Daffa dan Adhi berjalan meninggalkan Jeje yang sedang menunggu Fira. Mereka tidak mau menganggu romantisme sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta.
"Mama dah kabarin kamu kan, kalau mama mau kamu kesana?" tanya Daffa sambil berjalan ke arah parkiran untuk mengantar Adhi.
"Udah Bang, tapi aku masih pikirin," jelas Adhi
Daffa tahu bahwa adiknya masih berat untuk menerima sang mama, tapi sebagai kakak dia tidak bisa memaksakan.
"Ya sudah kamu pikirin aja lagi, Abang dukung kamu, apa pun keputusan kamu." Daffa memegang pundak Adhi menyalurkan semangat.
"Makasih Bang." Adhi senang mempunyai kakak seperti Daffa yang selalu mengerti apa yang dia rasakan. Sejak kecil Daffa lah yang paling mengeri dirinya.
"Ya sudah aku balik duluan ya bang, maaf nggak bisa bantu beresin," ucap Adhi.
"Iya nggak apa-apa, biar pelayan nanti yang bantu beresin. Kamu nggak mau nunggu Jeje selesai, biar sekalian kenalan sama ceweknya," tawar Daffa pada Adhi.
"Nggak Bang, banyak yang aku mau kerjain, tadi kesini juga karena abang minta tolong," elak Adhi.
"Ya udah kamu hati-hati, makasih dah bantu Abang." Daffa tersenyum.
"Ya elah sama siapa aja Bang, ya udah ya, bye..." Adhi memasuki mobil, dan melajukan mobilnya.
Daffa pun kembali ke restoran setelah mengantar Adhi. Saat dia hendak masuk ke dalam restoran, tiba-tiba Daffa bertemu Jeje dan Fira di pintu masuk restoran.
Fira yang melihat Daffa hanya tersenyum ke arah Daffa.
"Kalian udah mau pulang?" tanya Daffa saat melihat Jeje dan Fira hendak keluar dari restoran.
"Ya bro, makasih ya." Jeje hanya memberi kode ucapan terimakasih untuk apa yang sudah dilakukan oleh Daffa.
"Mungkin maksudnya teman yang udah bantu kejutan tadi itu Daffa, " batin Fira menebak.
"Buat temen apa yang nggak, tapi ngomong-ngomong selamat ya kalian dah jadi sepasang kekasih," ucap Daffa mengucapkan selamat, dan mendapat balasan senyuman dari Fira.
"Cepetan di nikahin keburu di tikung orang," bisik Daffa mengoda Jeje.
Daffa yang mengoda Jeje langsung mendapat tatapan tajam dari Jeje, tapi dia tidak takut karena sudah tau benar temannya seperti apa.
"Apa kak Daffa yang membantu kamu?" tanya Fira saat mereka berjalan ke arah parkiran
"Iya."
"Berarti restoran ini punya kak daffa?"
"Iya."
Fira yang mendapat jawaban iya hanya tersenyum, dirinya yang sering sekali ke restoran ini tidak tahu kalau restoran ini milik Daffa. Dan ke depan Fira akan sangat malu saat ke restoran ini, karena di restoran ini Jeje menyiapkan segala kejutan untuknya.
***
Dalam perjalanan ke apartemen Jeje mengenggam tangan Fira erat. Tangan kanannya memegang kemudi, sedangkan tangan kirinya mengenggam tangan Fira. Rasa bahagia terpancar dari wajah keduanya.
"Fokus nyetirnya, jangan pegangin tangan aku mulu," rajuk Fira yang melihat Jeje mengenggam tangannya sambil menyetir.
"Ini juga fokus kok," elak Jeje.
"Kamu tau aku senang banget," lanjut Jeje.
Fira hanya tersenyum melihat Jeje yang begitu bahagia, dirinya pun sama seperti yang dirasakan oleh Jeje saat ini.
"Kamu sejak kapan jatuh cinta dengan ku?" Tanya Fira ingin tau, sejak kapan Jeje mulai jatuh cinta padanya.
"Sejak pertama melihat kamu di kamar aku," jawab Jeje yang mengingat pertama kali dia jatuh cinta pada Fira.
Fira mengerutkan keningnya, bingung dan tidak percaya pada ucapan Jeje.
Jeje yang menyadari ketidak percayaan Fira hanya tersenyum. "Kamu nggak percaya?"
