Pagi ini sepertinya biasa, setiap pagi Fira selalu menyiapkan baju Jeje sebelum memulai aktifitas lainnya. Tapi kali ini sedikit berbeda, Fira langsung keluar setelah selesai menyiapkan baju. Dia juga berlalu keluar saat melihat Jeje masih dalam keadaan tidur. Dia tidak mau mengulang kesalahannya lagi.
"Sebaiknya aku cepat keluar, aku nggak mau di hukum lagi."
Fira melangkahkan kaki kembali ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Setelah memasak sarapan, dan menyiapkan sarapan di atas meja makan. Fira menunggu Jeje seraya membersihkan area dapur. Saat Jeje sudah keluar dari kamar, Fira dan Jeje pun makan bersama.
"Setelah selesai membersihkan apartemen kamu nggak perlu pulang ya."
"Kenapa?, kan acaranya sore," sanggah Fira yang mengingat acara pernikahan mantan Jeje di adakan sore hari.
"Aku sudah menghubungi penata rias untuk kamu, jadi aku mau kamu bersiap di apartemen aja."
"Nggak usah pakai penata rias, aku bisa dandan sendiri, lagian gaunnya ada dirumah," elak Fira lagi, karena merasa tidak enak pada Jeje.
"Kita ambil aja gaunnya setelah kita sarapan, masalah dandan kalau kamu mau sendiri ya udah nggak apa-apa." Jeje menjawab dengan santai.
"Tapi...."
"Nggak ada tapi-tapi, dengar apa kata aku" ancam Jeje. "Kamu ingatkan kalau kamu di hukum, dan harus menuruti semua perintah aku." Jeje menaikan alisnya menatap tajam pada Fira.
"Hukuman...oh hukuman, betapa sialnya aku mendapatkan hukuman ini."
Fira benar-benar sudah tidak bisa berkata apa-apa, saat Jeje mengungkit masalah hukuman yang dia berikan pada Fira.
"Kamu juga melupakan sesuatu?"
Fira mengerutkan dahinya.
"Apa?" tanya Fira karena dia tidak tau apa yang sudah dia lupakan.
"Panggil 'mas' sama aku," ucap Jeje dengan senyum.
Fira langsung memaksakan senyumnya, seolah tidak iklas saat Jeje mengingatkan tentang panggilan yang harus disematkan pada Jeje mulai sekarang.
"Ya Mas..."
Setelah drama mas-mas alias panggilan mas yang harus Fira sematkan pada Jeje, mereka pergi untuk mengambil gaun ke rumah Fira.
Setelah sampai di rumah Fira, Fira mempersilahkan Jeje untuk menunggu di ruang tamu, dan dirinya menuju kamarnya untuk mengambil gaun yang di beli Jeje kemarin.
Di ruang tamu Jeje mengamati sekitar rumah Fira. Rumah kecil sederhana yang rapi, itu yang dia lihat pertama kali oleh Jeje. Ada berapa foto Fira dan Bu Ani beserta suaminya Pak Amin di atas meja.
Ada sedikit rasa sedih saat melihat foto ayah Fira yaitu pak Amin. Bagi Jeje, Pak Amin adalah orang yang sangat berjasa dalam hidupnya. Dari kecil Pak Amin setiap mengantarkan Jeje kemana pun. Jeje yang terbiasa di tinggal orang tuanya yang sibuk, lebih banyak menghabiskan waktu dengan Pak Amin.
Fira yang keluar dari kamarnya dengan membawa gaunnya, melihat Jeje sedang melihat foto keluarganya hang terpanjang di meja.
"Kamu lihat foto siapa?" tanya Fira yang curiga, karena disana ada foto dirinya juga waktu kecil.
"Foto Pak Amin," jawab Jeje pada Fira.
"Aku pikir dia lihat foto aku."
"Kamu mengira aku melihat Fotomu?"
Fira yang mendengar Jeje menebak pikirannya hanya tersenyum.
"Tapi dulu kamu lucu juga," ucap Jeje melihat foto Fira waktu masih berumur lima tahun yang nampak lucu dan mengemaskan. "Waktu kecil kamu gedut ya," goda Jeje pada Fira.
"Namanya anak kecil, wajar gendut," elak Fira saat Jeje mengodanya.
"Dulu Pak Amin sering bilanh putrinya cantik, tapi dia tidak bilang kalau anaknya gendut."
