mendengar Bu Inan meminta dirinya untuk tinggal di apartemen seperti ibunya. "Gimana ini, nggak mungkin aku tinggal bareng Jeje."
"Jeje juga dah setuju kok," lanjut Bu Inan.
"Hah...kok dia maen setuju-setuju aja nggak nanya aku dulu sih." kesal Fira dalam hati.
"Kamu mau ya fir, kamu bisa berangkat kuliah dari sini, masalah ibu kamu, nanti saya yang akan bilang."
"Saya ikut aja Nyonya." Fira benar-benar tak bisa menolak saat bu Inan memintanya.
"Makasih banyak ya fir, saya titip anak saya, anak saya tu susah, kamu tahu kan asisten rumah tangga yang kemarin aja nggak betah. Kamu yang sabar ya mengahadapi dia, jangan ambil hati kalau dia marah-marah," keluh Bu Inan.
"Ini juga dah sabar dari awal. "
"Iya Nyonya nggak apa-apa." Fira tersenyum.
"Kamu kuliah dah mau selesai ya?" Bu Inan mengalihkan pembicaraan.
"Tinggal wisuda Nyonya."
"Wah bentar lagi ya, semoga saya cepat dapat asisten rumah tangga ya, jadi kamu bisa kerja di kantor. Saya nggak enak sebenarnya sama kamu fir, masak anak kulihan kerja jadi asisten rumah tangga." Bu Inan tertawa mengoda Fira.
"Nggak apa-apa kok bu yang penting halal."
Fira dan Bu Inan berbincang sebentar, sebelum Bu inan memutuskan untuk pulang.
"Ya sudah saya pamit ya."
Fira pun mengiyakan dan mengantar Bu Inan sampai depan pintu apartemen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
Megawati
Senang banget tu si Jeje bisa tinggal satu atap sama fira
2022-10-20
0
💫R𝓮𝓪lme🦋💞
dapet durian runtuh tuh c Jeje😅😅😅
2022-06-18
0
Hikmah Araffah
hedeh tnggl satu atap yg ada mlh bahaya bisa melakukan hubungan lebih
2022-06-08
0