Fira pun mengeleng. " Bagaimana aku percaya, bukannya kamu galak banget sama aku waktu pertama bertemu, dan kamu terus saja marah-marah?" keluh Fira kesal mengingat pertemuan pertama mereka.
Jeje langsung tertawa mendengar Fira mengingat pertemuan mereka. "Kamu sebel ya?" tanya Jeje pada Fira,
"Iya," ucap Fira menjawab bagaimana menyebalkannya pertemuan mereka pertama kali.
"Mungkin aku grogi di depan kamu, jadi aku menutupi dengan cara marah-marah," jelas Jeje yang tak mau Fira salah paham.
"Dan saat aku berhenti berkerja, kamu semakin suka marah-marah kan?"
"Dari mana kamu tahu." Jeje tak menyangka kalau Fira akan tahu keadaan dimana dia berhenti berkerja.
"Karena asisten rumah tangga yang mengantikanku keluar karena kamu suka marah-marah," jelas Fira pada Jeje.
Jeje benar-benar merasa sangat malu, saat Fira tahu alasan asisten rumah tangga sebelum Fira datang, berhenti karena tidak tahan dengan Jeje yang suka marah-marah.
"Tapi aku janji deh nggak akan marah-marah lagi." Jeje menatap Fira, meyakinkan Fira, dan Fira mengangguk tanda mengerti.
"Lalu kapan kamu mulai jatuh cinta padaku?" Tanya Jeje sejenak dia menatap Fira, dan beralih kembali menatap jalanan.
Fira mengingat kapan dia mulai jatuh cinta dengan Jeje. " Sejak memandangi kamu," ucap Fira malu mengingat waktu dimana dia diam-diam memandangi Jeje dan berunung Jeje menghukumnya, untuk menghadiri undangan pernikahan mantan kekasih Jeje. "Tapi aku berusaha buat menepis rasa di hati aku"
Jeje menoleh pada Fira, "Kenapa kamu menepisnya?"
"Aku sangat takut terjebak cinta majikan seperti dirimu," ucap Fira tersenyum.
"Terjebak cinta majikan?" Jeje hanya menarik garis senyumnya saat Fira memberi istilah itu.
"Iya, aku merasa tidak pantas mencintai majikan aku sendiri." Fira langsung menantap sendu. "Aku juga takut, ibu akan kecewa saat aku mencintaimu, maka dari itu aku berusaha menepisnya"
Jeje menyadari keadaan yang sekarang mereka berdua hadapi. Status sosial yang mereka hadapi memang bukan hal mudah. Tapi Jeje yakin mereka berdua bisa menjalaninya.
"Waktu aku berhenti berkerja, aku benar-benar baru merasakan, kalau aku tidak bisa menepis rasa di hatiku, dan saat aku kembali berkerja aku berusaha menghindari mu, tapi tenyata aku tetap tidak bisa menepis rasa cintaku juga." Fira menatap penuh cinta pada Jeje, mengungkapkan isi dalam hatinya.
"Kita akan menghadapi bersama-sama, kita akan yakinkan orang tua kita nanti"
Fira yang mendengar ucapan Jeje pun mengangguk, dia juga yakin akan bisa menghadapai berdua dengan Jeje.
"I love you sayang," ucap Jeje mengucup tangan Fira yang dia genggam.
"I love you too." Fira tersenyum.
"Aku harap kebahagiaan ini nggak akan cepat berakhir," batin Fira.
Sebenarnya ada rasa takut di hati Fira. Sejujurnya menjalani ini semua berat bagi Fira. Fira tak bisa membayangkan reaksi ibunya, jika tau dia menjalin kasih dengan majikannya, dan akan seperti apa reaksi ibu Jeje yaitu majikan saat tau anaknya menjalin kasih dengan seorang asisten rumah tangga.
Apa mereka akan mengizikan hubungan ini atau mereka akan meminta mereka berpisah. Tapi Fira berusaha menjalani seperti yang sudah di janjikan Jeje untuk menjalani bersama-sama dan menghadapi semua bersama - sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
🍀 chichi illa 🍒
sesuai judul ☺️☺️☺️
2022-10-22
0
💫R𝓮𝓪lme🦋💞
selamat berjuang ya Je,Fir😁
2022-06-18
0
Hikmah Araffah
knp ga nikah aja sih ,takut kebablasan tinggal berdua
2022-06-08
0