Fira yang mendengar Jeje memuji sekaligus meledeknya hanya menatap tajam pada Jeje.
"Apa kamu sedekat itu dengan ayah, sampai dia bercerita tentang aku."
"Iya, aku sangat dekat dengan pak Amin. Dulu beliau yang selalu mengantarku sekolah saat mama papa sibuk. Jadi aku sering sekali bercerita tentang segalanya pada beliau. Beliau sangat berjasa pada ku," jelas Jeje. "Tapi sayang saat beliau meninggal aku tidak ada." Jeje sedikit menyesali, karena tidak bisa hadir karena sedang jalan-jalan ke luar negeri bersama Daffa dan Atta.
"Ayah pasti memahami akan ketidakhadiran mas Jeje." Fira mencoba menenangkan Jeje yang merasa bersalah saat tidak bisa datang ke pemakaman ayah Fira.
"Kamu tinggal sendiri saat Pak Amin meninggal, dan Bu Ani kerja di rumah aku?" tanya Jeje penasaran, bagaimana kehidupan Fira saat ayahnya meninggal dunia.
"Waktu aku SMP Bu Inan memberikan izin untuk ibu pulang setiap hari, tapi saat aku SMA ibu dah mulai menetap disana dan pulang seminggu sekali"
"Kenapa Bu Ani tidak pulang waktu kamu SMA?, apa mama melarang?" tanya Jeje ingin tau apa alasan Bu Ani memilih menetap di rumahnya, dan meninggalkan putrinya tinggal sendiri.
"Nggak, Bu Inan sebenarnya sudah mengizinkan, tapi ibu merasa tidak enak karena keluarga kamu sudah banyak membantu kami. Lagian waktu itu aku sudah cukup besar, dan bisa menjaga diri. Kebetulan sebelah rumah kami adalah adik ibu, jadi ibu menitipkan ku untuk mengawasi aku saat ibu tidak ada," jelas Fira.
"Tapi aku tidak pernah tau kalau Bu Ani dan Pak Amin punya anak secantik kamu, walapun Pak Amin sering sekali bilang, aku tidak membayangkan ternyata yang di bilang Pak Amin benar."
Pipi Fira langsungmerona merah mendengar pujian dari Jeje, tapi seketika dia tersadar bahwa Jeje adalah majikannya tidak boleh dia terlalu terlena dengan pujian dari Jeje.
"Ayo kita kembali ke apartemen aku sudah selesai." Fira mencoba mengalihkan pembicaraan dengan Jeje.
Jeje pun mengiyakan permintaan Fira untuk kembali ke apartemen. Jeje dan Fira melangkahkan kakinya menuju mobilnya dan melajukan mobilnya.
Saat di perjalanan, Fira meminta untuk ke supermarket sebentar saat mengingat bahan masakan di apartemen Jeje sudah habis . Sesuai permintaan Fira, akhirnya Jeje melajukan mobilnya ke supermarket terdekat.
Fira membeli beberapa stok untuk di isi lemari pendingin, dan membeli beberapa bahan masakan, untuk di masak makan siang bersama Jeje.
"Mas Jeje mau makan siang apa?" tanya Fira mendorong troli seraya mengambil beberapa barang yang di butuhkan.
"Aku mau udang goreng tepung aja."
"Apa udang goreng tepung makanan kesukaan mas Jeje?" tanya Fira yang ingin tahu.
"Iya, aku sangat suka udang goreng tepung, dari dulu mama sering sekali membuatkan untukku." Fira hanya mengangguk saat Jeje menjelaskan makanan kesukaannya, dalam hati Fira berpikir, udang goreng tepung adalah makanan yang tidak susah untuk di buat.
"Oke aku akan masak udang goreng tepung dan tumis kailan aja ya."
Jeje mengiyakan tawaran Fira, dan menemani Fira memilih udang segar dan beberapa sayuran untuk di masak siang ini.
Setelah belanja beberapa bahan dan kebutuhan untuk di apartemen, Jeje dan Fira kembali ke apartemen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
Sriningsih
Pasti yg nulis ikut baper sndri😅
2022-09-20
0
・Kannaㅤкαωαi♨
.
2022-08-29
0
💫R𝓮𝓪lme🦋💞
ternyata c Jeje gak sedingin yang aku bayangkan,baik ko orangny😁
2022-06-17
0